Friday, May 15, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Love Winer's) Part 7 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's)
Siska Friestiani @siskahaling

ini dia part 7 nya.
makin gaje dan makin membingungkan.
sorry kalau mengecewakan.
gue buatnya antara galau dan gelisah tongue emotikon
ok langsung aja

******

Pagi ini masih di sibukkan dengan acara memasaknya di dapur. Walaupun sebenarnya Ify sudah siap dengan seragam SMA Jingganya. Namun kewajibannya untuk menyiapkan sarapan haruslah tetap ia kerjakan. Setelah beberapa menit berkutat di dapur akhirnya Ify berhasil menyelesaikan acara memasaknya.

“eh.. udah bangun loe Yo” ucap Ify saat melihat Rio melangkah menuju meja makan

“loe sekolah? Emang udah sehatan?” tanya Ify saat Rio sedang sibuk memasang dasinya

“udah, lagian gue udah gak papa” jawab Rio tanpa melihat lawan bicaranya

“loe bisa pasang dasi gak sih Yo? Ribet amat kayaknya” heran Ify melihat Rio dari tadi tidak selesai-selesai
memasang dasi.

“kalau bukan karena hari ini upacara ogah gue pakai beginian” sewot Rio kesal

“hahahaha... seorang Mario Stevano gak bisa pakai dasi? OMG, cowok paling cool di SMA Jingga bego pasang dasi? Gue boleh ngakak gak Yo?” ejek Ify dengan tampang tengilnya. Rio sedari tadi sudah menatap tajam Ify

“loe fikir loe dari tadi nggak ngakak?” sinis Rio

“upsss. Hehehe, maaf tuan Mario”

“sini deh, gue bantuin” tambah Ify dan mengambil alih dasi dari tangan Rio. Ify lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Rio dan sedikit menjijitkan kakinya saat ingin mengalungkan dasi ke leher Rio karena memang tinggi Ify hanya sebahu Rio. Rio melihat saja Ify yang dengan telaten memasangkan dasinya. Matanya tak lepas melihat raut wajah serius Ify yang malah terlihat semakin cantik jika Ify sedang serius seperti ini.

“ok. Perfect” girang Ify saat melihat hasil kerjanya sendiri. Rio sendiri hanya geleng-geleng melihat tingkah Ify

“ehem” dehem seseorang membuat Ify dan Rio menoleh ke sumber suara

“asyik banget sih, sampai gue di cuekin” sindir orang itu dengan wajah tak enaknya

“sejak kapan loe di situ Dev?” tanya Ify ke orang itu yangternyata Deva

“sejak loe pasangain dasi kak Rio kak” jawab Deva lalu mengambil posisi duduk di meja makan.

“eh, ngomong-ngomong beneran kak Yo, loe gak bisa pasang dasi? Ckckc, gaya? Ok. Penampilan? Ok. Ganteng? Gak usah diragukan lagi. Tapi tingkat pasang dasi aja loe nggak bisa kak? Hahahahaha” ngakak Deva tak jauh berbeda dengan apa yang Ify lakukan tadi ke Rio. Dengan sisa kesabaran Rio mendengar ejekan dari Deva.

“nggak kakak nggak adek sama aja suka ngeledek gue” dumel Rio, Ify yang mendengar dumelan Rio hanya terkekeh

“loe bahkan basket aja jago kak. Kenapa tingkat masang dasi aja loe gak bisa?”

“loe diem, atau piring sama sendok gue melayang ke loe” ancam Rio, seketika Deva menghentikan tawanya

“pagiiiiiii!!!! Wahhh udah pada kumpul semua ni” sapa Gabriel yang langsung mengambil posisi duduk di sebelah Deva dan berhadapan dengan Ify

“pagi kak Iyell” jawab Deva antusias padahal ingin mengalihkan tatapan dari Rio yang menatapnya tajam

“gimana keadaan loe Yo? Udah mendingan?” tanya Gabriel sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya

“udah, gue udah gak papa kok” jawab Rio tersenyum

“ehhh, loe waktu sakit ada dapat wangsit ya?” tanya Gabriel membuat kerutan-kerutan halus di dahi Rio

“wangsit apaan?”

“ya wangsit apaan gitu? Wangsit cara makai dasi misalnya?” tanya Gabriel tanpa dosa yang memang Gabriel tidak tau bahwa dirinya sudah orang ke tiga yang embicarakan dan meledeknya karena dasi.

“oe orang ketiga loh Yel yang bikin gue gedek pagi ini” ucap Rio dengan wajah dan suara yang ia manis-maniskan

“wahhhh, iya kah? Orang pertama sama keduanya siapa? Kok gue jadi yang ketiga?” Gabriel malah semakin tidak berdosa membuat Rio ingin sekali membuang Gabriel ke laut merah. Sekarang juga bila perlu. Ify dan Deva sudah senyum-senyum sendiri tak jelas saat Gabriel menanyakan soal itu.

*******

Mobil sport putih milik Gabriel dan Rio sudah terparkir manis di hakaman parkir SMA Jingga. Sudah bisa di tebak semua murid sudah berteriak histeris seperti hari-hari sebelumnya. Namun kali ini semuanya hanya bisa melotot tak percaya saat melihat sosok Ify keluar juga dari mobil itu, bahkan Ify keluar dengan posisi Rio dii sebelah kanannya dan Gabriel di sebelah kirinya. Sudah seperti putri raja yang di kawal oleh dua pria tampan.

Suara grasak-grusuk langsung terdengar di telinga para siswa-siswi lainnya. Ada yang merasa kagum dengan Ify karena Ify beruntung bisa berangkat dan satu mobil dengan dua Moodboster SMA Jingga. Dan tak sedikit pula yang benci dengan Ify karena tak suka melihat keberuntungan Ify. Ify sendiri hanya menunduk takut melihat berbagai macam tatapan dan ekspresi dari siswa-siswi lainnya.

“kenapa Fy?” tanya Gabriel saat Ify menghentikan langkahnya

“emm.. loe sama Rio duluan aja deh. Entar gue nyusul” jawab Ify takut-takut

“loh, kenapa?” tanya Gabriel heran

“em...gak papa kok. Loe duluan aja sama Rio” bohong Ify

“loe gak usah pikirin murid lainnya” ucap Rio buka suara yang sepertinya Rio tau apa yang ada di fkiran Ify

“ya ampun, jadi loe minta gue sama Rio duluan gara-gara itu?” ucap Gabriel tak percaya

“udah gak papa, mereka Cuma iri sama loe. Ayo” ajak Gabriel dan menarik tangan Ify menuju kelas. Rio sendiri hanya bisa diam saat melihat Gabriel menggandeng tangan Ify. Namun harus Rio akui, ada rasa tak suka dihatinya saat melihat itu. Hingga akhirnya Rio memilih melanjutkan langkahnya menuju kelas.

*********

Bel istirahat berbunyi. Waktu untuk mengistirahatkan dan merilekskan otak sejenak setelah berkutat dengan pelajaran-pelajaran yang sudah pasti membosankan. Banyak murid-urid yang langsung menuju kantin, toilet, perpustakaan, dan bahkan ada yang memilih untuk di kelas saja.

Dua sosok ini dari tadi menjadi pusat perhatian siswa-siswi lainnya. Salah satu diantara keduanya adalah salah satu Most Wanted Boy di SMA Jingga yang sudah bisa di tebak adalah Gabriel. Sedangkan di sebelahnya adalah seorang gadis yang biasa-biasa saja, namun beruntung bisa dekat dengan seorang Gabriel Stevent yang sudah pasti itu Ify.

Ify hanya bisa pasrah saat tangannya di gandeng Gabriel. Ify hanya bisa menunduk saat semua mata menatapnya dengan tatapan tak suka. Tapi mau bagaimana lagi? Ify pun tak bisa menolak ajakan Gabriel yang mengajaknya ke kantin

“loe bisa gak Fy kalau jalan sama gue tu gak nunduk?” tanya Gabriel sedikit kesal karena Ify selalu seperti ini jika sedang jalan bersama dirinya.

“loe mau gue mati ketakutan karena liat tatapan anak-anak yang udah siap mau nerkam gue?” jawab Ify tak kalah kesalnya

“tenang aja gak ada yang berani macem-macem sama loe. percaya sama gue” ucap Gabriel menenangkan Ify

“semoga” pasrah Ify dan kembali mengikuti langkah Gabril yang menggandeng tangannya

*********

Rio sedari tadi duduk di perpustakaan. Fikirannya melayang. Entah apa yang tengah Rio fikirkan saat ini. Namun sedari tadi bayangan Ify selalu muncul di fikrannya. Ada apa ini? Apa dirinya menyukai Ify? Apa secepat itu kah? Tapi jika dirinya tidak menyukai Ify, kenapa saat Gabriel dekat dengan Ify ada rasa tidak suka di hatinya.

‘loe itu cinta Ify Mario. Apa lagi yang loe tunggu? Loe mau Ify diambil orang?’

‘setidaknya loe bisa coba ungkapin perasaan loe ke Ify kan?

‘loe bisa Mario. Loe pasti bisa.’

“ok. Gue bisa” tegas Rio ke dirinya sendiri

*********

Rio sedari tadi mondar-mandir di dalam kamar. Tangannya kadang-kadang mengacak-acak rambutnya sendiri. dirinya Masih memikirkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan rasanya ke Ify. Namun sedari tadi tak ada satu kata pun yang Rio dapat. Bahkan Rio semakin merasa gugup.

“sumpah kenapa gue jadi bego gini sih? Padahal Cuma nyusun kata yang bagus aja dari tadi gak bisa-bisa?” kesal Rio ke dirinya sendiri

“ok. Loe bisa Rio loe bisa. Mario Stevano, pasti loe bisa” semangat Rio kedirinya sendiri.

“RIOOOOOOOOOOOOOO” teriak Gabriel yang langsung merebahkan tubuhnya di ranjang tempat tidur Rio. Rio sendiri Cuma bisa berkerut kening melihat tingkah saudara kembarnya saat ini

“loe kesambet Yel?” heran Rio

“iya. Gue kesambet cinta” jawab Gabriel yang hanya di balas cibiran oleh Rio. Karena Rio merasa gabriel sedang tak beres saat ini.

“Yo. Gue lagi jatuh cinta”

“DEGHHH” entah kenapa Rio merasa takut sendiri mendengar pernyataan Gabriel barusan

“maksud loe?” tanya Rio meminta penjelasan lebih jelas tentang pernyataan Gabriel barusan. Rio pun kini sudah duduk di sebelah Gabriel

“loe bisa pinteran dikit gak sih” sewot Gabriel sambil menonyor kepala Rio

“cishhh. Merasa udah pinter loe”

“maksud gue itu gue lagi jatuh cinta sama seseorang. Dan gue mau minta bantuan loe buat gue nembak dia” jelas Gabriel

“siapa orangnya?” tanya Rio

“loe juga kenal kok bahkan sangat kenal” Rio tak tau harus bagaimana lagi mengekspresikan wajahnya saat ini.

“siapa?”

“Ify”

“jedarrrrr” bagaikan di hempaskan dari puncak monas rasanya saat Rio mendengar nama yang Gabriel ucapkan barusan. Sebuah nama yang terdiri dari tiga huruf itu saat ini mampu membuat Rio diam seribu bahasa.

Hahahah. Rio ingin tertawa rasanya. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin saat dirinya mulai menyadari bahwa dirinya mencintai seseorang dan ternyata saudara kembarnya juga mencintai orang yang sama. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Tetap menyampaikan perasaannya ke Ify? Berarti dirinya salah satu orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mementingkan perasaan orang lain bahkan saudara kembarnya sendiri. Tapi jika dirinya tidak mengungkapkan. Berarti dirinya harus siap untuk menanggung resikonya nanti. Sakit hati, sakit hati, dan sakit hati pasti yang akan ia rasakan.

“Yo?” panggil Gabriel sambil melambai-lambaikan tangannya di depan Rio karena sedari tadi Rio hanya diam

“ha?”

“loe kok malah diam sih? Loe dengerin gue nggak gue ngomong apa?” tanya Gabriel merasa aneh dengan sikap Rio saat ini

“yang mana?” tanya Rio yang memang fikiran dan otaknya masih blank

“ya ampun sumpah demi apa tadi loe gak dengerin gue?” tanya Gabriel tak percaya

“hehehe. Gue tadi lagi mikir. Emang tadi loe ngomong apa?” tanya Rio dengan wajah yang ia buat seperti biasa. Seolah-olah tak terjadi apa-apa

“gue tadi minta tolong loe buat bantuin gue susun rencana buat nembak Ify besok lusa”

“Lusa?” tanya Rio tak percaya

“iya. Kenapa?” balik tanya Gabriel

“emmm.. gak papa sih. Heheh” Rio ingin rasanya saat ini dirinya di telan bumi saat ini juga. Apa dirinya harus mengalah juga soal ini kepada Gabriel? Bukan kah Rio sudah biasa mengalah kepada Gabriel? Seharusnya dirinya tidak masalah dong jika saat ini dirinya harus mengalah lagi kepada Gabriel. Tapi kenapa rasanya sakit sekali saat dirinya harus mengalah lagi. Bahkan ini sangat sakit.

“gimana? Loe mau bantuin gue kan Yo. Rio yang kece yang ganteng, yang untuk hati ini aja gantengan loe dari pada gue. Loe mau kan?” pinta Gabriel. Rio hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan. Dirinya tidak tega jika harus menolak permintaan Gabriel. Apalagi wajah Gabriel benar-benar terlihat bahagia. Dan dirinya tidak mungkin merusak wajah bahagia itu.

“beneran Yo, loe mau. Huwaaaaaaaaaa!!!!!!!!!! Loe memang saudara kembar gue yang paling-paling-paling baik” histeris Gabriel. Rio hanya tersenyum kecut.

“ya udah gue balik ke kamar Yo. Bye” pamit Gabriel dan melangkah keluar dari kamar Rio dengan wajah bahagianya.

“mungkin Gabriel lebih pantes buat loe Fy, sampai tuhan gak izinin gue buat ungkapin perasaan gue ke loe” lirih Rio dengan perasaan yang entahlah. Hanya dirinya yang dapat merasakannya saat ini.

********
maaf sekali lagi kalau mengecewakan

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.