Friday, June 26, 2015

Gue Cinta Lo Mario! (GCLM) Part 9 ~RiFy~

Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling


 
******

Hening, sudah sekitar sepuluh menit yang lalu di hitung ketika Shilla telah sampai, tidak ada yang memulai percakapan di antara keduanya. Keduanya memilih diam, mungkin sama-sama memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengawali percakapan.

“jelasin” ucap orang itu membuka pembicaraan, siapa lagi kalau bukan Alvin

“maaf Vin”

“gue minta loe jelasin bukan minta maaf” balas Alvin sengit, namun Shilla masih menunduk diam

“apa gara-gara kak Tian loe pergi dari gue?” tanya Alvin to the point, membuat Shilla langsung mendongakkan kepalanya.

“gak Vin, sama sekali gak, aku, aku,” Shilla bingung ingin menjelaskan bagaimana ke Alvin, tapi sungguh yang di tuduhkan ke Alvin ke dirinya tersebut tidaklah benar, Alvin masih memilih diam menunggu gadis yang di depannya ini menjelaskan semuanya

“aku sebenarnya pergi dari kamu Cuma gak mau kamu makin kecewa dan sakit hati Vin, sebenarnya...”

“Loe fikir loe pergi dari gue tanpa kabar, dan tiba-tiba  sekarang loe muncul lagi udah jadi milik orang lain, loe fikir gue gak sakit hati” sengit Alvin memotong penjelasan Shilla, Shilla semakin menunduk merasa semakin bersalah

“tapi aku ngelakuin ini karena aku memang gak mau kamu semakin sakit hati Vin saat kamu tau kalau aku, aku, aku gak pernah cinta sama kamu” jelas Shilla, dengan suara semakin memelan. Alvin diam, ingin rasanya sekarang air matanya turun saat mendengar pernyataan Shilla barusan, namun sebisanya ia tahan.

“kamu sekarang sakit kan Vin? bahkan lebih sakit dari saat aku ninggalin kamu dulu, makannya aku memilih pergi dari hidup kamu, tapi ternyata tuhan punya takdir lain, karena sekarang kita bertemu lagi yang gak pernah aku bayangin bagaimana saat kita bertemu lagi, aku juga selalu di hantui rasa bersalah Vin saat aku ninggalin kamu gitu aja tanpa kabar, aku tersiksa Vin sangat tersiksa, tapi aku gak mau kamu semakin cinta sama aku dan akhirnya sulit untuk ngelapasin aku, karena aku,,,”

“aku gak cinta sama kamu” lanjut Shilla setelah itu menghirup nafasnya dalam-dalam, ada sedikit rasa lega saat ia bisa menjelaskan semuanya ke Alvin, walaupun nanti ia semakin di benci oleh Alvin, tapi setidaknya Alvin sudah tau alasannya

“sekali lagi maaf Vin, aku juga gak maksa kamu maafin aku, karena kau tau, aku udah salah banget sama kamu, aku permisi” pamit Shilla dan bangkit dari kursinya, sedangkan Alvin dari tadi hanya diam.

“sreeettt”

“eh” kaget Shilla saat baru selangkah ia beranjak tiba-tiba ada yang membalikkan tubuhnya dan memeluknya erat, sangat erat, ia membiarkan saja orang itu memeluknya, namun entah kenapa air matanya malah terasa ingin keluar saat orang itu memeluknya.

“maaf” ucap orang itu Alvin, akhirnya ya Alvin sadar dirinya juga salah karena tidak peka dengan Shilla, ia dirinya mamang sakit hati saat mengetahui Shilla tidak mencintainya, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada ia bersama Shilla sampai sekarang tapi Shilla tersiksa kerena tidak mencintainya.

“kamu gak salah Vin” jelas Shilla

“maaf” ucap Alvin lagi, Shilla memilih diam

“kamu udah maafin aku?” tanya Shilla yang sudah melepaskan pelukan Alvin

“hem” dehem Alvin sambil tersenyum

“beneran?” tanya Shilla lagi

“ia cantik” jawab Alvin mencubit gemas hidung Shilla, membuat Shilla meringis kesakitan

“kita teman” ucap Shilla sambil menyodorkan kelingkingnya

“ya kita teman” jawab Alvin dan menautkan kelingkingnya ke kelingking Shilla

Tanpa mereka sadari dua pasang mata memperhatikan mereka dari tadi di tempat yang berbeda. Sepasang mata menatap mereka dengan tersenyum sinis dan penuh dendam. Sedangkan sepasang mata satu lagi menatap keduanya dengan sendu, air matanya telah mengalir entah sejak kapan, hatinya terasa sakit, sangat sakit.

“loe kembali lagi Vin sama Shilla? Selamat deh, semmoga bahagia” ucap orang itu dan pergi meninggalkan tempat yang membuatnya harus merasakan sakit. Ya orang itu adalah Sivia.

*****

Shilla pulang dengan senyum yang masih mengembang di bibirnya, seakan rasa bersalah dan yang mengganjal di hatinya, lepas sudah.

“hufttt” Shilla menhempaskan tubuhnya ke sofa tempat dimana Tristan masih menonton.

“udah pulang? Cepet amat? Katanya jumpa teman lama” heran Tristan

“udah kak, Shilla gak mau bikin kakak cemas aja makannya pulang cepet. Hehehe” jawab Shilla dan membuat Tristan terkekeh.

“kakak udah makan?” tanya Shilla

“belum, bik ina aja lagi masak tu di dapur” jawab Tristan

“ya udah deh, Shilla bantuin bik ina dulu” ucap Shilla namun Tristan mencegahnya

“sini aja temenin aku nonton” pinta Tristan manja

“berani bayar berapa?” goda Shilla iseng

“cuuppp”

“itu bayarannya” ucap Tristan tersenyum sambil menaik turun kan alisnya, membuat Shilla menunduk malu.

******


“BRAKKK” Sivia menutup pintu kamarnya dengan kasar. Marah, kesal, kecewa, cemburu, semuanya berkumpul menjadi satu.

“Siviaaaaa, loe kenapa sih? Inget Alvin bukan siapa-siapa loe bego, loe kenapa jadi gini?” gumam Sivia ke diri sendiri

“Vin, loe balikan lagi ya sama Shilla?”

“selamat aja deh ya, mudah-mudahan loe bahagia”

“terus gue gimana?

“hahahaha, loe ke laut aja sana Vi” via terus berbicara dan meratapi nasibnya sendiri, hati dan fikirannya benar-benar kacau saat ini.

Drtttt.... drtttt...

Dering handphone mengalihkan perhatian Sivia, dengan malas Sivia meraih handphone.nya

From : Alvin Rese’ -_-

Malam bawellll ;)

Sivia membanting asal handphonenya saat mengetahui pesan tersebut dari Alvin, entah kenapa sekarang dia malas untuk berubungan dengan yang bernama Alvin, karena hanya membuatnya mengingat kejadian di cafe tadi.

******

@ rumah Alvin

Sedangkan Alvin dari tadi mengguling-gulingkan badannya di tempat tidur. Seperti sedang menunggu sesuatu, ya apa lagi jika bukan balasan sms dari Sivia, namun sepertinya sudah sepuluh menit menunggu tidak ada tanda-tanda terbalasnya pesannya tersebut.

“Sivia kemana sih?” bingung Alvin

“apa Sivia udah tidur ya?”

“tapi kan baru jam segini? Masak ia udah tidur”

“ya udah deh, besok aja gue ke rumahnya” tambah Alvin dan memilih beranjak tidur.

*******

Minggu pagi, siapa yang tidak suka dengan hari ini, semua para pelajar bahkan pegawai negri sangat menyukai hari ini. Pagi ini Rio sudah berdiri di depan rumah Ify, rencananya pagi ini ingin membawa Ify jalan-jalan seharian.

“ting tong” Rio menekan bel rumah Ify tak berapa lama bik ina datang membukakan pintu.

“eh, den Rio, tumben pagi-pagi sudah ke sini? Mau ketemu non Ify?” tanya bik Ina sopan

“ia bik hehehe, Ify nya ada?” jawab dan tanya Rio sopan

“ada den, lagi sarapan sama den Tian sama non Shilla, silahkan masuk den” ajak bin Ina dan di angguki oleh Rio

“pagiiiii” sapa Rio ketika sampai di meja makan, membuatnya seketika menjadi pusat perhatian

“eh, loe Yo, tumban udah ke sini pagi-pagi?” tanya Tristan

“hehehe, ia kak mau ajak calon pacar jalan-jalan” jawab Rio membuat Ify melotot

“cishhh, calon pacar? Ia kalo gue mau sama loe” jawab Ify skiptis

“harus mau dong Fy, pamali loh nolak cowok ganteng” goda Rio membuat Tristan dan Shilla terkekeh sedangkan Ify sudah kesal sendiri

“hahahahah, ya udah yok Shill, kita siap juga kita kan mau jalan-jalan juga sayang” ajak Tristan menarik tangan Shilla dan meninggalkan Ify dan Rio.

“Fy, ayok!” ajak Rio menarik paksa tangan Ify

“kyaaaaaa, lepasin tangan gue” teriak Ify

“kalo gue lepasin loe pasti nolak ajakan gue”

“lagian loe maksa”

“hehehehe, maaf, maaf. Ayok” ajak Rio tapi menarik lembut tangan Ify membuat Ify tidak bisa menolak.

“kita mau kemana?” tanya Ify ketika sudah sampai di mobil Rio

“ke dufan” jawab Rio singkat

“ha, gila loe, ogah gue ini hari libur, pasti rame banget” tolak Ify karena memang dirinya paling tidak suka jika harus mengantri apa lagi tempat yang terlalu ramai

“tenang aja ada gue, gue jamin loe gak bakalan nyesel. Hemm” jelas Rio

“hemm, Ok” jawab Ify pasrah

******

Tristan duduk di sofa depan sambil menunggu Shilla selesai mangganti bajunya, rencananya memang minggu ini mereka habiskan untuk jalan-jalan.

“ting tong” suara belrumah berbunyi membuat Tristan bergegas kedepan untuk membukakan pintu

“siapa?”

“ehhh” heran Tristan saat tidak menemukan siapa pun di depan pintu

“amplop?” gumam Tristan saat menemukan sebuah amplop coklat tergeletak di bawah pintu

“dari siapa sih?” heran Tristan membolak-balik amplop tersebut

“drttt... drttttt”

 dering handphone membuat Tristan mengalihkan perhatiannya ke handphonenya tersebut

From : 081243604360

Kejutan buat kamu Tristan ;)

Kening Tristan berkerut saat membaca pesan tersebut sedikit aneh apa lagi dari nomor yang tidak di kenal

“orang aneh” ucap Tristan dan langsung masuk ke dalam

Tristan duduk di ruang sofa ruang tamu, jujur ia penasaran dengan isi amplop tersebut, akhirnya setelah beberapa menit berfikir, Tristan memutuskan untuk membuka amplop tersebut.

Tristan diam, berbagai pertanyaan langsung menyeruak di fikirannya, apa maksud semua ini? Itu salah satu pertanyaan di benak Tristan. Amplop tersebut berisikan foto-foto pertemuan Shilla dan Alvin semalam di cafe melati.

Tristan menahan emosinya saat ini, dia tidak ingin terlihat seperti anak ABG labil yang menyimpulkan sesuatu secara langsung. Ia ingin Shilla langsung yang menjelaskan ini semua.

“kak, Shilla udah siap,” ucap Shilla dan langsung menghampiri Tristan yang sedang duduk di sofa sambil menatap foto dengan sendu.

“bisa dijelasin ini maksudnya apa?” tanya Tristan menyerahkan foto tersebut ke Shilla. Shilla yang bingung pun menerima dan melihat apa yang Tristan berikan. Shilla sama kagetnya dengan Tristan, tapi mungkin dirinya lebih kaget di bandingkan Tristan saat pertama kali melihat foto tersebut.

“kenapa diam? Aku tanya itu apa maksudnya Shill?” tanya Tristan dengan nada selembut mungkin, namun terdengar menakutkan di telinga Shilla

“ini... ini gak seperti apa yang kakak fikirkan kak, Shilla bisa jelasin” ucap Shilla cepat tidak ingin membuat Tristan semakin salah paham

“ya sudah jelasin” pinta Tristan kini sudah berdiri tepat di samping Shilla. Shilla menarik nafasnya, mencoba untuk setenang mungkin saat menjelaskan ke Tristan

“ini. Ini Cuma,, Cuma,,”

“waktu kamu untuk menjelaskan habis” potong Tristan dan langsung keluar meninggalkan Shilla.

“kak Tian, tunggu, Shilla bisa jelasin, ini gak seperti apa yang kakak lihat” teriak Shilla saat Tristan sudah sampai di pintu keluar rumah, namun sepertinya Tristan tidak menggubris sedikitpun

******

Sivia memutuskan untuk merawat taman kecil di samping rumahnya untuk mengisi waktu liburnya minggu ini. Kejadian semalam benar-benar masih membuat sakit di hatinya. Hatinya tidak bisa bohong untuk masalah yang satu ini.

“Sivia” panggil seseorang, membuat Sivia diam membeku, dia kenal bahkan sangat kenal dengan suara itu, tiba-tiba hatinya terasa semakin sakit dari yang sebelumnya

“iya” jawab Sivia membalikkan tubuhnya dan berusaha bersikap seperti biasa

“eh. Loe Vin, tumben pagi-pagi udah kesini?” tanya Sivia. Namun Alvin mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan suara gadis di depannya terdengar sedikit serak, dan senyum yang tidak seperti biasanya terlihat sedikit di paksakan. Tunggu bahkan matanya memerah dan sedikit bengkak.

“loe kenapa Vi” bukannya menjawab Alvin malah balik bertanya

“gue? Gue gak papa” jawab Sivia.

“gue tau loe lagi kenapa-kenapa, cerita sama gue” ucap Alvin membuat saat ini juga air mata Sivia ingin turun kembali, hatinya terasa sakit. Apa lagi Alvin saat ini bersikap yang menunjukkan perhatiannya ke Sivia

“loe siapa gue? Loe bukan siapa-siapa gue, dan nggak usah sok care sama gue” jawab Sivia dengan nada yang sama seperti dulu saat Alvin berada di posisinya. Alvin tersentak saat Sivia membentaknya seperti itu. Ada apa sebenarnya dengan gadis yang ada di depannya ini?

“Vi, loe sebenarnya kenapa sih Vi? Kenapa jadi aneh gini?” heran Alvin meraih tangan Sivia. Sedangkan Sivia berusaha melepas cekalan tangan Alvin, namun sepertinya tenaganya tidak sekuat tenaga Alvin.

“aku gak papa Vin” jawab Sivia akhirnya, namun sepertinya itu bukan jawaban yang Alvin inginkan

“terus kenapa loe jauhin gue?” tanya Alvin lagi

“gue gak jauhin loe, mungkin Cuma perasaan loe aja. Maaf bisa loe lepas tangan loe, gue mau masuk istirahat.” Jawab dan pinta Sivia membuat Alvin langsung melonggarkan cekalan tangannya.

“loe kenapa sih Vi? Kenapa loe jauhin gue?” batin Alvin masih berdiri di posisi tadi hingga akhirnya punggung Sivia menjauh dan semakin tak terlihat.

******

Ify dan Rio sudah mencoba seluruh wahana di dufan, tapi Ify sama sekali tidak terlihat kelelahan malah semakin bersemangat ingin mencobanya lagi dan lagi.

“Yo” panggil Ify matanya tertuju pada gulali yang tergantung cantik dengan beraneka warna

“iya” jawab Rio

“em,, gue, mau itu” tunjuk Ify ke deretan gulali yang di jual di luar area dufan, ya mereka sudah keluar dari sana, karena memang tidak ada lagi yang mereka coba, semuanya telah mereka coba.

“gulali?” tanya Rio

“hemm” jawab Ify menganggu-anggukan kepalanya terlihat seperti anak kecil, sungguh menggemaskan, ingin rasanya Rio mencubit kedua pipinya itu.

“ok, ayo kita beli” jawab Rio membuat Ify tersenyum sumringah

“ayo-ayo” girang Ify yang tanpa sadar menarik tangan Rio ke tempat gulali tersebut. Dalam hati Rio tersenyum, ia merasa ini lah Ify yang sesungguhnya, periang, lucu, dan sedikit kekanak-kanakan. Hihihih

Ify duduk di kursi yang terdapat di bawah pohon palm, menambah kesan sejuk. Sedangkan Rio hanya memandangi Ify yang dari tadi asyik memankan gulalinya, bahkan dirinya pun tidak di liriknya sedikit pun. Ckckck...

“Fy, gue mau” pinta Rio sedikit manja

“loe mau?” tanya Ify. Rio mengangguk-anggukan kepalanya

“ni” ucap Ify dan menyuapi Rio gulali langsung dari tangannya. Membuat Rio spechless. Ini pertama kalinya Ify bersikap seperti ini ke dirinya.

“gimana? enak kan?” tanya Ify antusias dan hanya diangguki oleh Rio

“lagi?” tanya Ify

“hemm” jawab Rio. Dirinya masih spechless dengan apa yang di lakukan Ify saat ini kepadanya.

“hay, kebetulan kita jumpa lagi Yo” jawab seseorang langsung mengambil posisi duduk di sebelah kiri Rio dan di sebelah kanannya yang dari tadi di isi oleh Ify

“siapa ya?” tanya Rio

“yaelah loe udah lupa, buru juga dua hari yang lalu ketemu. Gue Dea” ucap orang itu Dea

“oh, ia ia, sorry. Heheh” jawab Rio. Dea hanya tersenyum, Ify sudah dongkol, merutuki si Dea yang tiba-tiba datang dan merusak moodnya. Rio yang sepertinya tau pun langsung buru-buru pamit, tidak ingin membuat mood Ify yang tadi hilang begitu saja

“ya udah De, gue sama Ify pamit dulu”

“yahhh kok cepet banget” sesal Dea

“gue sama Ify lagi ada urusan. Ya udah bye” pamit Rio menarik tangan Ify, sedangkan Ify sedikit rasa senang saat Rio tidak terlalu menggubris kedatangan Dea.

“ck” decak Dea kesal, memandangi punggung Ify dan Rio yang semakin menjauh.

To Be Continue.......

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.