Monday, June 1, 2015

Love Stoty Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 13 ~RiFy~

Love Stoty Of Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling

*******

Rio hanya bisa menatap sendu Ify kini yang sedang terbaring di tempat tidur rumah sakitnya. Tangannya terulur dan mengusap lembut puncak kepala Ify. Dalam hatinya pun tak henti mengucapkan kata maaf. Bagaimana bisa dirinya lalai menjaga Ify sampai akhirnya seperti ini. Kalau bisa memilihRio lebih memilih dirinya yang berada di posisi Ify sekarang.

“hey, loe gak capek tidur mulu Fy?” Rio mulai mengajak Ify bercerita. Tidak perduli Ify mendengar atau tidak.

“maaf Fy. Maaf gue gak becus jaga loe. Maaf gue gak ada di saat loe butuh gue. Maaf gue pernah buat loe sakit hanya karena kebodohan gue. Dan Maaf gue memang cowok bodoh yang baru menyadarinya semunya sekarang.” Rio mencoba mengeluarkan semua uneg-unegnya. Kini tanganya beralih menggengam tangan Ify. Setidaknya saat ini Ify terlihat lebih baik. Tidak tadi saat dirinya menemukan Ify dengan tubuh dingin dan wajah pucat pasi.

“loe bangun dong Fy, loe gak mau hukum cowok bodoh ini yang udah buat loe menderita selama ini?”

“gue mohon loe bangun Fy, setidaknya loe gerakin tangan loe buat respon gue” pasrah Rio saat Ify tak juga sadar. Perlahan jari-jari Ify bergerak. Rio yang saat itu menggengam tangan Ify pun tersentak kaget. Apa lagi sekarang Rio dapat merasakan tangannya digenggam tangan Ify. Membuat Rio ingin berteriak bahagia rasanya.

Perlahan Ify mulai membuka matanya. Sedikit mengerjap-ngerjapkan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea matanya.

“hay” suara lembut itu membuat Ify menolehkan kepalanya ke samping kanan dan mendapati Rio sedang tersenyum manis ke arahnya

“Rio?” lirih Ify lalu kembali mengerjap-ngerjapkan matanya. Takut dirinya hanya salah lihat. Namun sepertinya tidak karena nyatanya sosok itu masih ada di hadapannya sekarang.

“gimana? Ada yang sakit?” tanya Rio sambil mengusap puncak kepala Ify lembut. Ify hanya menjawab dengan gelengan kepala, karena untuk berbicara Ify masih sedikit lemah.

“gue dimana Yo?” tanya Ify. Matanya pun menelusuri setiap sudut ruangan. Merasa asing karena ini bukan kamarnya yang di rumah Rio

“loe dirumah sakit Fy”

“di rumah sakit? kok bisa?”

“loe ingat kenapa loe bisa pingsan?” tanya Rio mulai mencari tau kenapa Ify bisa di dalam gudang itu. Ify memicingkan matanya mencoba mengingat kejadian yang terjadi.

“yang gue tau waktu gue mau balik ke kelas, tiba-tiba ada yang narik gue terus bawa gue ke-“

“Aaaaaaaaa” tiba-tiba Ify teriak ketakutan membuat Rio panik seketika itu juga

“FY, Fy loe kenapa Fy?” panik Rio dan mencoba menenangkan Ify.

“hey, loe kenapa Fy, gak usah takut disini ada gue. Fy please jangan bikin gue takut Fy” namun sama saja, Ify masih teriak ketakutan. Membuat Rio langsung mengubah posisi Ify menjadi duduk dan memeluk Ify erat mencoba memberikan ketenangan untuk gadis pujaannya. Ify tanpa sadar pun langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Rio dan membenamkan wajahnya disana. Bahkan Rio dapat merasakan bajunya basah karena air mata Ify.

“Tempatnya, ge- gelap banget Yo, hiks” ucap Ify sesenggukan

“sssstttt, udah. Gak usah takut disini ada gue. Loe udah aman sekarang Fy” Rio mencoba menenangkan Ify. Bagaimana pun Ify seperti ini juga karena kelalaiannya.

“gue janji Fy, gue akan jaga loe semampu gue. Gue gak akan biarin satu orang pun nyakitin loe, sekalipun itu diri gue sendiri” batin Rio.

********

Gabriel perlahan membuka kamar rawat Ify tanpa suara. Tidak ingin membuat si pemilik kamar terusik. Masih dengan langkah tanpa suara Gabriel mendekat ke tempat tidur Ify. Senyum tipis tercetak di wajah tampannya saat melihat wajah polos kekasihnya yang tengah tertidur. Tangannya tanpa komando mengusap puncak kepala Ify sayang.

“lelap banget tidurnya sayang, sampai aku datang kamunya gak tau” ucap Gabriel namun tangannya tak berhenti mengusap puncak kepala Ify.

“maaf Fy, seharusnya aku jagain kamu” sesal Gabriel mengingat kelalaiannya menjaga kekasihnya

“nghhhh” lenguh Ify terbangun dari tidurnya saat merasakan usapan lembut di puncak kepalanya. Setelah berhasil menyesuaikan kornea matanya dengan cahaya kamar rawatnya, Ify mendapati sosok Gabriel yang kini tengah tersenyum manis kearahnya. Membuat Ify refleks membalas senyuman Gabriel.

“aku ganggu tidur kamu?” tanya Gabriel lalu menarik kursi dan mendaratkan bokongnya disana. Sedangkan Ify hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

“Yel” panggil Ify serak

“iya sayang” jawab Gabriel mengalihkan fokusnya ke Ify

“aku mau minum” pinta Ify manja, membuat Gabriel terkekeh mendengar suara manja Ify. Sungguh Gabriel sangat senang saat Ify bertingkah manja kepada dirinya, karena Ify tergolong orang yang sulit untuk menunjukkan sifat manjanya ke seseorang.

Tangan Gabriel perlahan mengambil segelas air yang sudah tersedia di atas nakas samping tempat tidur Ify dan tangan sebelahnya di gunakan untuk membantu Ify duduk.

“hah” lega Ify saat rasa haus di tenggorokannya telah hilang. Gabriel pun meletakkan kembali gelas air yang tinggal setengah itu.

“butuh sesuatu lagi?” tanya Gabriel

“nggak, makasih ya” jawab Ify tulus

“sama-sama sayang” jawab Gabriel dan mencubit pelan hidung mancung Ify.

“Yel, aku pulang aja ya” ucap Ify tiba-tiba. Dan memasang puppy eye’s-nya

“kamu belum sehatan sayang” tolak Gabriel halus, membuat Ify mengerucutkan bibirnya kesal. Lagi-lagi membuat Gabriel tersenyum melihatnya

“aku udah sehatan kok Yel, yayaya. Aku pulang ya” rayu Ify tidak menyerah

“sekali nggak tetap nggak. Kali ini kamu jangan bandel ok?!” Gabriel pun tak mau luluh dengan rayuan Ify. Lagi pula ini juga demi kabaikan Ify bukan?

“ya udah nggak boleh pulang aku nggak mau minum obat”

“NO”

“ya udah, pulang kalau gitu” Ify melipatkan tangannya di depan dada. Dan memasang wajah kesalnya. Sedangkan Gabriel hanya menghela nafas pasrah. Sifat keras kepala Ify memang sulit untuk di lawan.

“ok, gini. Kamu tetap minum obat kamu, kita pulang. Tapi besok” tawar Gabriel mencari jalan keluar. Karena untuk sekarang Ify memang belum di izinkan pulang.

“kenapa nggak seka-“

“besok atau nggak sama sekali” tegas Gabriel memotong perkataan Ify. Membuat Ify mau tak mau menyetujuinya.

“tapi besok beneran pulang”

“iya”

“janji?”

“janji” jawab Gabriel dan membuat senyum Ify mengembang. Ify sendiri memang benci dengan suasana rumah sakit. membuat Ify kembali mengingat peristiwa orang tuanya dulu.

“ya udah sekarang kamu makan, terus minum obat” suruh Gabriel dan mengambil sepiring nasi yang memang sudah tersedia lengkap di nakas Ify.

“nanti a-“

“makan Ify sayang” tagas Gabriel dan memberi tatapan mengancam ke Ify. Ify yang mengerti maksud tatapan Gabriel pun hanya mengangguk pasrah. Sedangkan Gabriel hanya tersenyum melihat akhirnya Ify mau menurutinya.

******

Rio, Ify, dan Gabriel sedang membereskan perlengkapan Ify untuk pulang. Memang tidak banyak yang mereka bawa karena Ify memaksa pulang, tidak ingin berlama-lama di tempat yang menakutkan menurut Ify. Sedangkan Deva bagaimana pun dirinya harus sekolah. Sebenarnya Deva tadi berniat untuk bolos sekolah, namun tatapan mematikan kakaknya tidak bisa ia tolak. Dan mau tidak mau Deva harus ke sekolah sekarang.

“udah semua?” tanya Gabriel saat tangannya memasukkan baju terakhir ke dalam tas. Baik Ify maupun Rio menjawab dengan anggukan.

“gue kira ada baiknya Ify pulang dengan menggunakan mobil karena Ify baru saja sembuh. Dan kebetulan gue bawa mobil hari ini” ucap Rio tiba-tiba membuat Gabriel dan Ify menoleh ke arahnya.

“gue kira gak perlu Yo, masih ada gue PACARNYA, jadi loe gak perlu terlalu repot. Lagi pula tidak ada salahnya Ify pulang menggunakan motor agar Ify bisa menghirup udara segar” balas Gabriel dengan tatapan sinisnya ke Rio. Namun Rio hanya membalas dengan senyum sinisnya.

“gue gak merasa repot kok Yel, dan ini udah cukup siang, tidak baik jika Ify pulang dengan udara panas di luar” balas Rio lagi. Sedangkan Ify dari tadi hanya mengerenyit bingung melihat keduanya yang menurut Ify sangat aneh, tidak seperti biasanya.

“bukankah gue punya hak lebih atas Ify dari pada loe? gue masih bisa merawat Ify tanpa bantuan loe Mario”

“bahkan loe sandiri tidak memperhatikan kondisi Ify, bagaimana mungkin Ify pulang menggunakan motor yang nantinya—“

“stoopppp!!! Kalian berdua kenapa sih?” teriak Ify akhirnya. Tingkah kedua saudara kembar ini benar-benar membuatnya bingung. Ada apa dan apa yang sebenarnya yang sedang mereka debatkan.

“gak ada apa-apa sayang, ayo” jawab Gabriel dan langsung menarik tangan Ify menuju parkiran. Sedangkan Rio hanya menghela nafas pasrah.

“gue udah ngelakuin kebodohan Fy, dan gue gak akan ulang kebodohan itu untuk yang kedua kalinya”

********

“Fy, kamu makan ini aja ya. Bubur bagus loh buat proses penyembuhan kamu”

“nggak ada salahnya Fy loe minum jus vokat ini dulu, biar lebih segeran”

“tapi perut kamu masih kosong Fy, jadi makan bubur ini dulu ya” Ify dari tadi hanya bisa mengerut kening bingung melihat tingkah saudara kembar yang saat ini sedang  berada di hadapannya. Tidak Gabriel tidak Rio sama-sama aneh sikapnya mulai dari di rumah sakit tadi hingga di rumah sekarang. Hey, dirinya bukan anak kecil lagi, tidak perlu di perlakukan seperti ini. Jujur Ify sedikit risih dengan tingkah keduanya.

“loe berdua kenapa sih? Aneh tau nggak dari tadi” marah Ify, bagaimana tidak kesal jika di perlakukan seperti itu

“ha, emmm, kita nggak papa kan Yo, iya gak papa. Hehehe” jawab Gabriel seperti orang bego lalu merangkul pundak Rio dan memasang senyumnya yang gagal itu.

“iya gak papa, ya udah ni loe minum dulu jus vokatnya biar segeran” ujar Rio dan menyodorkan segelas jus vokat yang dari tadi masih setia di tangan kanannya

“kamu harus makan dulu Fy, perut kamu kan masih kosong sayang”

“loe berdua dengerin gue. Gue gak mau makan atau pun minum jus loe berdua. Gue mau tidur. Capek” jelas Ify lalu membaringkan tubuhnya dan menarik sellimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan Rio dan Gabriel hanya menghela nafas pasrah

“sekeras apa pun usaha loe, gue pastikan gue gak akan pernah buat lepasin Ify” sinis Gabriel

“dan sekeras apapun usaha loe buat pertahanin Ify, gue pastikan gue gak akan lelah buat dapatin Ify”

******

Pagi ini Ify sudah siap dengan baju kabanggan SMA Jingganya, setelah menyematkan pita hijautosca di rambutnya sebagai sentuhan terakhir, Ify pun turun ingin meuju dapur. Dirinya harus ingat sebagai apa ia tinggal di rumah mewah ini.

Sayup-sayup Ify mendengar suara di dapur. Namun Ify dapat mengenali suara itu, siapa lagi kalaubukan Rio dan Gabriel. Perlahan Ify pun semakin mendekat untuk memperjelas pembicaraan keduanya.

“loe yakin masih belum menyerah untuk dapetin Ify? Gue sedikit pun gak pernah buat lepasin Ify Mario Stevano” tagas Gabriel yang kini sedang mengaduk susu. Mendengar nemanya di sebut Ify semakin mempertajam pendengarannya

“loe bahkan udah nanyain itu ribuan kali ke gue Gabriel Stevent. Apa loe takut?” balas Rio. Menghentikan aktivitasnya yang kini sedang mengoleskan selai ke roti. Gabriel hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Rio barusan

“ok, kita bersaing secara sehat buat dapetin Ify. Loe jangan sedikitpun ganggu gue kalau gue kagi sama Ify. Dan begitu pun gue, gue gak akan ganggu loe saat loe deketin Ify. Gimana?” tawar Gabriel dan langsung di balas anggukan setuju oleh Rio.

“prokk... prokk.. prokk...” sebuat tepukan tangan membuat Rio dan Gabriel mengalihkan ke sumber suara. Baik Rio maupun Gabriel bahkan bungkam tak bisa berbuat apa-apa saat ini, saat sosok Ify tiba-tiba datang dan menunjukkan wajah kecewa, marah, sedihnya. Entahlah ekspresi itu sulit untuk di artikan. Namun cukup membuat Rio dan Gabriel takut. Bahkan sekarang keduanya hanya menunduk.

“hebat juga cara kalian berdua” ucap Ify buka suara membuat Rio meupun Gabriel semakin menundukkan kepalanya.

“bahkan loe berdua anggap gue seperti barang yang tak berguna, yang kapan saja bisa loe rebutin sesuka kalian tanpa lihat perasaan gue gimana” lanjut Ify. Wajah Ify sudah memerah menahan emosinya yang masih ia tahan.

“bukan gitu Fy, kita, kita Cuma”

“Cuma anggap gue gadis bodoh yang bisa loe permainkan?” potong Ify sebelum Rio sempat menyelesaikan kata-katanya.

“dan loe Mario, dulu loe kemana aja. Kenapa setelah gue punya Iyel loe barusaha dapatin gue. Loe baru sadar? Telat tau nggak. Kalau loe dari awal niat buat ngerelain gue sama Iyel, loe gak perlu repot-repot lagi sekarang buat ngedapetin gue. Loe pikir gue cewek apaan hah? Cewek bodoh yang bisa loe mainin hatinya?” Ify mengeluarkan semua uneg-unegnya saat ini. Tak di hiraukannya kepalanya yang terasa berdenyut karena aksi marah-marahnya. Sedangkan Rio hanya bisa menunduk pasrah menerima amarah dari Ify, bagaimanapun apa yang di katakan Ify benar. Dirnya benar-benar cowok bodah yang meyadarinya semua secara terlambat

“Gabriel Stevent, bahkan sekarang gue pacar loe, dan loe dengan mudahnya bolehin orang lain buat dekat dan cari perhatian gue? Loe fikir gue apaan hah? Gue akui gue dulu memang udah jatuh cinta dulu sama Rio. Tapi sekarang setelah gue berusaha buat cinta sama loe, ini yang loe kasih ke gue? Hahaha. Tuhan sebegini bodohnya kah aku tuhan”

“Yel” ucap Ify mulai melembut, tidak seperti tadi.

“kita putus” tambah Ify yang langsung membuat Gabriel kaget setengah mati. Dan saat itu juga Gabriel langsung meemeluk erat tubuh Ify. Erat sangat erat tidak perduli Ify bisa bernafas atau tidak. Yang Gabriel may sekarang Ify tetap terus bersama dirinya. Sedangkan Ify langsung menangis sepuasnya di pelukan Gabriel. Menangis untuk meratapi kebodohannya selama ini.

“maaf Fy, maaf. Please jangan tinggalin aku Fy, please” mohon Gabriel di sela pelukannya. Dan hati Gabriel semakin sesak saat merasakan gelengan kepala Ify di kepalanya. Ify perlahan mendorong pelan tubuh Gabriel untuk melepaskan pelukannya.

“maaf Yel, gue gak bisa” ucap Ify setelah pelukan Gabriel terlepas

“Yo, makasih buat waktunya selama ini. Mungkin gue terlalu merepotkan buat loe” ucap Ify ke Rio. Lalu setelah itu Ify beranjak pergi dari sana. Tidak perduli dengan apa yang terjadi nanti. Yang Ify butuhkan hanya ketenangan. Dan tidak ingin di ganggu oleh siapa pun. Sedangkan Rio dan Gabriel hanya bisa diam, menahan sesak di dada masing-masing yang dari tadi seakan oksigen tidak ada di paru-paru mereka.

*********

“pusa?” ucap Gabriel tiba-tiba, membuat Rio menoleh kearah Gabriel sambil mengatur nafasnya. Ya keduanya saat ini sedang mengejar Ify yang sekarang entah dimana. Ify sudah terlihat lagi sekarang. Rio hanya menoleh sekilas ke arah Gabriel, dirinya sedang tidak ingin meladeni saudara kembarnya saat ini. Karena dari tadi fikirannya hanya terfakus ke Ify. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Ify? Memilikirkan hal itu membuat nafas Rio semakin memburu. Begitu pun dengan Gabriel. Masih dengan mengatur nafasnya Gabriel menunggu jawaban Rio.

“bisakah loe saat ini untuk gak saling menyalahkan? Gue rasa ada yang lebih penting dari pada kita harus berdebat gak jelas” sindir Rio yang membuat Gabriel menggeram kesal. Rio kembali mengedarkan pandangannya. Mencari sosok gadis yang saat ini mennjadi fokus hati dan fikirannya. Namun nihil, sosok itu sampai saat ini pun tidak tertangkap di indra pengelihatannya. Tidak jauh berbeda dengan Gabriel, matanya pun menjelajahi setiap sudut arah. Perasaan khawatir sudah mendominasi dirinya saat ini memikirkan bagaimana kondisi kekasihnya. Ahhh, sepertinya ada yang perlu di ralat, mantan kekasih lebih tepatnya. Mengingat hal itu membuat dada Gabriel sesak dimana dirinya sudah putus dengan Ify beberapa jam yang lalu.

“tuhan lindungi gadis ku tuhan” batin Rio dan Gabriel memohon.

@@@@@

BERSAMBUNGGG......

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.