Friday, May 15, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 10 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's)
Siska Friestiani @siskahaling
ini Lost Winers part 10 nya. maaf banget kalau mengecewakan. maaf banget. makasih juga yang udah mau baca dan setia nunggu cerita-cerita aneh gue smile emotikon

********

Sesuai rencana yang telah Rio, Gabriel dan Deva rencanakan. Hari ini mereka bertiga tengah menyiapkan rencana buat merayakan ulang tahun Ify. Gabriel dan Deva mereka berdua menyiapkan semua dan segala sesuatu di rumah sekaligus mendekorasi rumah. Sedangkan Rio dirinya mendapat bagian untuk membawa Ify jalan-jalan seharian, agar Ify tidak curiga. Sebenarnya Gabriel sedikit ada rasa tak suka di hatinya, tapi mau bagaimana lagi? Selain dirinya, Rio dan Deva ingin membuat kejutan ke Ify. Gabriel sendiri juga ingin menyiapkan sesuatu yang telah dirinya siapkan untuk Ify nanti.

“gimana kak? Udah semua?” tanya Deva saat dirinya duduk di sofa untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Kerena sudah terasa pegal.

“udah Dev, tinggal kue tar nya aja. Loe yakin kan kuenya bakal tepat waktu sampainya?” ragu Gabriel karena kue tarnya belum datang juga.

“ya elah kak, baru jam berapa ini, santai aja kali” kekeh Deva melihat raut muka Gabriel jika sedang seperti ini. Lucu, menurutnya. Lalu Deva mengambil segelas sirup yang ada dihadapannya. Gabriel yang melihat Deva asyik meminum minumannya pun ikut mengambil segelas sirup dingin juga.

“kira-kira Ify suka gak ya?” gumam Gabriel dan di balas kekehan ringan oleh Deva

“kalau kak Ify gak suka ya gampang kak, berarti kejutan kita gagal” jawab Deva seenak jidatnya. Gabriel sendiri sudah menatap tajam Deva. Pasalnya bukan hanya ulang tahun Ify saja saat ini. Karena nanti malam Gabriel juga ingin menembak Ify dan kalau Ify tidak suka dengan kejutan saat ini kemungkinan 999,9% Ify akan menolaknya.

“jawaban loe menghibur gue banget Dev” sinis Gabriel. Lagi-lagi Deva hanya terkekeh. Karena Deva sendiri juga belum tau kalau nanti malam Gabriel akan menembak Ify. Yang ia tau hanya membuat acara suprise buat kakak semata wayangnya itu.

“sanksi amat loe kak, takut kalau kak Ify gak suka” heran Deva sambil memasukkan sepotong kue ke mulutnya. Gabriel langsung menghela nafas panjangnya dan menyandarkan kembali tubuhnya di sandaran sofa saat mendengar pertanyaan Deva.

“ya iyalah, nanti malam gue rencananya juga mau nembak Ify. Kalau Ify gak suka udah pasti 99,9% gue di tolak” Deva bungkam seketika saat mendengar jawaban Gabriel barusan. Entah kenapa hatinya menjadi tidak tenang sendiri. Heyyy, yang akan di tembak nanti Ify, kakaknya sendiri, kenapa Deva yang merasa tak enak? Entah lah

“Dev” Gabriel melambai-lambaikan tangannya saat Deva tiba-tiba saja diam. Namun sepertinya Deva masih belum sadar dari lamunannya.

“Devaaaaaaaa” Deva langsung saja menutup telinganya rapat-rapat saat suara cempreng nan melengking itu tertangkap indra pendengarannya dan cukup membuat telinganya berdenging.

“loe fikir gue budeg kak?” tak lupa Deva memberi tatapan tajamnya ke sang pelaku dengan tangan yang masih mengelus-elus telinganya yang masih berdenging.

“E-M-A-N-G” jawab Gabriel penuh penekanan. Deva hanya bisa mendesis sinis melihat wajah tak berdosa gabriel saat ini.

“Dev, loe ngerestui gue sama Ify kan?” tanya Gabriel mengalihkan topik pembicaraan

“gue pikir-pikir dulu kak. Ada untungnya gak loe jadi kakak ipar gue, ada gunanya gak buat gue kalau loe jadi kakak ipar gue, ada yang bisa gue banggakan gak kalau loe jadi kakak ipar gue. Ada—“

“awwww” Gabriel yang sudah speechles duluan mendengar jawaban Deva langsung tanpa ragu melempar sendal yang ia pakai. Karena Gabriel melempar dengan penuh kekesalan dan rasa speechlesnya, sendal itu pun mendarat tepat di kepala Deva, membuat sang korban mengaduh dan detik itu juga langsung mengusap kepalanya yang sesungguhnya tidak berdosa itu.

“ yang sebelah kiri masih ada loh Dev, mau sekalian?” tawar Gabriel dengan wajah polosnya. Sedangkan Deva hanya bisa memanyunkan bibirnya. Bagaimana mungkin dirinya akan mendapat kakak ipar seperti ini.

********

Sedari tadi Rio dan Ify hanya diam, larut dalam fikiran masing-masing. Ify duduk dengan melipat kedua kakinya dan pandangannya menatap lurus ke depan. Menikmati gulungan ombak yang sore ini terlihat tenang, jujur melihat ombak itu melihat hatinya sedikit tenang hari ini. Tak lain halnya dengan Rio. Dirinya juga duduk dengan posisi yang sama dengan Ify. Pandangannya juga lurus ke depan. Namun Rio diam-diam sedikit melirikkan ekor matanya ke Ify.

Aishhhh, ini seperti bukan Ify dan Rio. Biasanya mereka berdua akan melakukan perdebatan kecil yang nantinya akan menjadi besar walau pun yang di debatkan tidak penting dan bahkan sama sekali tidak tidak penting. Rio menghembuskan nafas beratnya. Entah udah keberapa kalinya Rio menarik nafas panjang dan menghembuskannya kembali. Lalu pandangannya beralih ke gadis yang ada di sampingnya. Ingin rasanya Rio memarahi angin sore saat angin itu membuat beberapa rambut Ify berantakan dan sedikit menghalanginya untuk melihat wajah manis Ify.

“apa Cuma ini tujuan loe bawa gue kesini?” Ify akhirnya membuka suara saat suasana semakin canggung dan menyesakkan. Rio yang mendengar pertanyaan Ify tergagap harus jawab apa. Tidak mungkin dirinya menjawab jujur kalau dirinya membawa Ify kesini untuk mengalihkan perhatian Ify dari Gabriel dan Deva yang tengah menyiapkan acara untuk dirinya.

“Loe kenapa Fy?” tanya Rio akhirnya tanpa menjawab pertanyaan Ify tadi. Ify membalikkan kepalanya ke sampinng kiri lalu menatap Rio dengan tatapan bingung.

“gue gak papa, gue baik-baik aja” jawab Ify akhirnya saat mengetahui maksud dari pertanyaan Rio. Namun Ify menjawab bukan seperti yang Rio harapkan membuat Rio kembali menghela nafasnya.

“maksud gue, loe kenapa akhir-akhir ini berubah sama gue. Apa gue ada salah?” tanya Rio lagi dengan pertanyaan yang lebih bisa di mengerti oleh Ify. Walau pun Ify sendiri sudah mengetahui maksud dari pertanyaan Rio tadi.

“bukannya itu yang loe mau?” bukannya menjawab, Ify malah balik bertanya

“loe yang minta gue buat deket sama Gabriel kan? loe yang minta itu semua, kenapa sekarang malah loe yang bingung” tambah Ify, nadanya di buat sedingin dan sedatar mungkin.

DEGHHH

Jantung Rio langsung berdetak cepat. Ada rasa cemas, takut, bersalah, semuanya menjadi satu saat mendengar pernyataan Ify. Bagaimana Ify bisa mengetahui itu semua? Rio menundukkan kepalanya, rasa bersalah langsung mencuat di hatinya. Pernyataan Ify barusan benar-benar menunjukkan bahwa semua ini dirinya yang salah. Ya, memang dirinya lah yang salah.

“Maaf” lirih Rio. Entah kenapa malah kata maaf yang terucap di bibirnya saat ini. Mungkin kata maaf yang bisa mewakili rasa bersalahnya saat ini

“loe minta maaf buat apa? Loe gak salah sama gue” kini Ify kembali menatap Rio yang sedang menundukkan kepalanya. Sedangkan Rio ingin sekali rasanya berteriak di depan Ify dan berkata bahwa dirinya sangat dan sangat mencintai Ify. Namun itu semua entah kenapa terasa sangat sulit. Seakan bibirnya tidak sejalan dengan hati dan fikirannya saat ini.

“gue-“

“loe gak salah kok Yo” potong Ify, padahal Rio sendiri belum menyelesaikan ucapannya.

“Ify gu-“

“kalau pun loe salah, gue-“

“Gue Cinta Sama Loe Ify” Rio yang sudah benar-benar kesal pun akhirnya memotong kembali ucapan Ify. Karena dari tadi Ify selalu memotong ucapannya. Sedangkan Ify diam membeku di tempat saat mendengar pernyataan Rio barusan. Hey, seharusnya Ify tidak perlu seshock ini saat mendengar pernyataan Rio barusan. Bukankah dirinya sudah mendengarnya kemarin saat Rio ngobrol dengan Deva? Tapi ini beda, kali ini Rio sendiri yang mengucapkan langsung kepadanya. Ingin Ify jingkrak-jingkrak saking senangnya saat ini, namun mengingat obrolan Rio dan Deva semalam, membuat Ify tersenyum miris. Rio semakin merasa bersalah saat melihat senyum itu.

“Loe cinta gue?” tanya Ify dengan nada yang entah kenapa membuat Rio takut sendiri mendengarnya. Membuat Rio hanya menjawab dengan anggukan kepalanya

“terus kenapa loe malah nyuruh gue secara gak langsung buat dekat sama Gabriel?” setiap kata yang Ify ucapkan membuat Rio semakin takut dan menundukkan kepalanya semakin dalam

“Jawab gue Mario! Kenapa loe secara gak langsung nyuruh gue buat dekat sama Gabriel kalau loe emang cinta sama gue!” bentak Ify dengan nada tinggi karena pertanyaannya tak kunjung di jawab oleh Rio.

“maa-“ gue gak butuh kat amaaf loe Rio. Gue Cuma butuh jawaban loe” Ify sudah benar-benar emosi sekarang. Bagaimanan mungkin cowok di hadapannya ini benar-benar bodoh menurutnya.

“gue gak butuh kata maaf loe. Gue Cuma minta jawaban loe Mario!” ucap Ify penuh penekanan.

“gue- gue gak mau buat Gabriel sakit hati Fy” jawab Rio akhirnya walaupun dengan suara pelan namun masih bisa terdengar di indra pendengaran Ify

“loe fikir gue gak sakit hati? Loe fikir gue barang yang bisa loe oper kemana aja yang loe mau? Loe pikir gue gak bakalan sakit nanti akhirnya, loe fik-“ Rio langsung saja merengkuh tubuh Ify ke dalam pelukannya. Dirinya sudah tega melihat gadis yang ia cintai seperti ini sekarang. Bagaimana pun dirinya harus melindungi dan menjaga gadis ini. Walau nyawa pun taruhannya. Ify sendiri sudah menangis saat Rio menariknya kedalam pelukan Rio. Ada rasa nyaman ynag membuat Ify tidak ingin melepaskan pelukan ini nantinya. Lalu Ify memejamkan matanya berusaha merekam wangi parfum Rio di indra penciumannya.

“loe bener-bener mau ngelepas gue Yo?” tanya Ify dalam dekapan Rio. Rio sudah memejamkan matanya kuat-kuat saat mendengar pertanyaan Ify barusan. Dirinya mau bahkan sangat mau, tapi dirinya tidak mungkin membuat Gabriel sedih dan kecewa nantinya.

“Maaf Fy”

“loe jahat Yo, loe Egois, gue benci sama loe. loe gak bisa pertahanin apa yang seharusnya jadi milik loe, gue kecewa sama loe Yo, sumpah gue kecewa” Ify terus memukul dada Rio setiap kata ynag ia ucapkan. Menumpahkan rasa kesal, marah dan kecewanya kepada sosok yang sedang merengkuh tubuhnya saat ini. Rio mengeratkan dekapannya. Sungguh dirinya tidak ada niat membuat gadis yang ia cintai seperti ini. Melihat gadis ini menangis di hadapannya saja sudah membuat dadanya sesak. Namun dirinya juga tidak bisa mempertahankan gadis yang ia cintai ini, bagaimana pun saudara kembarnya juga mencintai orang yang sama dengan dirinya. Andai saja dirinya bisa memilih, dirinya akan memilih untuk tidak mencintai gadis yang sama dengan saudara kembarnya itu.

perlahan Rio merasa Ify melepaskan pelukannya, lalu tangannya bergerak menghapus air mata di pipinya. Rio hanya bisa melihat saja apa yang dilakukan Ify saat ini

“makasih Yo, makasih sebelumnya atas semua yang udah loe kasih sama gue. Gue juga sadar mungkin gue terlalu egois dan memang gue gak pantas buat loe pertahanin. Dan sebenarnya gue juga cinta bahkan snagat cinta sama loe. gue akan berusaha ngelakuin semua permintaan loe kok Yo. loe mau gue sama Gabriel kan? gue akan lakuin itu Yo” Ify berusaha memasang senyumnya saat mengucapkan ucapan yang bertolak belakang dengan hatinya itu. Dirinya mulai merelakan apapun keputusan Rio nantinya. Sedangkan Rio dirinya bagai di lempar dari gedung tertinggi rasanya saat mendengar semua ucapan Ify. Membuat dirinya semakin merasa tidak berguna karena telah membuat orang yang ia cintai menderita karenanya. Perlahan Ify mendekatkan wajahnya dengan wajah Rio. Dan perlahan mengarah ke bibir Rio dan mencium lembut disana tepat di bibir Rio.

“Mario. I Love You” bisik Ify setelah melepas ciuman singkatnya di bibir Rio. Lalu beranjak dari sana. Rio sendiri sudah tidak bisa berkata apa-apa. Apalagi ditambah Ify yang tiba-tiba menciumnya dan mengucapkan kata cinta dengan nada tulus dan penuh kekecewaan membuat dada Rio yang dari tadi sudah sesak semakin sesak.

“Maaf Fy. Maaf” lirih Rio menatap sendu punggung Ify yang semakin menjauh.

*********

gimana makin aneh kan?

3 comments:

  1. Next kak kereen dulu aku belum sempat baca di group kak :(

    ReplyDelete
  2. Next kak kereen dulu aku belum sempat baca di group kak :(

    ReplyDelete

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.