Love Story Of Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling
sampai juga kita di penghujung cerita :D
maaf ini endingnya gak memuaskan, ini ending yang gak ngefeel sama sekali dalam cerita gue,
maaf banget, tapi sebelum gue pamit sama cerbung Lost Winer's gue mau ngucapin makasih sama yang udah mau baca dari awal sampai akhir. makasih banget.
sekian pidato singkat gue, langsung aja kita ke cerita :)
@@@@@
Ify
duduk termenung sambil memandang kosong ke depan. Pemandangan indah di
hadapannya tidak berpengaruh buat suasana hatinya saat ini. Entah sudah berapa
tetes air mata yang mengelir di pipinya sampai saat ini. Hingga membuat kedua
matanya bengkak.
Pikiran
Ify masih memikirkan kebodohannya, yang dengan mudahnya di permainkan oleh dua
orang sekaligus. Hahahaha.... ingin rasanya Ify tertawa sekarang hanya untuk
menertawakan nasibnya. Perlahan Ify memejamkan matanya, saat semilir angin
menerpa wajahnya,dan membuat beberapa helai rambutnya berserakan. Dan saat itu
juga tiba-tiba bayangan dirinya bertemu dengan Rio pertaman kali muncul, saat
dimana Rio saat itu membelanya saat di bully oleh Shilla. Mengingat hal itu
membuat Ify tanpa sadar tersenyum. Setelah itu memorinya berganti, mengingat
bagaimana dulu dirinya bertemu dengan Gabriel, yang saat itu dirinya sedang
menjadi pelayan cafe hingga akhirnya berujung dengan dirinya menjadi kekasih
Gabriel. Tetapi tidak untuk sekarang.
“kalian
bahkan begitu kompak saat membuat aku terlihat seperti cewek bodoh” gumam Ify
lirih. Kepalanya menunduk seakan tenaganya hilang hanya untuk menegakkan
kepalanya
“dan
kalian tau, kalian berhasil akan itu. Gue sekarang udah seperti cewek bodoh
yang bisa di jadi bahan tertawaan”
“Rio”
lirih Ify, entah kenapa nama itu yang terucap di bibir mungilnya
“ahhhh”
erang Ify merasakan kepalanya semakin pusing. Ify sampai meremas kepalnya
berharap pusingnya akan segera hilang. Ify merogoh sakunya mencari obatnya.
Namun nihil benda itu tidak ada. Dan Ify baru teringat bahwa Ify
meninggalkannya di nakas tempat tidur. Ify perlahan berdiri, walaupun saat
berdiri kepalanya semakin terasa pusing. Namun Ify mencoba bertahan setidaknya
untuk sampai di apotik yang ada di sebrang jalan. Untuk membeli obat penghilang
pusing.
Dengan
langkah tertatih Ify mencoba berjalan. Tidak jarang Ify mengggelengkan
kepalanya untuk memperjelas pandangannya yang kadang-kadang buram.
“ayo
Ify, kamu bisa” ucap Ify mengungatkan dirinya sendiri. Selangkah demi selangkah
Ify masih terus melangkah menuju apotik di sebrang jalan.
“IFY
AWASSSSS!!!!”
“BRAKKK”
hanya suara itu yang terakhir Ify dengar disusul suara benda yang berbenturan
yang memekakkan telinga sebelum itu ia merasakan tubuhnya di dorong kasar oleh
seseorang.
“awww”
lirih Ify saat kepalanya terasa semakin pusing karena terbentur aspal. Ify
mencoba mengarahkan penglihatannya ke arah suara tadi. nafas Ify tercekat,
bahkan seketika itu juga udara seperti pergi dari dirinya. Semua tubuhnya
terasa lemas seketika. Sosok yang barusan dirinya lihat. ‘Ohh tuhan, ini hanya
mimpi tuhan. Aku mohon’ batin Ify berharap.
“RIOOOOOOO”
teriak Ify dan langsung berlari ke sosok yang dia panggil Rio tadi. bahkan Ify
tidak perduli seberapa pusing kepalanya saat ini.
“Yo”
lirih Ify dan mengangkat kepala Rio setelah itu meletakkan di pangkuannya. Air
mata Ify semakin deras saat melihat kondisi Rio sekarang.
“loe
bodoh Yo” desis Ify tajam. Rio hanya tersenyum lemah saat melihat Ify sekarang
ada di hadapannya, itu artinya Ify tidak apa-apa.
“maaf”
ucap Rio sebisanya, karena memang untuk bernafas saja Rio sangatlah sulit.
“kenapa
loe lakuin ini Yo?”
“aku
sayang kamu” ucap Rio sebelum akhirnya kedua matanya terpejam.
Gabriel?
Bahkan Gabriel sendiri shock melihat kejadian yang beberapa menit terjadi itu.
Dirinya hanya bisa diam mematung. Tubuhnya terasa lemas. Bagaimana tidak itu
terjadi terpat di depan matanya. Dan ini merupakan peristiwa terburuk yang baru
ia alami dan dirinya lihat secara langsung. Bahkan Gabriel tidak memperdulikan
mobil yang menabrak itu, entah sudah kabur kemana. Hingga akhirnya dirinya
sadar dan langsung menghampiri Rio dan Ify yang sedang menagis histeris saat
itu.
“Fy”
lirih Gabriel dan langsung membuat Ify menoleh ke sumber suara. Di lihatnya
Gabriel yang kini sedang berjongkok di hadapannya.
“Yel,
Rio Yel, kita harus bawa Rio kerumah sakit” pinta Ify. Dirinya benar-benar
kacau sekarang. Tak di perdulikannya darah yang dari tadi mengalir di
pelipisnya. Rasa sakit itu seakan sudah terganti dengan rasa khawatirnya
sekarang. Gabriel hanya mengangguk mengiyakan, karena bagaimna pun dirinya juga
sangat khawatir dengan kondisi saudara kembarnya itu.
@@@@@
Ify
hanya bisa berdiri mematung di depan pintu ruang ICU. Bahkan dari awal Rio
mulai di tangani dokter, Ify sedikit pun tidak beranjak dari sana. Membuat Gabriel
hanya menghela nafas pasrah melihat keadaan Ify sekarang. Sudah puluhan kali
Gabriel membujuknya untuk duduk, bahkan untuk membersihkan luka di pelipisnya
saja Ify tidak mau.
“Fy,
kita obati luka kamu duluya. Baru kita kesini lagi” bujuk Gabriel lagi.
“gak
mau Yel, nanti Rio disini sendiri. Kalau ada apa-apa gimana?” tolak Ify namun
tatapannya tak lepas dari arah pandangnya.
“masih
ada dokter Fy, lagi pula Rio masih di tangani dokter kan?” bujuk Gabriel tak
menyerah. Namun masih sama, Ify pun tak menyerah untuk menolak. Hingga akhirnya
dokter yang menangani Rio keluar.
“bagaimana
kondisi Rio dok?” tanya Ify langsung tanpa memberi jeda dokter untuk bernafas.
Dokter itu terlihat mengambil nafasnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan yang
di lontarkan oleh Ify
“kami
sudah berusaha sebisa mungkin. Tapi maaf, sepertinya tuhan berkehendak lain”
jawaban dokter barusan membuat Ify menahan nafasnya untuk beberapa detik
“mak-
maksud dokter?” tanya Ify meminta penjelasan lebih. Penjelasan dokter barusan sepertinya
belum dimengerti oleh fikirannya saat ini.
“pasien
mengalami benturan keras di kepalanya sehingga terjadi pembekuan darah di otak.
Dan ini yang menyebabkan pasian tidak dapat tertolong”
Bagai
disambar petir di siang bolong rasanya Ify mendengar penjelasan dokter barusan.
Bahkan saat itu juga Ify jatuh terduduk. Bukan, Ify bukannya pingsan, hanya
saja dirinya merasa seluruh sendi dan tulang di seluruh tubuhnya hilang saat
itu juga
Gabriel
ikut berjongkok menenangkan Ify yang sebelumnya menjabat tangan dokter yang
saat itu hendak pamit dari sana. Gabriel meraih ke dua pundak Ify lalu
merengkuhnya kedalam pelukannya. Ify sama sekali tidak memberontak. Fikiran dan
otaknya masih digunakan untuk mencerna pernyataan dokter barusan.
“hahahahaha”
Ify tiba-tiba saja tertawa. Membuat Gabriel semakin mengeratkan pelukannya
ketubuh rapuh Ify.
“ini
semua bercanda kan Yel? Dokter itu bercandakan? Bilang ke gue yel kalau ini
bercanda. Iya kan? ini semua bercanda kan?” ucap Ify sambil membenamkan
wajahnya di dada bidang Gabriel. Gabriel sendiri hanya bisa menahan tangis saat
melihat kondisi Ify saat ini.
“kita
lihat Rio sekarang Fy, ayo!” ajak Gabriel lembut lalu melepaskan pelukannya dan
menarik lembut tangan Ify menuju ruang ICU.
Ify
melangkah dengan lemas. Bahkan kedua bahunya harus di tahan oleh Gabriel untuk
berjalan. Yang pertama kali Ifylihat adalah sosok Rio yang terbaring tenang
disana. Dan beberapa suster yang sedang melepas alat-alat yang sempat menempel
di tubuh Rio. Air mata Ify hanya bisa menetes semakin deras saat melihat itu
semua. Bahkan ini tidak pernah terlintas dalam fikiran atau mimpi terburuknya
sekalipun.
“hay”
ucap Ify serak. Mencoba menyapa sosok tak bernyawa di hadapannya.
“ini
aku Yo, Ify. Kamu bangun ya” ucap Ify masih berusaha mengajak Rio berbicara.
Berharap bahkan sangat berharap Rio dapat meresponya. Walau itu memang sangat
mustahil.
“kamu
bilang, kamu sayang aku kan Yo? Buktiin Yo kalau kamu memang sayang sama aku.
Kamu bangun sekarang. Please Yo. Aku mohon” masih sama Rio masih tetap diam dan
memang tidak akan pernah lagi merespon ucapan Ify.
“kamu
tau Yo? Aku juga sayang banget sama kamu. Aku janji aku bakal lakuin apapun
kalau kamu bangun Yo. Kamu mau apa? Aku bakal kabulin Mario” ucap Ify yang diakhir
ucapannya semakin pelan, seakan baru menyadari kalau semua yang ia ucapkan
memang hanya sia-sia.
“gue
gak akan pernah maafin loe Kalau loe gak bangun sekarang Mario Steveno” desis
Ify tajam tepat di telinga Rio. Namun sama Rio tak menunjukkkan respon apapun
“maaf,
kami akan memindahkan pasien ke ruang jenazah. Anda bisa melihatnya nanti di
sana” ucap salah satu suster, membuat Ify semakin teriak histeris
“Rio.
Loe bangaun Yo. Loe harus tunjuin ka mereka kalau loe belum meninggal. Loe
bangun Yo sekarang. Yo, Rio”
“RIOOOOOO”
“Fy,
bangun Fy. Heyy, bangun sayang” Rio menepuk-nepuk pipi Ify. Ify seketika itu
juga tersentak dan langsung duduk di atas tempat tidur. Mengamati setiap sudut
ruangan. Dan bernafas lega saat mengetahui ini adalah kamarnya. Lalu
membalikkan kepalanya ke arah kanan dan mendapati sosok Rio menatapnya dengan
khawatir. Seketika itu juga Ify langsung memeluk erat Rio dan menangais saat
itu juga.
“hey,kamu
kenapa sayang? Mimpi buruk lagi?” tanya Rio sambil mengusap lembut punggung Ify
memberikan ketenangan. Dapat Rio rasakan nafas Ify yang tak beraturan di
pelukannya.
“iya
Yo, bahkan ini lebih buruk” jawab Ify disusul mengalirnya air mata di pipi
chubbynya. Rio hanya menghela nafas, melihat kekasihnya yang hampir setiap hari
selalu seperti ini. Bahkan kejadian itu suda setahun yang lalu. Namun Ify masih
terus-terusan seperti ini.
“sayang,
gak usah di pikirin, itu Cuma mimpi. Ok” ucapRio menenangkan Ify sambil
mengusap lembut pipi Ify menghapus sisa air mata kekasihnya.
“tapi
itu pernah terjadi Yo”
“dan
itu udah setahun yang lalu Alyssa ku” ucap Rio memberi penjelasan ke Ify
“tapi
aku takut” lirih Ify menundukkan kepalanya. Rio menarik lembut dagu tirus Ify
agar menatapnya
“ada
aku, aku janji akan selalu ada untuk kamu” jawab Rio dan membuat Ify tersenyum
mendengar jawaban Rio
“udah
bangun Fy?” ucap seseorang yang tiba-tiba datang sambil memeluk seseorang yang
ada di sampingnya. Ify sangat mengenali siapa perempuan yang di peluk itu. Itu
adalah Sivia sahabatnya.
“udah
Yel” yah, orang itu Gabriel yang sekarang menjadi kekasih Sivia. Sivia Azizah.
Sejak tiga bulan yang lalu.
“ya
udah siap-siap gih. Yang lain udah nunggu tuh,” suruh Sivia dan hanya di balas
anggukan ringan oleh Ify
“gue
sama Sivia duluan ya” pamit Gabriel lalu membawa Sivia pergi dari sana. Sedangkan
Ify hanya tersenyum melihat keduanya.
“terima
kasih tuhan untuk semuanya. Walau di awal semuanya terasa sulit. Tapi aku tau
engkau punya jalan yang istimewa untuk semua umat mu” batin Ify
“chupp”
“ehhh”
kaget Ify saat merasakan sentuhan lembut di bibirnya
“ngelamunin
apa sih sayang?” tanya Rio membelai puncak kepala Ify
“gak
papa. Aku Cuma lagi mensyukuri semua keberuntunganku” jawab Ify membuat kerutan
halus di dahi Rio
“misalnya?”
“keberuntungan
ku jadi kekasih kamu misalnya” jawab Ify.
Membuat Rio tersenyum mendengarnya
“heyyy,
itu seharusnya aku yang beruntung mempunyai kekasih kayak kamu sayang” sela Rio
“dan
itu artinya, kita termasuk orang yang beruntung” jawab Ify dan membuatnya
tertawa bersama.
“I
Love You Alyssa”
“I
Love You Too Mario”
END
Fiuhhhhhh.....
Gak menarikkan? ckckck, inilah cerita gaje gue yang ke dua.
Ok, sampai jumpa di cerita gue selanjutnya :D
Keren kak..
ReplyDeleteWahhhh...
DeleteMakasih ya, udah nyempatin buat baca sama komentar...
rajin" mampir ya...
Wkwk...
Jangan Bosen" loh :)