Thursday, August 30, 2018

My Mate (MM) Part 18 ~Rify~

Mario, pria itu sedikitpun tidak beranjak dari posisinya yang kini tengah duduk di sebelah ranjang Alyssa. Sudah tiga hari setelah sadarnya Mario, Alyssa belum juga membuka matanya dan itu cukup membuat Mario nyaris seperti orang gila. Mario tidak melakukan apapun selain menggenggam erat tangan Alyssa dengan mengucapkan maaf berkali-kali.


Segala urusan yang ada di pack pun tidak Mario hiraukan. Bahkan Zeth sendiri yang harus turun tangan untuk mengurusnya. Tentu saja tidak terlalu sulit bagi Zeth karena Mario belum banyak melakukan perubahan kepemimpinan dan peraturan di pack. Masih sama dengan peraturan seperti kepemimpinannya dulu saat menjadi Alpha.


"Sayang....." lirih Mario putus asa. Tangannya menggenggam erat jemari Alyssa dan menumpukan dahinya di sana. Sudah Tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Ia sendiri bahkan belum bisa menggunakan kekuatannya untuk memulihkan Alyssa karena Mario juga merasa tubuhnya semakin hari semakin tak bertenaga. Bagaimana mungkin ia bisa tenang jika kondisi mate-nya masih terbaring dengan mata tertutup seperti ini. Karena seorang Alpha begitu tergantung dengan Luna-nya. Begitu pun sebaliknya.


"Permisi Alpha" ucap Louis menunduk sopan meski Mario sama sekali tidak menggubrisnya.


"Maaf Alpha, tuan Zeth sudah menunggu anda di penjara bawah tanah. Hukuman untuk nona Sivia harus segera dilaksanakan"


Genggaman tangan Mario mengerat di tangan Alyssa begitu mendengar nama Sivia. Nama yang membuat emosinya memuncak akhir-akhir ini. Sialan! Wanita brengsek itu kenapa tidak langsung mereka hukum mati saja.


"Jalang itu masih hidup?" ucap Mario tak bisa menyembunyikan geraman marah dinadanya. Tangannya semakin menggenggam jemari Alyssa. Ia membutuhkan kontrol tubuhnya saat ini. Dan satu-satunya yang bisa melakukannya adalah Alyssa.


"Maaf Alpha, kami semua menunggu perintah dari Alpha untuk hukuman nona Sivia"


Mario mengangguk paham, memang untuk segala hukuman yang akan dijalankan di pack adalah atas perintah seorang Alpha.


"Kalau begitu siksa wanita itu sampai iya melonglong meminta ampun. Jangan sampai wanita itu mati sebelum Alyssa sadar. Aku ingin Alyssa melihat kematian wanita itu" ucap Mario dan Louis hanya mengangguk mengerti sebelum akhirnya ia menunduk dan beranjak dari sana.


"Wanita itu..." Mario menelan salivanya berusaha menahan air matanya yang siap menetes kapan saja ia berkedip.


"Kau harus melihat kematiannya sayang, kau harus bangun dan melihat bagaimana wanita itu akhirnya mati secara perlahan karena sudah membuatmu seperti ini"


Mario menunduk dan air mata itu akhirnya menetes dari kedua netra hazel yang sudah tidak mampu lagi menahan laju air matanya.


"Bangun, Hon. Aku bisa mati jika kau terus seperti ini"


 Semua orang akan tahu betapa menyedihkannya seorang Mario saat ini. Terisak hebat sembari menggenggam tangan wanita yang masih saja terpejam seakan tak menyadari betapa menderitanya Mario karena keadaannya.


Mario menggigit bibir dalamnya, tangannya yang menggenggam jemari Alyssa bahkan bergetar menahan tangis. Ini sangat menyakitkan. Bahkan Stev pun tak dapat ia rasakan lagi keberadaannya karena lemahnya tubuhnya saat ini sehingga ia tidak bisa berbagi tempat dengan Stev.


Hingga akhirnya, gerakan ringan dari jari Alyssa menyentak Mario. Membuat jantung Mario bergemuruh hebat dengan tangan yang semakin bergetar.


"Ray!! Cepat kemari brengsek!"


-siskahaling-


Mario tak henti-hentinya mencium jemari Alyssa yang ada di genggamannya sambil melontarkan kata terimakasih yang tak ada habisnya.


Tadi begitu ia memanggil Ray dan Ray memeriksa keadaan Alyssa. Wanita itu sempat membuka matanya walaupun beberapa detik setelahnya mata itu terpejam lagi.


Tidak apa-apa. Tidak apa-apa walaupun Mario hanya melihat sekilas mata bulat yang ia rindukan itu terbuka. Begitu ia mendengar penjelasan dari Ray jika Alyssa sudah melewati masa kritisnya dan Alyssa kembali tertidur karena kondisinya masih lemah, membuat dada Mario membuncah bahagia.


Alyssa sudah di pindahkan ke kamar mereka. Tidak ada lagi alat bantu pernapasan dan alat alat penunjang kehidupan lainnya yang menempel di tubuh Alyssa. Hanya infus yang masih menempel di pergelangan tangan kiri Alyssa yang berisi cairan nutrisi Karena bagaimana pun Alyssa sedang mengandung dan bayi mereka butuh asupan nutrisi setiap harinya.


Mario memperbaiki selimut Alyssa agar tubuh Luna-nya itu tetap hangat lalu memeriksa jarum infus Alyssa memastikan infus itu masih terpasang dengan benar di pergelangan tangan wanitanya. Setelah semuanya ia pastikan aman, Mario ikut berbaring di ranjang kosong sebelah Alyssa, jujur saja tubuhnya masih terasa lemas dan ia butuh istirahat. Namun beberapa hari ini ia bahkan tidak tidur barang satu jam pun. Hanya terfokus dengan keadaan Alyssa. Kini begitu kondisi Alyssa membaik, Mario ingin sekali mengistirahatkan tubuhnya di sebelah tubuh Alyssa.


"Terimakasih, Hon. Terimakasih sudah bertahan untukku"


-siskahaling-


Jantung Mario berdetak hebat begitu mengetahui Alyssa sudah tidak ada di sebelahnya. Ya Tuhan, menyesal rasanya ia memejamkan matanya jika bangun disambut dengan kekosongan di ranjang sebelahnya.


Mario menyibakkan selimutnya dan langsung memeriksa kamar mandi namun kosong Alyssa tak ada disana. Segera saja Mario melangkah tergesa menuruni tangga melingkar menuju lantai bawah.


"Louis!" teriak Mario begitu ia sampai bawah. Jantungnya bahkan kembali bergemuruh karena ketakutan.


"Iya, Alpha?"


"Dimana, Alyssa?" sergah Mario cepat tidak sabaran. Di hiraukannya keringat dingin yang memenuhi seluruh tubuhnya.


"Di rumah sakit pack Alp-"


Mario pergi begitu saja tidak memperdulikan Louis yang bahkan belum menyelesaikan ucapannya. Satu yang Mario tangkap. Rumah sakit. Astaga, apa lagi yang terjadi dengan wanitanya itu. Ia benar-benar akan mati ketakutan jika terus seperti ini.


Brakkkkk


Mario membuka kasar pintu ruang rawat khusus dan tubuhnya seketika bergetar menahan segala luapan emosi yang ada di tubuhnya. Senang, takut, marah, semua melebur menjadi satu di hatinya.


Disana, wanitanya, Alyssa, sedang duduk bersandar di ranjang dengan Manda yang tengah menyuapinya. Netra bulat berwarna coklat itu menatapnya, tersenyum begitu melihat kehadirannya.


"Hai" sapa Alyssa tersenyum dengan begitu manis sehingga sulit di tanggung oleh Mario yang masih diliputi rasa takutnya.


Mario berlari, tersandung sandung karena terlalu terburu-buru lalu meraih Alyssa kedalam pelukannya. Erat, sangat erat Mario memeluk Alyssa hingga Alyssa meringis merasakan sesak didadanya.


"Kau...." ucap Mario parau, diselingi isakan yang tidak dapat Mario Sembunyikan.


"Berhenti membuatku takut" Alyssa mengusap punggung Mario. Menenangkan pria yang tengah menangis di pelukannya.


"Aku bangun dan kau tidak ada"


Masih terisak, Mario kembali membuka suara. Persetan jika semua orang menganggapnya cengeng. Tidak ada yang tahu seberapa terguncangnya hati Mario beberapa akhir ini sehingga membuatnya mudah menangis.


"Aku disini" ucap Alyssa lalu mengurai pelukan Mario di tubuhnya.


"Bagitu aku sadar, kaki ku sulit untuk di gerakkan, dan tepat saat itu mommy masuk dan memanggil Ray. Dan Ray menyarankan untuk terapi makanya aku disini sekarang" jelas Alyssa. Mengusap puncak kepala Mario yang berkeringat.


"Kau tak membangunkanku" ucap Mario kesal tak di libatkan di sesi terapi yang baru saja Alyssa selesaikan.


"Tidurmu terlalu nyenyak, aku tak tega membangunkanmu"


Mario menghela nafas, kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alyssa. Mencari kenyamanan yang selama ini ia rindukan.


"Jangan ulangi lagi. Kau membuatku takut setengah mati, Hon"


-siskahaling-


>>>My Mate<<< 
30 Agustus 2018
@siskahaling

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.