Saturday, July 16, 2016

Coretan Biasa @siskahaling



Mario Stevano Aditya Haling. Nama yang udah gak asing lagi bagi orang-orang yang ada di sekeliling gue karena gue selalu sebut Rio sebagai pacem gue di depan mereka semua, cowok yang selalu gue ceritain ketika gue lagi nunggu dosen, cowok yang selalu gue ceritain saat gue lagi kumpul sama kakak kos dan cowok yang bisa bikin temen-temen gue geleng-geleng karena lihat kelakuan gue yang absurd banget kalau Rio udah balas mention gue. Lo semua bisa tanya sama satu kelas gue siapa yang gak kenal sama kegilaan seorang Siska Friestiani kalau udah ngomongin Rio. Yang setiap hari rela bawa laptop Cuma karena mau lihat album 2M yang bahkan temen-temen sekelas gue sendiri udah bosen sama lagunya.

Tentu aja semua gak seindah seperti yang saat ini lo semua bayangin, mengkhayalkan gue heboh di kelas bareng temen-temen. Ada yang welcome dengerin kehebohan gue, ada yang ngejudge tentu aja, ada yang geleng-geleng gemes lihat tingkah gue, bahkan ada yang frontal yang kadang bikin gue mau nangis. Dan untungnya gue udah dapat wewejang dari Rio kalau orang kayak gitu gak usah diladenin.

“Rio on Fa!”

“Iya? Apa katanya yang?”

“Baru mention belum di balas. Hahaha”

“Kasih tau Ulfa ya yang nanti kalau di balas”

Namanya Ulfa, temen sekelas dari awal gue mengenal dunia kampus, sahabat seperjuangan yang selalu welcome kalau gue ajak ngomongin Rio. Apa aja gue ceritain sama dia termaksud Doi gue yang gak peka. Hahaha.

“Sis, aku gak pernah kayaknya lihat Rio di TV”

“Lah, memang apa hubungannya sama Rio yang masuk TV?”

“Masa ngefans sama orang yang gak pernah masuk TV”

Gue diem, bukan bingung mau jawab apa, tapi gue bingung sama orang yang masih suka ngefans sama idola yang sering masuk TV. Idola bukan yang tiap hari masuk TV kan? Idola bukan yang harus dikenal banyak orang kan? Apa pemikiran orang-orang zaman sekarang sedangkal itu? Lagi pula gue bukan orang yang tergila-gila sama idola karena sering masuk TV, karena menurut gue idola itu penginspirasi, pemotivasi, bisa jadi moodboster di setiap waktu bukan yang sering masuk TV. Gue gak munafik kalau gue juga pengen banget Rio kembali lagi ke dunia pertelevisian, tapi rezeki bukankah sudah di atur tuhan? Kita hanya bisa berusaha untuk meraih rezeki tersebut, kalau belum saatnya kita harus bersabar.

Dan pada saat itu gue Cuma bisa senyum sambil jawab “Dia orang yang terlalu baik untuk di kenal sama orang kayak kamu, karena dia istimewa. Cukup diam dan perbaiki pemikiran mu yang dangkal itu”

Haahhh, terlalu banyak cerita kalau yang bakal bosen kalian nanti bacanya kalau gue ketik disini. Karena yang pasti intinya banyak suka duka yang gue dapat tentang Rio dari teman-teman aku gue.

Ngomong-ngomong soal Rio, banyak job MnG ya sekarang? Baru aja semalam dia MnG di Bandung, ehhh, habis itu kuningan dan Surabaya juga nyusul

Gue kadang suka lucu dan bangga juga sih saat satu kota udah buat MnG Rio pasti kota lain berlomba-lomba juga untuk ngadain juga. Hahaha, susah memang sih nolak pesona seorang Mario, belum pernah ketemu aja bikin kangen apa lagi kalau udah ketemu sekali kangen gak tertolong lagi. Wkwk.

Kadang kala ada rasa gue buat pengen banget ketemu Rio tapi ya apa daya kan jarak jauh. Pernah berniat mau buat MnG juga untuk Pekanbaru tapi terhalang sama peserta karena anak-anak Rise Pekanbaru udah pada keluar kota buat sekolah. Jujur, gue suka senyum-senyum sendiri kalau lagi lihat foto-foto Rio sama anak-anaknya lagi MnG, seolah gue gak lihat idola sama fansnya., tapi gue ngerasa ngelihat cowok populer yang digilai sama temen-temennya.

Rio ya? Orangnya asyik, tengil udah pasti dan memang udah jadi predikat, selalu bully anak-anak kalau udah nongol di TL dan anak-anak selalu suka kalau di bully. Coba kasih tau gue idola mana yang suka bully dan bullyannya di kangenin sama sang korban? Baru Rio kayaknya.

Mario, mungkin kita memang gak pernah ketemu untuk saat ini dan aku juga selalu berusaha kok Yo untuk bisa ketemu kamu, pengen juga sih di peluk kamu kayak anak-anak lainnya.

Mario, terima kasih untuk waktu 6th nya yang selalu terasa istimewa di setiap tahunnya. Tahun dimana kamu follback aku, tahun dimana kamu balas mention aku, tahun dimana aku dapat pin kamu, tahun dimana aku cari dan dapat id line kamu. Semuanya masih jelas kok yo aku ingat. 6th yang banyak pembelajaran, 6th mengenal apa arti seorang idola, 6th mengajarkan apa itu mengidolakan yang sesungguhnya, 6th yang mengajarkan kalau keluarga itu gak hanya dari darah yang sama, 6th yang selalu aku syukuri setiap kejadian mengenalmu Mario.

Mario, aku mungkin hanya salah satu dari para idolamu yang merasa beruntung mengenalmu, aku hanya seorang fans yang ber-username @siskahaling yang selalu ganggu notif mu setiap hari, dan aku adalah hanya salah satu dari ribuan anak-anakmu yang selalu menjadi korban bullyanmu dan aku menyukainya. Hahahah..

Teruslah jadi sosok yang membanggakan Rio, teruslah jadi sosok yang aku kagumi dan teruslah jadi sosok yang membawa kebahagiaan untuk orang-orang yang mencintaimu.

Dari fans mu yang suka lemot dan error :D

@siskahaling

Wednesday, June 29, 2016

My Mate (MM) Part 17 ~RiFy~

Gak mau banyak omong, karena takut di bawain rudal. Langsung Otw ke cerita aja.
Yukk mariiii....

@siskahaling

Suasana di BlackMoon saat ini benar-benar kacau. Setelah aksi penculikan Alyssa dan kembali dengan di antar oleh Mike dalam keadaan yang mengkhawatirkan tak berselang lama, Mario, Alpha mereka pun datang dalam keadaan yang tak kalah mengkhawatirkan. Ray, yang memang dokter khusus pack pun bergegas datang saat mengetahui kondisi Alpha dan Luna benar-benar mengkhawatirkan.

Mereka semua begitu marah mengetahui Alvin dalang di balik ini semua dan oh, jangan lupakan Sivia yang kini sudah berada di dalam penjara bawah tanah karena pengkhiatan yang wanita itu lakukan. sebenarnya mereka semua ingin langsung membunuh Sivia jika saja waktu itu Louis tidak menahan karena bagaimana pun sang Alpha yang berhak memberikan hukuman kepada Sivia.

"Bagaimana Ray?" Manda, wanita paruh baya itu terlihat begitu khawatir begitu Ray selesai memeriksa Mario yang kini terbaring tak sadarkan diri di ranjang kamar khusus perawatan yang tersedia di pack.

Ray menghela nafas sejenak, menghilangkan rasa tegang yang begitu ia rasakan tadi. Yang saat ini ia periksa adalah Mario. Alpha dari BlackMoon beserta Luna yang sudah pasti ia harus melakukannya sebaik mungkin tanpa kesalahan.

"Alpha untuk saat ini kondisinya sudah mulai stabil nyonya. Karena bagaimana pun Alpha memiliki kekuatan untuk tubuhnya melakukan penyembuhan sendiri sehingga mungkin untuk beberapa hari kedepan Alpha sudah bisa kembali beraktifitas seperti biasa" ucap Ray menjelaskan. Baik Manda dan Zeth menghela nafasnya lega.

Manda dan Zeth pada saat itu juga sangat terkejut mendapat kabar dari Louis yang memberitahu jika Mario dan Alyssa terluka parah dan dalangnya adalah Alvin. Anak bungsu mereka. Manda begitu menyayangkan sikap anak bungsunya itu. Bagaimana pun juga ia ibunya Alvin dan sudah pasti begitu terpukul mendapatkan kabar jika putranya itu kini telah tiada.

"Tetapi tuan" Ray kini mengalihkan tatapannya kepada Zeth. "Kondisi Luna saat ini kritis. Walaupun Luna sudah menjadi Luna yang seutuhnya dan memiliki kekuatan yang sama dengan Alpha untuk tubuhnya melakukan penyembuhan, tapi kondisi Luna yang saat ini tengah mengandung membuat kekuatan itu tidak bisa berfungsi tuan"

Zeth seakan tidak terkejut mendengar penjelasan Ray. Jelas saja ia mengetahui hal itu, dan itu yang saat ini ia takutkan, jika Alyssa tidak bisa bertahan sudah pasti akan membuat Mario terpukul. Kehilangan Luna bagi seorang Alpha adalah sama saja mati. Segala pengendalian diri dan kekuatannya tidak akan bisa di kendalikan dengan baik oleh sang Alpha

"Apa yang bisa kita lakukan saat ini Ray?" tanya Manda angkat bicara saat Zeth tidak juga membuka suaranya.

"Menunggu Alpha sadar nyonya, karena hanya Alpha lah yang Luna butuhkan saat ini" Manda mengangguk mengerti.

"Kalau begitu kita akan menunggu Mario sadar"

"Tidak semudah itu sayang" Zeth menimpali ucapan Manda.

"Kondisi Alyssa saat ini kritis dan kita tidak tahu Alyssa dapat bertahan atau tidak sampai menunggu Mario sadar" detik itu juga, tubuh Manda jatuh meluruh dan dengan sigap Zeth menangkap tubuh istrinya.

"Apa yang harus kita lakukan" lirih Manda tak bertenaga. Tubuhnya saat ini benar-benar terasa lemah. Ia terlalu takut membayangkan hal buruk yang akan terjadi. Sudah cukup ia kehilangan Alvin, ia tidak mau jika harus kehilangan anak, menantu dan cucunya. Sudah cukup ia menunggu momen dimana ia akan melihat Mario bahagia. Namun jika anaknya tersebut harus kehilangan matenya, ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan anak sulungnya itu.

"Tenang sayang, kuatkan dirimu, kau juga akan menyakiti ku jika kau seperti ini" Zeth membisikkan kata penyemangat untuk istrinya. Kondisi seperti ini yang paling Zeth takutkan, Manda akan kembali drop jika beban berat memenuhi fikirannya.

"Mario....."

"Semuanya akan baik-baik saja, aku janji" bisik Zeth menenangkan manda, mengecup lembut kening yang kini sudah mulai menimbulkan kerutan samar.

@siskahaling

Seperti yang Ray katakan, sehari setelah Mario tidak sadarkan diri kini pria itu telah membuka kedua matanya. dan hal yang pertama kali Mario lakukan adalah menghampiri Alyssa yang masih terbaring tak sadarkan diri di samping ranjang rawatnya.

Mario begitu terpukul melihat kondisi Matenya saat ini, terbaring lemah di ranjang rawat dengan mata yang terpejam rapat, meninggalkan Mario dalam keheningan yang mencekam.

Sebenarnya Mario ingin sekali kembali memberikan kekuatannya kepada Alyssa seperti yang pernah ia lakukan saat ia sedang melawan Alvin, namun percuma saja jika ia melakukan itu sekarang karena sekarang kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukannya, dan jika ia nekat melakukannya, tidak mustahil ia akan kehilangan nyawanya. Mario sebenarnya sudah tak mau perduli dengan resiko yang akan ia terima, ia akan tetap ingin melakukannya. Namun saat ia mendengar perkataan Zeth yang sontak menghentikan aksi keras kepalanya itu.

"Kalau kau melakukannya memang akan membangunkan Alyssa, Mario. Tapi kau harus tau kau bisa saja kehilangan nyawa mu" jelas Zeth saat itu.

"Aku tidak perduli ayah, aku hanya ingin Alyssa bangun. Persetan dengan keselamatan ku" Mario bergemetuk marah, menatap tajam Zeth yang masih saja mencoba menghalangi niatnya. Tidak tau kah bahwa ia begitu sangat tersiksa melihat Mate-nya seperti ini.

"Kau boleh tidak memperdulikan keselamatan mu, Mario, tapi kau harus pedulikan Alyssa, apa yang seorang Luna rasakan jika ia kehilangan Alpha-nya. Kau tahu bukan jika Luna juga tidak akan bisa hidup tanpa seorang Alpha? Kalian sudah terikat" dengan tenang, Zeth menjelaskan kepada anaknya. Ia tahu sangat tahu bagaimana perasaan anaknya saat ini, ia dulu juga pernah merasakannya ketika Manda nyaris merenggang nyawa saat istrinya itu sedang melahirkan Mario.

Mario terdiam, meresapi kata-kata yang Zeth ucapkan. Ayahnya benar, Alyssa juga tidak akan bisa hidup jika ia mati dan begitu pun sebaliknya. Mario berteriak sembari menjambak rambutnya frustasi.

"Lalu apa yang harus aku lakukan ayah" suara itu penuh keputusasaan, terdengar begitu frustasi.
Zeth diam, ia juga sebenarnya bingung apa yang harus ia lakukan. Posisinya saat ini begitu sulit.

"Temani Alyssa, sampai kondisi mu membaik, baru setelah itu kau baru bisa melakukannya." Ucap Zeth akhirnya. Setidaknya Alyssa masih mampu bertahan jika Alyssa bisa merasakan keberadaan Mario disekitarnya.

"Bukankah sewaktu-waktu Alyssa bisa saja pergi? Ray memberitahu ku bahwa kondisi Alyssa kritis dan kapan pun Alyssa bisa saja-" Mario menelan ludahnya susah payah. Suaranya tercekat tak mampu lagi melanjutkan kata-katanya.

"Alyssa akan bertahan Mario jika kau selalu bersamanya. Energi positif dari seorang Alpha akan bisa Luna-nya rasakan saat dalam kondisi apa pun"

"Dengar, Mario. Jangan lakukan sesuatu tanpa memikirkan akibat kedepannya"
Mario mengingat semuanya, mengingat semua ucapan yang Zeth katakan tadi kepadanya. Apa ia harus menunggu tubuh ini untuk kembali sehat. Kenapa rasanya lama sekali kekuatannya untuk menyembuhkan kondisinya kembali. Dalam kondisinya yang seperti ini juga Stev tidak bersamanya, serigala itu akan tertidur didalam fikirannya.

"Sayang..." ucap Mario dengan suara bergetar, tenggorokannya tercekat seakan menahan setiap kata yang akan Mario ucapkan.

Mario merasa kedua matanya terasa panas, sepertinya ia akan kembali menangis, terlalu sulit jika ia harus berada di posisi seperti ini.

"Hey, kau tidak ingin membuka mata cantikmu ini sayang" tangan Mario terulur mengusap lembut puncak kepala Alyssa. Sementara kedua mata Alyssa terpejam. Terlihat begitu damai.

Mario kembali mengingat masa-masa ketika ia telah menemukan matenya. Mengingat untuk pertama kalinya ia melihat sosok gadis mungil dengan gaun biru polos sedang duduk di kursi taman. Gadis-nya yang begitu cantik, begitu polos dan memiliki wangi vanilla yang Mario sukai

"Kau harus bangun sayang, kau harus bangun untuk ku." Mario menatap Alyssa sepenuhnya. Matanya saat ini terasa panas, dengan pandangan yang memburam karena terhalang air mata yang kapan saja siap jatuh hanya dengan sebuah kedipan mata.

"Ku mohon bangun Alyssa, sadarlah! Aku sangat membutuhkanmu di hidupku" Mario menggenggam tangan Alyssa begitu erat, sesekali mengecup punggung tangan Alyssa dengan lembut.

"Apa yang harus aku lakukan untuk membuat mu bangun honey" lirih Mario penuh keputusasaan. Kepala Mario menunduk, menumpukan dahinya di genggeman tangan mereka.

Air mata Mario menetes. Yah Mario menangis, menangis untuk seorang Alyssa, luna-nya. Tak menghiraukn air matanya jatuh membasahi tangan Alyssa yang ada di genggamannya. Hingga akhirnya jemari Alyssa bergerak pelan, sangat pelan hingga Mario sendiri tak dapat merasakan gerakan pelan itu di genggamannya.

@siskahaling

Louis menghampiri Jessi yang saat ini masih bersandar lemah di ranjangnya. Wanita itu juga kondisinya tidak dapat dikatakan baik saat Jessi harus terpental dan terhempas ke dinding dengan begitu kuat saat hendak menyelamatkan Alyssa.

Jessi begitu terkejut saat melihat Loius yang datang menghampirinya. Ia takut saat ia harus disalahkan dalam peristiwa penculikan Luna karena tidak berhasil menyelamatkan Luna.

"Kau sudah bangun?" Tanya Louis basa-basi untuk memulai percakapan.

Sedangkan Jessi, wanita itu hanya mengangguk mengiyakan jawaban Louis.

"Apa aku mengganggu waktu istirahat mu?" Tanya Louis saat melihat Jessi yang tak nyaman.

"Ahh, ti- tidak Beta. Ha- hanya saja aku sedikit terkejut saat Beta menemui saya" jawab Jessi terbata. Membuat Louis mau tak mau menggulum senyum.

Louis cukup tau bagaimana keseharian Jessi. Ia sempat menanyakannya kepada para maid yang ada di pack.

"Tak perlu gugup, aku hanya ingin mengecek kondisi mu, karena bagaimana pun kau terluka karena ingin menyelamatkan Luna"

Jessi mengangguk kaku "Tidak apa-apa Beta, melindungi Luna adalah kewajiban untuk semua penghuni BlackMoon"

Louis mengangguk menyetujui jawaban Jessi yanga memang benar adanya.

"Maaf Beta, bukan bermaksud lancang, tapi bagaimana nona Sivia saat ini?" Tanya Jessi memberanikan diri.

Louis menghela nafasnya berat "Sivia masih di penjara bawah tanah, kita belum bisa melakukan tindakan karena Alpha belum memerintahkan hukuman untuk Sivia. Saat ini Alpha masih terlalu fokus kepada Luna yang masih belum sadar"

Jessi menghela nafas saat mendengar penjelasan Louis. Seharusnya ia datang lebih cepat, seharusnya ia bisa membawa Luna jauh-jauh dari Sivia. Namun apalah daya, ia hanya seorang Maid yang tidak memiliki hak lebih selain mencuci baju Alpha dan Luna, seandainya saja ia dari awal memiliki keberanian untuk mengatakan Sivia adalah penghianat pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Tapi itu saja juga tidak mudah, memikirkan apakah ada yang percaya dengan perkataannya atau tidak membuat Ia kembali ragu untuk mengatakannya.

Sampai akhirnya ia secara diam-diam mengikuti Sivia dan mengetahui apa rencana jahat Sivia dan Alvin membuat Ia saat itu segera menuju BlackMoon untuk menyelamatkan Alyssa.

"Se- sebenarnya, saya sudah dari awal mengetahui jika nona Sivia adalah pengkhianat Beta" jelas Jessi memberanikan diri. Susah payah Jessi menelan ludahnya yang terasa seperti batu saat setelah ia mengatakannya kepada Louis.

Raut wajah Louis menegang mendengar pengakuan Jessi barusan.

"Darimana kau mengetahuinya?" Tanya Louis sedikit menuntut, meminta Jessi untuk menjelaskan semua.

"Saat itu, saya tidak sengaja melihat nona Sivia keluar mengendap-ngendap dari BlackMoon, dan waktu itu saya mengikutinya" Jessi menghentikan ucapannya sejenak, mengambil nafas mencoba mengumpulkan keberniannya untuk menceritakannya kepada Louis.

"Lalu saat itu, saya melihat nona Sivia menemui tuan Alvin" jeda sejenak.

"Pada saat itu saya berfikir jika nona Sivia hanya tidak sengaja bertemu dengan tuan Alvin, namun akhirnya saya mengetahui jika nona Sivia adalah pengkhianat karena saya memergokinya beberapa kali menemui tuan Alvin diluar pack"

Louis diam. Tidak menyela penjelasan yang disampaikan oleh Jessi, jadi selama ini apa yang iya fikirkan juga benar mengenai Sivia yang akhir-akhir ini sering bertingkah sedikit aneh dari pada biasanya. Lagi pula pantas saja Alvin mengetahui segala berita tentang Luna yang bahkan yang sudah di rahasiakan. Ternyata memang Sivia sebagai mata-mata di BlackMoon.

"Sampai akhirnya, saya kembali mengikuti nona Sivia dan kembali menemukan fakta bahwa mereka akan mengacaukan suasana BlackMoon dengan menculik Luna. Saat itu saya sempat berfikir untuk segera membawa Luna pergi dari BlackMoon tapi saya belum memiliki keberanian, dan ketika saya berniat untuk membawa Luna, nona Sivia menghalanginya, dan membawa Luna pergi" Jessi menundukkan kepalanya.

"Maafkan saya Beta, jika saya memberitahu sejak awal bahwa nona Sivia adalah penghianatnya pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Saya terlalu takut untuk mengatakannya karena saya hanya seorang maid yang perkataannya tidak selalu dipercaya. Saya takut, saya begitu lancang jika saya mengatakannya." Jessi menyudahi penjelasannya. Namun Louis masih tetap diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun membuat Jessi semakin takut.

"Tidak apa-apa Jess" akhirnya Louis membuka suara diselingi dengan senyum menenangkan.

"Terima kasih sudah menceritakannya kepadaku. Ini semua bukan salah mu, Sivia dan Alvin lah pelakunya." Louis masih tersenyum menatap Jessi yang menatapnya tak percaya.

Jadi, aku tidak disalahkan atas kejadian ini?? Batin Jessi berteriak.

"Baiklah, aku akan menyuruh Emily mengantarkan makan siang untukmu"

Jessi menggeleng keras "Ti- tidak perlu Beta, aku bisa mengambilnya sendiri" kini giliran Louis yang menggeleng.

"Tidak apa-apa, sebentar lagi makanan mu datang dan Ray akan kembali mengecek kondisi mu" ucap Louis lalu meninggalkan Jessi yang saat ini merasa tak enak. Ini semua sungguh berlebihan menurutnya. Ia tidak disalahkan atas semua kejadian yang terjadi di BlackMoon saja sudah m membuatnya lega.

@siskahaling

Hayoooo!!! Pendek ya? Wwkw. Tapi ini udah 2015 kata loh beneran gak bohong. Buat yang tebakannya semalam benee kalau Sivia adalah pengkhianatnya, di part terakhir akan aku dedikasikan ke orangnya ya. Buat yang komentar pertama dan menjawab benar tentu saja.
Okey, besok atau lusa mungkin LoCC akan aku post 😄

Sunday, April 24, 2016

My Mate (MM) Part 16 ~RiFy~

Test…
Wkwkw, lama vakum ya? Maklum banyak tugas. Hahaha, sebenernya ini udah selesai dari dua hari yang lalu tapi mau sengaja di post di tanggal 24 april biar kalau pas hari H gak d tagih lagi. :P
Sebelumnya, disini akum au ngucapin Happy Anniversarry Duet Maut MarioAlyssa yang ke 6th. Gak nyangka ya aku udah bergabung dan berandom ria bareng RFM udah 6th aja. Banyak suka duka pastinya.
Makasih juga buat para inspirasi aku untuk menulis @riostevadit dan @Ifyalyssa kalian berdua benar-benar luar biasa menjadi motivator aku selama memasuki dunia tulis menulis yang bahkan sudah hampir tiga tahun. Karena kalian berdua aku bisa seperti ini, karena kalian berdua aku suka dunia menulis dan kerena kalian berdua aku mengenal penulis-penulis hebat dan pembaca-pembaca hebat.
So, aku bener-bener bangga mengenal mereka berdua dan aku juga bangga mengenal kalian para pembaca cerita gaje ku. maaf jika pasrt ini tidak sesuai harapan. Dan maaf atas keterlambatan ngepostnya.
 
@siskahaling
 
Jessi, wanita itu berjalan dengan langkah tergesa sambil sesekali menoleh ke belakang. Wajahnya pucat pasi dengan raut wajah ketakutan. Langkahnya semakin lebar saat mengetahui ia sudah hampir sampai di kamar utama yang menjadi tujuannya saat ini.

Begitu sampai Jessi langsung membuka pintu dan mendorongnya hingga terbuka lebar. Membuat Alyssa yang ada didalam yang tengah duduk menatap jendela kaca terkejut melihat Jessi yang tiba-tiba saja datang tanpa permisi.

“Maaf luna” Jessi menunduk sopan ketika tepat berada di hadapan Alyssa. Alyssa mengernyit menatap Jessi yang kini tengah ketakutan.

“Ada apa Jes?”

“Kita harus segera pergi Luna” ucap Jessi lugas, Alyssa mengerenyit bingung. Namun entah kenapa Ares memberi tahunya untuk mengikuti perkataan Jessi. tetap saja. Alyssa pun beranjak dari duduknya dan mengikuti Jessi sebelum akhirnya ia melihat Jessi terpantal dan ia pun tak sadarkan diri.


@siskahaling

Mario menggeram kesal. Pria itu membanting apa saja yang ada di hadapannya. Ia memejamkan matanya perlahan, mencoba mencari bayangan Alyssa di fikirannya, namun ia sama sekali tak menemukannya, hanya bayangan hitam yang tampak di fikirannya.

Kenapa bisa seperti ini? Kenapa ia bisa lengah membiarkan Alyssa lepas dari pengawasannya. Dan kemana semua para pengawal bodoh yang ia tugaskan untuk menjaga Alyssa. Demi tuhan, istrinya itu saat ini tengah mengandung dan sekarang sedang dalam bahaya. Ia ingin sekali membunuh semua pengawal bodoh itu yang tidak becus menjaga istrinya. Dan sekarang apa yang harus ia lakukan.

“Bertindak bodoh! Bagaimana bisa kita sebodoh ini Mario. Membiarkan Alyssa diculik dengan para berengsek itu!” Stev menggeram penuh amarah di fikiran Mario. Mario menjambak rambutnya frustasi.

“Maaf Alpha” Louis datang lalu menunduk tanda penghormatan.

“Ada apa?” bentak Mario geram. “Saya baru mendapat kabar jika tuan Alvin dalang dari penculikan Luna, Alpha. Dan tua Alvi mengirimkan ini untuk Alpha” Mario menerima dan segera membukanya.

“Temui aku di hutan Sage, jika kau ingin istri dan anakmu masih bernyawa! Sendiri tanpa pengawal-pengawal bodohmu”

“Brengsek!!” Mario meremas kuat kertas berwarna cokelat yang tergores tulisan dengan darah tersebut penuh amarah. Alvin, si brengsek itu sepertinya memang ingin bermain-main dengan dirinya. Emosinya sudah berada di puncak hingga ia tidak bisa menahannya lagi. Ia harus segera kehutan sage sesuai permintaan Alvin.

@siskahaling

Mario melangkah begitu tergesa. Ia harus segera sampai sebelum Alvin benar-benar menyakiti istri dan anaknya. Raut wajahnya tampak begitu keras, dingin dan menakutkan.

Dan Louis tak pernah menyerah, dengan penuh tekad ia terus mengkuti Mario kemana pun Alphanya itu pergi. Tak perduli semua larangan sang Alpha untuk membiarkannya pergi kehutan sage sendiri tanpa pengawalan.

“Berhenti mengikuti Lou!” Mario menggeram marah. Louis benar-benar tak menuruti perintahnya.

“Maaf Alpha, akan sangat berbahaya jika Alpha menemui tuan Alvin sendirian. Beliau pasti sudah menyiapkan semua rencana dan jebakan untuk menghancurkan Alpha dan menguasai BlackMoon” Louis mencoba menjelas dan memberi pengertian kepada Mario. Mario menggeram kesal.

“Kau fikir keselamatan istriku tidak penting? Si brengsek itu pasti akan melukai Alyssa jika tau aku datang bersama mu”

“Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi Alpha. Luna BlackMoon tetap harus kembali. Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan Luna dan kita tidak bisa melakukan sendiri Alpha” Louis benar. Untuk menyelamatkan Alyssa tidak cukup jika hanya dirinya saja. Disana Alvin pasti telah menyiapkan segala rencananya.

“Saya akan selalu berada di belakang Alpha, dan saya akan membantu jika memang sudah mendesak, jadi tuan Alvin tidak akan mengetahui jika Alpha menuju hutan sage bersama saya.” Mario mengangguk mengerti.

@siskahaling

Alyssa Pov

Aku menatap takut ruangan yang saat ini mereka jadikan untuk mengurungku. Sebuah kamar yang cukup luas jika di jadikan untuk ruangan menyandra seseorang. Ruangan bercat hitam dengan segala perabotannya yang berwarna merah darah membuat ruangan ini terlihat semakin menyeramkan.

Aku mencoba mengingat bagaimana hingga aku bisa berakhir diruangan ini dan semuanya hanya sia-sia. Karena yang aku ingat hanya Jessi yang tiba-tiba datang ke kamar ku dan menyuruh ku segera pergi dan setelahnya aku tidak ingan apa-apa lagi.

Jessi, astaga bagaimana kondisinya saat ini. Aku bahkan masih mengingat dengan jelas bagaimana tubuh Jessi terpental begitu jauh dan menghempas ke dinding kamarnya.

Aku melenguh pelan, merasakan perutku yang terasa sakt. Ohh, ya tuhan sakit sekali rasanya. Anakku, semoga ia baik-baik saja di dalam sana.

Tiba-tiba pintu terbuka. Sivia muncul dengan dua pengawal di sampingnya. Sivia? Bagaimana bisa ia disini, apa dia ingin menolongku? Dan kedua pengawal itu pasti suruhan Mario untuk membawaku kembali ke pack.

Namun ternyata dugaan ku salah. Karena saat ini kedua pengawal itu mendekat dan menyeretku untuk mendekati Sivia yang kini berdiri begitu angkuh disana. Aku meronta mencoba melepas kukungan pengawal itu di kedua lenganku.

“Sivia, tolong aku. Siapa mereka Sivia. Apa Mario yang menyuruh mu kemari” aku masih berusaha melepas cekalan mereka di kedua tangan ku.

Sivia terkekeh, lalu tangannya meraih rambutku dan menjambaknya. Ya tuhan, ini sungguh menyakitkan.

“Hallo Luna” ucap Sivia dengan senyum sinisnya. Apa yang dihadapanku ini benar-benar Sivia? Kenapa Sivia seperti ini.

“Argghhh”

“Sakit? Dan harus kau tau Alyssa, rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang Mate ku rasakan karena Mario” apa maksudnya? Mario? Apa hubungannya Mario dengan matenya Sivia.

“Alvin Amora Calvert, adik kandung Mario” aku tersentak, Mario memiliki adik, kenapa aku tidak mengetahuinya. Lagi pula aku juga tidak pernah melihat Alvin berada di pack.

“A- apa?!” aku tercekat, berusaha menelan ludahku yang bahkan terasa seperti batu.

“Kau terkejut?” Sivia tersenyum masam “Dan Alvin adalah mate ku, yang harus mengalah karena Ayah lebih memilih Mario menjadi Alpha di BlackMoon yang seharusnya Alvin juga memiliki hak untuk menjadi Alpha” Sivia kembali melanjutkan ceritanya.

“Dan kau tau?” Sivia semakin mengungatkan jambakannya di rambutku membuat kepalaku terasa panas karena jambakannya.

“Mulai hari ini, Alvin yang akan menjadi Alpha di BlackMoon menggantikan mate mu yang brengsek itu karena Alvin akan segera membunuh Mario” aku tak percaya dengan apa yang baru saja Sivia katakan. Dan kenapa aku baru megetahui kebenarannya bahwa Mario memiliki adik. Kenapa Mario tidak menceritakannya padaku. Ini semua benar-benar mengejutkan.

“Alvin sedang membunuh Mario saat ini dan aku, mendapat bagian untuk membunuh mu Luna, ahhh tidak. Kau tidak menjadi Luna lagi setelah ini karena posisi mu akan segera aku gantikan” Sivia menyeringai. Lalu mengambil samurai yang berada di meja yang berada disampingnya.

“Siapa dulu yang akan aku bunuh? Kau? Atau bayi yang sedang kau kandung” Sivia kini mengarahkan ujung pedangnya ke arah perut ku.

Demi tuhan, jangan sakiti anak ku, jika aku bisa memilih aku lebih memilih mati dari pada aku harus hidup dan kehilangan anak ku.

Jantungku berdetak kencang dan tubuhku bergetar. Mario, aku mohon datanglah, aku benar-benar takut.

“Baiklah, bagaimana kalau aku membunuh anak mu terlebih dahulu, dengan begitu aku masih punya waktu banyak untuk bermain-main dengan mu” Sivia kini sudah menempelkan ujung samurai ke perut ku. dan aku merintih tertahan saat merasakan ujung samurai itu melukai perut ku.

“Aku janji… ini tidak akan sakit” bisik Sivia.

Tiba-tiba saja rasa sakit itu kembali terasa. aku mengerang dan mengatupkan bibirku menahan rasa sakit. Bahkan sakit kali ini lebih sakit dari yang sebelumnya.

@siskahaling

“Ahhh, tamu istimewa ku sudah datang ternyata” Alvin terkekeh menatap Mario yang tampak geram.

Mario mengulas senyum sinis “Kau ingin bermain dengan ku, benarkan?” Mario masih berusaha mengontrol emosinya. Ia tidak boleh terpancing akan sangat berbahaya untuk Alyssa.

“Sangat” Alvin menatap Mario tajam.

“Dimana istriku” Mario mengucapkan penuh penekanan. Kemarahannya telah di ubun-ubun. Siap meledak kapan pun.

“Ahh, iya. Alyssa bukan? Alvin tersenyum mengejek. “Sayang sekali, sebentar lagi ia akan mati bersama anakmu”

“Kau” Mario menggeram, cukup sudah. Ia tidak akan bermain-main lagi dengan Alvin. Sudah cukup ia menunggu da membiarkan Alyssa dalam kondisi yang berbahaya.

Mario merubah wujudnya menjadi Serigala dengan warna bulu hitam pekat dan besar. Dan disusul Alvin yang mengubah wujud menjadi serigala berbulu abu-abu. Peperangan pun terjadi. Walau tak bisa di katakan sebuah peperangan karena hanya Mario dan Alvin tanpa anggota pack lainnya.

Mario berlari kearah Alvin dan mencakar tubuh Alvin dengan cakar tajamnya. Namun berhasil Alvin tangkis. Tak sampai di situ Mario pun kini mencoba menggigit bagian leher Alvin dan mencabik tubuhnya. Dan lagi-lagi Alvin berhasil menghindarinya dan menedang Mario dengan kaki depannya.

Mario mundur beberapa langkah saat tendangan Alvin berhasil mengenai bagian perutnya. Tiba-tiba saja jantung Mario berdenyut, hingga Mario meringis merasakan rasa sakitnya. Bukan ini bukan sakit miliknya, ini sakit yang di rasakan matenya. Alyssa.

Mario memejamkan mataya. Bayangan Alyssa yang merintih kesakitan berlalu lalang di fikirannya. Suara rintihan Alyssa yang meminta pertolongan juga begitu jelas terdengar oleh Mario.

Sebulir Kristal bening menetes dari sudut mata Mario. Kali ini dan untuk kedua kalinya ia menangis karea Alyssa. Mario tertunduk lemah menatap tanah. Tubuhnya terasa tak bertenaga. Matenya itu sungguh berefek kepada dirinya.

Bertahan lah untuk ku sayang…..

Batin Mario menjerit, bahkan Stev pun begitu lemah di fikiran Mario.

Alvin tersenyum sinis “Apa kau mengaku kalah?”

Mario masih tak menengadah. Mencoba menguatkan diri sendiri. Ini lah yang paling menjadi titik terlemah untuk seorang Alpha. Sang Luna.

“Tunggu aku sayang, aku akan menyelamatkan mu”

Mario memukul tanah sekuat tenaga. Seketika langit berubah menjadi gelap. Alvin tampak terkejut. Pria itu memundurkan langakahnya menjauh dari Mario.

Kemudian petir menyambar-nyambar. Cahaya violet keluar dari tubuh Mario.

“Apa yang kau lakukan” Alvin berbisik pelan, baru kali ini Alvin melihat kekuatan yang begitu besar.

Cahaya violet itu mengarah ke rumah Alvin. Dan Alvin pun tampak terkejut. Kekuatan itu  terus berterbangan mengerah ke ruangan Alyssa berada.

Tubuh Mario terasa lemas. Ia telah mengarahkan seluruh kekuatannya untuk Alyssa. Hanya demi Alyssa. Agar Alyssa bisa bertahan sampai ia kembali membawa Alyssa ke BlackMoon. Ia tidak ingin kehilangan Alyssa. Biarlah Mario seperti ini asal tidak dengan Alyssa.

Mario bangkit dengan sisa tenaga yang ia punya. Ia akan tetap melawan Alvin sekalipun ia harus mati.

“Jika begini, aku bisa dengan mudah membunuhmu” seringai Alvin lalu menendang tubuh Mario hingga membuat Mario kembali ambruk.

@siskahaling

Alyssa mengeram kesakitan. Rasa sakit di perutnya benar-benar membunuhnya. Keringat bercucuran membasahi pakaian yang Alyssa kenakan. Alyssa berteriak, perutnya terasa seperti di remas kuat, ia tidak sanggup lagi, sungguh ia tidak sanggup.

Kilasan-kilasan bayangan kehidupannya dengan Mario mulai muncul satu persatu. Senyum Mario, raut wajah Mario ketika marah, senyum manis, dan wajah khawatir Mario, semuanya berlomba-lomba memenuhi fikiran Alyssa. Ketika Mario memeluknya, ketika Mario menciumnya dan ketika Mario mengungkapkan cintanya.

“Hahaha, kau benar-benar lucu sayang”

“Bukankah aku sudah melarang mu agar kau tidak beranjak dari tempat tidur!”

“Aku hanya memasak”

“Kau bisa memanggil Emily jika kau menginginkan sesuatu”

“Kira-kira jika nanti aku menjadi sepertimu, srigalaku berwarna apa Mario. Hmmm, aku ingin menjadi srigala putih. Kau hitam aku putih, bukankah cocok?”

“Serigala putih? Hmm, semoga saja Hon”

Alyssa kembali menangis mengingat kenangan itu. Kenangannya bersama Mario. Apa tuhan hanya mengizinkan sampai disini kebersamaannya dengan Mario.

“Baiklah, aku rasa aku cukup bermain-main dengan mu” ucap Sivia lalu mengangkat samurainya siap menghunuskan ke tubuh Alyssa.

“Brakkkkk” belum sempat Sivia melakukannya, samurai itu terlepas dari tangannya dan membuat Sivia geram siapa yang telah berani menggangunya.

“Louis” Sivia sempat terkejut beberapa saat, namun ia kembali menormalkan kembali raut wajahnya.

“Ahhh, kau mengganggu kesenangan ku Lou” Sivia tersenyum mengejek. Louis pun membalas tatapan Sivia dengan senyum mencemooh.

“Penghinat” ucap Louis menyeringai tajam. Lalu tatapannya beralih ke Alyssa yang kini masih di cekal oleh dua pengawal.

“Beraninya Kau!!” Sivia membetak menahan amarah. Sedangkan Louis semakin berusaha memancing emosi Sivia.

Tanpa diduga Alyssa mengarahkan samurai kearah Louis namun Louis cukup waspada dan langsung menghindari serangan Sivia.

Dengan sekali cekal, Louis berhasil meraih leher Sivia dan mencekiknya hingga Sivia kehabisan nafas dan melemparkan tubuh Sivia ke dinding dengan begitu keras membuat Sivia terbatuk dan memuntahkan cairan berwarna hitam dari mulutnya.

Dua pengawal yang mencekal Alyssa tidak tinggal diam, mereka meletakkan Alyssa yang sudah tak berdaya itu di ranjang lalu menyerang Louis. Bukan perkara sulit untuk Louis menghabisi pengawal tersebut. Dengan sekali hempas keduanya telah terbaring tak bernyawa.
Louis segera menghampiri Alyssa. Cemas saat ia merasakan tubuh Alyssa begitu dingin.

“Luna” Louis menepuk-nepuk pelan pipi Alyssa berusaha menyadarkan Alyssa. Tidak, Alyssa harus sadar. Tidak sadarkan diri seperti ini sangat membahayakan untuk Alyssa.

Lalu ketika Louis masih berusaha menyadarkan Alyssa. Cahaya violet itu datang dan menyelubungi tubuh Alyssa. Louis dapat merasakan Alyssa yang perlahan membuka matanya dengan lemah lalu terbatuk.

Alpha.

Jerit Louis dalam hati, jika Mario sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya, itu berarti Mario butuh bantuannya.

Louis bergegas mengambil pedang berbahan perak yang berada di atas meja lalu membopong Alyssa dan keluar dari rumah itu.

@siskahaling

Alvin mencekal kerah baju Mario. Ia tersenyum puas ketika dilihatnya Mario yang tampak lemah. Mario sama sekali tidak dapat melawan. Pada akhirnya Alvin berhasil. Alvin melemparkan tinjunya pada wajah Mario. Mario terbatuk-batuk dan menatap Alvin denga pandangan sayu.

Ia rela mati demi Alyssa!

“Cepatlah mati, dengan begitu aku akan dapat menggantikan posisi Alpha mu di BlackMoon” ucap Alvin sinis.

Mario membalas senyum Alvin tak kalah sinis “Kau salah, kau lah yang akan mati lebih awal” Mario mendorong Alvin dengan sisa kekuatannya hinggan punggung Alvin tertusuk sesuatu.

Sejak tadi, Louis sudah berdiri di belakang Alvin dengan pedang perak yang ia bawa dari rumah Alvin dan Louis tempelkan di punggung Alvin. Dan sekarang, semuanya berhasil. Alvin ambruk seketika merenggang nyawa.

Pedang itu menembus sampai perut Alvin. Cairan berwarna hitam mengalir begitu deras. Lalu kobaran api membakar tubuhnya. Hingga Alvin benar-benar menghilang.

Louis segera menghampiri Mario. Membantunya berdiri walau Louis harus menyanggah tubuhnya agar dapat berdiri.

“Alyssa..”

“Luna sudah aman Alpha, saya menolongnya tepat ketika Sivia ingin membunuh Luna”

Mario menggeram. “Sivia” Louis menggangguk dan menjelaskannya kepada Mario.

“Penghianat itu, ternyata Sivia, Alpha”

“Brengsek” Mario mengupat kasar. Tidak habis fikir dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Lebih baik kita segera kembali Alpha. Saya sudah memerintah Mike untuk membawa Luna ke BlackMoon” Mario mengangguk lalu berjalan tertaih di bantu oleh Louis.

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.