Sunday, May 3, 2015

Scenario Of Love (SOL) Part 7 ~RiFy~

Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling

 Hasil gambar untuk rify


Aku terjaga dari tidur ku, tiba-tiba saja aku ingin memakan buah apel. Aissshhhh, aku kenapa sebenarnya, yang aku tau aku merasa tubuhku beberapa hari ini lemas, perutku mual, apa lagi ku akui nafsu makan ku lenyap begitu saja, dan sekarang aku jadi maniac sama buah apel, huhhh, entah lah. Lalu ku alihkan pandanganku ke jam dinding kamar. 01:34. Wow,, masih tengah malam gini, ahhh, bodoh deh, yang aku mau sekarang aku makan apel.

Aku turun dari tempat tidurku pelan-pelan agar tidak mengganggu tidurnya Rio, kerena aku tau Rio pasti lelah mengurusku seharian ini.

Aku langsung membuka pintu kulkas dan langsung mengambil beberapa buah apel dan  aku bawa ke meja makan. Aku masih asyik memakan apel ku hingga akhirnya aku mendengar suara Rio yang menghampiri ku dengan nada khawatir.

“Ya ampun Ify, kamu disini sayang? Aku cariin kamu tau, aku kira kamu kenapa-kenapa” cerocos Rio, tangannya langsung menyandarkan kepala ku di ke tubuhnya yang sedang berdiri disampingku. Namun aku masih tak menggubris, aku masih lebih tertarik sama apel yang ada di tanganku.

“Aku Cuma mau makan apel” jawab ku mendongakkan majahku untuk menatap wajahnya

“Tapi bisa bilang sama aku kan? Biar aku temenin” jawab Rio lagi

“Maaf” ucap ku akhirnya, ku rasa Rio sekarang mengecup puncak kepala ku dan setelah itu manarik kursi agar duduk di dekat ku

“Mau” tawar ku ke Rio karena dari tadi manatapku yang asyik memakan apel, ku lihat Rio mengelengkan kepala

“Kamu kenapa jadi maniac buah gini? Lihat udah mau tiga apel yang sekarang kamu makan,” omel Rio

“Nggak tau” jawab ku sambil terus menikmati apel ku saat ini, karena memang aku sendiri nggak tau

RIO POV

Aku terbangun saat aku rasa pelukan tangan Ify menghilang dari tubuh ku, aku langsung bangun dan mencari Ify ke semua sudut ruangan sampai akhirnya ku lihat lampu dapur menyala dan mendapati Ify sedang duduk di meja makan.

“Ya ampun Ify, kamu disini sayang? Aku cariin kamu tau, aku kira kamu kenapa-kenapa” cerocos ku tanpa henti saat aku telah menemukan Ify dan langsung saja Ify yang sedang duduk di meja makan  aku dekap.

“Aku Cuma mau makan apel” jawab Ify akhirnya dan mendongakkan kepalanya menatap ku, ya ampun apel lagi.

“Tapi bisa bilang sama aku kan? Biar aku temenin” ucap ku lagi memberi penjelasan ke Ify, sungguh aku sangat takut saat aku bangun Ify tidak ada di sampingku.

“Maaf” ucap Ify merasa bersalah aku langsung mengecup puncak kepalanya, dan setelah itu menarik kursi untuk ku duduki

“Mau” tawar Ify saat aku sedang memperhatikan dia makan, aku hanya menggeleng.

“Kamu kenapa jadi maniac buah gini? Lihat udah mau tiga apel yang sekarang kamu makan,” ucap ku mengomeli Ify sekaligus heran, lihat, dari semalam hanya buah-buahan yang masuk ke perutnya, nasi mungkin hanya dua atau tiga sendok, itu pun kadang Ify muntahkan kembali seperti tadi siang.

“Nggak tau” jawab Ify masih terus memakan apelnya, ya ampunnnnnnnn Ifyyyyyyy!!!!!!!!!!!!!
******

Pagi ini seperti biasa Ify sedang memakaikan dasi untuk ku, syukurlah pagi ini terlihat lebih baik dari pada semalam, walau wajah pucatnya masih sedikit terlihat.

“Yo” panggil Ify sambil menyandarkan kepalanya di tubuhku setelah selesai memakaikan dasi ku

“Aku ikut ke kantor kamu ya?” pinta Ify

“Kamu harus istirahat sayang” tolakku secara halus, memang aku melarang Ify untuk ke butik hari ini dan menyuruh Ify untuk istirahat di rumah

“Aku bakalan suntuk kalo di rumah terus” bujuk Ify lagi

“Kamu masih belum sehatan Fy, so, istirahat aja, jangan bandel kali ini ok?” ucap ku masih menolak

“Ya udah kalo kamu nggak izinin aku kekantor aku kebutik aja nanti” ancam Ify

“Kyaaaa!!!! Jangan, ok, kamu ke kantor” pasrah ku akhirnya, setidaknya Ify masih bisa aku kontrol jika dia dikantor bersama ku.
********

        Aku dan Ify melangkahkan kaki menuju ruangan ku, seperti biasa aku merengkuh pinggang Ify menggunakan tangan kanan ku secara posesif, banyak karyawan yang menyapa aku dan Ify. aku hanya membalas senyuman begitu pun dengan Ify.

        Ify langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang kerja ku, ku lihat Ify memejamkan matanya sejenak, aku pun memilih untuk mengikutinya.

“Kamu kenapa? Pusing lagi?” tanya ku, jujur aku masih khawatir dengan keadaannya. Ify menggelengkan kepalanya.

“Kamu bukannya ada rapat pagi ini” ingat Ify, aku hanya mengangguk mengiakan

“Ya udah sana siap-siap aku tunggu kamu di sini” ucap Ify dan mencium pipi kanan ku, aku hanya tersenyum, tingkah nya akhir-akhir ini sedikit manja dan berani, dan itu menguntungkan buat ku. Hhihihihi.

“Ya udah aku rapat dulu, kamu di sini saja jangan kemana-mana. Ngerti?” ucap ku menasehatinya

“Iya-iya. Udah sana gih” usir Ify

“Kamu ngusir aku?” tanya ku membuat nada seolah-olah aku tak terima

“Tu tau, udah sana” ucap Ify kemudian berdiri dan setelah itu duduk di kursi kerja ku.

“Hmmm, ok,,ok” pasrah ku tapi sebelumnya aku menuju ke tempat Ify dan,,,

“Cupppp”

“Kyaaaaa... RIOOOOO” teriak Ify tak terima kerana aku mencuri lagi ciuman singkat di bibirnya.

“Hahahahhaha.... bye sayang, suami mu pergi dulu” ucap ku dan langsung berlari keluar sebelum Ify semakin ngamuk

IFY POV

Aku masih duduk santai di ruangan kerja Rio sambil memainkan laptop kerja Rio.

“Hufttttt” bosan, ya tentu saja sangat bosan bila harus menunggu di sini sendirian, tapi itu masih lebih baik dari pada aku harus menunggu di rumah, mengingat Rio tidak mengizinkan aku untuk ke butik hari ini. Pandangan ku, ku alihkan ke jam tanganku, 09:15 dan itu artinya sudah empat puluh lima menit yang lalu Rio rapat. apakah masih lama?

Aku membuka laci meja Rio mencari sesuatu yang bisa aku gunakan untuk mengusir rasa bosan ku, tapi nihil aku hanya menemukan kunci mobil, dompet dan handphonenya Rio, eh, tunggu sepertinya ada yang menarik, lalu aku mengambil dompet Rio, mencoba membongkar isi nya, awalnya mata ku hanya melihat deretan kartu ATM yang tertata rapi di dompet Rio, namun tiba-tiba aku tersenyum saat melihat foto ku terpajang manis di dompetnya, hahahaha sebegitu cintanya Mario Stevano Aditya Haling kapada ku.

Tidak puas aku membongkar dompet Rio aku pun mulai mengotak-atik handphonenya,

“Aishhhh” desis ku saat mengetahui wallpaper handphone Rio juga foto ku, tapi dengan pose yang sangat-sangat menyedihkan, dimana aku sedang menggembungkan pipi ku kesal dan mengerucutkan bibir ku... aaaaaaa...... sungguh tidak elit, dan sangat tidak elit, lalu aku memotret diri ku sendiri mengggunakan handphone Rio, setelah itu aku mengganti wallpaper handphonenya dengan foto ku yang barusan ku ambil.

“Sempurna” gumam ku lalu meletakkan kembali handphone Rio di laci meja.

“Hhkkk” tiba-tiba saja perut ku terasa mual, sangat mual, lalu aku langsung berlari ke toilet di ruangan Rio, aku masih mencoba mengeluarkan isi perutku namun sama sekali tidak ada yang keluar, tenaga ku benar-benar habis sekarang, bahkan aku sudah duduk bersandar dinding toilet, hingga akhir nya semua terasa gelap.

RIO POV

Aku langsung bergegas ke ruanganku saat rapat telah selesai, aku takut Ify bosan karena kelamaan menunggu, aku langsung saja membuka pintu ruangan ku, namun Ify tidak ada di ruanganku, aku masih berusaha tenang, mungkin Ify di toilet fikir ku.

“Fy... Ify... kamu di dalam” panggil ku sambil mengetok pintu toilet yang memang tersedia toilet di ruangan kerja ku.

“Fy, kamu di dalam sayang?” panggil ku lagi, namun tidak ada suara Ify untuk menjawab panggilanku. Aku panik, ya tentu saja, lalu aku mencoba membuka pintu toilet yang ternyata tidak di kunci

“IFYY” pekik ku saat melihat Ify tak sadar kan diri di dalam

“Fy... Ify,,,, bangun sayang” ucap ku dengan nada bergetar karena takut terjadi apa-apa dengan Ify, tangan ku mencoba menepuk-nepuk pelan pipi Ify berharap Ify akan sadar

“Fy, bangun.... sayang” ucap ku semakin tak beraturan, aku takut, sangat takut, tuhan aku nggak mau kehilangan untuk saat ini tuhan, terlebih lagi istri ku. Lalu tanpa menunggu lama lagi aku langsung membopong Ify ke rumah sakit.
**********

Aku masih duduk di ruang tunggu sambil menunggu dokter memeriksa Ify, aku Cuma berharap nggak ada sesuatu yang buruk menimpa Ify. Hingga akhirnya suara pintu terbuka mambuat ku langsung tersadar.

“Gimana keadaan Ify Yel” tanya ku langsung saat dokter yang memeriksa Ify keluar dan memang kebetulam saat itu Iel yang memeriksa. Ku lihat Iel tersenyum tipis.

“Ify nggak papa Yo, hanya saja mungkin Ify kecapean, dan selamat....” jelas Iel, sambil mengulurkan tangannya, selamat? Untuk apa? Ify sedang sakit dan Iel memberiku selamat, aku berharap Iel sedang tidak sakit sekarang.

“Buat?” tanya ku bingung, tapitetap menerima uluran tangannya.

“Kamu sebentar lagi akan menjadi seorang papa” diam, aku hanya diam mematung, masih mencerna pernyataan Iel barusan, papa? Aku akan menjadi seorang papa, berarti...

“Maksud loe....” ucap ku meminta penjelasan lebih, walau pun sebnarnya aku sudah tau apa maksudnya, dan rasanya aku ingin berteriak saat ini juga saking bahagianya.

“Ya,,, Ify hamil dan usia kandungannya baru empat minggu, pingsan yang di alami Ify memang kadang terjadi di awal kehamilan, tapi loe nggak usah terlalu panik, dan gue harap loe lebih extra lagi menjaga pola makan sama waktu istirahatnya Ify karena sekarang Ify nggak sendiri ada nyawa lagi di rahimnya, dan loe juga jangan kaget saat nanti jika Ify mengalami morning sick, sifat Ify yang berubah-ubah dan permintaan Ify yang aneh-aneh karena itu semua wajar di alami oleh ibu hamil, dan terjadi kerana bawaan bayi, satu lagi pesen gue jangan buat Ify banyak fikiran dan stres karena akan berdampak pada kandungannya *ampun mput gue Cuma ngarang itu ntah ia ntah enggak ibu-ibu hamil kayak gitu*” jelas Iel aku hanya diam merekam semua yang Iel katakan di fikiran ku

“Makasih Yel” ucap ku kali ini dengan senyum yang mengembang di wajah ku, bagaimana tidak aku akan menjadi seorang ayah.

“Sama-sama Yo, selamat sekali lagi, akhirnya loe nyusul gue juga. Hihihi” kekeh Iel menepuk bahu ku sebentar setelah itu pergi.

Aku masuk ke kamar rawat Ify, ku lihat Ify terbaring lemah di sana dengan selang infus di tangan kanannya. Aku langsung menarik kursi untuk mensejajarkan tubuh ku dengan Ify.

“Makasih” hanya itu yang bisa aku ucapkan sekarang, aku terlalu bahagia saat ini hingga hanya kata terima kasih yang aku bisa katakan sekarang.

“Makasih udah kasih hadiah terindah untuk aku Fy” ucap ku lagi sambil menggenggam erat tangannya. Lalu ku ulurkan tanganku untuk mengelus perutnya yang masih datar.

“Hai, makasih udah jadiin aku seorang papa, baik-baik di dalam” ucap ku berbicara pada anakku yang ada di rahim Ify. Bentar lagi aku akan menjadi seorang ayah, di dalam rahim Ify sekarang tumbuh darah dagingku.  ohhh, tuhan,,, sungguh aku nggak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, ini terlalu membahagiakan, sangat membahagiakan.

“Hmmm” ku dengar gumaman Ify, dan detik berikutnya Ify mengerjap-ngerjap matanya dan tersadarkan.

“Hei” sapa ku lembut dan mengelus puncak kepalanya

“Aku dimana Yo” tanya Ify sambil melihat kanan kirinya

“Kamu dirumah sakit sayang” jawab ku

“Ha,,, kok bisa” tanya Ify yang sepertinya tidak ingat dengan apa yang terjadi dengan dirinya

“Kamu tadi pingsan di toilet, ingat?” tanya ku, ku lihat Ifyy sedikit memicingkan matanya, mengingat sesuatu.

“Ah,, ia aku ingat” jawab Ify lalu mencoba untuk duduk dan aku membantunya

“Kok bisa pingsan tadi? Kenapa?” tanya ku lagi yang ingin tau penyebab Ify pingsan.

“Aku nggak tau, tiba-tiba aja perut aku mual, terus aku nggak ingat apa-apa lagi” jelas Ify

“Ya udah sekarang kamu makan, biar cepat sembuh” ucap ku dan menyodorkan sesendok bubur.

“Aku nggak selera Yo” tolak Ify mendorong sendok yang berisi bubur

“Kamu nggak kasihan sama anak kita?” tanya ku dan seketika Ify mengerenyit bingung

“Anak?”

“Iya anak, kamu sebentar lagi akan jadi seoarang mama dan aku akan menjadi seorang papa” jelas ku, aku lihat Ify diam.

“Kok diam, kamu nggak senang?” ucapku lalu meletakkan bubur yang akan aku suapin ke Ify diatas nakas lalu menggengam tangan Ify

“Bukan gitu Yo, aku,,, aku,,, aku Cuma masih nggak percaya, aku juga bahagia, bahagia banget” ucap Ify dan perlahan air matanya turun membasahi pipinya.

“Udah, jangan nangis, bayi kita juga ikutan sedih nanti” ucap ku tersentum sambil mengusap air mata Ify. Ify mengangguk dan langsung memeluk ku, aku mambalas dengan mengusap puncak kepalannya.

BERSAMBUNG.....

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.