Monday, June 1, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 12 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling

ini part 12 nya, baikkan gue sekali post gak nanggung banyaknya. *plakkkkk.
happy reading ya gessss :D

********

Pagi hari di sambut ceria oleh Gabriel, status baru, dan pacar baru tentunya. Gadis bernama Alyssa Saufika Umari lah yang sedari tadi membuat wajah bahagia Gabriel terus tergambar di wajah tampannya pagi ini. Kalian sudah tau bukan kalau Ify sudah menjadi kekasih Gabriel sekarang. So tidak ada yang aneh jika seorang Gabriel dari tadi tidak menghilangkan senyum di wajahnya. Apa lagi di tambah saat ini dirinya sedang berjalan dengan Ify. Tangannya pun tak lepas menggenggam tangan Ify. Tidak perduli tatapan siswa-siswi lainnya yang menatap dengan tatapan yang berbeda-beda. Ify hanya bisa menuruti kemana langkah cowok yang sudah menyandang status pacarnya itu. Karena Ify sudah meyakinkan ke dirinya sendiri untuk mencoba mencintai Gabriel. Walaupun Ify sendiri tak yakin bisa melakukannya.

Sedangkan dari tadi seseorang menatap sendu pasangan baru ini. Ya siapa lagi kalau bukan Rio. Dirinya hanya bisa tersenyum getir melihat keduanya. Tapi ini lah keputusannya dan sudah pasti ini resiko yang akan dirinya terima.

*********

 “gilak banget tu Ify, apa sih hebatnya dia? gak Gabriel gak Rio pada deketin tu si sampah. Ify lagi? Apa-apaan coba tadi pakai acara gendeng-gandeng tangan Gabriel. Berasa pantes gitu” Dea dari tadi sudah menggebu-gebu dengan emosinya. Pasalnya dirinya sangat menyukai Gabriel dan melihat kejadian tadi pagi membuat dirinya emosi sendiri. Sedangkan Shilla sendiri juga tak kalah emosi sama seperti Dea. Dirinya juga menyukai Rio yang sampai sekarang pun tak pernah menganggapnya.

“Shill, loe dengerin gue gak sih?” kesal Dea karena melihat Shilla dari tadi hanya diam.

“loe bisa diem gak sih De, gue juga sama kali kayak loe, dari pada loe ngomel-ngomel gak jelas lebih baik loe bantu gue cari cara buat lenyapin si Ify”

“caranya?”

“kita lihat aja nanti” jawab Shilla senyum liciknya pun tergambar di wajahnya

********

Rio melangkahkan kakinya menuju ruang musik. Entah kenapa tiba-tiba saja dirinya ingin kesana, sejenak menenangkan diri di sana tidak terlalu buruk bukan?

“Rio” suara itu membuat Rio menghentikan langkahnya.  Setelah itu membalikkan posisi tubuhnya lalu matanya mencari sosok orang yang memanggilnya barusan. Dari jarak sekitar lima meter Rio dapat melihat seorang  gadis berdiri disana. Lalu perlahan orang itu pun mendekatinya.

“mau apa loe?” sinis Rio langsung. Melihat orang yang ada di hadapannya sekarang membuat moodnya yang buruk semakin bertambah buruk. Orang itu hanya menanggapi dengan senyumnya saja. Seolah kata tidak suka dari Rio barusan tidak masalah baginya.

“loe ada waktu? Gue mau ngomong sebentar sama loe” ucap orang itu.

“mau ngomong apa sih Shill? Gue gak ada waktu buat orang kayak loe”

“please, sekali ini aja” mohon orang itu yang ternyata Shilla saat Rio hendak beranjak dari posisinya. Kedua tangannya pun tak lupa menahan tangan kanan Rio.

“ok, gue harap ini yang terakhir kalinya gue berhubungan sama loe” Rio langsung menghentakkan tangan kanannya yang di pegang oleh Shilla dan langsung melangkah pergi menuju taman belakang SMA Jingga. Sedangkan Shilla hanya tersenyum sinis melihat punggung Rio yang sudah berjalan terlebih dahulu.

“kalau loe gak bisa gue miliki, gak ada satu orang pun yang boleh dapetin loe Rio sayang” gumam Shilla dan meilih menyusul Rio.

*******

“’Ify” Ify mengalihkan tatapannnya saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Dilihatnya Rahmi dengan tangan yang membawa setumpuk buku di tangannya.

“kenapa Mi?” tanya Ify sambil menaikkan alisnya sedikit bingung.

“loe di suruh pak Duta buat antar tugas ini ke mejanya Fy. tadi rencananya gue, tapi gue ada rapat osis,lagi pulajuga ada yang mau pak duta omongin sama loe Fy” jelas Rahmi yang hanya di balas anggukan oleh Ify.

“Oh, ok. Thanks ya Mi” Ify mengambil buku-buku itu dari tangan Rahmi agar berpindah ke tangannya.

“it’s ok, seharusnya gue kali yang bilang makasih Fy” kekeh Rahmi dan meninju pelan bahu kanan Ify.

“ya udah gue duluan ya, thanks sekali lagi Fy” pamit Rahmi dan hanya di balas anggukan dan senyum oleh Ify.

“Yel, aku antar ini dulu ya?” pamit Ify saat rahmi sudah benar-benar pergi dari sana.

“mau aku temenin?” tawar Gabriel, dan di balas gelengan oleh Ify

“gak usah, aku bisa sendiri kok, lagian mungkin nanti agak lama karena pak Duta juga ada yang mau di omongin sama aku” Gabriel hanya tersenyum lalu mengacak puncak kepala kekasihnya itu. Ify benar-benar gadis yang sulit menerima bantuan orang, bahkan dari kekasihnya sekalipun.

“ya udah aku tunggu kamu di kelas aja deh, hati-hati. Kalau udah selesai langsung balik ke kelas” suruh Gabriel sedikit nada mengamcam dan memaksa disana.

“siap tuan Gabriel. Ya udah aku duluan ya” pamit Ify lagi dan hanya di balas anggukan ringan oleh Gabriel.

Gabriel langsung mengeluarkan HP dan ear phone-nya. Rencananya dirinya akan menunggu Ify sambil mendengarkan musik. Belum sempat Gabriel menikmati kegiatannya. Tiba-tiba seseorang datang dan langsung mengambil posisi duduk di sampingnya

“hay Yel” sapa orang itu dan membuat Gabriel mau tak mau membalas sapaannya.

“Hay De” jawab Gabriel dam memperbaiki posisi duduknya.

“loe jadian sama Ify?” Gabriel mengerenyit heran saat pertanyaan itu terlontar diri bibir Dea. Bahkan tanpa basa-basi Dea menanyakannya. Tapi bukankah dirinya berhubungan atau tidak dengan Ify itu bukan urusan gadis yang ada di hadapannya ini?

“ada masalah?” Gabriel tidak menjawab melainkan memberikan pertanyaan balik ke Dea atas pertanyaannya tadi.

“oh, sorry, sebenarnya gak ada masalah buat gue, tapi sepertinya masalah buat saudara kembar loe” jawab Dea santai.

“Rio?”

“Yups, siapa lagi memangnya selain Rio saudara kembar loe” Gabriel hanya berkerut kening mendengar penuturan Dea.

“so? Gue rasa gak ada masalah sama Rio” jawab Gabriel di sela-sela kebingungannya

“cisshhh, gue kira insting saudara kembar lebih kuat, tapi ternyata sama aja. Loe bahkan gak tau Yel kalau Rio juga suka sama Ify. Apa loe bisa di bilang saudara kembar yang baik?”

DEGHH

Entah kenapa Gabriel takut sendiri mendengar pernyataan Dea barusan. Rio? Ify? Apa benar Rio memiliki rasa juga kepada Ify? Tapi bukan kah selama ini terlihat baik-baik saja? Atau dirinya yang kurang peka terhadap kondisi di sekelilingnya. Oh God, apa ini yang menyebabkan Rio sedikit lebih pendiam akhir-akhir ini. Jika memang ia betapa jahatnya dirinya saat tidak mengetahui itu semua dan apakah dirinya harus melepas Ify untuk Rio? Tidak, apapun alasannya dirinya tidak mudah melepaskan orang yang dia sayang begitu saja, sekalipun itu saudara kembarnya sendiri. Sedangkan Dea dari tadi hanya tersenyum licik saat melihat gelagat diam Gabriel saat ini.

“sorry, loe kalau nemuin gue Cuma mau ngomongin yang gak-gak, maaf gue gak ada waktu” ucap Gabriel dingin berusaha tidak percaya dengan kata-kata gadis di hadapannya ini. Dirinya lebih percaya ke saudara kembarnya yang sudah bersama dirinya sejak di dalam kandungan dari pada orang di depannya sekarang.

“terserah, gue juga gak maksa Yel buat loe percaya kata-kata gue. Tapi suatu saat loe bisa buktiin omongan gue” ucap Dea sambil tersenyum lalu beranjak dari sana. Gabriel melihat saja Dea yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya. Setalah itu meyandarkan tubuhnya di sandaran tempat duduk dan mengusap wajahnya. Mencoba tidak mempercayai kata-kata Dea barusan.

“stop it, Gabriel Stevent. Rio lebih bisa di percaya dari pada orang asing itu” gumam Gabriel lalu kembali memasang ear phone-nya yang sempat tertunda tadi.

*******

Ify kembali menuju kelas saat selesai mengantar buku ke meja pak Duta. Namun Ify sedikit bingung saat di ruangan tadi tidak ada pak Duta. Dan Ify meletakkan saja buku itu di meja Pak Duta. Ify sedikit bersenandung saat ingin kembali ke kelas. Setidaknya mengusir bosan kerena koridor saat ini sedang sepi. Wajar waktu istirahat, biasanya para siswa-siswi memilih untuk menghabiskan waktu di kantin, perpus atau bahkan di taman depan. Namun tiba-tiba Ify merasa pergelangan tangannya di tarik kasar oleh seseorang dan langsung membawa Ify pergi dari sana, bahkan Ify sendiri sulit untuk melihat siapa orang itu karena tarikan kasar orang itu.

“awww” rintih Ify saat dirinya di dorong asal ke dalam sebuah ruangan. Ify tidak tau pasti ini ruangan apa, yang ia tau disini kotor pengap dan gelap. Tanpa banyak kata orang itu langsung pergi dan mengunci pintu dari luar. Ify kelabakan sendiri,bagaimana mungkin dirinya harus berurusan lagi dengan gelap, sudah cukup semalam apa sekarang dirinya harus berada di tempat gelap lagi? Lutut Ify terasa lemas, bahkan untuk berdiri saja tidak bisa. Keringat dinginnya mulai bercucuran di tubuhnya. Ify hanya bisa duduk meringkuk sambil menangis. Dan suaranya pun tidak bisa keluar hanya untuk mengucapkan kata tolong. Kalian tau sendiri bukan bagaimana jika Ify berhubungan dengan gelap?

“Rio” lirih Ify tanpa sadar, entah kenapa nama Rio yang terucap di bibirnya. Bukankah yang menyandang status kekasih Ify adalah Gabriel?

*******

“apa yang mau loe omongin?” tanya Rio to the point karena dirinya tidak mau lama-lama berurusan dengan orang yang di hadapannya ini.

“sebelumnya makasih bu-“

“gue gak butuh basa-basi loe” potong Rio sebelum Shilla menyelesaikan ucapannya

“huffttt, ok. Gue Cuma mau tanya loe suka sama Ify?” Rio bingung harus berekpresi bagaimana saat mendengar pertanyaan Shilla barusan. Dan bagaimana Shilla bisa tau. Bukankan yang tau hanya dirinya, Ify dan Deva?

“maksud loe?”

“gue tau Yo loe suka sama Ify, bahkan mungkin dari sebelum Gabriel menyukai Ify. Tapi gue heran sama loe, kenapa loe biarin Ify sama Gabriel. Dan bahkan kalau gue lihat Ify kayaknya lebih ke loe Yo dari pada Gabriel” Rio hanya diam mendengar Shilla yang terus bicara tanpa henti

“oh come on Yo, loe cowok dan seharusnya loe bisa pertahanin apa yang seharusnya jadi milik loe, bukan ngalah kayak gini. Loe takut nyakitin Gabriel? Cishhh bahkan Gabriel sendiri tidak perduli sama loe yang hatinya udah dia sakiti”

“sorry sebelumnya kalau kemaren-kemaren gue bersikap agak, yaaa... seperti yang loe bilang, gak berpendidikan. Gue sadar gue salah waktu itu. Dan gue kesini sekaligus mau minta maaf sama loe, dan mungkin Cuma ini cara gue untuk bisa minta maaf sekaligus bantu temen gue” bahkan sampai sekarang Rio masih diam seribu bahasa, mencoba mencerna kata-kata Shilla beberapa menit yang lalu.

“Loe harus bisa pertahanin yang seharusnya jadi milik loe Yo” Dea menepuk pelan bahu kanan Rio sebelum akhirnya beranjak dari sana. Rio? Entahlah, dirinya akui apa yang di katakan Shilla ada benarnya juga. Tapi.....

“arghhhh, stop Rio stop, ini keputusan loe dan loe harus terima konsekuensinya.” Rio menjambak kasar rambutnya sendiri. Dirinya benar-benar sudah frustasi dengan masalah ini.

*******

Gabriel dari tadi masih setia menelusuri setiap koridor sekolah, siapa lagi yangGabriel cari kalau bukan Ify. Pasalnya ini sudah lebih dua puluh menit Ify pergi namun belum juga kembali, Gabriel kembali melirik jam tangannya, bahkan sampai lima menit lagi bel masuk berbunyipun Ify belum kembali.

“Rio” Gabriel langsung memanggil Rio saat sosok saudara kembarnya itu terlihat olehnya. Rio yang merasa namanya di panggil pun menoleh ke sumber suara.

“apa Yel?” tanya Rio sambil mendekatkan jarak dengan Gabriel

“loe lihat Ify?” tanya Gabriel dengan gurat kecemasan disana. Rio malah bingung saat Gabriel menanyakan Ify kedirinnya, bukan kan Ify dari tadi berama Gabriel?

“gak, bukannya Ify dari tadi sama loe Yel? Gue barusan dari kantin soalnya” jawab Rio yang memang dirinya juga tidak tauIfy dimana.

“iya tadi memang sama gue, tapi tadi Rahmi datang terus bilang Ify disuruh nemuin pak duta, tapi sampai sekarang Ify gak dateng-dateng.” Jelas Gabriel

“setau gue pak Duta tadi udah pergi waktu jam istirahat, yang gue tau sebelumnya pak Duta nyuruh Rahmi buat antarin tugas  tadi kan ke meja pak Duta” Rio mencoba menjelaskan ke Gabriel

“lalu?”

“IFY!!” pekik Rio dan Gabriel bersamaan lalu berlari ke arah ruangan pak Duta.

Baik Rio maupun Gabriel langsung mencari Ify di setiap koridor dan bahkan di ruangan pak Duta, namun nihil Ify tidak ada di sana. Bahkan mereka tidak perduli sekarang bel masuk telah berbunyi.

“Shilla” gumam Rio penuh emosi. Sepertinya Rio tau siapa dalang di balik ini semua. Gabriel yang mendengar Rio menggumam pun mengerenyit heran.

“apa Yo? Shilla?” tanya Gabriel ulang memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar

“gue kayaknya tau siapa pelakunya” tanpa ada penjelasan lagi Rio langsung berlari menuju kelas untuk menemui Shilla. Dengan langkah cepat dan wajah menahan emosi Rio menghampiri Shilla di kelas, untung saja buk Winda yang hari ini masuk belum masuk sampai sekarang.

“srettt” tanpa maminta persetujuan dulu Rio langsung menarik paksa tangn Shilla, membuat Shilla meringis merasakan tangannya sedikit sakit. rio langsung mengurung Shilla antara tubuhnya dan dinding koridor.

“dimana Ify?” tanya Rio langsung tanpa basa-basi

“maksud loe?”

“gue lagi gak butuh acting gak bersalah loe” sinis Rio manatap Shilla tajam

“gue bener-bener gak tau apa maksud loe Yo” Shilla terus memasang wajah ketidaktauannya

“gue tau ini ulah loe, sekali lagi gue tanya dimana Ify?” tanya Rio sekali lagi masih berusaha sabar

“heh, gue beneran gak tau dimana Ify, bukannya tadi jam istirahat gue sama loe? terus dengan tidak berdosanya loe tanya Ify sama gue? Loe fikir gue yang culik Ify” Shilla menjawab tak kalah sinis. Rio yang mendengar penjelasan Shilla melonggarkan cekalan tangannya di bahu Shilla. Benar juga apa yang Shilla katakan. Bukankah dari tadi Shilla di taman bersamanya. Lalu Ify kemana?

“kalau gue tau dalang ini semua itu loe, gue pastikan loe akan menyesal seumur hidup Ashilla” Rio membisakkan tepat di telinga Rio, membuat Shilla merinding mendengar suara Rio yang menakutkan itu. Rio sendirilangsung pergi dari sana, dengan wajah penuh kekhawatiran tentunya.

“cishhh. Berdoa putri loe masih bernafas Mario”sinis Shilla lalu pergi dari sana, sebelumnya Shilla sedikit marapikan dandanannya.

“permainan baru di mulai Rio sayang”

*******

“gimana Yo?” tanya Gabriel dengan nada cemasnya. Bagaimana tidak cemas Ify sampai sekarang belum di temukan. Bahkan dirinya dan Rio sudah menelusuri setiap sudut sekolah. Rio hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Rio pun tak kalah khawatirnya dengan Gabriel. Gabriel yang melihat gelengan kepala Rio membuat Gabriel semakin panik.

“kita harus cari dimana lagi? Yaampun Ify kamu dimana sayang” Gabriel menjambak rambutnya frustasi.

“gudang” ucap Rio tiba-tiba. Lalu tanpa menunggu lama Rio langsung berlari menuju gudang belakang sekolah. Entah darimana Rio merasa Ify ada disana. Gabriel pun langsung menyusul Rio yang sudah berlari duluan ke gudang.

“brakkkk” Rio langsung saja mendobrak kasar pintu gudang. Sedikit mudah Rio mendobraknya karena pintu gudang sudah sedikit rusak.

“Ify!!!!” pekik Rio langsung saat melihat tubuh fy tergeletak tak berdaya disana.

“Fy, bangun Fy. Ify” Rio menepuk-nepuk pelan pipi Ify dan menompangkan kepala Ify menggunakan tangan kirinya. Rio dapat merasakan wajah Ify basah kerena keringat dingin, bibirnya pucat pasi dan tubuh Ify terasa dingin membuat Rio semakin panik. Bahkan Rio tidak menyadari di pintu gudang Gabriel berdiri dengan tatapan yang tidak suka. Lihat bahkan sudah dua kali Rio menolong Ify dalam keadaan yang sama. Hey, disini ada pacarnya, bukankah dirinya lebih berhak. Dan haruskah Rio sepanik itu? Tunggu, atau jangan-jangan benar apa yang dikatakan Dea kalau Rio juga menyukai Ify?

“ehem” Gabriel berdeham membuat Rio menolehkan sejenak pandangannya ke Gabriel.

“Yel, Ify Yel, kita harus bawa Ify ke rumah sakit” panik Rio lalu kembali mengalihkan pandangannya ke Ify.

“bukan kita Yo, tapi lebih tepatnya gue. PACARNYA”

DEGHH

Rio hanya bisa diam saat mendengar pernyataan Gabriel barusan. Namun itu hanya beberapa detik dan Rio kembali tersadar saat Gabriel mengambil alih Ify dari pangkuannya.

“masih ada gue Yo, pacarnya. Jadi loe gak perlu repot-repot untuk terlalu khawatir sama pacar gue” setelah itu Gabriel langsung beranjak pergi dari sana dengan menggendong Ify dengan gaya bridal style. Rio memejamkan matanya kuat-kuat lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan. Rio membenarkan ucapan Gabriel. bagaimanapun Gabriel yang lebih berhak atas Ify dari pada dirinya. Lagi pula seharusnya dirinya tidak perlu sekhawatir ini dengan Ify.

******

Gabriel langsung membawa Ify kerumah sakit. setelah menidurkan Ify di kursi penumpang sebelah kursi kemudi Gabriel langsung bergegas menuju rumah sakit.

“ya tuhan, jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan Ify tuhan” batin Gabriel memohon.

******

Gabriel dari tadi masih mondar-mandir di depan pintu ruang ICU. Bagaimana tidak, dokter yang menangani Ify sudah setengah jam yang lalu belum juga keluar.

“kak Iyel” suara itu membuat Gabriel membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok Deva dan juga Rio sudah berdiri di depannya.

“kak Ify gimana?” Gabriel diam. Dirinya bingung harus menjawab apa, dirinya sendiri juga tidak tau bagaimana kondisi Ify sekarang karena dokter belum juga selesai menangani Ify.

“gue gak tau Dev, dokter masih di dalam nanganin Ify” jawab Gabriel apa adanya. Deva menjambak rambutnya frustasi, bagaimana bisa kakaknya seperti ini lagi, bahkan phobia kakaknya sudah kambuh dua kali dalam beberapa hari ini. Rio? Jangan tanya bagaimana dengan Rio saat ini, kalau boleh jujur bahkan mungkin orang yang paling takut dan khawatir dengan Ify. Namun yang bisa Rio lakukan hanya diam, dirinya tidak mungkin menunjukkan rasa khawatirnya yang nantinya akan membuat Gabriel semakin cemburu.

Tiba-tiba pintu ICU terbuka membuat Deva langsung menghampiri dokter yang baru selesai menangani Ify.

“bagaimana kondisi kakak saya dok?” tanya Deva cemas. Di belakang Deva sudah ada Rio dan juga Gabriel yang menunggu jawaban dokter.

“alhamdulillah kondisinya sudah stabil sekarang, dan tinggal menunggu pasien sadar” jawab dokter dan membuat Deva, Rio dan Gabriel menghela nafas leganya. Setidaknya tidak ada sesuatu yang buruk terjadi dengan Ify.

“tapi mungkin pasien butuh di rawat dirumah sakit untuk beberapa hari, supaya kami dapat mengecek kondisinya” tambah dokter dan hanya di balas anggukan oleh Deva.

“apa kami boleh masuk dok?” tanya Gabriel buka suara

“pasien sudah bisa di jenguk, tapi saya sarankan satu-satu agar tidak menggangu istirahat pasien”

“baik dok, terima kasih” Gabriel menjabat tangan dokter sebelum akhirnya dokter itu pamit.

*******

Hening. Baik Gabriel maupun Rio sama-sama diam. Tidak ada yang berniat membuka suara. Hanya suara langkah orang-orang yang kebetulan lewat yang terdengar saat ini.sedangkan Deva berada didalam kamar rawat Ify. Berhubung hanya di perbolehkan satu-satu untuk menjenguk Ify. Membuat Gabriel dan Rio menunggu giliran.

“loe suka sama Ify?” empat kata yang membentuk sebuah kalimat pertanyaan itu berhasil membuat Rio bungkam seribu bahasa, bahkan sekarang suasana terasa semakin canggung. Rio masih diam memikirkan jawaban yang akan dia lontarkan untuk Gabriel.

“sepertinya gitu” entah mendapat jawaban dari mana Rio menjawab pertanyaan Gabriel barusan. Bahkan nadanya terdengar dingin.

“sepertinya?”

“ah, ralat maksud gue sangat sangat mencintai Ify” masih dengan nada yang sama Rio kembali menjawab pertanyaan Gariel. Ya, Rio sudah meyakinkan hatinya untuk tidak ingin mengalah lagi. Dirinya harus bisa berjuang untuk mendapatkan seseorang yang dia cintai. Tidak ada salahnya kan walaupun Ify sudah memiliki kekasih? toh, janur kuning belum melengkung. Gabriel sendiri hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban Rio.

“kenapa loe gak bilang dari awal kalau loe memang cinta sama Ify? Toh, kita bisa bersaing secara sehat. Kenapa loe milih jadi seorang pengecut?” sinis Ganriel

“Gabriel Stevent, bahkan gue bisa dengan mudah mendapatkan Ify sebelum loe yang dapatin Ify, tapi waktu itu gue memang melepas Ify buat loe dengan alasan gue gak mau buat loe sakit hati nantinya. Bodoh? Pengecut? Ya gue akui waktu itu gue memang bodoh dan bersikap pengecut karena melepas orang yang gue sayang untuk orang lain.” Balas Rio tak kalah sinis dengan ucapan Gabriel

“dan kebodohan loe gak akan pernah gue lakuin. Gue gak akan pernah lepasin Ify sampai kapan pun”

“dan gue juga gak akan pernah berhenti buat mendapatkan Ify nantinya”

“kita lihat saja Mario Stevano”

@@@@@

BERSAMBUNGGGG......

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.