Monday, June 1, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 11 ~RiFy~

Love Story Of  Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling

Udah berapa lama ges gue ngaret?
ckckc, udah ahhh, gue mau langsung aja gak tau mau ngomong apa, di komen silahkan, gak juga gak papa.
happy readinggg gesssss :)

********

Gabriel dan Deva masih duduk di sofa ruang tamu. Tangan Deva dari tadi memutar-mutar remot tv sambil menatap lurus ke depan  memilih untuk menikmati acara tv-nya saat ini. Gabriel? Entah lah dari tadi dirinya gelisah sendiri, takut-takut jika Ify tidak suka dengan kejutannya. Gabriel kembali melihat jam tangan yang melingkar ditangnnya, setelah itu berdecak kesal saat kue yang dari tadi tunggu tak juga datang.

“Dev” Gabriel mencoba memanggil Deva yang dari tadi asyik dengan dunianya sendiri. Namun sepertinya panggilan Gabriel berusan tidak berpengaruh buat bocah bermata belo ini.

“Deva” kembali Gabriel memanggil dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Deva sendiri menatap kesal ke Gabriel saat acara menontonnya terganggu.

“apaan sih kak?” tanya Deva kesal menatap Gabriel ogah-ogahan

“kue-nya kapan datengnya sih? Udah jam berapa ini” curhat Gabriel membuat Deva melengos untuk yang kesekian kalinya, bahkan telinganya sudah terasa panas mendengar pertanyaan Gabriel yang itu-itu saja dari tadi.

“loe nanya sekali lagi, habis itu loe dapat piring cantik kak dari gue” sinis Deva tak lupa dengan tatapan kesalnya. Gabriel sendiri hanya mengerucutkan bibirnya. Apa Deva tidak tau bagaimana hatinya saat ini. Ini sama saja seperti menunggu waktu kapan malaikat maut menjemputnya rasanya.

“Loe kapan sih bi—“

“Brakkkk” baik Deva maupun Gabriel langsung membalikkan kepalanya dan menatap shock sosok yang saat ini sedang berdiri di depan pintu rumah.

“Ify / kak Ify” lirih Gabriel dan Deva kompak. Namun tak berapa lama Gabriel dan Deva sedikit bingung dengan Ify saat ini. Mata memerah dan sedikit bengkak, dan tak lupa air mata yang mengalir di sudut matanya. Serta dandanannya yang sudah berantakan. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di fikiran mereka saat ini. Sedangkan Ify tubuhnya hanya bisa mematung saat ini saat melihat ruang tanu rumah ini terlihat berbeda dari biasanya. Banyak balon-balon yang tersusun rapi di dinding, pita-pita juga tak kalah membuat ruangan ini terlihat lebih meriah. Lalu tulisan “Happy Birthday Alyssa” juga tertempel di dinding dengan rapi disana.

Ify diam sejenak mengingat tanggal berapa sekarang, setelah ingatannya kembali Ify hanya bisa merutuki kebodohannya saat dirinya lupa dengan tanggal ulang tahunnya sendiri.

“Loe kenapa Fy?” lihat? Bahkan Ify sendiri tidak tau sejak kapan Gabriel dan Deva sudah berdiri di hadapannya dan melontarkan pertanyaan tiga kata itu. Ify hanya menjawab dengan gelengan lemah dan setelah itu menundukkan kepalanya.

“terus kenapa loe nangis?” Gabriel bahkan sepertinya lupa bahwa rencananya telah gagal saat ini. Pikirannya sekarang hanya tertuju ke Ify yang tiba-tiba datang dengan wajah tak mengenakkan.

“gue gak papa kok. O iya ini semua apa maksudnya?” tanya Ify mengelihkan topik pembicaraan. Mendengar pertanyaan Ify barusan baik Gabriel maupun Deva memasang wajah kecewanya.

“Maaf kak” Ify mengerutkan dahinya mendengar ucapan maaf adiknya itu.

“loe berdua kenapa sih? Buat gue bingung tau gak?” bagaimana Ify tidak bingung Deva malah mengucapkan maaf untuk pertanyaannya tadi.

“kejutannya gagal Fy” lirih Gabriel menunduk membuat Ify tertawa terbahak-bahak saat itu juga. Sepertinya melihat wajah kecewa Gabriel dan Deva membuat dirinya lupa dengan masalahnya dengan Rio tadi.

“hahahahahha” perlahan Gabriel dan Deva mendongakkan kepalanya saat mendengar tawa Ify. Apa ada yang lucu? Pikir mereka berdua

“lucu?” sinis Deva menatap wajah Ify kesal. Ify yang sudah melihat tatapan Deva sekuat tenaga meredam tawanya.

“haha, banget Dev, lucu banget. Baru ini gue lihat ada orang gagal buat kejutan. Haha” jawab Ify di sela-sela tawanya, tangan kanannya sudah memegang perutnya yang sudah terasa sakit karena tawanya.

“sorry Dev, yang gagal rencana loe. gak buat rencana gue” timpal Gabriel. Sedangkan Deva sendiri sudah memanyunkan bibirnya, bagaimana tidak, Gabriel tidak mengakui ini acaranya kerena telah gagal seperti ini. Padahal dari radi dirinya yang ngotot masalah kue tar yang tak kunjung datang.

“kak Rio mana?” tanya Deva celingukan mencari sosok Rio, bukankah seharusnya saat ini Ify pulang bersama Rio? Ify kembali merasakan sesak saat nama itu tiba-tiba terdengar lagi di telinganya

“oh, Rio? Rio tadi Cuma bisa sampai gerbang karena ada yang mau di beli di swalayan katanya” bohong Ify dan mendapat anggukan dari keduanya

“o iya, Happy Birthday kak Ify, semoga loe gak rese lagi, gak bawel lagi, gak jadi kakak durhaka lagi, gak suka marah-marah lagi, gak—“

“loe niat buat doain gue apa niat bikin gue darah tinggi sih?” kesal Ify, bagaimana mungkin dirinya mendapatkan adik yang begitu menyebalkan ini?

“hehehe, ini kak kado dari gue” Deva menglurkan tangannya di hadapan Ify yang sedang nenggenggam kotak biru tocca dengan pita berwarna merah muda di atasnya. Ify mengambangkan senyumnya saat menerima kado dari adik menjengkelkannya itu. Ralat, khusus hari ini adik perhatiannya itu.

“cissss. Kado dari loe kalau yang belinya pakai uang loe. lah loe malak gue buat beli tu kado jadi dari gue dong” timpal Gabriel tak terima dengan ucapan Deva barusan. Deva yang baru beberapa detik mengembangkan senyum saat melihat raut bagahagia dari wajah kakakknya tiba-tiba saja langsung hilang bagai di telan bumi saat mendengar pernyataan Gabriel barusan.

“yakkkkk!!! Speechless gue dengernya kak. Pernyataan loe ada yang lebih menyayat hati?” Deva udah gedek sendiri sama Gabriel. Pasalnya kado itu memang dari uang yang di minta Deva dari Gabriel, dengan alibi Deva mau menerima Gabriel menjadi kakak iparnya, membuat Gabriel dengan kerelaan hatinya memberikan uang untuk Deva.

“hehehe” kekeh Gabriel. Sebenarnya bukan masalah buat Gabriel memberikan uang itu untuk Deva, bahkan setiap haripun Deva memintanya pastiakan dia berikan. namun entah kenapa Gabriel selalu ingin terus membuat bocah bermata belo itu kesal atau pun marah karena ulahnya. Ify sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya

“bom gak ni?” tanya Ify dengan wajah tak berdosanya tak lupa tangannya membolak-balik kado itu. Deva yang mendengar hanya bisa speechles untuk yang kesekian kalinya

“yakkkkkk!!! Loe berdua bisa gak sih gak bikin gue gedek mulu, gak loe kak Ify gak loe kak Iyel, loe berdua itu. Isshhhh sumpah pengen gue gantung rasanya loe berdua di tiang jemuran pak somat, terus gue cincang-cincang buat makanan kucing” Deva terus saja mengomel tak jelas. Bahkan tidak sadar bahwa Gabriel dan Ify sudah pergi entah kemana dan di gantikan oleh Rio yang menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus cengo melihat tingkah Deva saat ini.

“loe gak papa kan Dev?” Rio refleks mengulurkan tangannya untuk sampai ke kening Deva, lalu menempelkan tangnnya di sana. Memeriksa takut-takut ada otak Deva yang salah hari ini.

“gak mulai kak, udah darting gue hari ini. Loe kanapa baru dateng. Loe tau kejutannya gagal” lapor Deva menggebu-gebu, tidak menyadari bagaimana perubahan ekspresi Rio saat ini.

“kenapa bisa?” tanya Rio berusaha sebiasa mungkin, berusaha setenang mungkin maksudnya.

“kak Ify datang di waktu kue-nya belum datang. O iya loe belum jawab pertanyaan gue, kenapa loe baru datang kak? Kenapa kak Ify pulang sendiri?” Deva langsung bertanya berbondong-bondong ke Rio, tidak perduli bagaimana Rio saat ini. Bukannya menjawab Rio malah melangkahkan kakinya menuju sofa, lalu mendaratkan bokongnya di sana setelah itu menyadarkan kepalanya di sandaran sofa. Mau tak mau Deva menyusul Rio yang sudah terlebih dahulu ke sofa. Terjadi keheningan beberapa saat. Sebelum akhirnya terdengar suara Rio buka suara

“gue udah kasih tau Ify Dev” ucap Rio namun masih dengan posisi yang sama. Namun jawaban Rio membuat Deva malah bingung sendiri.

“kasih tau apa kak?” tanya Deva meminta penjelasan lebih

“gue udah kasih tau Ify kalau gue cinta sama dia” jelas Rio. Deva yang mendengar membelalakkan matanya lebar-lebar.

“beneran kak? Sumpah? Huwaaaa!!! Loe berdua udah jadian dong? PJ-nya kak Pj-nya jangan lupa” cerocos Deva kemana-mana. Tanpa mendengar lebih lanjut penjelasan Rio, Deva sudah menyimpulaknnya sendiri, dan kalian semua tau kan. kesimpulan Deva salah total.

“gak sesimpel itu Dev” ucap Rio lagi. Nadanya masih terdengar lirih dan terdengar nada bersalah di sana.

“maksud loe kak?” Rio menarik nafasnya panjang-panjang setelah itu ia keluarkan lagi secara perlahan, lalu Rio menegakkan badannya dari samdaran sofa. Sepertinya hari ini dirinya harus panjang lebar bercerita kepada bocah belo di depannya ini.

“gue udah kasih tau ke Ify kalau gue cinta sama dia, bagaimana perasaan gue selama ini ke Ify, gue udah kasih tau semua. Termasuk gue yang harus merelakan Ify untuk Gabriel karena Gabriel juga cinta sama Ify” di akhir kalimat Rio mengucapkkannya dengan sangat lirih. Namun suara lirih itu masih terdengar oleh Deva, membuat Deva langsung merubah tatapannya tadi menjadi tatapan yang sangat-sangat tajam untuk Rio

“Loe Gila kak, loe ngomong cinta ke kak Ify tapi akhirnya loe jatuhin kak Ify bahkan langsung ke jurang yang paling dalam” Deva mulai emosi sekarang bagaimana tidak Rio sangat-sangat keterlaluan menurutnya. Kakaknya saat ini pasti sakit hati. Heyyy, kalian fikir setelah mendengar peryataan cinta dan bahkan belum ada jawaban namun orang itu sudah melepas kalian buat orang lain. Hahaha, bahkan mungkin orang gila akan marah jika di perlakukan seperti itu. Sedangkan Rio hanya bisa diam dan menunduk mendengar emosi Deva sekarang.

“Gue—“

“Gue gak mau bikin Gabriel sakit hati. Itu kan yang mau loe bilang kak? Bahkan hampir setiap hari loe bilang itu ke gue. Terus loe gak mikirin perasaan kak Ify kak? Hahaha. Gak tau gue sama jalan fikiran loe. loe tau? Loe orang yang gak bisa pertahanin apa yang seharusnya jadi milik loe”

DEGHHH

Pernyataan Deva berusan membuat Rio terdiam lagi. Pernyataan itu sama persis dengan apa yang Ify ucapkan ke dirinya bahkan kembali mengingatkan Rio bagaimana menyedihkannya wajah gadis manis itu tadi. Dan rasanya sama sakitnya saat pernyataan itu keluar dari mulut Ify atau pun Deva

“huftttt. Sekarang terserah loe kak, gue gak tau lagi kek mana mau kasih tau loe. semua keputusan juga ada di tangan loe” tambah Deva dan langsung beranjak dari sana. Deva sendiri tidak mau semakin emosi karena berlama-lama melihat Rio saat ini. Bukan Deva bukan marah sama Rio, namun entahlah.

“o iya kak” Deva kembali menghentikan langkahnya

“hari ini kak Gabriel mau nembak kak Ify” sambung Deva lalu embali melanjutkan langkahnya. Rio? Dirinya benar-benar merasa seperti orang bodoh sekarang. Tidak tau apa yang harus ia lakukan. Bahkan dari tadi dadanya masih terasa sesak, seakan oksigen tidak ada yang mendekat kepadanya.

********

Ify hanya bisa diam mematung untuk kedua kalinya setelah kejutan yang dirinya terima di ruang tamu tadi, meskipun yang tadi bisa di bilang gagal. Tapi untuk yang ini dirinya hanya bisa diam tak bisa bicara apa-apa. Pasalnya Gabriel mengubah halaman belakang rumah menjadi... entah lah, Ify sendiri tidak bisa mengungkapkannya. Gabriel yang melihat Ify hanya diam pun perlahan menarik lembut tangan Ify dan membawanya ke gazebo yang sudah Gabriel sulap menjadi lebih indah.

“Loe suka?” tanya Gabriel saat ke duanya telah duduk bersebelahan di kursi panjang gazebo. Ify hanya menjawab dengan anggukan kepala dan senyum manisnya.

“Fy”

“Ya” jawab Ify kini mengalihkan tatapannya ke arah Gabriel yang sedang berada di sebelahnya. Ify hanya mengkerut kening saat Gabriel tidak menjawab tapi malah menatapnya lekat. Sedikit Ify merasa salting sendiri membalas tatapan Gabriel.

“Gue Cinta Sama Loe” empat kata itu tiba-tiba saja keluar dari bibir Gabriel setelah beberapa saat hening antara keduanya, yang membuat Ify lagi-lagi diam. Tak bisa bicara apa-apa.

“loe—“

“Loe mau jadi pacar gue?” Gabriel langsung memotong ucapan Ify. Membuat Ify kembali tak bisa berbuat apa-apa. Dirinya memang sudah tau kalau Gabriel menyukainya, tapi yang membuuat Ify shock dirinya tidak menyangka Gabriel mengungkapkannya secepat ini. Ingin Ify tertawa rasanya untuk menertawakan nasib dirinya. Tepat di  hari ulang tahunnya, dirinya mendapatkan dua kejutan sekaligus. Entah lah dirinya sendiri bingung harus senang atau sedih saat ini. Semua rasa di hatinya terlalu sulit untuk di gambarkan.

Ify kembali menatap mata bening Gabriel yang tidak jauh berbeda dengan mata indah Rio. Yah, wajar mereka berdua kembar. Namun Ify tidak menemukan apa-apa selain kejujuran disana. Tidak ada sama sekali candaan di mata Gabriel. Ohhh god, apa yang harus Ify lakukan sekarang? Menerima Gabriel? Toh percuma dirinya tolak, orang yang ia cintai juga tidak bisa mempertahankannya. Apa sekarang ia harus menolak saat ada orang yang benar-benar mencintainya. Lagi pula bukankah ini keinginan Rio? Dirinya pun sudah berjanji untuk melakukan keinginan Rio untuk bersama Gabriel.

Gabriel sendiri sudah panas dingin menunggu jawaban Ify. Keringat dingin pun sudah keluar membasahi pelipisnya. Ini seperti menunggu tahanan yang akan di tembak mati. Bahkan meungkin lebih menegangkan.

“iya Yel” Ify mengabil nafasnya panjang sebelum akhirnya jawaban itu terlontar dari bibirnya. Gabriel sendiri terkejut saat mendengar jawaban Ify. Dirinya tidak salah dengar bukan? Atau Gabriel hanya sedang berhalusinasi sekarang? Tapi sepertinya tidak. Ini benar-benar nyata. Bahkan terasa sangat nyata.

“benaran Fy?” tanya Gabriel memastikan. Dan hanya di balas anggukan kepala oleh Ify. Detik itu juga Ify sudah berada dalam dekapan Gabriel. Ify sendiri terkejut saat menerima pelukan dari Gabriel yang sangat tiba-tiba itu. Namun Ify memilih diam, tidak berniat membalas pelukan Gabriel

“makasih sayang” ucap Gabriel lagi. Dengan posisi masih dalam dekapan Gabriel.

“aku janji Fy, aku gak akan biarin kamu disakitin oleh siapa pun termasuk aku sendiri. Bahkan aku akan hukum diri aku sendiri kalau aku yang melakukannya” ingin rasanya Ify tersenyum bahagia mendengar kata-kata romantis ini. Tapi entah kenapa terasa susah saat bibirnya iya coba untuk tersenyum. Akhirnya Ify hanya mampu membalas dengan anggukan kepala saja. Gabriel yang merasa anggukan di dadanya membuat senyumnya semakin mengembang. Dirinya masih tidak percaya bahwa Ify benar-benar menjadi miliknya sekarang.

“loe pantes buat dapatin orang yan berani mempertahan kan loe Fy, bukan orang seperti gue yang gak bisa pertahanin apa yang seharusnya jadi milik gue. Maafin gue Fy, dan gue harap loe bahagia sama Gabriel. Biarin gue yang nyimpan rasa ini Fy. Rasa yang mungkin akan terus menjadi milik loe” Rio melangkah meninggalkan tempat yang beberapa menit yang lalu menjadi saksi bisu antara Gabriel dan Ify. Mungkin sebaiknya begini. Dirinya mengalah lagi dan membiarkan orang-orang yang dia sayang bahagia.

BERSAMBUNGGGG.....

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.