Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
******
“tiga
detik Yo”
“satu”
debo mulai menghitung sedangkan Rio sudah kalang kabut dan mencoba bangun
“Dua”
Rio masih berusaha bangkit rasa sakit di tubuhnya tidak di hiraukan dan langsung
berlari kencang ke arah Ify
“tiga”
“DORRRR”
“BRAKKKK”
Tristan
yang baru saja datang langsung menendang tangan Debo hingga membuat pistol yang
Debo pegang terlepas seketika, namun terlambat peletuk pistol tersebut sempat
terlepas hingga membuat peluru tersebut mengenai dada Rio, kerena Rio sempat
menghadang peluru tersebut dari Ify
“RIOOOOO”
histeris Ify saat melihat tubuh Rio ambruk di depannya, Tristan yang mendengar
teriakan Ify langsung bergegas melepas ikatan tali Ify, Alvin sendiri langsung
menghampiri tubuh sahabatnya yang sudah tak berdaya itu, sedangkan Debo sudah
di bawa polisi, karena memang tadi Tristan sempat menghubungi polisi.
Ify
yang ikatannya sudah terlepas, langsung berlari menghampiri Rio yang sudah tak
sadarkan diri.
“Yo”
lirih Ify, wajahnya sudah pucat, air matanya sudah dari tadi membasahi pipinya,
perasaan takut kembali ia rasakan bahkan sangattakut dan kini untuk kedua kali
nya Ify kembali dihantui rasa bersalah.
“loe
kenapa lakuin ini Yo” Ify meletakkan kepala Rio di pangkuannya, ia benar-benar
tidak menyangka kejadian tiga tahun lalu kembali terulang, bahkan sama orang
yang ia sayangi
Alvin
sendiri sudah memanggil ambulans dan sepuluh menit kemudian ambulans datang dan
langsung membawa Rio ke rumah sakit. Ify masih diam di posisinya sejak Rio di
bawa ke rumah sakit, Alvin sendiri sudah ke rumah sakit untuk melihat kondisi
Rio.
“Rio”
hanya nama itu yang dari tadi Ify ucapkan, pandangannya kosong menatap lurus ke
depan.
“Fy”
panggil Tristan tak tega melihat adiknya seperti ini.
“Rio
kak” ucap Ify, Tristan sendiri diam, bingung kata apa yang akan dia ucapkan ke
Ify
“kita
susul Rio ke rumah sakit Fy, Rio sudah di bawa kesana” ajak Tristan
“Rio
kenapa kak?” tanya Ify seperti orang bodoh.
“ya
udah kita ke rumah sakit sekarang, kita lihat Rio” ajak Tristan
“Rio
gak papa kan kak? Rio gak akan ninggalin Ify kan kak? Rio tetap selalu ada
untuk Ify kan kak?”
“
Kak jawab kak jangan diem aja” Ify benar-benar kacau sekarang, air mata yang
selalu turun dari pipi mulusnya, gadis ini benar-benar terlihat kacau. Tristan
yang tidak tega melihat adik satu-satunya seperti ini merengkuh Ify kedalam
pelukannya
“ia
sayang Rio gak papa, kita berdoa untuk Rio, ya udah kamu mau ketemu Rio kan?
Kita susul Rio kerumah sakit. Yuk!” ajak Tristan dan membawa Ify kerumah sakit.
******
Ify
dan Tristan sudah sampai di rumah sakit, namun dokter yang menangani Rio belum
juga keluar, Alvin sendiri sudah menelfon Sivia dan Shilla untuk langsung ke
rumah sakit.
“Rio
gimana Vin?” tanya Ify yang baru sampai
“belum
tau Fy, dokter masih di dalam nanganin Rio dari tadi belum keluar” jawab Alvin,
Alvin sendiri sudah tak tega melihat kondisi Ify sekarang, dia tidak percaya
gadis yang selama ini cuek, dingin bisa sangat kacau seperti sekarang.
“loe
udah kabarin orang tuanya Rio Vin?” tanya Tristan
“belum
kak” jawab Alvin membuat Tristan membelalak kaget
“loe
gila Vin? Orang tua Rio berhak tau sama kondisi Rio sekarang” ucap Alvin yang
tidak mengerti dengan jalan fikiran Alvin
“om
Zeth sama tante Manda lagi di luar negri kak,
gue......’
“gue
gak mau tau, orang tua Rio berhak tau tentang kondisi Rio Vin, loe kasih tau
sekarang, kalau loe takut biar gue yang ngomong” suruh Tristan yang sudah
sedikit kesal dengan Alvin.
“ok
kak, nanti gue kasih tau sama mereka”
“kenapa
gak sekarang?”
“percaya
sama gue, gue bakal kasih tau ke om Zeth sama tante Manda” pinta Alvin dan
Tristan hanya mengangguk.
“Vin,
Rio gimana?” tanya Sivia langsung yang baru datang
“masih
di tangani sama dokter Vi” jawab Alvin
“Ify
mana?” tanya Sivia lagi, Sivia bisa menebak apa yang terjadi dangan Ify
sekarang, bersahabat sampai hampir empat tahun, membuat Sivia hafal dengan Ify.
Kali ini Alvin dan Tristan diam, tidak ada yang menjawab. Sivia langsung
mendapati sosok Ify yang dari tadi diam dan berdiri menunuduk di samping pintu
UGD seperti sedang memikirkan sesuatu, Sivia tidak bisa menahan air matanya saat ini, Sivia tidak tega melihat
Ify kembali merasa kehilangan, bahkan akhir-akhir ini sikap Ify sedikit berubah
karena kedatangan Rio, ‘tuhan, apa lagi ini’ batin Sivia.
Sivia
berjalan mendekati Ify, ia ingin berusaha menenangkan Ify saat ini, apa lagi
semenjak bersahabat dengan Ify, tidak pernah dirinya melihat Ify seperti ini,
inilah pertama kalinya dan itu semua karena sosok Mario.
“Fy”
panggil Sivia yang saat ini sudah ikut berdiri di samping kanan Ify, namun Ify
masih diam
“loe
percayakan sama gue kan Fy? Rio pasti gak papa Fy, dia pasti gak dengan mudah
pergi ninggain gadisnya Fy, Rio bukan orang yang lemah, dia kuat. Loe percayakan?”
ucap Sivia, Ify masih diam, namun fikirannya menikirkan semua perkataan Sivia,
dan berharap apa yang di katakan Sivia bukan hanya untuk menghibur dirinya tapi
memang benar adanya.
“Rio
terlalu bodoh Vi, kenapa dia cegah peluru itu dari gue? Seharuanya gue yang
sakarang di posisi ini Vi, bukan Rio” cerita Ify, sedangkan Sivia dalam hati
sudah berulang-ulang kali berterima kasih ke Rio, atas semua yang telah Rio
lakukan untuk sahabatnya ini.
“Rio
ngelakuin itu semua karena dia sayang sama loe Fy, dia cinta sama loe” jawab
Sivia yang memang benar adanya
“gue....”
ucapan Ify terpotong saat dokter keluar
“gimana
kondisi Rio dok?” tanya Ify langsung yang kebetulan memang berdiri tepat di
samping pintu UGD.
“maaf,
bisa saya langsung berbicara dengan orang tuanya?” tanya dokter
“orang
tuanya lagi di jalan dok, sebentar lagi mungkin sampai, tidak apa-apa dok,
dokter bisa kasih tau ke kami, karena kita semua sahabatnya Rio” jawab Alvin
“baik
lah kalau begitu” ucap dokter harry akhirnya
“
alhamdulillah Rio selamat, kami berhasil mengeluarkan peluru dari dadanya,
tapi...” dokter menghentikan ucapannya, membuat semua mengerenyit bingung,
sedangkan Ify semakin takut.
“tapi
Rio koma, karena peluru tersebut hampir mengenai hatinya, dan kita tidak tau
sampai kapan Rio akan sadar”
“jedarrrr”
tidak Ify, bahkan semuanya kaget setelah mendengar pernyataan dokter barusan,
namun tidak ada yang lebih terkejut selain Ify, Ify merasa hidupnya tidak ada
gunanya lagi sekarang, setelah ia kehilangan bintangnya, apa sekarang dia harus
kehilangan mataharinya lagi, dan bahkan dia tidak bisa hidup tanpa mataharinya
tersebut
*******
Ify
duduk sendiri di samping tempat tidur Rio saat ini, Tristan, Shilla, Alvin,
Sivia dan orang tua Rio sedang mekan di kantin rumah sakit, ya orang tua Rio langsng datang ketika mendapat
kabar anaknya koma di rumah sakit. Ify terus menatap wajah pucat Rio, bahkan
dalam keadaan seperti ini pun Rio masih terlihat tampan tidak sedikit pun
memudarkan ketampanannya.
“Yo”
lirih Ify sambil menggengam tangan Rio lembut.
“loe
kok bego banget sih Yo? Kenapa loe lakuin ini” ucap Ify mulai mengajak Rio
bercerita seolah Rio mendengarnya
“loe
seharusnya nggak tahan peluru itu Yo”
“gue
lebih baik mati Yo, dari pada harus ngerasain lagi rasanya kehilangan” Ify
kembali mengangis, ia tak kuat jika harus seperti ini, mataharinya sudah terbaring tak berdaya di,
apa yang bisa ia lakukan sekarang, bahkan ia tak yakin bisa menlanjutkan
hidupnya jika Rio...
“loe
cinta gue kan Yo?”
“loe
mau tau nggak jawabannya? Gue juga cinta Yo, dan sangat cinta sama loe, loe
orang yang udah berhasil merebut hati gue Yo, setelah gue menutupnya salama
lebih dari tiga tahun dan loe berhasil membukanya Yo” Ify menceritakan
semuanya, tidak perduli Rio mendengarnya atau tidak
“loe
harus bangun Yo, setidaknya demi gadis bodoh di samping loe ini”
Suara
derit pintu membuat Ify langsung membalikkan pandangannya ke arah pintu, dan
dapat Ify lihat sosok wanita paruh baya masuk dengan senyum ke arahnya dan mengambil
sebuah kursi lalu mensejajarkan duduknya di samping Ify
“kamu
Ify kan?” tanya tante Manda lembut
“ia
tan” jawab Ify sedikit taku-takut. Takut kalau tante Manda nanti marah kepadanya
telah membuat anaknya seperti ini
“maafin
Ify tan” ucap Ify membuat tante Manda mengerutkan keningnya bingung
“untuk
apa sayang?” tanya tante Manda, suaranya selalu terdengar lembut, membuat Ify
sedikit merasa nyaman saat berbicara dengan tante Manda
“Ify
yang udah nyebabin Rio kayak gini tan, seharusnya Ify yang sekarang ada di
posisi Rio, seharusnya Ify yang koma, kalau aja Rio gak cegah peluru itu ke
Ify” cerita Ify, tante Manda hanya tersenyum mendengarnya
“kamu
tau sayang, Rio banyak cerita tentang kamu sama tante” ucap tante Manda membuat
Ify terkejut mendengarnya
“Rio
pernah cerita, dulu dia pernah jumpa dengan gadis cuek tapi seperti bidadari di
toko buku,” ucap tante Manda mulai bercerita
“Rio
juga pernah cerita kalau ternyata gadis cuek itu, bernama Ify dan dia juga satu
sekolah dan bahkan satu kelas dengannnya” hati Ify tersa semakin sesak daat
mendengar kembali lanjutan cerita tante Manda, dimana berisi tentang dirinya
“dan
Rio juga cerita dia cemburu Fy dan sangat cemburu dengan Iel, sosok yang berada
di masala lalu gadisnya tersebut, dan Rio juga cerita kalau dia sedih bahkan
sangat sedih saat suatu ketika gadisnya itu kembali terpuruk dengan masa
lalunya, ingin rasanya saat itu Rio menggantikan posisi Iel di hati gadis itu”
dan rasanya tidak sesak lagi bahkan sekarang Ify sulit rasanya untuk bernafas,
ternyata Rio benar-benar mencintainya, dan mengingat dirinya selalu bersikap
cuek dengan Rio, membuat Ify semakin dan semakin merasa bersalah, namun Ify
juga mengakui bahwa dirinya sendiri pun sudah mencintai Rio lebih tepatnya saat
Rio mulai mengganggu hidupnya, sering menjahilinya dan bahkan menggodanya
hingga membuat dirinya salting.
“Rio
sayang banget sama kamu sayang, kamu gak perlu minta maaf, malah tante bangga
sama Rio, walaupun akhirnya jadi seperti ini, kamu gak perlu nyalahin diri kamu
sendiri sayang, Rio ngelakuin ini karena kemaun Rio sendiri, bukan kamu yang
minta kan?”
“tante
minta tolong Fy, tante titip Rio sama kamu, kebahagian Rio ada sama kamu
sayang, tante belum pernah melihat Rio seperti ini sebelumnya, dan kamu orang
pertama sayang yang berhasil ambil hati anak tante” ucap tante Manda, Ify masih
diam cerita yang barusan dia dengar benar-benar di luar dugaannya, tapi dalam
hati Ify tersenyum senang, Rio ternyata sangat mencintainya.
“ya
sudah kamu istirahat dulu lalu kamu makan, kamu pasti belum makan kan? Biar
tante dulu yang gantian jagain Rio” ucap tante Manda
“gak
tan, Ify pengen jagain Rio, tante aja yang istirahat, tante pasti capekkan, Ify
gak papa tan, biar Ify yang jagain Rio” pinta Ify
“tapi
Fy, kamu belum makan sayang” tolak tante Manda
“Ify
mohon tante” pinta Ify lagi, tante manda akhirnya pasrah dan membiar kan Ify
menjaga Rio.
********
Sudah
seminggu Rio koma dan seminggu itu pula Ify tidak pernah beranjak dari sana,
paling hanya ketika Ify mengambil baju gantinya dan makan, tapi itu pun harus
di bujuk dahulu oleh Tristan dan lainnya.
“udah
semingu ya Yo?” ucap Ify sambil menggengam lembut tangan Rio
“dan
masih sama, loe tetep diem, apa loe marah sama gue Yo, sampai-sampai loe gak
mau bangun dan lihat Gue?” kini Ify kembali harus menangis, sebenarnya sudah
Ify tahan, namun dirinya tidak mampu saat meliahat orang yang dia sayang
tergeletak koma seperti ini dan semua itu kerana dirinya.
“katanya
loe sayang sama gue Yo, katanya loe cinta sama gue, tapi kenapa loe biarin gue
sendiri sekarang?”
“dan
bahkan loe gak jawab semua pertanyaan gue?”
“loe
harus bangun Yo, biarin gue balas cinta loe, gue cinta sama loe, kalau loe
tidur gini, gimana gue bisa balas semua rasa cinta loe ke gue?”
“makasih
sebelumnya buat semua yang udah loe lakuin untuk gue Yo, loe sesalu ada untuk
gue, dan sebelumnya gue akui gue udah suka sama loe mulai saat loe masuk ke
dalam hidup gue”
“Yo,
loe harus bangun, demi gadis cuek yang bodoh ini” lirih Ify pasrah karena dari
tadi Rio hanya diam tak bergerak.
******
Rio
sedikit terkejut saat mendapati dirinya tengah berada di sebuah tempat yang
lapang, dan semuanya putih.
“gue
dimana?” gumam Rio ke dirinya sendiri
“hallo
Rio” sapa seseorang membuat Rio membalikkan tubuhnya melihat siapa yang memanggilnya.
“loe
siapa?” tanya Rio bingung karena dirinya tidak mengenali sosok yang ada di
hadapannya namun wajahnya sedikit familiar buat Rio.
“gue
Iel” ucap orang itu yang ternyata Iel
“Iel?”
ulang Rio, namun dirinya baru sadar ternyata yang dihadapannya ini Iel, masa
lalunya Ify, pantas saja dia sedikit familiar dengan wajahnya, tapi buat apa
Iel menemuinya?
“gue
bisa minta tolong sama loe?” tanya Iel dan kini membuat Rio semakin bingung
“apa?”
tanya Rio walaupun rasa bingung masih ada di benaknya
“gue
titip Ify sama loe, gue percaya sama loe Yo, buat jaga gadis manis itu, “ ucap
Iel lagi. Apa ini maksudnya apa itu tandanya Ie merestui dirinya dan Ify?
“gue
tau loe cinta kan sama Ify, kalau gak, gak mungkin sekarang loe berada di sini
dan ketemu gue, hihihi” kekeh Iel mencoba untuk tidak terlalu membuat Rio
canggung
“loe
tau dari mana?” tanya Rio
“itu
gak penting, yang harus loe lakuin sekarang, loe bangun dan jaga gadis manis
itu, buat dia tersenyum lagi” pinta Iel
“Ify
masih mencintai loe Yel” ucap Rio
“gak
Yo, mungkin Ify tidak sepenuhnya melupakan gue sebagai masa lalunya, tapi
sekarang, loe berhasil Yo buat buka hati Ify lagi, dan itu baru loe yang bisa melakukannya, bukannya Ify udah
membuka hatinya buat loe?” tanya Iel lagi
“ok,
gue pasti jagain Ify, karena gue cinta sama Ify bahkan lebih dari nyawa gue
sendiri” ucap Rio, Iel hanya menganggu mengerti
“hemm,
gue tau itu, makannya gue minta loe buat jagain Ify, ya udah loe sekarang
bangun, jaga bidadari manis kita” ucap Iel, Rio hanya mengangguk sambil
tersenyum
“gue
pamit Yo, gue titip bidadari manis gue” ucap Iel dan semakin lama semakin
berjalan menjauh.
To Be Continue....
No comments:
Post a Comment