Monday, June 1, 2015

Love Story Of Twint Brother's (Lost Winer's) Part 14 END ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling

sampai juga kita di penghujung cerita :D
maaf ini endingnya gak memuaskan, ini ending yang gak ngefeel sama sekali dalam cerita gue,
maaf banget, tapi sebelum gue pamit sama cerbung Lost Winer's gue mau ngucapin makasih sama yang udah mau baca dari awal sampai akhir. makasih banget.
sekian pidato singkat gue, langsung aja kita ke cerita :)

@@@@@

Ify duduk termenung sambil memandang kosong ke depan. Pemandangan indah di hadapannya tidak berpengaruh buat suasana hatinya saat ini. Entah sudah berapa tetes air mata yang mengelir di pipinya sampai saat ini. Hingga membuat kedua matanya bengkak.

Pikiran Ify masih memikirkan kebodohannya, yang dengan mudahnya di permainkan oleh dua orang sekaligus. Hahahaha.... ingin rasanya Ify tertawa sekarang hanya untuk menertawakan nasibnya. Perlahan Ify memejamkan matanya, saat semilir angin menerpa wajahnya,dan membuat beberapa helai rambutnya berserakan. Dan saat itu juga tiba-tiba bayangan dirinya bertemu dengan Rio pertaman kali muncul, saat dimana Rio saat itu membelanya saat di bully oleh Shilla. Mengingat hal itu membuat Ify tanpa sadar tersenyum. Setelah itu memorinya berganti, mengingat bagaimana dulu dirinya bertemu dengan Gabriel, yang saat itu dirinya sedang menjadi pelayan cafe hingga akhirnya berujung dengan dirinya menjadi kekasih Gabriel. Tetapi tidak untuk sekarang.

“kalian bahkan begitu kompak saat membuat aku terlihat seperti cewek bodoh” gumam Ify lirih. Kepalanya menunduk seakan tenaganya hilang hanya untuk menegakkan kepalanya

“dan kalian tau, kalian berhasil akan itu. Gue sekarang udah seperti cewek bodoh yang bisa di jadi bahan tertawaan”

“Rio” lirih Ify, entah kenapa nama itu yang terucap di bibir mungilnya

“ahhhh” erang Ify merasakan kepalanya semakin pusing. Ify sampai meremas kepalnya berharap pusingnya akan segera hilang. Ify merogoh sakunya mencari obatnya. Namun nihil benda itu tidak ada. Dan Ify baru teringat bahwa Ify meninggalkannya di nakas tempat tidur. Ify perlahan berdiri, walaupun saat berdiri kepalanya semakin terasa pusing. Namun Ify mencoba bertahan setidaknya untuk sampai di apotik yang ada di sebrang jalan. Untuk membeli obat penghilang pusing.

Dengan langkah tertatih Ify mencoba berjalan. Tidak jarang Ify mengggelengkan kepalanya untuk memperjelas pandangannya yang kadang-kadang buram.

“ayo Ify, kamu bisa” ucap Ify mengungatkan dirinya sendiri. Selangkah demi selangkah Ify masih terus melangkah menuju apotik di sebrang jalan.

“IFY AWASSSSS!!!!”

“BRAKKK” hanya suara itu yang terakhir Ify dengar disusul suara benda yang berbenturan yang memekakkan telinga sebelum itu ia merasakan tubuhnya di dorong kasar oleh seseorang.

“awww” lirih Ify saat kepalanya terasa semakin pusing karena terbentur aspal. Ify mencoba mengarahkan penglihatannya ke arah suara tadi. nafas Ify tercekat, bahkan seketika itu juga udara seperti pergi dari dirinya. Semua tubuhnya terasa lemas seketika. Sosok yang barusan dirinya lihat. ‘Ohh tuhan, ini hanya mimpi tuhan. Aku mohon’ batin Ify berharap.

“RIOOOOOOO” teriak Ify dan langsung berlari ke sosok yang dia panggil Rio tadi. bahkan Ify tidak perduli seberapa pusing kepalanya saat ini.

“Yo” lirih Ify dan mengangkat kepala Rio setelah itu meletakkan di pangkuannya. Air mata Ify semakin deras saat melihat kondisi Rio sekarang.

“loe bodoh Yo” desis Ify tajam. Rio hanya tersenyum lemah saat melihat Ify sekarang ada di hadapannya, itu artinya Ify tidak apa-apa.

“maaf” ucap Rio sebisanya, karena memang untuk bernafas saja Rio sangatlah sulit.

“kenapa loe lakuin ini Yo?”

“aku sayang kamu” ucap Rio sebelum akhirnya kedua matanya terpejam.

Gabriel? Bahkan Gabriel sendiri shock melihat kejadian yang beberapa menit terjadi itu. Dirinya hanya bisa diam mematung. Tubuhnya terasa lemas. Bagaimana tidak itu terjadi terpat di depan matanya. Dan ini merupakan peristiwa terburuk yang baru ia alami dan dirinya lihat secara langsung. Bahkan Gabriel tidak memperdulikan mobil yang menabrak itu, entah sudah kabur kemana. Hingga akhirnya dirinya sadar dan langsung menghampiri Rio dan Ify yang sedang menagis histeris saat itu.

“Fy” lirih Gabriel dan langsung membuat Ify menoleh ke sumber suara. Di lihatnya Gabriel yang kini sedang berjongkok di hadapannya.

“Yel, Rio Yel, kita harus bawa Rio kerumah sakit” pinta Ify. Dirinya benar-benar kacau sekarang. Tak di perdulikannya darah yang dari tadi mengalir di pelipisnya. Rasa sakit itu seakan sudah terganti dengan rasa khawatirnya sekarang. Gabriel hanya mengangguk mengiyakan, karena bagaimna pun dirinya juga sangat khawatir dengan kondisi saudara kembarnya itu.

@@@@@

Ify hanya bisa berdiri mematung di depan pintu ruang ICU. Bahkan dari awal Rio mulai di tangani dokter, Ify sedikit pun tidak beranjak dari sana. Membuat Gabriel hanya menghela nafas pasrah melihat keadaan Ify sekarang. Sudah puluhan kali Gabriel membujuknya untuk duduk, bahkan untuk membersihkan luka di pelipisnya saja Ify tidak mau.

“Fy, kita obati luka kamu duluya. Baru kita kesini lagi” bujuk Gabriel lagi.

“gak mau Yel, nanti Rio disini sendiri. Kalau ada apa-apa gimana?” tolak Ify namun tatapannya tak lepas dari arah pandangnya.

“masih ada dokter Fy, lagi pula Rio masih di tangani dokter kan?” bujuk Gabriel tak menyerah. Namun masih sama, Ify pun tak menyerah untuk menolak. Hingga akhirnya dokter yang menangani Rio keluar.

“bagaimana kondisi Rio dok?” tanya Ify langsung tanpa memberi jeda dokter untuk bernafas. Dokter itu terlihat mengambil nafasnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Ify

“kami sudah berusaha sebisa mungkin. Tapi maaf, sepertinya tuhan berkehendak lain” jawaban dokter barusan membuat Ify menahan nafasnya untuk beberapa detik

“mak- maksud dokter?” tanya Ify meminta penjelasan lebih. Penjelasan dokter barusan sepertinya belum dimengerti oleh fikirannya saat ini.

“pasien mengalami benturan keras di kepalanya sehingga terjadi pembekuan darah di otak. Dan ini yang menyebabkan pasian tidak dapat tertolong”

Bagai disambar petir di siang bolong rasanya Ify mendengar penjelasan dokter barusan. Bahkan saat itu juga Ify jatuh terduduk. Bukan, Ify bukannya pingsan, hanya saja dirinya merasa seluruh sendi dan tulang di seluruh tubuhnya hilang saat itu juga

Gabriel ikut berjongkok menenangkan Ify yang sebelumnya menjabat tangan dokter yang saat itu hendak pamit dari sana. Gabriel meraih ke dua pundak Ify lalu merengkuhnya kedalam pelukannya. Ify sama sekali tidak memberontak. Fikiran dan otaknya masih digunakan untuk mencerna pernyataan dokter barusan.

“hahahahaha” Ify tiba-tiba saja tertawa. Membuat Gabriel semakin mengeratkan pelukannya ketubuh rapuh Ify.

“ini semua bercanda kan Yel? Dokter itu bercandakan? Bilang ke gue yel kalau ini bercanda. Iya kan? ini semua bercanda kan?” ucap Ify sambil membenamkan wajahnya di dada bidang Gabriel. Gabriel sendiri hanya bisa menahan tangis saat melihat kondisi Ify saat ini.

“kita lihat Rio sekarang Fy, ayo!” ajak Gabriel lembut lalu melepaskan pelukannya dan menarik lembut tangan Ify menuju ruang ICU.

Ify melangkah dengan lemas. Bahkan kedua bahunya harus di tahan oleh Gabriel untuk berjalan. Yang pertama kali Ifylihat adalah sosok Rio yang terbaring tenang disana. Dan beberapa suster yang sedang melepas alat-alat yang sempat menempel di tubuh Rio. Air mata Ify hanya bisa menetes semakin deras saat melihat itu semua. Bahkan ini tidak pernah terlintas dalam fikiran atau mimpi terburuknya sekalipun.

“hay” ucap Ify serak. Mencoba menyapa sosok tak bernyawa di hadapannya.

“ini aku Yo, Ify. Kamu bangun ya” ucap Ify masih berusaha mengajak Rio berbicara. Berharap bahkan sangat berharap Rio dapat meresponya. Walau itu memang sangat mustahil.

“kamu bilang, kamu sayang aku kan Yo? Buktiin Yo kalau kamu memang sayang sama aku. Kamu bangun sekarang. Please Yo. Aku mohon” masih sama Rio masih tetap diam dan memang tidak akan pernah lagi merespon ucapan Ify.

“kamu tau Yo? Aku juga sayang banget sama kamu. Aku janji aku bakal lakuin apapun kalau kamu bangun Yo. Kamu mau apa? Aku bakal kabulin Mario” ucap Ify yang diakhir ucapannya semakin pelan, seakan baru menyadari kalau semua yang ia ucapkan memang hanya sia-sia.

“gue gak akan pernah maafin loe Kalau loe gak bangun sekarang Mario Steveno” desis Ify tajam tepat di telinga Rio. Namun sama Rio tak menunjukkkan respon apapun

“maaf, kami akan memindahkan pasien ke ruang jenazah. Anda bisa melihatnya nanti di sana” ucap salah satu suster, membuat Ify semakin teriak histeris

“Rio. Loe bangaun Yo. Loe harus tunjuin ka mereka kalau loe belum meninggal. Loe bangun Yo sekarang. Yo, Rio”

“RIOOOOOO”

“Fy, bangun Fy. Heyy, bangun sayang” Rio menepuk-nepuk pipi Ify. Ify seketika itu juga tersentak dan langsung duduk di atas tempat tidur. Mengamati setiap sudut ruangan. Dan bernafas lega saat mengetahui ini adalah kamarnya. Lalu membalikkan kepalanya ke arah kanan dan mendapati sosok Rio menatapnya dengan khawatir. Seketika itu juga Ify langsung memeluk erat Rio dan menangais saat itu juga.

“hey,kamu kenapa sayang? Mimpi buruk lagi?” tanya Rio sambil mengusap lembut punggung Ify memberikan ketenangan. Dapat Rio rasakan nafas Ify yang tak beraturan di pelukannya.

“iya Yo, bahkan ini lebih buruk” jawab Ify disusul mengalirnya air mata di pipi chubbynya. Rio hanya menghela nafas, melihat kekasihnya yang hampir setiap hari selalu seperti ini. Bahkan kejadian itu suda setahun yang lalu. Namun Ify masih terus-terusan seperti ini.

“sayang, gak usah di pikirin, itu Cuma mimpi. Ok” ucapRio menenangkan Ify sambil mengusap lembut pipi Ify menghapus sisa air mata kekasihnya.

“tapi itu pernah terjadi Yo”

“dan itu udah setahun yang lalu Alyssa ku” ucap Rio memberi penjelasan ke Ify

“tapi aku takut” lirih Ify menundukkan kepalanya. Rio menarik lembut dagu tirus Ify agar menatapnya

“ada aku, aku janji akan selalu ada untuk kamu” jawab Rio dan membuat Ify tersenyum mendengar jawaban Rio

“udah bangun Fy?” ucap seseorang yang tiba-tiba datang sambil memeluk seseorang yang ada di sampingnya. Ify sangat mengenali siapa perempuan yang di peluk itu. Itu adalah Sivia sahabatnya.

“udah Yel” yah, orang itu Gabriel yang sekarang menjadi kekasih Sivia. Sivia Azizah. Sejak tiga bulan yang lalu.

“ya udah siap-siap gih. Yang lain udah nunggu tuh,” suruh Sivia dan hanya di balas anggukan ringan oleh Ify

“gue sama Sivia duluan ya” pamit Gabriel lalu membawa Sivia pergi dari sana. Sedangkan Ify hanya tersenyum melihat keduanya.

“terima kasih tuhan untuk semuanya. Walau di awal semuanya terasa sulit. Tapi aku tau engkau punya jalan yang istimewa untuk semua umat mu” batin Ify

“chupp”

“ehhh” kaget Ify saat merasakan sentuhan lembut di bibirnya

“ngelamunin apa sih sayang?” tanya Rio membelai puncak kepala Ify

“gak papa. Aku Cuma lagi mensyukuri semua keberuntunganku” jawab Ify membuat kerutan halus di dahi Rio

“misalnya?”

“keberuntungan ku  jadi kekasih kamu misalnya” jawab Ify. Membuat Rio tersenyum mendengarnya

“heyyy, itu seharusnya aku yang beruntung mempunyai kekasih kayak kamu sayang” sela Rio

“dan itu artinya, kita termasuk orang yang beruntung” jawab Ify dan membuatnya tertawa bersama.

“I Love You Alyssa”

“I Love You Too Mario” 

END

Fiuhhhhhh.....
Gak menarikkan? ckckck, inilah cerita gaje gue yang ke dua.
Ok, sampai jumpa di cerita gue selanjutnya :D

 

2 comments:

  1. Replies
    1. Wahhhh...
      Makasih ya, udah nyempatin buat baca sama komentar...
      rajin" mampir ya...
      Wkwk...
      Jangan Bosen" loh :)

      Delete

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.