Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
Selamat Malam Guyssss!!!
Udah berapa lama gue vacum? lama banget? ya iyalah *gubrakkkk
Disini gue mau lanjutin postingan GCLM yang belum kelar. jadi langsung aja ya. Be Happyyyy :*
$$$$$$
“buk pop
ice melon satu” ucap dua orang secara bersamaan
“LOEE!!!!!” ucap mereka secara
bersamaan lagi
“eh loe cowok rese’ bisa nggak sih loe
nggak ganggu gue? Empet tau nggak hidup gue ketemu loe lagi” ucap salah satu
diantara mereka, yah udah pasti Sivia
“loe pikir loe doang yang empet gue juga
kali, terus loe ngapain disini? Ngikutin gue? Mata-matain gue? Gue tau gue
keren, ganteng, tapi nggak usah loe ngikutin gue juga kan?” ucap seseorang yang
di sebut rese’ tadi oleh Sivia. Sekali lagi setelah pertemuan mereka yang kedua
ini Sivia membelalakkan matanya ‘OMG, ini orang sarap, apa otaknya geser sih?
Gue ngikutin dia? Gue rasa otaknya bener-bener geser nih orang’ batin Sivia
“eh,,, loe cowok sok kecakepan padahal
mata loe Cuma segaris, nyadar woy, yang ada loe kali ngikutin gue, loe anak
baru di XI IPA 1 kan? Anak baru aja udah belagu loe” emosi Sivia kali ini udah
bener-bener sampai di ubun-ubun. Sedangkan Alvin –cowok tadi- hanya bisa
mengerutkan keningnya bingung. Dari mana cewek yang di depannya ini bisa tau
jika dia anak baru dan bahkan kelasnya pun dia mengetahuinya
“tau dari mana loe” tanya Alvin yang
masih bingung. Sivia melengos
“yayaya. Gue maklum kalo loe nggak
nyadar kita satu kelas, karena mata loe memang Cuma segaris. Satu pesen gue,
sebaiknya rasa PD loe stadiumnya loe turunin, karena sumpah demi apa itu
memalukan” ucap Sivia sambil tersenyum meremehkan, membuat Alvin yang sekarang
merasa kesal
“loe......” ucapan Alvin tertahan karena
seseorang memotongnya
“mbak, mas, ini pop ice nya” ucap
seseorang yang ternyata bude ijum sang penjual di kantin
“ia bude, makasih” ucap Sivia langsung
mengambil pesanannya dan sebelum melangkah pergi, Sivia tersenyum puas seakan
berhasil membuat cowok nyebelin itu kesal karenanya. Sedangkan Alvin wajahnya
sudah merah padam antara malu, marah, dan apa lah sejenisnya.
“dasar cewek gila, tunggu aja pembalasan
gue” ucap Alvin benar-benar kesal sekarang.
******
Dukkk... dukkk... dukkk... Ify tengah mendrible bola basketnya dengan
asal, permainannya sungguh tak seperti biasa, matanya menerawang seakan tengah
memikirkan sesuatu.
flashback
“iellllll, kamu curang, kalo gini aku
nggak bakalan bisa menang dari kamu” ucap gadis berumur 12 tahun dengan nada
kesalnya, namun bukannya takut orang tadi malah terkekeh lucu, sepertinya marah
sang gadis itu sebuah lelucon baginya
“hahahaha, lagian kamu nggak ada
usahanya Ify sayang, jadi gimana mau menang” ucap lelaki yang di panggil iel
tadi sambil mengelus puncak kepala gadis yang ternyata bernama Ify.
“huh, aku udah berusaha tau, kamu aja
yang main basketnya terlalu jago .” Ucap Ify membela diri, lagi-lagi membuat
iel terkekeh.
“kita buat games gimana, kalo kamu
menang aku akan turutin semua keinginan kamu, dan kalo aku yang menang well
kamu harus ikutin semua kamauan aku, gimana?” tawar iel
“nggak mau, ujung-ujungnya aku juga yang
kalah” balas Ify
“mau aku ajarin biar bisa menang” tawar
iel lagi dan langsung dapat anggukan antusias dari Ify
“ada syaratnya” ucap iel dengan senyum
yang selalu membuat siapa aja luluh.
“apaan? Jangan aneh-aneh dech, kalo
nggak ikhlas bagus nggak usah sekalian” ucap Ify jutek, selalu saja orang ini
membuatnya kesal, tapi kalo boleh jujur ini lah yang selalu dirindukannya
“ia deh ia aku ikhlas buat ngajarin
kamu” ucap iel dan langsung meraih Ify kepelukannya.
flashback end
“hay” suara itu langsung membuat Ify
tersadar dari lamunan panjangnya, seketika ia menoleh dan mendapatkan seseorang
sudah berdiri di sampingnya.
“kenalin gue Rio” ucapnya lagi dan
mengulurkan tangannya tanpa memperdulikan tatapan bingung dari Ify. Ssedangkan Ify
melengos dia paling tidak suka ada orang yang sok akrab dan sok ramah
dihadapannya.
“penting?” tanya Ify cuek sambil
melunjutkan mendrible bola orens yang lebih menarik menurutnya, sedangkan Rio
hanya tersenyum dengan sikap Ify yang dari awal mereka jumpa di toko buku
sampai sekarang masih saja cuek dan dingin tapi entah kenapa Rio suka itu.
“loe bisa basket?” tanya Rio nggak
menyerah menghadapi cewek yang bisa dibilang sudah menarik hatinya sejak awal
mereka bertemu.
“menurut loe?” bukannya menjawab Ify
malah balik bertanya ke Rio
“gue punya tawaran” ucp Rio tiba-tiba
dan membuat keritan di dahi Ify bertambah
“kita
buat games, kalo loe menang gue akan turutin semua kemauan loe tapi kalo gue
yang menang loe harus dengan suka rela memberitahukan nama loe ke gue”
DEGH
Seakan tiba-tiba Ify mengalami de javu saat
Rio mengatakan itu lebih tepatnya menantangnya.
“iel” gumam Ify pelan bahkan sangat
pelan mungkin hanya dirinya yang mendengar
“gimana?” tanya Rio lagi karena melihat
respon Ify dari tadi hanya diam
“ok” jawab Ify menerima tantangan Rio.
Rio sendiri bukannya tidak mengetahui nama gadis manis yang telah memikat
hatinya ini, bahkan Rio sangat tau namanya, tapi Rio hanya ingin berkenalan langsung dengan Ify, walaupun
harus bertanding basket hanya untuk berkenalan langsung dengan Ify.
Duel antara Rio dan Ify berlangsung sengit,
keduanya benar-benar lihai merebut dan memasukkan ke dalam ring, skor Rio dan
Ify 19-18 benar-benar sangat tipis, saat ini Rio yang mengusai bola hanya butuh
2 angka lagi Rio memenangkan pertandingan ini dan itu artinya ia dapat secara
langsung berkenalan dengan Ify. Tanpa menunggu lama Rio langsung menshoot bola
ke ring.
“yesssss,” girang Rio saat bola itu
berhasil masuk ke dalam ring dengan sempurna, Rio memandang ke arah Ify dan
langsung menghampiri Ify yang tengah duduk di tepi lapangan sambil mengelap
keringat yang berekresi lebih banyak dari biasanya.
“permainan loe bagus juga, gue sampai
kualahan ngadepin loe” jujur Rio sambil mengambil posisi duduk di sebelah Ify,
tapi seperti biasa Ify tidak mengubrisnya sama sekali. Hening..... terjadi
keheningan beberapa saat diantara keduanya, hingga akhirnya suara Rio memecah
keheningan.
“so, sesuai perjanjian loe harus dengan
suka rela memberitahu nama loe ke gue” ucap Rio menagih janjinya. Ify melengos
untuk yang beberapa kali, cowok yang sedang bersamanya ini benar-benar
menyebalkan, mengapa ia tidak bertanya saja ke yang lain siapa nama dirinya
sebenarnya? cowok aneh.
“Alyssa Saufika Umari, Ify” ucap Ify
masih dengan nada dingin lalu beranjak maninggalkan Rio yang masih duduk di
sana.
‘gue tau loe baik Fy, tapi keadaan yang
buat loe seperti ini, gue akan dapetin loe Fy, gue janji itu’ batin Rio dan
beranjak juga menyusul Ify tak lupa senyum manis tercetak di bibirnya mengingat
beberapa menit yang lalu dirinya bersama Ify.
******
Sore ini Rio tengah asyik dengan BB-nya hingga akhirnya
suara ketukan pintu di kamarnya harus membuatnya berhenti sejenak dari
aktifitasnya.
“masuk” izin Rio mempersilahkan masuk
sesorang yang ada diluar, tak menunggu lama seseorang masuk dan tanpa izin
langsung duduk di samping Rio.
“yo yo yo, ini gawat sumpah ini gawat
pake BGT” ucap seseorang tadi. Sedangkan Rio melanjutkan kembali aktifitas yang
sempat tertunda tadi
“loe tau kan cewek bawel yang gue temuin
di toko buku kemaren, rupanya dia satu kelas sama kita dan ajibnya lagi dia
duduk sebangku sama bidadari loe” tambah orang itu.
“maksud loe cewek bawel, Sivia vin?”
ucap Rio dan membuat Alvin –orang itu- bingung dari mana Rio tau nama gadis
yang bawel itu.
“Sivia? Nama cewek itu Sivia? Loe tau
darimana Yo?” tanya Alvin keponya kambuh, bukannya menjawab Rio malah kembali
ke BB-nya
“Riooooooo, kok loe tau nama cewek itu
Sivia? Loe tau dari mana?” tanya Alvin lagi karena Rio tak kunjung menjawabnya,
sebenarnya Rio memang sudah menanyakan kepada teman sekelasnya yang bernama
irsyad mengenai Ify sekaligus Sivia, namun yang di peroleh hanya nama, dan
sifat Ify dan Sivia yang menurutnya sangat bertolak belakang.
flashback
“hay” sapa Rio kesalah satu teman
sekelasnya yang sedang asyik membaca buku, mau nggak mau orang tadi pun menoleh
dan meninggalkan aktifitasnya sejenak.
“hay, eh loe Rio kan?” tanya orang tadi
sambil menggeser tempat duduknya mempersilahkan Rio duduk, Rio yang paham
maksud dari orang itu pun duduk di sebelahnya.
“em, loe Irsyad kan?” tanya Rio
memastikan nama orang yang sekarang menjadi lawan bicaranya
“ia gue irsyad, o ya ada yang bisa gue
bantu yo?” jawab sekaligus tanya Irsyad, sedikit bingung juga dirinya di
hampiri Rio yang baru saja menjadi teman sekelasnya.
“em,,,, gue mau tanya, loe tau nama
cewek yang duduk di bangku yang di depan gue?” tanya Rio
“maksud loe Ify sama Sivia?” tanya
Irsyad memastikan
“owh,,, jadi namanya Ify sama Sivia”
ucap Rio lagi
“ia Alyssa Saufika Umari sama Sivia
Azizah, yang gue tau mereka berdua udah
bersahabat sejak lama, tapi ya gitu Ify yang gue tau sifatnya cuek, dingin,
nggak pernah peduli sama orang lain, gue aja yang udah sekelas sama dia nggak
pernah ngobrol sama Ify, yang betah berteman sama Ify ya Cuma Sivia” jelas
Irsyad panjang lebar mengenai Ify yang dia tau.
flashback end
“Yo” panggil Alvin lagi karena Rio nggak
kunjung menjawab
“KEPO” ucap Rio dan langsung tidur tidak
ingin meladeni sahabatnya yang sudah kepo seperti ini. Sedangkan Alvin sudah
kesal dan memilih untuk pergi. Namun belum sempat Alvin keluar ia membuka
suaranya lagi.
******
Hari ini hari minggu dimana sebagian besar
pelajar sekolah menggunakan kesempatan ini untuk bermalas-malasan. Tapi tidak
dengan Ify, dirinya memilih menghabiskan hari ini di tempat favoritnya, taman
di kompleks perumahan yang bisa di bilang lumayan jauh dari rumahnya.
Ify menghirup udara sebanyak-banyaknya,
seakan paru-parunya selama ini terasa sesak tanpa udara, lalu detik berikutnya
Ify mengamati suasana di sekitar taman, sepi, hanya segelintir orang, itu pun
hanya lewat tidak untuk duduk atau singgah sejenak di taman ini. Ify
melangkahkan kakinya di bangku taman di pinggir kolam kecil dan terdapat pohon
yang lumayan rindang yang menambah kesan sejuk dan nyaman. Ini lah hobby baru
Ify beberapa tahun ini, menyendiri, menutup semua rasa sakitnya tanpa harus
diketahui oleh orang lain.
“gue kangan loe yel, apa loe sama sekali
nggak kangen gue? Gue harap tuhan cabut nyawa gue sakarang, biar gue bisa
ketemu loe” lirih Ify sambil menatap kosong ikan-ikan yang berenang di dalam
kolam seakan tanpa beban.
“Ify.....”
******
Rio tengah menikmati sarapannya pagi ini,
seperti biasa ditemani oleh tante Manda dan om Zeth orang tua Rio.
“yo” panggil om Zeth ke anak semata
wayangnya ini
“ia pa” jawab Rio di sela-sela makannya
“gimana sekolah baru kamu?” tanya om Zeth
“baik-baik aja kok pa, lagian
temen-temennya juga ramah-ramah” jawab Rio lagi, om Zeth dan tante Manda hanya
tersenyum senang karena Rio mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya
“mama tebak pasti banyak yang deketin
kamu sama Alvin kan sama seperti sekolah-sekolah kamu sebelumnya” goda tante
Manda yang sudah tau yang mana anaknya selalu jadi rebutan di sekolah
“ihhh,, mama apaan sih, udah ah Rio mau
pergi dulu” ucap Rio dan beranjak meninggalkan meja makan.
Rio melajukan cagiva merahnya, sebenarnya
Rio sendiri juga bingung ingin pergi kemana untuk mengisi hari libur minggu
ini, akhirnya Rio memutuskan untuk ke taman komplek perumahan. Rio memakirkan
motornya setelah dirinya sampai di taman, lalu melangkahkan kakinya untuk
menelusuri dan mencari tempat untuk beristirahat sejenak. Seketika matanya
menangkap sosok gadis yang tengah duduk sendiri di kursi di pinggir kolam,
karena penasaran Rio pun memutuskan untuk menghampirinya.
“Ify” ucap Rio setelah lebih dekat dan
yakin bahwa gadis itu adalah Ify. Ify gadis yang di panggil itu pun menoleh
kebelakang dan mendapati Rio orang yang beberapa hari ini selalu mengganggu
hari-harinya. Dengan santai Rio langsung
mengambil duduk di samping Ify, sadangkan Ify mengutuk Rio ‘ngapain coba
ni orang selalu ganggu gue’ batin Ify kesal
“hay” sapa Rio mengawali pembicaraan
dengan Ify, Ify menoleh dan mendapati Rio tersenyum. Sadangkan Rio dalam hati
sudah merasa senang Ify menoleh saat dirinya menyapa, walaupun Ify tidak
mengeluarkan suaranya sedikit pun tapi setidaknya Ify sudah mulai meresponnya.
“sendiri?” tanya Rio lagi. Lagi-lagi Ify
kesal di buatnya, apakah laki-laki di sampingnya ini bego?, apakah dia tidak
bisa melihat bahwa dirinya dari tadi di sini sendiri tanpa ada orang lain lagi?
“loe punya matakan? Setidaknya tanpa loe
perlu bertanya loe udah tau kalo gue dari tadi di sini sendiri” ucap Ify
skiptis. Lagi-lagi Rio tersenyum mendapati sifat Ify seperti ini kepadanya, Ify
benar-benar jauh berbeda dengan gadis-dadis lainnya, yang terpesona dan selalu
mencari perhatiannya, sedangkan Ify? Gadis ini benar-benar sedikit pun tidak
tertarik padanya bahkan seakan merasa terganggu jika dirinya berusaha
mengajaknya berbicara.
“well. sorry kalo gue salah bertanya”
ucap Rio. Ify yang udah ngeh dengan Rio pun beranjak dari sana.
“awwww” Rintih Ify saat tangannya
tergores paku di bangku taman ketika hendak beranjak tadi. Rio yang mendengar
suara rintihan Ify pun panik seketika
“Fy loe kenapa?” panik Rio dan menarik
Ify untuk menghadap kedirinya,
“ya ampun Fy tangan loe berdarah,” ucap
Rio tambah panik ketika melihat tangan lebih tepatnya di pergelangan tangan Ify
mengeluarkan darah.
“ck,
loe jadi cewek ceroboh amat sih” omel Rio lagi sambil mengeluarkan saputanganya
di saku jaket dan di gunakan untuk menutup luka Ify agar darahnya berhenti
keluar. Sedangkan Ify dari tadi menatap Rio yang tengah mengkhawatirkannya.
Kalau boleh jujur ada sedikit rasa nyaman saat Rio memperlakukannya seperti
ini, tapi kenapa? bukannya Rio yang membuatnya kesal selama ini? tapi kenapa
saat Rio mengkhawatirkannya seperti tadi terbesit rasa senang dan nyaman?
Kenapa? ada apa sebenarnya?.
“Fy”
Sontak Ify tersadar dari lamunannya saat sebuah sebuah suara mengejutkannya
“loe
nggak papa?” tanya suara itu lagi yang berasal dari Rio
“nggak,
thanks” jawab Ify dengan nada jutek sebenarnya juga untuk menutupi sedikit rasa
saltingnya, entah kenapa Ify merasa salting sendiri.
“ya
sama-sama” jawab Rio. Rio tersenyum saat kata terima kasih terucap dari bibir
mungil Ify walau nadanya terdengar jutek, tapi itu artinya Ify sudah mulai mau
satidaknya berteman dengannya untuk saat ini.
******
Sivia melangkahkan kakinya ke arah taman
komplek perumahan, dirinya ingin menemui Ify, karena pada saat Sivia ke rumah
Ify tante Lyssa bilang bahwa Ify sudah pergi keluar dari tadi pagi, Sivia yang
sudah tau Ify pergi kemana jika hari libur seperti inipun langsung menuju
kesana. Karena terlalu terburu-buru Sivia tidak menyadari sebuah motor mengarah
ke arahnya.
“tinnnnnnnnn.....tiinnnnnnnnn *anggap
aja suara klakson*” terdengar suara klakson entah kenapa kaki Sivia seakan
beku, Sivia hanya menunduk dan menutup matanya rapat-rapat berharap setelah ini
nyawanya akan selamat. Hening, Sivia semakin takut, apakah sekarang dirinya
berada di surga? Itu artinya dirinya nggak akan bertemu mama, papa dan Ify
lagi, hingga akhirnya terdengar suara seseorang
“loe nggak papa kan?” tanya orang itu, sedangkan
Sivia yang mendengar suara tersebut mencoba membuka matanya dan menotap orang
tersebut.
“loe.” kaget Sivia saat melihat orang
itu adalah Alvin, Alvin pun sama kegetnya saat mengetahui orang itu adalah
Sivia
“heh, loe bisa bawa motor nggak sih? Loe
mau bunuh gue?” semprot Sivia sebelum Alvin sempat membuka suaranya.
“hello, loe juga salah kali nyebrang
nggak lihat-lihat jalan, kenapa loe jadi nyalahin gue?” balas Alvin tak terima
disalahkan Sivia
“ishhhh,
loe cowok apa bukan sih? Nggak pernah ngalah sama cewek, mana nggak pernah
ngaku sama kesalahan loe lagi,” sinis Sivia emosi, sambil melangkah pergi
ketujuan awalnya taman. Sedangkan Alvin, entah kenapa ada sedikit rasa bersalah
kepada Sivia
“Sivia”
panggil Alvin mencoba menahan Sivia pergi
“apaan
lagi sih?” kesal Sivia cowok ini benar-benar selalu membuat dirinya darting
“loe
mau kemana?” tanya Alvin lagi tanpa memperdulikan raut wajah kesal Sivia.
‘apa-apaan ini? Sejak kapan cowok nyebelin ini peduli dengannya, dia mau pergi
kemana saja bukan urusan cowok nyebelin ini kan?’
“apa
peduli loe?” tanya Sivia balik
“gue
serius” ucap Alvin masih mencoba bersabar menghadapi gadis yang menurutnya
sangat bawel ini
“taman”
ucap Sivia singkat dan langsung ingin beranjak pergi
“gue
anter” ucapan Alvin barusan membuat Sivia langsung memberhentikan langkahnya,
Alvin yang melihat Sivia berhenti menghampiri Sivia
“ayo”
ajak Alvin tanpa menunggu jawaban dari mulut Sivia, Sivia yang masih blank
hanya bisa mengikuti Alvin yang sedang menarik tangannya saat ini
******
Hanya terjadi keheningan yang saat ini
menyelimuti Ify dan Rio, Ify berusaha bersikap cuek dan dingin seperti biasanya
sambil kembali menatap ikan-ikan di dalam kolam, sedangkan Rio sendiri bingung
apa yang akan dibicarakan lagi bersama Ify mengingat bagaimana sifat Ify yang
tidak suka ditanya-tanya membuat Rio kehabisan kata-kata saat ini, baru Ify
yang membuat Rio menjadi begini ya baru Ify. biasa dirinya yang selalu di
kejar-kejar sakarang dirinya lah yang harus mengejar, Rio merasa menemukan
hidupnya saat ia merasakan bagaimana perjuangan mengejar bukan dikejar.
“IFYYYYYY” teriak seseorang yang
langsung membuat Ify dan Rio menoleh ke sumber suara, ternyata suara Sivia,
tapi tunggu dirinya tidak sendiri melainkan dengan seseorang, Rio yang
sepertinya mengenali orang itu pun memicingkan matanya untuk meyakinkan bahwa
orang itu..... Alvin yah nggak salah lagi kalau itu Alvin tapi apakah Rio tidak
salah lihat saat Alvin datang bersama Sivia, gadis yang selalu diceritakan
Alvin ke Rio bahwa merupakan gadis yang sangat menyebalkan satidaknya bagi
Alvin bukan bagi Rio.
“loe kesini kenapa nggak ngajakin gue?, padahal
pagi ini gue mau ngajak loe belanja. ishhhh loe bener-bener nyebelin Fy, loe lupain
gue sebagai sahabat loe, ” cerocos Sivia kemana-mana, Ify sepertinya yang sudah
biasa dengan sifat Sivia hanya cuek tak memperdulikannya, namun Alvin,
sepertinya Alvin sedikit cengo mendengar cerocosan Sivia, tidak salah jika dia
memanggilnya gadis bawel selama ini karena mamang kenyataannya demikian,
sedangkan Rio hanya memperhatikan Ify yang dari tadi cuek seakan tak
memperdulikan sahabatnya sudah ngomel-ngomel nggak jelas, ternyata Ify seperti
ini kesemua orang, tapi mengingat kejadian-kejadian selama ini yang ia alami
bersama Ify setidaknya ia bisa tersenyum bahagia.
*******
Seperti biasa malam Ify sedang duduk di
balkon kamarnya untuk menghabiskan malam hari ini, seulas senyum tipis tanpa
sadar tercetak di bibirnya, manakala ingatannya kembali ke kejadian tadi siang
saat di taman.
^^^^^
Sivia tengah beradu argument bersama Alvin
entah sejak kapan adu mulut itu terjadi, tidak ada yang mau mengalah di antara
mereka. Ify yang memang dasarnya cuek tidak mempermasalahkan adu mlut antara
sahabatnya Sivia dan Alvin tersebut.
“Fy” panggil Rio yang merasa bosan
dengan situasi seperti ini
“hmm” dehem Ify sebagai jawaban
“ikut gue yuk” ajak Rio
“males” jawab Ify singkat
“Fy please ikut gue, loe nggak bakalan
nyesel deh, dari pada loe disini Cuma dengerin tu cecunguk adu bacot” tawar Rio
lagi.Ify tidak menjawab tapi tiba-tiba Ify bangun dari kursinya.
“loe mau kemana?” tanya Rio heran saat
Ify tidak menjawab ajakannya malah berdiri dari posisi duduknya
“aishhhh” desis Ify merasa cowok di
hadapannya ini benar-benar bodoh
“loe tadi yang ngajakin gue kan?” tanya
Ify dengan nada malas
“ha,,,, eh,,, ia,,, ayo” jawab Rio dan
langsung mengandeng tangan Ify menuju motor cagivanya.
Hanya butuh waktu sepuluh menit mereka
telah sampai di tempat yang di maksud oleh Rio, ternyata Rio membawa Ify ke
danau, kesan pertama Ify saat melihat tempat ini adalah indah, dari mana Rio
mengetahui tempat seindah ini? Bukankah yang Ify tau Rio pindahan dari
singapure? Secepat itukah Rio dapat mengetahui ada danau seindah ini, dirinya
saja tidak mengetahuinya.
Lagi-lagi Rio menggandeng tangan Ify, dan
sama respon Ify masih saja Diam, tidak sedikit pun menolak, ada apa ini? Ada
apa dengan dirinya? Bukankah seharusnya Ify menolak genggaman tangan Rio saat
ini?
“Fy” panggil Rio memecah keheningan,
namun Ify hanya menoleh
“gimana loe suka tempat ini?” tanya Rio
lagi, saat ini mereka duduk di tepi danau yang sepertinya memang disediakan
kursi disana.
“ya” jawab Ify singkat, detik berikutnya
Ify berdiri merentangkan tangannya, lalu memejamkan matanya dan menghirup udara
sebanyak-banyaknya. Sedangkan rambutnya berantakan di terpa angin. Rio
tersenyum melihat tingkah Ify saat ini, entah kenapa Rio selalu ingin selalu
berada di masa-masa seperti ini bersama Ify, menikmati pemandangan wajah Ify
dari dekat.
“makasih Rio” ucap Ify dengan nada yang
benar-benar tulus tidak dengan nada jutek dan dingin seperti biasanya. Dan itu
membuat Rio sedikit kaget dengan perkataan Ify barusan, untuk pertama kalinya
Ify menyebut namanya dan mengucapkan terima kasih dengan tulus seperti tadi.
“sama-sama Fy” jawab Rio sambil
tersenyum
^^^^^^
Ify mendesah pelan, bagaimana kejadian
tadi bisa terjadi?, bagaimana bisa ucapan terima kasih terucap dua kali dari
mulutnya? Bahkan dua-duanya untuk orang sama, ada apa sebenarnya dengan
dirinya? Rio. Ya orang itu yang telah membuatnya seperti ini, setelah beberapa
tahun dirinya tidak merasakan ini semua dan sekarang Rio datang dan memberikan
rasa itu lagi ke dirinya. Seperti dulu saat ia bersama Gabriel. Tunggu, apa
Gabriel? Aishhhh,,,, dan sekarang Rio telah berhasil membuat dirinya melupakan
tidak bukan melupakan tapi mungkin lebih tepatnya menepis Gabriel seharian ini
dalam pikiranya. Siapa Rio sebenarnya? Kenapa pria itu dengan mudahnya masuk
dan sekarang menggangu pikirannya?
“arghhh” erang Ify saat semua pertanyaan
yang berkecamuk dalam dirinya satu pun tidak dia menemukan jawabannya.
“lebih baik gue tidur” sarah Ify yang
sudah cukup lelah.
To Be Continue.....
No comments:
Post a Comment