Friday, June 26, 2015

Gue Cinta Lo Mario! (GCLM) Part 5 ~RiFy~

Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling




lanjuttt guyssss :D

******

Rio melangkahkan kakinya ke kelas dengan malas, pasalnya ketika tadi Tristan menelfonnya dan memberitahu bahwa hari ini Ify tidak sekolah, karena tiba-tiba saja Ify demam.

        “huftttt” Rio menghembuskan nafasnya kasar setelah duduk di kursinya, lalu menompangkan dagunya menggunakan tangan kanannya

        “loe kenapa yo?” tanya Alvin merubah posisi duduknya agar menghadap ke Rio

        “Ify kok belum datang ya?” ucap Sivia belum sempat Rio menjawab pertanyaan Alvin

        “Ify nggak sekolah” jawab Rio lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

        “hah, emang Ify kenapa Yo?” tanya Sivia kaget. Jarang banget atau bahkan nggak pernah Ify tidak sekolah walaupun dalam keadaan sakit sekalipun.

        “Debo” ucap Rio dengan menyebutkan nama tersebut membuat Sivia membelalak kaget. Sedangkan Alvin bingung karena dirinya tidak tau kemana arah pembicaraan Rio dan Sivia dan siapa Debo?

        “apa Yo, De... De.. bo” ucap Sivia nggak percaya

        “ya” jawab Rio singkat dan membuat Alvin semakin bingung

        “tunggu dulu, ini ada apa sih? gua nggak ngerti, Debo? Siapa lagi tu Debo?” tanya Alvin beruntun. Akhirnya dengan secara suka rela Rio dan Sivia menjelaskan ke Alvin tentang semuanya termasuk siapa itu Debo

        “HAHHHH” teriak Alvin saat mendengar semua cerita Rio dan Sivia. Dirinya juga shock sama seperti Rio saat pertama kali mendengar cerita dari Tristan

        “terus Ify gimana sekarang keadaannya Yo” tanya Sivia

        “ya gitu. Loe tau sendiri lah Vi gimana sekarang keadaan Ify, apalagi pagi ini dia demam” ucap Rio lemas nggak bersemangat

        “ya udah deh entar pulang sekolah kita jenguk Ify aja gimana?” usul Alvin dan hanya diangguki oleh keduanya.

******

     Shilla tengah asyik memasak di dapur, pagi-pagi tadi Shilla sudah bangun dan langsung menuju dapur untuk memasak sarapan, karena berhubung bik ina pulang kampung untuk menjenguk anaknya yang sakit. tapi tiba-tiba Shilla merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya, Shilla awalnya terkejut namun detik berikutnya Shilla langsung tersenyum saat mengetahui pelakunya adalah Tristan seseorang yang menyandang status sebagai kekasihnya saat ini.

        “udah bangun kak?” tanya Shilla mengawali percakapan, setelah itu Shilla hanya merasakan anggukan Tristan yang sedang manumpangkan dagunya di bahu Shilla

        “kamu bukannya sekarang udah mulai sekolah di SMA Jingga?” tanya Tristan bingung saat mengetahui Shilla belum memakai seragam sekolah malah masih memasak di dapur.

        “nggak kak, Shilla mulai sekolahnya besok ” jawab Shilla namun tangannya masih sibuk memasak masakannya

        “kak” panggil Shilla karena merasa sedikit terganggu dengan posisi seperti ini karena membuatnya sulit untuk memasak.

        “hemmm” dehem Tristan masih dengan posisi seperti tadi

        “nunggu di meja makan aja gih. Shilla payah mau masak ni” keluh Shilla. Namun bukannya melepaskan Tristan malah semakin erat melingkarkan tangannya di perut Shilla

        “kak, lepasin” kesal Shilla karena acara masaknya terganggu

        “ada syaratnya” ucap Tristan  membuat Shilla langsung mengecilkan kompornya dan memutar tubuhnya untuk manatap Tristan

        “apaan? Kagak aneh-aneh deh” jawab Shilla udah mulai kesel dengan tingkah manja kekasihnya. Tapi Tristan malah mamanyunkan bibirnya dan menunjuk bibirnya dengan tangannya.

        “kyyaaaa...... JTAKK” teriak Shilla dan langsung menjitak kepala Tristan saat mengetahui maksud kekasihnya

        “adawww, sakit Shill” ringis Tristan sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa berdenyut

        “siapa suruh pagi-pagi udah omes tu otak” balas Shilla lagi

        “kan Cuma morning kiss” ucap Tristan memasang wajah polosnya

        “kyaaaa,,, nggak ada morning kiss morning kiss-an” bantah Shilla membuat Tristan memanyunkan bibirnya ngambek. Dan membuat Shilla ingin tertawa melihat tingkah Tristan. Dirinya merasa berpacaran dengan adek kelasnya dari pada mahasiswa kodokteran semester tiga.

        “shill, pipi aja deh ya” mohon Tristan sambil memasang wajah imutnya, jurus andalannya saat merayu Shilla
       
“hemmm, ok” pasrah Shilla membuat Tristan bersorak senang dalam hati lalu Tristan menolehkan wajahnya ke arah kiri. Perlahan shilla mendekatkan wajahnya untuk mencium pipi Tristan, namun....
       
“cupppp” Shilla kaget saat Tristan menolehkan kembali wajahnya dan membuat Shilla mencium bibir Tristan untuk beberapa detik.

        “1 detik”

        “2 detik”

        “3 det”

        “huwaaaaa, kak Tian Resekkkkk” teriak Shilla ketika sadar dirinya tadi mencium bibir Tristan, ingin sekali Shilla membunuh Tristan saat itu juga apalagi sekarang dirinya benar-benar sangat malu.

        “huwahahahahahha” tawa Tristan membahana ketika dirinya sudah berlari menjauh dari Shilla sebelum Shilla tersadar dari keterkajutannya.


    Tristan melangkahkan kakinya menuju kamar Ify, dirinya harus mengecek bagaimana keadaan Ify sekarang, lagipula Shilla juga belum selesai memasak.

        “cekrekk” suara derit pintu terdengar setelah itu Tristan langsung masuk ke kamar Ify dan dilihatnya Ify masih tidur.  
        ‘tumben belum bangun’ batin Tristan saat Ify masih terlelap, lalu di usapnya puncak kepala Ify.

        “ya ampun Ify, panas banget” kaget Tristan saat mengetahui suhu tubuh Ify di atas normal, lalu tanpa babibu lagi Tristan langsung mengambil kompresan untuk mengompres Ify. Shilla sedikit bingung saat Tristan berlari menuju dapur dengan tergesa-gesa.

        “kak Tian, kakak kenapa? kok buru-buru gitu? Terus kenapa ambil baskom gitu? Buat apaan?” tanya Shilla beruntun
       
“Ify demam Shill, aku siapin kompresan dulu buat Ify, Shill tolong buatin bubur buat Ify sekalian ya”  jawab dan pinta Tristan tapi tangannya masih fokus menyiapkan kompresan.

“iya kak” jawab Shilla

“makasih ya, sayang, ya udah aku ke kamar Ify dulu” pamit Tristan dan hanya dijawab anggukan oleh Shilla. Sesampainya di kamar Ify Tristan menarik kursi yang ada di kamar Ify agar posisinya lebih dekat degan Ify, lalu meletakkan kompresan di dahi Ify berharap demamnya segera turun. Tristan segera mengambil ponselnya dan mencari nama seseorang, setelah menemukannya Tristan langsung menekan tombol hijau untuk menyambungkan panggilan.

“hallo” jawab orang dari sebrang sana

“hallo Yo, ini gue Tristan” jawab Tristan

“ia kak, kenapa?” tanya orang itu lagi –Rio-

“gue minta tolong buat izinin Ify, dia demam”

“apa kak? Demam? Kok bisa?”

“gue juga nggak tau, tapi mungkin kerena kecapean sama banyak pikiran Yo, yaudahgueminta tolong izinin Ify ya”

“pasti kak”

“yaudah gue tutup dulu,” ucap Tristan di akhir panggilannya, lalu di lihatnya Ify dan kembali duduk dikursi tadi

“kak, Ify gimana?” suara seseorang langsung membuat Tristan mengalihkan pandangannya dari Ify

“masih tidur shill” jawab Tristan seadannya

“ini kak buburnya Ify, sekalian udah Shilla bawain sekalian obatnya” ucap Shilla dan meletakkan bubur dan obat di nakas samping tempat tidur Ify

“makasih Shil, maaf kamu baru sehari di sini udah repot banget” kata Tristan dengan nada tak anak. Shilla hanya tersenyu.

“dan kakak tau Shilla juga nggak enak banget baru beberapa hari disini tapi udah dengar maaf kakak tiga kali” jawab Shilla

“maaf-”

“empat kali kak” potong Shilla sambil memasang wajah bete nya

“ok,,ok,,, nggak lagi,,,heheh, piissss” shilla hanya terkekeh melihat Tristan yang menurutnya imut jika sedang bertingkah seperti ini

“ya udah sarapan dulu gih kak, udah siap tu” ajak Shilla

“tapi Ify”

“Ify biar Shilla dulu yang jaga, cepetan kakak makan, jangan bikin Shilla malu punya pacar body nya kayak lidi” cibir Shilla

“kyaaaaa,,,,, body keren gini di bilang kayak lidi” protes Tristan tak terima

“ia keren di liat dari puncak gunung himalaya, udah deh makan dulu sana, Ify biar Shilla yang jaga” ucap Shilla sambil mendorong tubuh Tristan keluar kamar

“ia...ia...ia... pelan-pelan sakit tau” eluh Tristan dengan nada manja

“kak Tian itu menjijikan” gidik Shilla setelah mendengar nada manja Tristan dan langsung menutup pintu kamar Ify.
******
@SMA Jingga pulang sekolah

        “Yo. Gue nebeng loe aja ya” melas Sivia

        “sorry Shill, bukannya gue nggak mau, tapi gue masih mau nafas untuk hari ini” jawab Rio sambil melirik ke arah Alvin, Alvin yang mengerti Rio sedang menggodonya memicingkan matanya dan menatap Rio tajam, sedangkan Sivia bingung sendiri.

        “setan sipit apaan sih?” bingung Sivia

        “udah deh loe bareng Alvin aja, noh Alvin juga nganggur” tawar Rio

        “oga gue bareng sipit, kan masih ada loe Yo. Yayayay” ptnta Sivia memelas. Sedangkan Alvin dari tadi masih memilih diam, tak menggubris

        “i,,,,,”

        “jadi jenguk Ify nggak sih?” potong Alvin yang udah keselduluan

        “jadi lah” jawab Rio

        “ya udah buruan” kali ini Alvin benar-benar kesal

        “tu Vi, loe bareng Alvin aja, ya udah ayo” Rio langsung menjalankan cagivanya, Sivia masih diam di tempat

        “loe bareng gua atau naik angkot? Kalo taxi jam jam segini, subuh baru loe nemu” Alvin angkat bicara

        “ok. Ini untuk ketiga kalinya gue bareng loe, dan gue harap untuk yang terakhir” jawab Sivia kesal dan langsung naik ke motor Alvin.
*****

        Ify mesih terbaring di tempat tidurnya dengan kain yang bertengger di dahinya, raut mukanya tidak tenang, ketakutan pun tergambar jelas di wajahnya walau sedang dalam keadaan tertidur.

        “Deb, gue mohon jangan” igau Ify dalam tidurnya

        “jangan”

        “Iel, awas yel”

        “IELLLL” teriak Ify, keringat membanjiri wajahnya, nafasnya tersengal-sengal, dan tangannya mencengkram selimut putih yag membungkus tubuhnya.


        “IELLLL” sontak Tristan dan Shilla terlonjak kaget saat sedang duduk di ruang keluraga sambil menonton TV, mendengar teriakan terlebih teriakan tersebut berasal dari Ify

        “Ify” panik Tristan dan langsung bangkit dari duduknya, namun sedikit terganggu saat mendengar suara bel pintu berbunyi.

        “kakak langsung lihat Ify aja, biar Shilla yang bukain pintu.” Tawar Shilla dan langsung di angguki oleh Tristan. Tristan langsung berlari menuju kamar Ify sedangkan Shilla membukakan pintu.

        Tristan langsung membuka pintu kamar Ify dan menemukan Ify sedang duduk meringkuk dan meneggelamkan wajahnya di kedua lututnya, tubuhnya bergetar dan isakan pun terdengar beberapa kali walaupun sepertinya Ify sudah berusaha menahannya.

        “Ify, kamu kenapa lagi sayang?” tanya Tristan lembut sambil mengelus rambut Ify

        “kak Tian” panggil Ify dan langsung memeluk Tristan erat berusaha membuang rasa takutnya saat ini, dengan senang hati Tristan membalas pelukan adik semata wayangnya ini.

        “kamu kenapa Fy?” tanya Tristan lagi, namun Ify hanya menggelang dalam pelukan Tristan, sedangkan Tristan hanya menghela nafas pasrahnya, melihat adiknya masih seperti ini, kejadian tiga tahun yang lau benar-benar membuat adiknya yang dulu ceria menjadi seperti ini


        Shilla berjalan sedikit tergesa hendak membukakan pintu takut tamunya semakin lama menunggu.

        “iya, sia” Shilla langsung diam, tubuhnyaterasa lemas, nafasnya tercekat, ketika melihat dua orang cowok dan cewek yang seumuran dengan dirinya sedang berdiri di depan pintu, matanya masih terus menatap pemuda bermata sipit yang berdiri disamping kanan, tak beda juga pemuda bermata sipit itu pun kaget melihat sosok yang membukakan pintu saat ini

        “Alvin ”lirih Shilla

        “Shilla” lirih pemuda tersebut ternyata Alvin, Sivia sendiri juga bingung karena baru ini pertama kali nya melihat shilla, apalagi melihat reaksi Alvin yang sepertinya sudah lama mengenal Shilla, Sedangkan Rio sama-sama shocknya dengan Alvin.

        “em,,, temennya Ify?” tanya Shilla berusaha mengontrol keterkejutannya saat ini

        “ia, Ify nya ada?” tanya Sivia karena sedari tadi Alvin dan Rio masih bungkam suara

        “ha ia ada, kenalin gue Shilla” ucap Shilla memperkenalkan diri ke Sivia

        “oh, ia gue Sivia teman sekelasnya Ify, dan yang ini Rio sama Alvin jugateman sekelasnya Ify” jelas Sivia, jujur Sivia masih bingung ada apa sebenarnya, kenapa reaksi Alvin oh bukan dan bahkan reaksi Rio pun ternyata sama dengan reaksi Alvin

        “i...ia,,, amsuk dulu, nggak enak ngobrol di luar” ajak Shilla mempersilahkan masuk.

        Hening, di ruang tamu yang berisikan empat orang saat ini benar-benar hening tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan. Alvin sedari tadi masih shock hanya bisa diam sambil menundukkan wajahnya, sama seperti Shilla, dirinya pun sama Shocknya dengan Alvin bahkan sekarang hanya bisa menunduk sama seperti yang di lakukan Alvin, Sivia juga bingung mau membicarakan apa, apa lagi sekarang ia tau suasana sedang tidak mendukung, Rio yang sepertinya sudah bisa mengontrol keterkejutannya pun angkat bicara

        “kak Tian ma-“

        “siapa sayang?” tiba-tiba suara Tristan memotong pembicaraan Rio dan mau nggak au semua menoleh ke arah Tristan

        “eh,, loe Yo. Mau jenguk Ify?” tanya Tristan setelah sampai dan langsung mengambil duduk di sebelah Shilla

        “ia kak” jawab Rio sekenanya,

        “oh ia ini Sivia kak, sahabat nya Ify dan yang satu lagi......” Shilla diam, seakan lidahnya terasa kelu saat ingin menyebutkan nama Alvin

        “yang satu lagi Al Alvin teman sekelasnya Ify” ucap Shilla akhirnya walau selesai itu Shilla menundukkan kepalanya. Tristan hanya mengangguk paham

        “kamu kenapa sayang? Sakit?” tanya Tristan sambil mengelus rambut Shilla dengan sayang, Tristan heran dengan tingkah Shilla saat ini. Alvin mencengkaram tangannya keras, dia tau sekarang kenapa Shilla bisa berada di sini, ternyata Shilla kekasih Tristan, pacar kakaknya Ify. Rio yang sudah ngeri sendiri dengan situasi seperti ini walaupun hanya dirinya, Alvin dan Shilla yang membuat situasi seperti ini pun membuka suara

        “kak Ify nya ada?” tanya Rio

        “hufttt,,,,, ada Yo, tapi kayaknya dia belum bisa ngelupain semuanya, kakak bisa minta tolong sama loe Yo buat nenangin Ify, sekarang Ify shock lagi, sekalian kamu bujuk Ify makan, kakak bener-bener takut kalo maagnya kambuh lagi” pinta Tristan

        “em,,, kak Tian maaf sebelumnya gue mau pulang dullu, titip salam aja buat Ify” pamit Alvin membuat Tristan dan Sivia bingung, sedangkan Rio dan Shilla mereka berdua tau alasannya, tapi memilih diam

        “loh, kok buru-buru, nggak liat Ify dulu?” tanya Tristan

        “nggak kak, lagian tadi mama udah sms di suruh buru-buru pulang” jawab Alvin lagi, kini Sivia semakin yakin ada yang di sembunyikan oleh Alvin

        “ya udah hati-hati, makasih udah jenguk Ify” ucap Tristan sambil tersenyum

        “ia kak sama-sama”  jawab Alvin dan bangkit dari duduknya

        “Vin,, tunggu, gue ikut” ucap Sivia, namun Alvin tak menggubrisnya

        “kak Tian, Via juga titip salam buat Ify, bilang maaf nggak bisa lihat sekarang, Via juga harus buru-buru pulang. Permisi kak” ucap Sivia dan berjalan mengejar Alvin yang sudah sampai pintu.

        “Vin” panggil Sivia ketika berhasil mengejar Alvin ketika sampai di cagiva Alvin yang terparkir di halaman rumah Ify

        “loe ngapain ngikutin gue?” tanya Alvin

        “loe kenapa?”

        “gue nggak papa” jawab Alvin cuek

        “loe bisa cerita ke gue”

        “loe siapa gue? Loe bukan siapa-siapa gue, dan nggak usah sok care sama gue” bentak Alvin tajam membuat Sivia sedikit takut dengan tatapan dan nada bicara Alvin, tapi Sivia sama sekali tidak marah dengan omongan Alvin karena dia tau Alvin ada masalah saat ini.

        “gue nggak bermaksud ikut campur dan sok care sama loe, tap-“

        “loe naik sekarang atau gue tinggal” Alvin memotong pembicaraan Sivia , Sivia hanya mengangguk patuh. Tidak ingin membantah dan membuat mood Alvin benar-benar down.
~~~~~~

        Rio masuk kekamar Ify, ingin melihat bagaimana kondisi pujaan hatinya saat ini, hatinya sakit saat melihat Ify kembali seperti semalam, menagis karena ketakutan.

        “Fy” panggil Rio namun Ify masih diam. Rio perlahan duduk di samping Ify

        “loe kanapa lagi? Loe lupa kata-kata gue semalem kalo Iel bakal sedih liat loe kayak gini?” Rio masih berusaha berbicara kepada Ify namun hanya isakan Ify yang terdengar oleh Rio

        “loe bisa lampiasin rasa takut, marah, sedih loe ke gua Fy, nggak harus loe pendam kayak gini” pinta Rio

        “sandaran gue udah pergi Yo, loe tau dia nggak bakal kembali lagi” jawab Ify

        “masih ada kak Tian Fy, gue, Sivia bisa jadi sandaran loe saat ini”

        “loe tau, loe sama aja nyiksa kak Tian dengan keadaan loe kayak gini, dan bahkan gue yakin Iel sekarang kecewa sama loe”

        “Fy, udah pernah gue bilang kan, tuhan punya jalan istimewa buat jalan hidup kita, kita tinggal jalanin sesuai scenario yang udah tuhan buat” kali ini air mta Ify semakin deras mengalir, Ify membenarkan perkatan Rio saat ini, tapi sungguh melupakan kejadian tiga tahun yang lalu dimana orang yang ia sayang mengorbankan nyawanya hanya untuk melindungi dirinya sungguh tidak gampang.

        “Fy” panggil Rio dan membalikkan tubuh Ify untuk menatapnya, perlahan Rio mengusap air mata yang sedari tadi tanpa lelah mengalir di pipinya. Ify pun manatap mata Rio, nyaman itu yang dapat Ify rasakan. Lallu detik berikutnya Rio menarik tubuh Ify kepelukannya seakan berusaha membarikan rasa nyaman ke Ify. Dan rasa panas tubuh Ify pun langsung terasa di tubuhnya.

        “loe bisa pinjam dada gue kalo loe capek, loe bisa panggil gue kapanpun kalo loe mau, gue siap Fy, akpan pun loe butuh gue, gue siap. Tapi gue mohon berhenti untuk menyesali semua, karena itu semua Cuma bisa buat loe semakin terpuruk sama masa lalu loe”

        “loe tau? Gue lebih suka loe yang cuek ke gue, sinis ke gue, dari pada harus liat loe yang rapuh kayak gini Fy”

        “makasih Yo” hanya itu yang dapat Ify katakan, namun kata itu sudah mewakili semuanya.

        “urwell cantik” jawab Rio lalu mengacak puncak kepala Ify sayang dan itu cukup membuat pipi Ify memanas. Rio yang melihat itu hanya terkekeh geli

        “tu bubur envy Fy loe anggurin” ucap Rio melihat bubur di nakas masih utuh belum tersentuh sedikit pun

        “cara loe basi kalo itu buat nyuruh gue makan” ucap Ify cuek, Rio malah tersenyum, sikap ini yang ia rindukan dari sosok pujaan hatinya.

        “yahhh.... maaf bur bidadari gue lebih tertarik sama gue dari pada loe” ucap Rio membuat nada bicaranya seolah-olah menyesal

        “kyaaaa...... siapa bilang gue tertarik sama loe. loe nggak usah GR” sinis Ify tak terima

        “tu bur loe denger kan kata bidadari gue” ucap Rio lagi berbicara kepada bubur

        “loe ngomong apa sih. Nggak usah ngelawak loe”

        “ha,,,, gue nggak ngelawak Fy, gue Cuma ngsih tau ke bubur itu kalo loe lebih tertarik sama gue dari pada dia”

        “gue nggak tertarik sama loe Rio”

        “ya udah loe makan buburnya kalo gitu”

        “gue nggak mau”
       
        “ha,,, ketauan loe lebih tertarik sama gue” ucap Rio nggak mau kalah sambil mengedip-ngedipkan matanya menggoda Ify

        “ishhhh, ok. Bawel loe” marah Ify tapi tetap memakan bubur yang di suapkan Rio

        “bawel, bawel juga loe suka kan?” goda Rio, sungguh sekarang hatinya tersenyum bahagia, melihat Ify berangsur-angsur kembali.
~~~~~

        “Shill, kamu kenapa sayang? Sakit?” tanya Tristan yang khawatir melihat kekasihnya dari tadi hanya diam

        “emm, nggak papa kak, Cuma agak pusing sedikit kok” jawab Shilla yang dari tadi masih bersandar di bahu kokoh Tristan

        “tuh kan, kamu sakit itu namnya, ya udah kamu istirahat aja, ayok aku antar ke kamar” tawar Tristan, namun Shilla menolak

        “nggak kak, Shilla pengen disini aja sama kakak, boleh ya?” pinta Shilla, nggak tau kenapa dia hanya ingin seperti ini bersama Tristan. Tristan hanya tersenyum sambil mengusap kepala Shilla, dirinya juga merindukan saat-saat seperti ini, ya saat-saat Shilla bersikap manja ke dirinya.

        “dengan senang hati sayang” jawab Tristan dan semakin merapatkan pelukannya dipinggang Shilla

        “kak”

        “iya” jawab Tristan

        “Shilla sayang banget sama kakak” ujar Shilla,

        “kakak tau, kakak juga sayang banget sama kamu” balas Tristan dan mengecup puncak kepala Shilla

        “kakak, jangan tinggalin Shilla ya”

        “nggak akan”

        “janji?” Shilla menunjukkan jari kelingkingnya

        “janji” balas Tristan dan mengaitkan kelingkingnya ke jari kelingking Shilla.

        “Shill” panggil Tristan karena sedari tadi Shilla diam

        “sayang” panggil Tristan lagi, namun masih tidak ada jawaban. Tristan lalu menolehkan pandangannya ke Shilla. Tristan tersenyum karena ternyata Shilla sudah tertidur di sandarannya.

        “kakak sayang banget sama kamu Shilla” ucap Tristan dan langsung memilih tidur dengan posisi bersandar di kepala Shilla.

To Be Continue.....

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.