Friday, June 26, 2015

Gu e Cinta Lo Mario! (GCLM) Part 6 ~RiFy~

Gue Cinta Lo Mario!

@siskahaling


Happy Readingggg!!!!

******

        Shilla masih siap-siap untuk ke sekolah, karena hari ini har pertama dia masuk di sekolah barunya. Setelah itu membantu bik ina yang malam hari datang untuk melanjutkan pekerjaannya lagi.

        “pagi bik” sapa Shilla ramah

        “pagi non Shilla” balas bik ina yang sudah tau siapa Shilla karena Tristan semalam sempat memperkenalkan Shilla dan Bik Ina.

        “bibik buat apa bik?” tanya Shilla

        “bibik buat nasi goreng aja ya neng, bahan di dapur udah habis, ya maklum bibik semalam pulang kampung” jelas bik ina Shilla hanya mengangguk

        “bik, wangi banget bau nya” girang Tristan tiba-tiba datang dan di susuk Ify di belakang

        “eh, den Tian, non Ify udah datang, ya udah bibi kebelakang dulu, kebetulan sarapannya udah siap” ucap bik Ina

        “iya bik makasih” jawab Shilla

        “sama-sama non” jawab bik Ina dan langsung pamit untuk kebelakang

        “pagi Fy” sapa Shilla mencoba mengobrol dengan Ify karena baru ini dia sempat bicara mengingat semalam dia datang dengan kondisi Ify yang seperti semalam

        “pagi” jawab Ify sekenanya.

        “Ify doang yang di sapa? Kakak nggak?” ucap Tristan tak percaya

        “bosen kali nyapa kakak mulu” jawab Shilla dan mulai menyantap sarapannya

        “ish,,, ayang mah gitu” ngambek Tristan mengerucutkan bibirnya
       
        “sumpah itu memjijikkan kak” ucap Ify buka suara

        “hahahaha” tawa Shilla sedangkan Tristan semakin kesal

        “ya udah ayo kita berangkat udah siap kan?” tanya Tristan. Namun tiba-tiba Shilla diam, memikirkan bagaimana jika di sekolah dia bertemu dengan Alvin? Tapi sudah pasti nanti dirinya bertemu dengan Alvin apa lagi melihat Rio yang agak dekat dengan Ify, dan Rio adalah sahabat Alvin, bagaimana mungkin nanti dirinya tidak bertemu Alvin, itu sangat mustahil.

        “Shill, kok ngelamun?” suara Tristan menyentak Shilla kembali sadar

        “ha,,,em,,, nggak papa kok kak, tadi Cuma lagi mikir gimana sekolah Shilla yang baru” bohong Shilla

        “udah lihat aja nanti, kamu juga tau sendiri kok” ucap Tristan dan menarik tangan Shilla menuju mobil menyusul Ify yang sudah duluan ke depan. Baru saja mereka ingin berangkat tiba-tiba cagiva merah sudah berhenti di depan mereka

        “pagi” sapa orang tersebut

        “pagi, eh loe Yo” jawab Tristan ke orang tersebut yang ternyata adalah Rio

        “heheh ia kak” mau berangkat ya?” tanya Rio kali ini Tristan hanya mengangguk, sedangkan Ify dan Shilla memilih diam

        “emmm,,, Fy bareng yok” ajak Rio

“kak Ify berangkat bareng Rio ya” pinta Rio sebelum Ify menjawab ajakannya

        “owh, ya udah kakak mah terserah Ify aja, kalo Ify nya mau kakak ok aja” jawab Tristan

        “Fy bareng ya” pinta Rio sambil memasang wajah imutnya *menurut penulis*

        “hmm” jawab Ify dengan deheman

        “ya udah Fy kakak berangkat dulu sama Shilla kamu sama Rio” ucap Tristan dan langsung pergi meninggalkan Rio dan Ify

        “Fy” panggil Rio

        “apaan?” jawab Ify ‘kumat lagi juteknya’ batin Rio

        “ayok berangkat, loe nggak niat jadi patung kan?” ajak Rio sedikit bercanda

        “ck” decak Ify dan langsung menaiki cagiva merah Rio

        “Fy” panggil Rio. ‘Aishhhh, apa lagi sih’ batin Ify Rio sangat bawel menurutnya

        “apaan lagi”

        “pegangan tar jatoh” ucap Rio dan langsung menarik kedua tangan Ify untuk melingkar di pinggangnya. Ify sedikit kaget dengan apa yang di lakukakan Rio saat ini.
*****

        Alvin tengah menelusuri koridor sekolah saat ini, pikirannya masih menerawang di kejadian sewaktu di rumah Ify semalam, Shilla, yahhhh, bagaimana bisa Shilla di sana? Apa dunia begitu sempit sampai-sampai dirinya berjumpa lagi dengan Shilla orang yang selama ini dia berusaha lupakan dalam hidup, pikiran dan hatinya.
       
        “bruuukkkk” karena masih sibuk dengan fikirannya hingga tanpa Alvin sadari dirinya menabrak seseorang

        “awww” rintih orang tersebut

        “ehhh,,,, maaf loe,,,” ucapan Alvin terhenti saat mengetahui orang yang di tabrak barusan adalah.

        “Shilla” lirih Alvin, seketika rasa rindu, kecewa, sakit hati, senang, semua berkumpul menjadi satu hingga saat ini Alvin hanya diam menatap mata gadis yang ada di hadapannya. Sedangkan Shilla tak kalah kagetnya dengan Alvin, seketika bayangan dulu bersama Alvin berputar di kepalanya membuat rasa bersalahnya kembali hadir membuat dirinya merasa seperti orang terjahat di dunia

        “maaf” ucap Shilla sambil menunduk, Alvin tau kata maaf tersebut bukan buat insiden barusan, karena sebenarnya dirinya yang salah bukan Shilla karena dirinya tadi yang melamun. Alvin langsung berdiri meninggalkan Shilla yang masih terduduk di lantai dengan air mata yang akhirnya menetes setelah beberapa detik tadi Shilla berusaha tahan.
****

        Sivia berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya, dirinya ingin buru-buru bertemu Alvin saat ini, karena jujur rasa khawatir hinggap saat melihat Alvin seperti semalam, Sivia bukan ingin menjadi orang yang sok tau, tapi melihat tatapan Alvin dan Shilla, Sivia tahu nereka berdua saling mengenal dan memiliki masa lalu yang menyedihkan. Mungkin.

        Langlah Sivia terhenti saat melihat sosok yang ia kenal, tapi dirinya tidak sendiri melainkan bersama,,, Shilla, yah dirinya yakin tidak salah lihat itu Shilla, detik berikutnya dirinya melihat Alvin berdiri dan segera meninggalkan Shilla, bahakan Shilla menangis. Ada pap ini? Kenapa Shilla menangis? Batin Sivia bertanya, dan itu semakin meyakinkannya bahwa Shilla dan Alvin pasti ada yang mereka sembunyikan.

        Sivia lebih memilih mengikuti Alvin saat ini dari pada membantu Shilla berdiri, hingga akhirnya Sivia melihat Alvin duduk ditaman belakang, sepi karena semua siswa lebih memilih duduk dan berkumpul di taman utama.

        “kenapa loe dateng lagi Shill” terdengar suara Alvin, dan Sivia masih bisa mendengar walau sedikit terdengar samar-samar

        “gue udah berusaha pergi jauh dari loe, tapi kenapa loe malah yang dateng hampirin gue” tambah Alvin lagi,  Alvin berusaha tegar menahan air matanya agar tidak jatuh saat ini

        “loe bisa cerita ke gue kalo ada masalah” tawar seseorang, yahhh udah pasti itu Sivia. Alvin sedikit terkejut dengan kedatang Sivia yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya, dengan segaraAlvin memasang wajah tenangnya

        “ngapain loe kesini?” tanya Alvin tanpa menggubris tawaran Sivia barusan

        “ngikutin loe” jawab Sivia tenang, dengan tatapan lurus kedepan

        “cishhhh. Nggak ada kerjaan loe sampai-sampai ngikutin gue?” tanya Alvin lagi

        “lebih baik loe masuk ke kelas, bel udah bunyi”  tambah Alvin, Sivia langsung mengelihkan pandangannya ke Alvin yang saat ini ada di sampingnya terlihat tenang tapi aslinya tidak

        “loe nggak bisa bohong sama gue, loe bisa cerita ke gue” ucap Sivia masih tetap menatap cover wajah tenang Alvin

        “udah gue bilang, nggak usah ikut campur urusan gue” bentak Alvin emosi. Sivia masih berusaha tenang menghadapi Alvin saat ini, Sivia tau sikap tenang dan marahnya saat ini hanya untuk menutupi kerapuhannya. Sivia tau itu, bukannya Ify selalu seperti itu, jadi Sivia sudah hapal dengan semua sikap orang-orang yang ada di dekatnya bersahabat dengan Ify membuat nya tau bagaimana menghadapi orang ketika sedang seperti ini. Alvin masih menatap Sivia dengan tatapan tajamnya, namun Sivia membalas dengan tatapan tenang dan teduhnya hingga akhirnya Alvin merengkuh tubuhnya dan memeluknya dengan erat, sangat erat.

        “gue capek” ucap Alvin masih memeluk Sivia erat, Sivia masih diam, dirinya masih ingin mendengar kelanjutan dari kata-kata Alvin, Sivia dapat merasakan pelukan Alvin semakin erat, namun Sivia membiarkannya, membiarkan Alvin memeluknya, menumpahkan semua sakit hatinya, rasa gelisahnya, rasa marahnya.

        “maaf gue belum bisa cerita” ucap Alvin akhirnya membuat Sivia menghela nafasnya, ia tau dirinya tidak bisa memaksa Alvin buat cerita

        “udah enakan?” tanya Sivia saat Alvin sudah melepaskan peukannya, jujur Alvin merasa nyaman saat memeluk Sivia, Alvin sendiri pun bingung sendiri saat rasa nyaman menyelimutinya saat memeluk Sivia

        “thanks” ucap Alvin sambil  tersenyum tipis, merasa lega sedikit rasa bebannya berkurang, Sivia hanya membalas dengan tersenyum

        “udah masuk, dan gue nggak mau dapat hadiah istimewa dari buk Winda, jadi kita bolos aja gimana?” tawar Sivia

        “nggak nyangka gue gadis kayak loe ngajakin gue bolos” ucap Alvin, namun ia sedikit terkekeh mendengar tawaran Sivia barusan

        “gue bolos juga gara-gara loe, pake acara galau-galau segala” sewot Sivia tak terima sambil melipat kedua tangannya di depan dada, melihat itu Avin semakin tertawa, merasa lucu dengan kelakuan gadis yang ada di hadapannya, sedangkan Sivia dalam hati tersenyum melihat Alvin sudah bisa melupakan masalahnya setidaknya buat hari ini.

        “ok,,, ayok kita jalan-jalan kemana pun loe mau Vi, ucapan makasih gue buat nemenin gue galau” ajak Alvin

        “beneran?” tanya Sivia memastikan

        “ehhh, tapi ada yang aneh Vin” ucap Sivia lagi

        “apa?”tanya Alvin bingung

        “loe ngerasa ada yang beda nggak?” tanya Sivia membuat Alvin semakin bingung

        “kita sejak kapan jadi akur gini?” tanya Sivia sambil mengetukkan telunjuknya di dagu

        “oh ia, kita kan musuh” ucap Alvin menepok jidatnya

        “ahhhh.... bodoh loe anterin kemana pun gue pergi sekarang, loe udah janji” ucap Sivia sambil menarik tangan Alvin
****

        Rio bingung dari tadi tidak melihat Alvin, bahkan sekarang sudah jam keluar main pun Alvin tidak terlihat batang hidungnya, terlebih Sivia teman sebangku Alvin pun sekarang juga menghilang, entah kemana. Rio melihat ke bangku belakang pojok. ‘Apa Alvin udah ketemu Shilla tadi pagi? makannya sampai sekarang Alvin menghilang, lalu kemana dengan Sivia kenapa mereka berdua bisa kompak hilangnya, lalu pandangan Rio beralih ke Ify yang masih asyik memainkan BB-nya

        “Fy kantin yok!” aja Rio akhirnya setelah semua pertanyaan yang berkecamuk di fikirannya tidak ada yang terjawab

        “gue nggak laper” ucap Ify namun tatapannyatida terlepas dari BB-nya

        “loe punya maag Fy, ntar kambuh”

        “loe kanapa jadi suka maksa gini sih?” heran Ify sambil menatap wajah Rio kesal

        “karena gue sayang loe” ceplos Rio tanpa sadar, membuat Ify terdiam

        “Fy. Kok malah ngelamun?, ayo ke kantin gue laper” ajak Rio nggak nyerah

        “bentar” ucap Ify dan langsung menuju meja seseorang

        “Shill, kantin?” ucap Ify tiba-tiba tanpa sapaan terlebih dahulu membuat orang itu –Shilla- kaget

        “ha, emmm, nggak Fy, gue mau keliling sekolah dulu hari ini” jawab Shilla sambil tersenyum, Ify hanya mengangguk lalu setelah itu pergi menuju kantin bersama Rio. Shilla menatap punggungIfy yang sudah pergi dari hadapannya

        “maaf Fy, gue Cuma mau nenangin diri gue dulu saat ini” gumam Shilla dan setelah itu kembali diam, tatapannya sendu karena rasa bersalah.

        “Vin maafin gue” batin Shilla kembali ingin menangis namun berusaha di tahan.
*****

        Sadari tadi seluruh mata penjuru sekolah tidak henti-hentinya melihat dua orang yang berbeda gender ini, ya,,, siapa lagi kalau bukan Ify dan Rio. Tidak salah mereka berdua menjadi pusat perhatian saat ini, Ify gadis yang sudah pasti penjuru sekolah semua mengenalnya, siapa yang tidak kenal dengan Ify gadis yang selalu mengharumkan nama sekolah nya dengan segudang prestasi akedemik maupun non akademik. Rio, bahkan baru beberapa jam menjadi murid SMA Jingga sudah merebut perhatian seluruh siswi, tidak jarang banyak siswa yang iri dengan kharisma yang dimiliki Rio, jadi tidak heran jika saat ini mereka menjadi pusat perhatian.

        Rio hanya diam melihat saat ini menjadi pusat perhatian, toh dirinya sudah biasa seperti ini, sedangkan Ify  pun sama hal nya dengan Rio, cuek bebek dengan situasi saat ini, sepertinya gerasak-gerusuk yang tercipta karena dirinya tersebut bukan masalah buat Ify.

        “Fy loe pesen apa?” tanya Rio setelah mereka duduk di bangku kantin

        “terserah” jawab Ify karena dirinya pun bingung ingin mekan apa

        “samain kayak gue aja ya” tawar Rio da hanya di balas anggukan oleh Ify. Rio langsung melangkah meninggalkan Ify untuk memesan makanan, sedangkan Ify lebih memilih berkutat dengan BB-nya. Lima menit Rio sudah kembali dengan membawa pop ice melon dan bakso dua porsi tentunya


        “lama?” tanya Rio ke Ify,  Ify hanya menggelengkan kepala. Ify hendak menuangkan saos ke baksonya namun tiba-tiba Rio melarangnya. Membuat Ify bingung

        “saos nggak bagus buat kesehatan” ucap Rio sambil mengambil saos dari tangan Ify

        “yakkk, begoooo,,,, mana enak kalo  nggak di kasih saos” ucap Ify tak terima

        “udah percaya sama gue, enak kok” ucap Rio menyerahkan mangkok baksonya yang sudah Rio bumbuhi ala dirinya sendiri ke Ify lalu menarik mangkok bakso Ify. Ify masih diammenatap kesal orang yang dihadapannya ini

        “mau gue suapin baru loe makan” goda Rio melihat Ify masih diam belum memakan baksonya

        “itu maunya loe bukan gue” sewot Ify sambil memakan baksonya

        ‘tidak begitu menyedihkan’ batin Ify setelah mencicipi baksonya yang di bumbuhi oleh Rio

        “gimana?” tanya Rio sepertinya ia ingin tau rasa bakso ala dirinya tersebut

        “biasa aja” jawab Ify datar” Rio hanya terkekeh geli melihat respon Ify.
****

        Tristan memilih ke cafe yang terletak tidak jauh dari kampusnya saat ini, Hari ini dirinya hanya memiliki satu mata kuliah saja dan untuk membuang rasa suntuknya Tristan mampir ke cafe sebentar. Tristan masih menelusuri setiap sudut cafe untuk mencari tempat duduk yang nyaman, namun mata nya tertuju pada sua sosok yang sedang menikmati makanannya
       
“hay” sapa Tristan membuat dua orang tersebut menatapnya

“kak Tian” ucap dua orang tersebut kompak

“kalian Avin sama Sivia kan? Temennya Ify?” tanya Tristan meyakinkan dan duduk di salah satu kursi di samping Alvin

“ia kak” kini hanya Sivia yang menjawab Alvin entah kenapa memilih diam

“bolos?” tanya Tristan langsung karena tristan tau ini masih jam sekolah dan baju yang mereka kenakan pun beju seragam SMA Jingga

“ha,,, emm,,, hehhee” jawab Sivia akhirnya karena bingung jawaban apa yang tepat

“hahahah.... eh kalian berdua pacaran?” tanya Tristan langsung

“uhukkk...uhukkkk” baik Alvin maupun Sivia tersedak mendengar pertanyaan Tristan barusan

“ha,,, engg,,,, engg... enggak kak, Cuma temen” jawab Sivia langsung walau agak terbata-bata

“tapi loe berdua cocok kok” ceplos Tristan lagi. Membuat keduanya tertunduk malu

“nggak kok kak, ya kan Vin, kita Cuma temen” tanya Sivia ke Alvin meminta bantuan Alvin yang dari tadi hanya diam

“ia kak Cuma temen” jawab Alvin setelah berhasil mengontrol kesaltingannya

"Hahahaha, lucu lo berdua" Ujar Tristan sambil tertawa

"Ya udah gue pamit dulu. gak enak juga gue ganggu lo berdua" Pamit Tristan lalu beranjak meninggalkan Alvin dan Sivia yang kini tengah memasang wajah berbeda.

To Be Continue.......

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.