Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
@siskahaling
******
Hening,
sudah sekitar sepuluh menit yang lalu di hitung ketika Shilla telah sampai,
tidak ada yang memulai percakapan di antara keduanya. Keduanya memilih diam,
mungkin sama-sama memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengawali percakapan.
“jelasin”
ucap orang itu membuka pembicaraan, siapa lagi kalau bukan Alvin
“maaf
Vin”
“gue
minta loe jelasin bukan minta maaf” balas Alvin sengit, namun Shilla masih
menunduk diam
“apa
gara-gara kak Tian loe pergi dari gue?” tanya Alvin to the point, membuat
Shilla langsung mendongakkan kepalanya.
“gak
Vin, sama sekali gak, aku, aku,” Shilla bingung ingin menjelaskan bagaimana ke
Alvin, tapi sungguh yang di tuduhkan ke Alvin ke dirinya tersebut tidaklah
benar, Alvin masih memilih diam menunggu gadis yang di depannya ini menjelaskan
semuanya
“aku
sebenarnya pergi dari kamu Cuma gak mau kamu makin kecewa dan sakit hati Vin,
sebenarnya...”
“Loe
fikir loe pergi dari gue tanpa kabar, dan tiba-tiba sekarang loe muncul lagi udah jadi milik
orang lain, loe fikir gue gak sakit hati” sengit Alvin memotong penjelasan
Shilla, Shilla semakin menunduk merasa semakin bersalah
“tapi
aku ngelakuin ini karena aku memang gak mau kamu semakin sakit hati Vin saat
kamu tau kalau aku, aku, aku gak pernah cinta sama kamu” jelas Shilla, dengan
suara semakin memelan. Alvin diam, ingin rasanya sekarang air matanya turun
saat mendengar pernyataan Shilla barusan, namun sebisanya ia tahan.
“kamu
sekarang sakit kan Vin? bahkan lebih sakit dari saat aku ninggalin kamu dulu,
makannya aku memilih pergi dari hidup kamu, tapi ternyata tuhan punya takdir
lain, karena sekarang kita bertemu lagi yang gak pernah aku bayangin bagaimana
saat kita bertemu lagi, aku juga selalu di hantui rasa bersalah Vin saat aku
ninggalin kamu gitu aja tanpa kabar, aku tersiksa Vin sangat tersiksa, tapi aku
gak mau kamu semakin cinta sama aku dan akhirnya sulit untuk ngelapasin aku,
karena aku,,,”
“aku
gak cinta sama kamu” lanjut Shilla setelah itu menghirup nafasnya dalam-dalam,
ada sedikit rasa lega saat ia bisa menjelaskan semuanya ke Alvin, walaupun
nanti ia semakin di benci oleh Alvin, tapi setidaknya Alvin sudah tau alasannya
“sekali
lagi maaf Vin, aku juga gak maksa kamu maafin aku, karena kau tau, aku udah
salah banget sama kamu, aku permisi” pamit Shilla dan bangkit dari kursinya,
sedangkan Alvin dari tadi hanya diam.
“sreeettt”
“eh”
kaget Shilla saat baru selangkah ia beranjak tiba-tiba ada yang membalikkan
tubuhnya dan memeluknya erat, sangat erat, ia membiarkan saja orang itu
memeluknya, namun entah kenapa air matanya malah terasa ingin keluar saat orang
itu memeluknya.
“maaf”
ucap orang itu Alvin, akhirnya ya Alvin sadar dirinya juga salah karena tidak
peka dengan Shilla, ia dirinya mamang sakit hati saat mengetahui Shilla tidak
mencintainya, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada ia bersama Shilla sampai
sekarang tapi Shilla tersiksa kerena tidak mencintainya.
“kamu
gak salah Vin” jelas Shilla
“maaf”
ucap Alvin lagi, Shilla memilih diam
“kamu
udah maafin aku?” tanya Shilla yang sudah melepaskan pelukan Alvin
“hem”
dehem Alvin sambil tersenyum
“beneran?”
tanya Shilla lagi
“ia
cantik” jawab Alvin mencubit gemas hidung Shilla, membuat Shilla meringis
kesakitan
“kita
teman” ucap Shilla sambil menyodorkan kelingkingnya
“ya
kita teman” jawab Alvin dan menautkan kelingkingnya ke kelingking Shilla
Tanpa
mereka sadari dua pasang mata memperhatikan mereka dari tadi di tempat yang
berbeda. Sepasang mata menatap mereka dengan tersenyum sinis dan penuh dendam.
Sedangkan sepasang mata satu lagi menatap keduanya dengan sendu, air matanya
telah mengalir entah sejak kapan, hatinya terasa sakit, sangat sakit.
“loe
kembali lagi Vin sama Shilla? Selamat deh, semmoga bahagia” ucap orang itu dan
pergi meninggalkan tempat yang membuatnya harus merasakan sakit. Ya orang itu
adalah Sivia.
*****
Shilla
pulang dengan senyum yang masih mengembang di bibirnya, seakan rasa bersalah
dan yang mengganjal di hatinya, lepas sudah.
“hufttt”
Shilla menhempaskan tubuhnya ke sofa tempat dimana Tristan masih menonton.
“udah
pulang? Cepet amat? Katanya jumpa teman lama” heran Tristan
“udah
kak, Shilla gak mau bikin kakak cemas aja makannya pulang cepet. Hehehe” jawab
Shilla dan membuat Tristan terkekeh.
“kakak
udah makan?” tanya Shilla
“belum,
bik ina aja lagi masak tu di dapur” jawab Tristan
“ya
udah deh, Shilla bantuin bik ina dulu” ucap Shilla namun Tristan mencegahnya
“sini
aja temenin aku nonton” pinta Tristan manja
“berani
bayar berapa?” goda Shilla iseng
“cuuppp”
“itu
bayarannya” ucap Tristan tersenyum sambil menaik turun kan alisnya, membuat
Shilla menunduk malu.
******
“BRAKKK”
Sivia menutup pintu kamarnya dengan kasar. Marah, kesal, kecewa, cemburu,
semuanya berkumpul menjadi satu.
“Siviaaaaa,
loe kenapa sih? Inget Alvin bukan siapa-siapa loe bego, loe kenapa jadi gini?”
gumam Sivia ke diri sendiri
“Vin,
loe balikan lagi ya sama Shilla?”
“selamat
aja deh ya, mudah-mudahan loe bahagia”
“terus
gue gimana?
“hahahaha,
loe ke laut aja sana Vi” via terus berbicara dan meratapi nasibnya sendiri,
hati dan fikirannya benar-benar kacau saat ini.
Drtttt....
drtttt...
Dering
handphone mengalihkan perhatian Sivia, dengan malas Sivia meraih handphone.nya
From
: Alvin Rese’ -_-
Malam
bawellll ;)
Sivia
membanting asal handphonenya saat mengetahui pesan tersebut dari Alvin, entah
kenapa sekarang dia malas untuk berubungan dengan yang bernama Alvin, karena
hanya membuatnya mengingat kejadian di cafe tadi.
******
@
rumah Alvin
Sedangkan
Alvin dari tadi mengguling-gulingkan badannya di tempat tidur. Seperti sedang
menunggu sesuatu, ya apa lagi jika bukan balasan sms dari Sivia, namun
sepertinya sudah sepuluh menit menunggu tidak ada tanda-tanda terbalasnya
pesannya tersebut.
“Sivia
kemana sih?” bingung Alvin
“apa
Sivia udah tidur ya?”
“tapi
kan baru jam segini? Masak ia udah tidur”
“ya
udah deh, besok aja gue ke rumahnya” tambah Alvin dan memilih beranjak tidur.
*******
Minggu
pagi, siapa yang tidak suka dengan hari ini, semua para pelajar bahkan pegawai
negri sangat menyukai hari ini. Pagi ini Rio sudah berdiri di depan rumah Ify,
rencananya pagi ini ingin membawa Ify jalan-jalan seharian.
“ting
tong” Rio menekan bel rumah Ify tak berapa lama bik ina datang membukakan
pintu.
“eh,
den Rio, tumben pagi-pagi sudah ke sini? Mau ketemu non Ify?” tanya bik Ina
sopan
“ia
bik hehehe, Ify nya ada?” jawab dan tanya Rio sopan
“ada
den, lagi sarapan sama den Tian sama non Shilla, silahkan masuk den” ajak bin
Ina dan di angguki oleh Rio
“pagiiiii”
sapa Rio ketika sampai di meja makan, membuatnya seketika menjadi pusat
perhatian
“eh,
loe Yo, tumban udah ke sini pagi-pagi?” tanya Tristan
“hehehe,
ia kak mau ajak calon pacar jalan-jalan” jawab Rio membuat Ify melotot
“cishhh,
calon pacar? Ia kalo gue mau sama loe” jawab Ify skiptis
“harus
mau dong Fy, pamali loh nolak cowok ganteng” goda Rio membuat Tristan dan
Shilla terkekeh sedangkan Ify sudah kesal sendiri
“hahahahah,
ya udah yok Shill, kita siap juga kita kan mau jalan-jalan juga sayang” ajak Tristan
menarik tangan Shilla dan meninggalkan Ify dan Rio.
“Fy,
ayok!” ajak Rio menarik paksa tangan Ify
“kyaaaaaa,
lepasin tangan gue” teriak Ify
“kalo
gue lepasin loe pasti nolak ajakan gue”
“lagian
loe maksa”
“hehehehe,
maaf, maaf. Ayok” ajak Rio tapi menarik lembut tangan Ify membuat Ify tidak
bisa menolak.
“kita
mau kemana?” tanya Ify ketika sudah sampai di mobil Rio
“ke
dufan” jawab Rio singkat
“ha,
gila loe, ogah gue ini hari libur, pasti rame banget” tolak Ify karena memang
dirinya paling tidak suka jika harus mengantri apa lagi tempat yang terlalu
ramai
“tenang
aja ada gue, gue jamin loe gak bakalan nyesel. Hemm” jelas Rio
“hemm,
Ok” jawab Ify pasrah
******
Tristan
duduk di sofa depan sambil menunggu Shilla selesai mangganti bajunya, rencananya
memang minggu ini mereka habiskan untuk jalan-jalan.
“ting
tong” suara belrumah berbunyi membuat Tristan bergegas kedepan untuk membukakan
pintu
“siapa?”
“ehhh”
heran Tristan saat tidak menemukan siapa pun di depan pintu
“amplop?”
gumam Tristan saat menemukan sebuah amplop coklat tergeletak di bawah pintu
“dari
siapa sih?” heran Tristan membolak-balik amplop tersebut
“drttt...
drttttt”
dering handphone membuat Tristan mengalihkan
perhatiannya ke handphonenya tersebut
From
: 081243604360
Kejutan
buat kamu Tristan ;)
Kening
Tristan berkerut saat membaca pesan tersebut sedikit aneh apa lagi dari nomor
yang tidak di kenal
“orang
aneh” ucap Tristan dan langsung masuk ke dalam
Tristan
duduk di ruang sofa ruang tamu, jujur ia penasaran dengan isi amplop tersebut,
akhirnya setelah beberapa menit berfikir, Tristan memutuskan untuk membuka amplop
tersebut.
Tristan
diam, berbagai pertanyaan langsung menyeruak di fikirannya, apa maksud semua
ini? Itu salah satu pertanyaan di benak Tristan. Amplop tersebut berisikan
foto-foto pertemuan Shilla dan Alvin semalam di cafe melati.
Tristan
menahan emosinya saat ini, dia tidak ingin terlihat seperti anak ABG labil yang
menyimpulkan sesuatu secara langsung. Ia ingin Shilla langsung yang menjelaskan
ini semua.
“kak,
Shilla udah siap,” ucap Shilla dan langsung menghampiri Tristan yang sedang
duduk di sofa sambil menatap foto dengan sendu.
“bisa
dijelasin ini maksudnya apa?” tanya Tristan menyerahkan foto tersebut ke
Shilla. Shilla yang bingung pun menerima dan melihat apa yang Tristan berikan.
Shilla sama kagetnya dengan Tristan, tapi mungkin dirinya lebih kaget di
bandingkan Tristan saat pertama kali melihat foto tersebut.
“kenapa
diam? Aku tanya itu apa maksudnya Shill?” tanya Tristan dengan nada selembut
mungkin, namun terdengar menakutkan di telinga Shilla
“ini...
ini gak seperti apa yang kakak fikirkan kak, Shilla bisa jelasin” ucap Shilla
cepat tidak ingin membuat Tristan semakin salah paham
“ya
sudah jelasin” pinta Tristan kini sudah berdiri tepat di samping Shilla. Shilla
menarik nafasnya, mencoba untuk setenang mungkin saat menjelaskan ke Tristan
“ini.
Ini Cuma,, Cuma,,”
“waktu
kamu untuk menjelaskan habis” potong Tristan dan langsung keluar meninggalkan
Shilla.
“kak
Tian, tunggu, Shilla bisa jelasin, ini gak seperti apa yang kakak lihat” teriak
Shilla saat Tristan sudah sampai di pintu keluar rumah, namun sepertinya
Tristan tidak menggubris sedikitpun
******
Sivia
memutuskan untuk merawat taman kecil di samping rumahnya untuk mengisi waktu liburnya
minggu ini. Kejadian semalam benar-benar masih membuat sakit di hatinya.
Hatinya tidak bisa bohong untuk masalah yang satu ini.
“Sivia”
panggil seseorang, membuat Sivia diam membeku, dia kenal bahkan sangat kenal
dengan suara itu, tiba-tiba hatinya terasa semakin sakit dari yang sebelumnya
“iya”
jawab Sivia membalikkan tubuhnya dan berusaha bersikap seperti biasa
“eh.
Loe Vin, tumben pagi-pagi udah kesini?” tanya Sivia. Namun Alvin mengerutkan
keningnya, merasa aneh dengan suara gadis di depannya terdengar sedikit serak,
dan senyum yang tidak seperti biasanya terlihat sedikit di paksakan. Tunggu
bahkan matanya memerah dan sedikit bengkak.
“loe
kenapa Vi” bukannya menjawab Alvin malah balik bertanya
“gue?
Gue gak papa” jawab Sivia.
“gue
tau loe lagi kenapa-kenapa, cerita sama gue” ucap Alvin membuat saat ini juga
air mata Sivia ingin turun kembali, hatinya terasa sakit. Apa lagi Alvin saat
ini bersikap yang menunjukkan perhatiannya ke Sivia
“loe
siapa gue? Loe bukan siapa-siapa gue, dan nggak usah sok care sama gue” jawab
Sivia dengan nada yang sama seperti dulu saat Alvin berada di posisinya. Alvin
tersentak saat Sivia membentaknya seperti itu. Ada apa sebenarnya dengan gadis
yang ada di depannya ini?
“Vi,
loe sebenarnya kenapa sih Vi? Kenapa jadi aneh gini?” heran Alvin meraih tangan
Sivia. Sedangkan Sivia berusaha melepas cekalan tangan Alvin, namun sepertinya
tenaganya tidak sekuat tenaga Alvin.
“aku
gak papa Vin” jawab Sivia akhirnya, namun sepertinya itu bukan jawaban yang
Alvin inginkan
“terus
kenapa loe jauhin gue?” tanya Alvin lagi
“gue
gak jauhin loe, mungkin Cuma perasaan loe aja. Maaf bisa loe lepas tangan loe,
gue mau masuk istirahat.” Jawab dan pinta Sivia membuat Alvin langsung
melonggarkan cekalan tangannya.
“loe
kenapa sih Vi? Kenapa loe jauhin gue?” batin Alvin masih berdiri di posisi tadi
hingga akhirnya punggung Sivia menjauh dan semakin tak terlihat.
******
Ify
dan Rio sudah mencoba seluruh wahana di dufan, tapi Ify sama sekali tidak
terlihat kelelahan malah semakin bersemangat ingin mencobanya lagi dan lagi.
“Yo”
panggil Ify matanya tertuju pada gulali yang tergantung cantik dengan beraneka
warna
“iya”
jawab Rio
“em,,
gue, mau itu” tunjuk Ify ke deretan gulali yang di jual di luar area dufan, ya
mereka sudah keluar dari sana, karena memang tidak ada lagi yang mereka coba,
semuanya telah mereka coba.
“gulali?”
tanya Rio
“hemm”
jawab Ify menganggu-anggukan kepalanya terlihat seperti anak kecil, sungguh
menggemaskan, ingin rasanya Rio mencubit kedua pipinya itu.
“ok,
ayo kita beli” jawab Rio membuat Ify tersenyum sumringah
“ayo-ayo”
girang Ify yang tanpa sadar menarik tangan Rio ke tempat gulali tersebut. Dalam
hati Rio tersenyum, ia merasa ini lah Ify yang sesungguhnya, periang, lucu, dan
sedikit kekanak-kanakan. Hihihih
Ify
duduk di kursi yang terdapat di bawah pohon palm, menambah kesan sejuk.
Sedangkan Rio hanya memandangi Ify yang dari tadi asyik memankan gulalinya,
bahkan dirinya pun tidak di liriknya sedikit pun. Ckckck...
“Fy,
gue mau” pinta Rio sedikit manja
“loe
mau?” tanya Ify. Rio mengangguk-anggukan kepalanya
“ni”
ucap Ify dan menyuapi Rio gulali langsung dari tangannya. Membuat Rio
spechless. Ini pertama kalinya Ify bersikap seperti ini ke dirinya.
“gimana?
enak kan?” tanya Ify antusias dan hanya diangguki oleh Rio
“lagi?”
tanya Ify
“hemm”
jawab Rio. Dirinya masih spechless dengan apa yang di lakukan Ify saat ini
kepadanya.
“hay,
kebetulan kita jumpa lagi Yo” jawab seseorang langsung mengambil posisi duduk
di sebelah kiri Rio dan di sebelah kanannya yang dari tadi di isi oleh Ify
“siapa
ya?” tanya Rio
“yaelah
loe udah lupa, buru juga dua hari yang lalu ketemu. Gue Dea” ucap orang itu Dea
“oh,
ia ia, sorry. Heheh” jawab Rio. Dea hanya tersenyum, Ify sudah dongkol,
merutuki si Dea yang tiba-tiba datang dan merusak moodnya. Rio yang sepertinya
tau pun langsung buru-buru pamit, tidak ingin membuat mood Ify yang tadi hilang
begitu saja
“ya
udah De, gue sama Ify pamit dulu”
“yahhh
kok cepet banget” sesal Dea
“gue
sama Ify lagi ada urusan. Ya udah bye” pamit Rio menarik tangan Ify, sedangkan
Ify sedikit rasa senang saat Rio tidak terlalu menggubris kedatangan Dea.
“ck”
decak Dea kesal, memandangi punggung Ify dan Rio yang semakin menjauh.
To Be Continue.......
No comments:
Post a Comment