Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
Tiga part guysss, baik kan gue :p
******
“hallo Ify
sayang, apa kabar?” ucap seseorang yang seumuran dengan Ify, sambil menyeringai
nakal menatap Ify seperti ingin memakannya. Seketika wajah Ify memucat,
tubuhnya terasa lemas, dan pasokan oksigen terasa menipis di paru-parunya.
“Debo” lirih Ify shock melihat orang
yang saat ini ada di hadapannya dan berjalan semakin mendekat membuat Ify ingin
berlari menjauh saat ini. Rio yang menyadari perubahan raut wajah Ify menjadi
panik, ada apa sebenarnya dengan Ify dan siapa cowok yang ada di hadapannya dan
Ify tersebut?
“udah lama kita nggak ketemu sayang, aku
kangen” ucap Orang tersebut yang di sebut Debo oleh Ify
“dan aku, udah lama nggak
bersenang-senang sama kamu” tambah debo yang saat ini sudah berdiri sangat
dekat dengan Ify. Ify semakin takut, nafasnya seakan berhenti, keringat dingin
pun sudah mengalir deras di pelipisnya.
“sorry, loe siapa ya?” tanya Rio yang
masih bingung tapi dia tau Ify tak suka dengan kehadiran orang yang ada
dihadapannya ini
“yang pasti orang yang sangat merindukan
Ify” ucap orang itu dan menyeringai. Dan itu sangat menjijikkan bagi Ify
“Yo’ lirih Ify dan menggeserkan tubuhnya
ke belakang Rio meminta perlindungan, Ify benar-benar belum siap melihat orang
yang telah merusak hidupnya saat ini. Rio yang seakan paham dengan ketakutan
Ify pun mencoba melindungi Ify.
“gue emang nggak tau loe siapa, dan
sebenernya juga nggak penting buat gue, tapi gue minta loe sekarang pergi” ucap
Rio dingin
“oh,,,oh,,, ohh ada yang mau jadi
pahlawan ternyata. Tapi sayangnya urusan gue bukan sama loe, tapi sama Ify”
balas orang itu
“sayangnya urusan Ify itu sama aja
urusan gue, jadi gue harap loe pergi sekarang” ucap Rio. Rio mengepalkan
tangannya keras mencoba masih mengontrol emosinya
“hhahahaha, loe nantangin gue?” tanya
orang itu –Debo- menatap Rio sinis dan meremehkan.
“BUGH” Rio yang udah emosi melayangkan
tinjunya ke wajah Debo. Debo yang belum seimbang jatuh tersungkur di lantai
“eerrghhh” Debo meringis pelan lalu
segera bangkit
“BUGH” Debo membalas pukulan Rio, dan
membuat Rio terhuyung ke belakang. Ify menangis dirinya seakan berada di saat
tiga tahun yang lalu, nggak ini nggak boleh terjadi, kejadian dulu tidak akan
terulang lagi terlebih saat ini Rio lah orangnya, orang yang sama sekali tidak
ada hubungannya dengan ini semua.
“loe pergi sekarang atau.....” ucap Rio
menggantungkan kalimatnya sambil mencekal kerah baju Debo kasar
“BUGH” Debo melepaskan kembali bogemnya
ke wajah Rio membuat cekalan tangan Rio di kerah baju Debo terlepas seketika
“ok,, Fine. Gue bakal pergi sekarang,
tapi ingat Ify sayang urusan kita belum selesai” ucap Debo dan beranjak dari
sana. Ify hanya diam sambil terisak ketakutan, wajahnya semakin pucat dan
tubuhnya bergetar. Rio yang melihat Ify seperti itu langsung menghampiri Ify
“udah Fy nggak usah takut lagi, ada gue
loe aman sekarang” ucap Rio lembut sambil mengusap punggung Ify. Ify langsung
memeluk Rio erat, seakan ingin menumpahkan semua rasa takutnya ke Rio, Rio
awalnya sedikit kaget saat Ify memeluknya, namun perlahan Rio merengkuh tubuh
Ify.
“gue,,, ta,,, kut.. Dedo,,, Debo...”
“sstttt, udah Fy, Debo udah pergi loe
udah aman sekarang” ucap Rio berusaha menenangkan Ify. Sebenarnya Rio sendiri
bingung apa yang membuat Ify merasa ketakutan saat melihat orang itu atau lebih
tepatnya Debo, orang yang baru beberapa menit yang lalu Rio melihatnya. Rio
dapat merasakan seragamnya basah kerena air mata Ify, tapi sungguh itu bukan masalah
baginya. Hingga akhirnya Tristan datang dan kaget melihat Ify dengan keadaan
seperti itu
“Ify” panggil Tristan dan membuat Ify
melepaskan pelukan Rio dan berganti memeluk Tristan
“Yo, Ify kenapa?” tanya Tristan panik
sambil membelai punggung Ify berusaha menenangkan Ify
“gue nggak tau yang pastinya kak, tapi
tadi ada orang yang namanya Debo terus.....”
“apa Debo?” pekik Tristan mendengar nama
itu, dan membuat Rio semakin bingung ada apa sebenarnya dengan orang yang
bernama Debo itu?.
“kak,, Debo,,, Debo,,, dia” ucap Ify
nggak beraturan, Ify benar-benar ketakutan sekarang
“udah Fy, udah, Debo udah pergi, ada
kakak disini” ucap Tristan masih berusaha menenangkan Ify. Tristan merasa
pelukan Ify semakin longgar, Tristan melepaskan pelukannnya untuk melihat wajah
Ify dan seketika tubuh Ify ambruk, untung saja masih di pangkuan Tristan
“Ify” kaget Rio saat tubuh Ify pingsan
di pangkuan Tristan
“Yo, sebelumnya makasih loe udah
nolongin Ify, tapi sekarang gue mau bawa Ify pulang dulu, besok loe dateng aja
kerumah, gue jelasin semuanya” ucap Tristan dan langsung membopong Ify
“ia kak, sama-sama, Besok gue ke rumah
loe” jawab Rio agak panik mellihat Ify tak sadarkan Diri di gendongan Tristan
“perumahan nusa indah no.24 yo *ada apa
kagak tu perumahan kagak tau gue*, gue tunggu besok, gue duluan” pamit Tristan
dan langsung membawa Ify kedalam Mobil. Rio masih menatap Ify yang berada di
gendongan Tristan, Rio benar-benar khawatir dengan kondisi Ify, ingin rasanya
dirinya ada di sana dan merawat Ify, tapi sepertinya sudah ada Tristan dan Rio
sendiri akan menjenguk Ify besok.
******
Hening, hanya keheningan antara Sivia dan
Alvin saat ini, yang biasanya keributan yang selalu tercipta diantara keduanya,
kini hening, tidak ada yang membuka suara. Tiba-tiba Alvin menghentikan
motornya di tepi jalan.
“kyaaaa,,, ngapain berhenti kodok, gue
capek mau pulang” teriak Sivia
“loe mau gue bawa pulang kerumah gue?”
ucap Alvin, membuat Sivia reflks memukul kepala Alvin
“adaw, sakit lampir” Ringis Alvin
“lagian loe tu otak di pake, ngapain mau
bawa gue kerumah loe ha?” sewot Sivia
“yang bego tu loe apa gue sih ha? loe
minta antar pulang tapi nggak ngasih tau di mana alamat rumah loe. aishhhhh,
adaa ya cewek bego kayak loe” kesal Alvin, ‘bener juga ya’ batin Sivia
“lagian loe kagak nanya” ucap Sivia
membela diri
“loe tu jadi cewek nyolot banget ya,
udah untung gue anter pulang” sinis Alvin
“yeee. Loe pikir gue mau ha. Gue juga
terpaksa kali” balas Sivia
“arghhhh, bodo deh, dimana rumah loe”
ngalah Alvin
“perumahan kelapa gading no 11” ucap
Sivia, tanpa menunggu lama Alvin langsung menancap gas motornya membuat Sivia yang
belum siap Refleks memeluk pinggang Alvin
“kyyaaaaaaaaaaa. Kodok loe kalo mau mati
jangan bawa-bawa gue” omel Sivia tapi tak digubris oleh Alvin
*******
Tristan melajukan mobilnya menuju toko kue
yang ada di ujung jalan, ia ingin menjemput Shilla dahulu yang tadi memilih
menunggu di toko kue karena ingin memberikan brownies kesukaan Ify sebagai
oleh-oleh, Shilla sendiri sedikit terkejut saat mengetahui kondisi Ify. Namun
Shilla memilih diam dan ingin menanyakan nanti setelah sampai dirumah. Hanya
butuh waktu lima belas menit mereka sampai. Tristan langsung membawa Ify
kekamar dan di susul Shilla di belakang.
“kak Ify kenapa?” tanya Shilla akhirnya
setelah Tristan membaringkan Ify di tempat tidurnya.
“aku juga nggak tau kejadian yang
sebenarnya Shill, tapi tadi kata Rio yang menolong Ify Debo datang nemuin Ify,
untung tadi ada Rio kalo nggak aku nggak tau gimana nasib Ify” jelas Tristan
sambil tangannya menyelimuti tubuh Ify
“Debo yang kakak pernah ceritain itu?”
tanya Shilla
“ya” jawab Tristan yang udah sedikit
Frustasi melihat Ify seperti ini, Shilla yang tau bahwa kekasihnya ini sedang
cemas pun mencoba menenangkannya.
“Shilla tau apa yang kakak rasain, tapi
setidaknya kakak nggak usah ikutan panik yang ada kita nggak bisa cari jalan keluar
untuk masalah ini” nasehat Shilla, Tristan diam mencoba mencerna setiap kata
yang keluar dari mulut kekasihnya itu.
“kak, lebih baik kakak mandi dulu untuk
nyegerin pikiran kakak, habis itu biar Shilla masakin kakak makanan, kakak udah
capek gitu, entar kakak juga jadi ikutan sakit” tambah Shilla. Tristan menatap
Shilla dalam, gadis ini benar-benar baik, bahkan dalam keadaan seperti ini
Shilla bisa menenangkan hatinya, lalu di rengkuhnya tubuh Shilla ke dalam
pelukannya.
“makasih sayang” ucap Tristan di
sela-sela pelukannya.
“ia sama-sama kak. Ya udah kita keluar
dulu, biarin Ify istirahat” ajak Shilla dan hanya diangguki oleh Tristan
*******
Rio mondar-mandir nggak jelas di dalam
kamar, pikirannya masih memikirkan bagaimana kondisi Ify, melihat Ify seperti
tadi sungguh membuat hati Rio sesak, lebih baik dia mendapat perlakuan dingin
dan jutek dari Ify dari pada harus melihatnya seperti tadi.
“duhhh, Ify gimana ya? Udah baikan belum
ya? Apa gue kasana aja ya?” gumam Rio bertanya sendiri, lalu dilihatnya jam
tangan di pergelangan tangan kirinya.
“baru jam delapan, belum malem-malem
banget sih, ya udalah kesana aja, dari pada gue nggak bisa tidur” tambah Rio
dan langsung mengambil kunci mobilnya.
“Rio, mau kemana sayang?” tanya tante
Manda, bingung melihat Rio ingin keluar jam segini
“kerumah teman bentar ma” jawab Rio dan
langsung mencium tangan tante Manda
“jangan malam-malam pulangnya” pinta
tante Manda dan hanya dijawab acungan jempol dari Rio.
*******
Tristan menggendong Shilla kedalam kamar,
dirinya tidak tega jika harus membangunkan Shilla, mengingat tadi Shilla harus
langsung masak buat makan malam untuk dirinya dan juga bubur buat Ify. Dan baru
sekarang bisa istirahat
“good night sayang” ucap Tristan dan
mengecup puncak kepala Shilla.
Tristan melangkah kan kakinya menuju kamar
Ify, ingin mengecek kembali keadaan Ify.
“ting tong *anggap aja suara bel*” suara
bel rumah berbunyi membuat Tristan mengerenyit heran, siapa yang malam-malam
begini bertamu, akhirnya Tristan pun membuka pintu dan mendapati Rio tengah
berdiri di depan pintu
“eh,, loe yo” ucap Tristan sedikit agak
kaget
“heheh ia kak” ucap Rio
“mau liat Ify?” tanya Tristan to the
point
“em,, ia kak, maaf tapi sebelumnya gue
ganggu loe malem-malem gini” ucap Rio
“hahah ya udah nggak papa, ayok gih ke
kamarnya, kebetulan tadi juga gue meu ngecek keadaan Ify” ajak Tristan dan
langsung mengajak Rio ke lantai dua dimana kamar Ify berada.
“Ify masih tidur yo” ucap Tristan ketika
sampai dikamar Ify dan ternyata Ify masih tidur
“ha,,, nggak papa kak, lagian biarin aja
Ify istirahat kasian” ucap Rio. Lalu Tristan mengajak Rio untuk duduk di sofa
yang ada di kamar Ify
“o ya kak, Debo siapa sih sebenernya
kenapa Ify bisa sampai kayak tadi waktu ngeliat Debo?” tanya Rio penasaran
“Debo itu......”
^^^^^^
“BRAKKKK” suara pintu yang di buka
secara paksa, membuat seorang gadis bernafas lega setidaknya ia akan selamat
hari ini
“Iel” ucap gadis itu
“Ifyyyy” teriak orang yang di panggil
Iel tadi. Lalu berlari dan ingin menolong gadis yang sepertinya sangat ia
sayangi. Namun beru beberapa langkah dua orang langsung menahan tangan kiri dan
kanannya sehingga membuat langkah iel berhenti
“lepasin gue” teriak Iel berusaha
melepaskan tangannya, namun sepertinya tenaganya tidak mampu mengalahkan tenaga
dua orang yang sedang menahan tanganya
“wow... dateng juga loe yel, mau
nyelametin putri loe” ucap seseorang dengan nada meremehkan. Sedangkan Iel
sudah menggemgem tangannya keras.
“mau loe apa sih Deb?” tanya Iel
“mau gue.....” ucap orang itu Debo. lalu
mendekat ke Ify dan menjambak rambut Ify membuat Ify mengerang kesakitan
“Ify” tambah Debo lagi dan semakin
kencang menjambak rambut Ify
“arghhh, sakittt” erang Ify merasakan
rambutnya benar-benar ingin terlepas dari kepalanya bahkan air matanya semakin
deras menahan rasa sakit di kepalanya
“cukup Deb, brengsek loe” marah Iel
melihat Ify diperlakukan seperti itu
“cukup? Why? Gue belum puas” ucap Debo
sangat lembut tapi itu membuat emosi Iel memuncak
“loe bener-bener brengsek Debo” geram
Iel dan dalam sekali sentak cekalan tangan dua Orang itu terlepas.
“BUGH” tanpa banyak bicara Iel langsung
meninju pipi kanan Debo dan cukup membuat Debo meringis kesakitan. Dan saat itu
Iel langsung melepas ikatan tangan dan kaki Ify.
“BUGH, BUGH” belum sempat Iel dan Ify
mengucapkan kata, dua orang tadi langsung meninju Iel dan membuat Iek
tersungkur kelantai
“Ielllll” teriak Ify tak tega melihat
Iel di pukuli seperti itu, kini tangan Iel kembali ditahan oleh dua orang
suruhan Debo
“kenapa Ify sayang?” tanya Debo sambil
mengarahkan mulut pistol ke wajah Ify, membuat Ify semakin ketakutan
“dan loe?” ucap Debo sambil berjalan
mendekati Iel
“kalo gue nggak bisa miliki Ify, lebih
baik....” ucapan Debo menggantung tapi kini kembali mengarahkan pistolnya
kearah Ify
“Debo, loe jangan Gila” panik Iel saat
Debo mengarahkan pistol tersebut tepat ke arah Ify
“hahahah, oya Ify sayang, ada kata-kata
terakhir” ucap Debo tanpa berperasaan. Sedangkan Ify sudah tidak bisa berbuat
apa-apa lagi hanya pasrah dan entah kenapa seakan tubuhnya tidak bisa beranjak
kemanapun
“Debo, gue bunuh loe kalo sempet loe
lukain Ify” ancam Iel namun sepertinya Debo tidak takut dengan ancaman
tersebut.
“tapi maaf sobat, ancaman loe nggak
menakutkan untuk gue” ucap Debo
“selamat tinggal Ify sayang”
“IFYYYYY”
“dooorrrr”
“IELLLL”teriak Ify saat peluru itu tidak
mengenai dirinya tapi mengenai Iel, ya, saat Debo melepaskan peletuk pistol
tersebut dengan sekuat tenaga Iel melepas cengkraman tangannya dari dua orang
pria tersebut dan langsung berlari mencegah peluru itu mengenai Ify
“cabut” ucap Debo dan langsung di ikuti
oleh dua orang anak buahnya
“Iel” lirih Ify menangis saat ini, rasa
takutnya sekarang dua kali lipat dari pada saat tadi pistol yang di pegang Debo
mengarah ke arahnya
“I...fyy” ucap Iel terbata
“Iel. kamu kenapa lakuin ini bodoh”
geram Ify. merasa benar-benar bodoh cowok yang ada di pangkuannya saat ini.
Namun Iel hanya tersenyum sangatttt manis, membuat air mata Ify semakin deras
mengalir membasaha pipinya
“ka...rena a...ku sa...yang ka...ka...mu
I....fy” ucap Iel terbata-bata tenaganya sakarang seakan terkuras untuk
berbicara
“Iel,, jangan tinggalin aku” ucap Ify
benar-benar takut sangat takut.
“ia... a..ku.. nggak... a...kan... per...gi...
dari...ha...ti...ka..ka.mu kok” ucap Iel masih dengan senyum tipis yang
menghias di bibirnya. Seakan ingin menenangkan Ify bahwa dirinya tidak papa.
“Fy,,, A...a,,ku sayang,,,kamu” ucap Iel
selanjutnya, karena merasa sudah benar-benar tidak kuat lagi detik berikutnya
mata Iel terpejam.
“IELLLLLLLLLL”
^^^^^^^^
Rio terdiam, Rio tidak menyangka bahwa Ify
mempunyai masa lalu yang menurutnya sendiri sangat menyakitkan, pantas saja
sifat Ify berubah, mungkin pun dirinya akan melakukan hal yang sama jika itu
menimpa dirinya.
“Yo” panggil Tristan ketika melihat Rio
melamun
“ha, ia kak” jawab Rio
“loe mau berjanji untuk gue?” tanya
Tristan lagi
“apa?” kini giliran Rio yang bertanya
“gue nggak tau gue dapat felling dari
mana kalo loe bisa bantu gue untuk jagain Ify, Ify memang terlihat cuek dan
dingin Yo, tapi hati sama batinnya selalu tertekan karena rasa bersalah, bahkan
sampai sekarang Ify menganggap bahwa penyebab kepergian Iel karena salahnya, padahal
gue yakin Iel ngelakuin itu semua karena Iel sayang sama Ify, gue udah berusaha
jelasin ke Ify kalo itu semua bukan salah Ify tapi,,,, ya loe tau gimana sifat
Ify. Jadi gue mohon Yo loe bantuin gue buat jagain Ify.” Jelas Tristan panjang
lebar
“ia kak, gue pasti jagain Ify, karena
tanpa loe minta gue bakal lakuin itu, karena... karena,,,”
“loe cinta sama Ify” potong Tristan dan
membuat Rio salting sendiri
“udah nggak usah malu-malu gitu. Loe
udah dapat SIM dari gue” ucap Tristan dan membuat Rio semakin salting
“IIELLLL” tiba-tiba terdengar suara
teriakan Ify ketika Tristan dan Rio mengobrol, membuat Tristan dan Rio terkejut
dan langsung menghampiri Ify
“Ify kamu kenapa sayang?” panik Tristan
melihat adiknya tiba-tiba seperti ini lalu mengambil duduk di samping Ify dan
membelai rambut panjang Ify. Sedangkan Ify nafasnya masih memburu keringat
dingin membasahi wajahnya dan wajahnya sedikit pucat.
“Iel kak, Iel” ucap Ify dengan nafas
terengah-engah.
“kak Iel kak, Iel mana?” tanya Ify
membuat Tristan semakin kasian melihat adiknya sedangkan Rio jujur hatinya
tidak rela, sebegitu besarkah rasa cinta Ify sama Iel sampai-sampai kejadian
tiga tahun yang lalupun belum bisa Ify lupakan.
“kamu mimpi Ify, Iel nggak ada,” jawab
Tristan
“nggak mungkin kak, tadi Iel disini Iel
bilang, hiks.. dia sayang sama Ify, tapi kenapa Iel ninggalin Ify kak kalo Iel
sayang sama Ify....” ucap Ify mengeluarkan semua uneg-unegnya, tak di hiraukan
air matanya sudah membasahi wajahnya. Tristan langsung mengeratkan pelukannya
kepada Ify.
‘apa nggak ada yang bisa gantiin Iel di
hati kamu Fy’ batin Rio
“ya
udah kamu disini dulu kakak mau ambilin makan dulu buat kamu, dari tadi siang
kamu belum makan kan?” ucap Iel namun Ify hanya diam
“Yo,
gue minta tolong jagain Ify dulu sebentar, gue mau ambil makan dulu untuk Ify”
ucap Tristan dan dijawab senyuman dan anggukan oleh Rio
“Fy,
kakak keluar dulu kamu disini dulu sama Rio” pamit Tristan, mencium kening Ify
lalu keluar menuju dapur
“Fy”
panggil Rio lalu mengambil duduk di tempat Tristan tadi, Ify hanya menoleh
“loe
nggak papa?” tanya Rio, jujur dirinya masih sangat khawatir dengan keadaan Ify.
“Debo
dia yang ambil Iel dari gue yo.....” lirih Ify
“udah,,,
nggak usah di bahas lagi, Debo udah pergi, lagian gue janji bakal selalu jagain
loe Fy,” ucap Rio lembut dan menarik Ify untuk bersandar di dadanya agar lebih
tenang.
‘bahkan
gue bakal berusaha buat gantiin Iel di hati loe Fy, bantu gue, setidaknya loe
buka hati loe buat gue’ tambah Rio dalam hati. lalu tiba-tiba Ify berusaha
bangun dari tempat tidurnya
“loe
mau kemana Fy? Loe istirahat dulu deh, badan loe masih lemes gitu” tahan Rio
“gue
Cuma mau ambil foto itu” ucap Ify sambil menunjuk bingkai foto yang terpajang
di atas nakas
“biar
gue yang ambilin” tawar Rio dan langsung beranjak mengambil foto itu. ‘apa ini
Iel?” tanya Rio dalam hati setelah sekilas menatap foto itu, lalu beranjak
kembali menuju tempat tidur Ify
“ini”
serah Rio ke Ify foto yang barusan dia ambil, lalu tampa menunggu lama Ify pun
mengambilnya dan menatap foto itu sendu
“itu
loe sama Iel?” tanya Rio melihat foto Ify dengan seorang cowok sambil memegang
kue ulang tahun, dan setelah kembali duduk di posisi tadi. dan Ify hanya
mengangguk sebagai balasan
“gue
bodoh Yo, gue yang bikin Iel pergi ninggalin gue, coba aja peluru itu nggak Iel
tahan pasti semua nggak bakalan kayak gini” cerita Ify, air matanya pun sudah
menetes dari tadi, lalu Rio menarik Ify kembali agar bersandar di dadanya.
Jujur Rio sendiri harus menahan rasa cemburunya saat ini, karena Ify secara
tidak langsung menunjukkan bahwa Ify begitu sangat mencintai Iel dan itu
membuat hatinya sedikit teriris.
“loe
nggak boleh nyalahin diri loe sendiri Fy, ini semua udah takdir, tuhan punya
cara tersendiri buat jalan hidup umatnya masing-masing, kita ini hanya tokoh Fy
yang ceritanya sudah diatur oleh tuhan, dan siapapun itu nggak akan ada yang
bisa keluar dari skenario yang udah tuhan takdirkan” jelas Rio mencoba memberi
pengertian kepada Ify bahwa ini semua bukan salahnya
“gue
juga yakin Iel nggak pernah nyesel buat ngorbanin nyawanya untuk loe, karena
yang lebih Iel sesali itu saat dia nggak bisa nyelamatin loe, karena mungkin
gue juga bakal ngelakuin hal yang sama Fy saat gue berada di posisi Iel, jadi
gue mohon Fy berhenti nyalahin diri loe sendiri, Iel juga nggak suka dan
bakalan sedih disana saat pengorbanannya loe bayar dengan sikap loe yang
seperti ini” tambah Rio lagi sambil mengelus punggung Ify memberikan ketenangan.
Ify merasakan nyaman saat Rio menarik tubuhnya dan menyandarkan kepalanya ke
dada Rio sebagai sandaran.
“gue
nggak bisa Yo” balas Ify masih menangis
“nggak
ada yang nggak bisa Fy kalo loe mau, gue yakin loe bisa, semuanya emang butuh
proses Fy nggak ada yang instan” ucap Rio lagi
“tapi....”
“gue
yang bakal bantuin loe” pototng Rio saat Ify ingin berbicara lagi
“hemmm”
dehem Ify dan sambil mengangguk di dada Rio. Rio yang merasakan gerakan
anggukan dari Ify pun tersenyum dan semakin merengkuh Ify lebih erat
*****
Tristan menggambil bubur yang sempat di
buatkan Shilla tadi sore di dapur, lalu memanaskannya karena sudah dingin,
Tristan mengambil nampan dan meletakkan semangkok bubur dan segelas air putih
hangat, lalu berjalan kembali menuju kamar Ify
“gue bodoh Yo, gue yang bikin Iel pergi
ninggalin gue, coba aja peluru itu nggak Iel tahan pasti semua nggak bakalan
kayak gini” terdengar suara Ify ketika Tristan hendak membuka pintu, akhirnya
Tristan membatalkan niatnya.
“loe nggak boleh nyalahin diri loe
sendiri Fy, ini semua udah takdir, tuhan punya cara tersendiri buat jalan hidup
umatnya masing-masing, kita ini hanya tokoh Fy yang ceritanya sudah diatur oleh
tuhan, dan siapapun itu nggak akan ada yang bisa keluar dari skenario yang udah
tuhan takdirkan” Tristan tersenyum mendengar semua perkataan Rio yang mencoba
menenangkan Ify.
‘loe hebat Yo, gue tau sekarang perasaan
loe gimana, tapi loe tahan semua ego dan cemburu loe, gue yakin loe memang yang
terbaik untuk Ify’ batin Tristan
“gue juga yakin Iel nggak pernah nyesel
buat ngorbanin nyawanya untuk loe, karena yang lebih Iel sesali itu saat dia
nggak bisa nyelamatin loe, karena mungkin gue juga bakal ngelakuin hal yang
sama Fy saat gue berada di posisi Iel, jadi gue mohon Fy berhenti nyalahin diri
loe sendiri, Iel juga nggak suka dan bakalan sedih disana saat pengorbanannya
loe bayar dengan sikap loe yang seperti ini” terdengar lagi suara Rio, namun
Tristan masih belum ingin masuk untuk saat ini. Memberikan waktu lagi untuk Rio
dan Ify
“gue
nggak bisa Yo”
“nggak
ada yang nggak bisa Fy kalo loe mau, gue yakin loe bisa, semuanya emang butuh
proses Fy nggak ada yang instan”
“tapi....”
“gue
yang bakal bantuin loe”
“hemmm”
Tristan tersenyum saat mendengar suara deheman dari Ify setidaknya untuk saat
ini Rio berhasil untuk meyakinkan Ify walaupun mungkin hanya sedikit. Lalu
Tristan pun membuka pintu dan masuk sambil membawa semangkok bubur dan segelas
ais putih hangat.
“asyik
banget ngorolnya” ucap Tristan yang baru masuk berniat menggoda keduanya agar
suasana sedikit mencair, dan langsung membuat Ify mengangkat kepalanya dari
dada Rio
“eh,,,
hehehe” salting Rio saat mengethui Tristan sudah ada di dalam kamar. Sedangkan
Ify cuma menunduk.
“Fy,
makan dulu ya” pinta Tristan kali ini Rio menggeser posisi duduknya untuk
Tristan
“Ify
nggak laper kak” tolak Ify yang memang tidak merasakan lapar sama sekali
“kamu
belum makan dari tadi siang Ify, ntar maag kamu kambuh” tambah Tristan
“nggak
kak, Ify beneran nggak laper” tolak Ify lagi. Tristan hanya menghela nafas
pasrah menghadapi adiknya yang keras kepala ini
“Fy
loe makan dulu deh, loe nggak kasian sama lambung loe dari tadi siang nggak loe
isi, loe ada maag kan? Yang ada ntar kambuh” kali ini Rio mencoba membujuk Ify
“gue
nggak mau” bales Ify masih keukeuh sama jawaban awalnya, memang dirinya tidak
merasa lapar, apalagi melihat bubur membuat dirinya benar-benar semakin nggak
berselera
“ok.
Kakak ngalah, tapi sekarang kamu istirahat Fy” ucap Tristan mengalah karena
dirinya sudah hapal Ify luar dalam, jika sudah seperti ini, sulit untuk di
paksa, bahkan dulu Iel pun tidak bisa membujuknya
“good
night, selamat tidur cantik mimpi indah” ucap Tristan dan mencium kening Ify
“hemmm”
dehem Ify.
“ya
udah deh Fy selamat tidur, jangan lupa mimpiin gue” canda Rio dan langsung
ngibrit keluar. Tristan yang melihat tingkah Rio hanya tersenyum dan mengikuti
Rio keluar membiarkan Ify istirahat.
“kak
gue pamit dulu ya, udah malem ni entar nyokab gue nayariin” pamit Rio saat jam
tangannya menunjukkan pukul 21:30 berarti sudah satu jam setengah Rio disini.
“oh, yaudah deh, makasih ya Yo” ucap
Tristan dan hanya di balas anggukan oleh Rio
“ya udah gue pulang kak” pamit Rio lagi
dan keluar menuju mobilnya yang terparkir dihalaman rumah Ify dan Tristan.
Sedangkan Tristan memilih untuk masuk kamar setelah mengantar Rio sampai di
pintu rumah.
“cukup melelahkan” gumam Tristan dan
beranjak menuju kamar
To Be Continue......
No comments:
Post a Comment