Friday, May 15, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 9 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's)
Siska Friestiani @sskahaling
 
yeyeye, 1 part lagi utang gue lunas *plakkkkkk.
hehehhe, happy readng aja ya guyssss

*******

Deva tersentak kaget saat dirinya bangun namun tidak menemukan sosok kakaknya Ify di sampingnya. Deva langsung berlari mencari Ify di kamar mandi namun nihil Ify tidak ada di sana. Deva sepertinya tau dimana kakaknya sekarang. Dengan penuh harap Deva melangkah menuju dapur dan langsung dapat terlihat di sana sosok yang ia cari bahkan sudah siap dengan seragam lengkapnya. Deva menghela nafas leganya.

“kak Ify udah bangun?” Ify membalikkan tubuhnya saat suara adiknya itu terdengar di telinganya. Ify hanya membalas dengan senyumnya saja, lalu kembali ke aksi memasaknya.

“Deva bantuin ya kak?” izin Deva yang sudah berdiri di samping Ify. Dapat Deva lihat disana wajah kakaknya masih pucat. Tatapan mata sendu, seperti banyak menyimpan masalah disana.

“kakak kenapa?” pertanyaan Deva barusan membuat Ify berhenti melakukan aktifitasnya yang sedang mengaduk susu di gelas. Lalu pandangannya beralih ke Deva yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

“kakak gak papa kok Dev, Cuma kepala kakak rada pusing aja” jawab Ify dan di akhiri dengan senyum manisnya. Tapi Ify tak sepenuhnya bohong kepada Deva. Kepalanya memang dari tadi masih berdenyut. Namun bukan itu penyebab utamanya. Pernyataan Rio semalam yang masih terngiang di fikirannya.

“gue cinta sama Ify dan rasa sayang gue pun lebih besar dari pada rasa sayang gue ke diri gue sendiri walaupun gue baru beberapa hari mengenal Ify. Tapi gue juga gak bisa Dev melihat saudara gue bahkan saudara kembar gue sakit hati dan itu Cuma gara-gara gue. Gue gak mau jadi orang egois yang Cuma mementingkan perasaan gue sendiri tanpa mementingkan perasaan orang-orang disekeliling gue. Kalau loe jadi gue. Loe gak akan bisa bicara seperti sekarang yang loe ucapin Dev”

Bagai kaset rusak yang terus berulang perkataan Rio itu di pikirannya. Membuat kepalanya yang sudah pusing semakin pusing.

“ya udah kakak istirahat aja, biar Deva yang lanjutin pekerjaan kakak” tawar Deva. Namun sudah bisa di tebak pasti sebuah gelengan atau lebih tepatnya penolakan yang akan Deva dapat.

“gak usah Dev, kakak masih bisa kok”

“gak papa kak, lagian Cuma siapin sarapan doangkan? Deva juga bisa kak. Kakak istirahat aja ya” mohon Deva agar tetap menyuruh kakaknya istirahat. Ify menghembuskan nafas beratnya. Gak ada salahnya Ify menerima tawaran Deva, setidaknya dirinya bisa sedikit istirahat untuk menghilangkan sedikit rasa pusingnya. Deva tersenyum senang saat Ify menganggukan kepalanya tanda setuju

*********

“Fy, loe yakin Fy? loe masih belum sehatan, dan loe masih nekat sekolah?” Gabriel hampir frustasi menghadapi Ify yang dari tadi masih nekat ke sekolah. Padahal lihat wajahnya masih pucat. Bagaimana mungkin Gabriel percaya kalau Ify bilang dirinya tidak apa-apa.

“gue nggak papa Gabriel Stevant, loe tenang aja deh.”

“Alyssa Saufika Umari, gimana gue bisa percaya sama loe. muka loe udah kayak mayat hidup gitu” Ify melengos. Melihat Gabriel yang menurutnya sangat-sangat cerewet sekali. Memang Ify akui kepalanya masih terasa sakit. tapi Ify paling malas jika di suruh tidak sekolah. Pasti itu akan sangat membosankan.

“lagian entar di sekolah ada loe kan Yel, jadi kalau ada apa-apa sama gue kan ada loe. loe gak mungkin kan biarin gue kenapa-kenapa” Ify menaik turun kan alisnya. Mencoba mencairkan suasana. Gabriel geleng-geleng sendiri melihat tingkah gadis pujaannya ini. Tangannya mengarah ke puncak kepala Ify dan mengacak-acak lembut.

“ck. Bandel juga loe ya” Ify hanya cengengesan mendengar perkataan Gabriel barusan.

*********

Ify dan Gabriel melangkahkan kekinya menuju kelas. Ternyata Gabriel benar-benar tidak sedikit pun meniggalkan Ify. Alasannya kerena dirinya tidak mau terjadi apa-apa dengan Ify. Sedangkan Ify sendiri sedikit kesal dengan sikap Gabriel yang menurutnya sangat berlebihan. Namun belum sampai kelas, Ify sudah mengehntikan langkahnya membuat Gabriel pun ikut menghentikan langkahnya juga.

“kenapa Fy?” tanya Gabriel

“gue ke toilet dulu ya bentar, loe duluan aja deh Yel. Gue Cuma sebentar kok”

“gue teme-“

“Gabriel, gue Cuma sebentar kali, lagian ogah gue masak ke toilet di temenin” tolak Ify langsung. Padahal kata-kata Gabriel belumlah selesai Gabriel ucap kan. Namun Ify sepertinya sudah tau terlebih dahulu.

“hehehe. Ok gue duluan habis itu loe langsung ke kelas” suruh Gabriel serius. Ify hanya melengos lalu menganggukkan kepalanya

Setelah Gabriel pergi, Ify pun melangkahkan kakinya menuju ke toilet. Ify ingin memcuci muka dan memperbaiki sedikit dandanannya agar wajahnya terlihat lebih fress. Namun belum sempat sampai ke toilet, Ify nerasa tubuhnya di dorong kasar oleh seseorang.

“awww” lirih Ify saat rasa nyeri terasa di punggungnya saat penggungnya terbentur keras dinding. Ify dapat melihat di sana Shilla dan Dea melangkah dengan angkuh ke arahnya.

“Eh, loe. gue gak mau berbasa-basi kali ini. Gue Cuma mau ngingetin sama, loe berhenti buat ganggu Gabriel atau pun Rio. Loe sadar gak sih kalau loe sama mereka itu kayak langit sama bumi.” Ify mendengus kesal mendengar ocehan Shilla barusan. Lagi pula siapa yang mendekati Gabriel dan Rio. Dirinya bukanlah golongan orang-orang centil yang dengan tidak tau malunya mendekati cowok apa lagi jika sudah di tolak ratusan kali bahkan ribuan kali. Ify hanya diam, dirinya saat ini sedang tidak mau berdebat atau pun membuang energinya sia-sia hanya untuk meladeni orang-orang yang ada di hadapannya ini. Apa lagi kepalanya masih sakit dan di tambah rasa nyeri di punggungnya saat ini.

“loe punya mulut gak sih? Jawab?” marah Dea karena Ify dari tadi hanya diam, membuat rasa kesalnya semakin bertambah. Dan tanpa rasa kasihan Dea menjambak kasar rambut Ify membuat rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Ify hanya bisa meringis kesakitan merasakan sakit di kepalanya menjadi dua kali lipat. Namun Ify tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Ify tidak ingin beasiswanya di cabut mengingat siapa orang tua Shilla.

Perlahan Ify merasakan jambakan di rambutnya mulai melonggar dan..... tunggu, ini wangi parfum Rio? Apa ada Rio di sini? Ify perlahan membuka kedua matanya dan benar saja dirinya dapat melihat punggung tegap Rio di hadapannya.

“gue ingetin sama loe berdua, sekali lagi loe gangguin Ify, loe berhadapan sama gue” sinis Rio menatap tajam Shilla dan Dea. Keduanya hanya menatap Ify yang ada di belakang Rio dengan tatapan tak suka.

“apa sih Yo yang loe lihat dari anak beasiswa itu? Loe itu gak selevel tau gak sama dia” Shilla yang sudah emosi meluapkan semua emosinya. Apa lagi Rio selalu membela Ify. Ify sendiri sudah menunduk, semua yang Shilla katakan benar. Tapi jika dirinya boleh memilih Ify akan memilih tidak bertemu dan mengenal Rio atau pun Gabriel.

“loe tau, Ify lebih berpendidikan walau pun anak beasiswa dari pada loe” Balas Rio tak kalah tajam. Membuat Shilla semakin dan semakin ingin membunuh Ify saat ini.

“terserah”

“dan loe..” tunjuk Shilla ke Ify.

“urusan kita belum selesai” tambah Shilla dan langsung pergi dari sana. Ify pasrah, masalah baru akan datang kepadanya. Dan masalah itu adalah Shilla.

“Fy. Loe gak papa?” suara Rio membuat Ify kembali tersadar dari lamunannya. Ify menatap Rio yang menatapnya khawatir.

“gak papa. Makasih, tapi akan lebih baik tadi kalau loe gak nolongin gue” jawab Ify dingin. Rio mengerenyit bingung mendengar nada dingin Ify.

“loe kenapa?” tanya Rio yang merasa aneh dengan sikap Ify kepadanya. Lebih jutek dan dingin.

“gue gak papa”

“gue ada salah sama loe?” Rio kembali bertanya membuat Ify semakin kesal.

“gue Cuma mau ngelakuin permintaan loe kok” lirih Ify dan menatap Rio dengan senyum penuh kemirisan. Lalu beranjak pergi dari sana dan memilih langsung pergi menuju kelas. Dan entah kenapa air mata Ify perlahan-lahan turun begitu saja. Rio? Rio hanya diam mematung tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Jawaban Ify serta senyum Ify tadi membuat tubuhnya diam membeku. Ada apa sebenarnya dengan Ify? Apa maksudnya dengan ingin melakukan permintannya? Apa dirinya pernah meminta seperti itu ke Ify? Dan senyum itu, senyum yang membuat hati Rio sedikit nyeri. Senyum yang seakan menyimpan penuh luka di sana. Ada apa sebenarnya dengan kamu Ify. Batin Rio. Dan akhirnya Rio memilih menyusul Ify ke kelas. Karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

********

Rio duduk termenung di taman sekolah. Entah apa yang tengah Rio fikirkan sekarang. Rio mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu ia keluarkan secara perlahan, seakan dari tadi dirinya sulit untuk mendapatkan oksigen.

“gue Cuma mau ngelakuin permintaan loe kok” pernyataan Ify tadi terus berputar di fikirannya. Seperti kaset rusak yang terus-terusan berulang. Permintaan apa sebenarnya? Apa dirinya pernah meminta sesuatu ke Ify?

Sebuah tepukan tangan di bahunya membuat Rio tersadar dari lamunan panjangnya. Dengan perlahan Rio mengalihkan pandangannya ke belakang dan di lihatnya Gabriel sedang tersenyum ke arahnya. Membuat Rio refleks membalas senyum itu. Setelah itu Gabriel mengambil posisi duduk di sebelah Rio. Hingga terjadi keheningan di antara keduanya untuk beberapa menit.

“Loe ada masalah?” tanya Gabriel membuka suara. Karena memang Gabriel tadi sengaja mencari Rio. Karena menurutnya saudara kembarnya itu sedikit berbeda dari biasanya. Bagaimana pun Gabriel tau bahkan sangat tau bagaimana Rio sebenarnya. Apa lagi jika sedang banyak masalah.

Rio hanya membalas dengan gelengan pelan di kepalanya. Dan tatapannya [un masih menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun menatap lawan bicaranya. Gabriel menghela nafasnya. Ini yang membuat Gabriel sedikit frustasi dengan saudara kembarnya ini. Karena memang Rio orang yang penutup. Sakali pun itu dengan saudara kembarnya sendiri.

“loe bisa cerita ke gue Yo” pinta Gabriel. Rio menatap ka arah Gabriel dan memasang senyumnya. Seolah meyakinkan Gabriel bahwa dirinya memang tidak apa-apa. Tapi malah membuat Gabriel semakin yakin ada sesuatu yang Rio sembunyikan dari dirinya.

“gue kembaran loe Yo. Gue tau bahkan sangat tau saat saudara kembar gue ada masalah. Gue tau saat loe lagi sedih. Gue tau semua tentang loe Yo. Dan gue harap loe cerita biar gue bisa bantu loe” Rio tersenyum miris mendengar pernyataan Gabriel barusan. Apa Gabriel akan tetap membantunya? Masalahnya sekarang tidak semudah yang Gabriel fikirkan. Dan lagi pula dirinya tidak ingin membuat senyum Gabriel hilang begitu saja. Cukup lah dirinya yang seperti ini. Lagi pula dirinya juga sudah sering mengalah bukan? Jadi tidak apa-apa jika sekarang dirinya harus mengalah lagi.

“Gabriel Stevent kakakknya Mario Stevano yang paling kece sejagat raya. Gue gak papa. Dan memang gak ada yang harus gue ceritain” jawab Rio dengan tingkah tengilnya. Berharap Gabrie percaya, dan berhenti menanyakan dirinya kenapa. Membuat Gabriel berdecak sinis melihat tingkah bodoh Rio saat ini.

“cisss, loe tanya sama seluruh penghuni SMA Jingga pasti mereka bilang cakepan gue dari pada loe” Gabriel mencoba menanggapi candaan Rio. Karena Gabriel tau Rio tidak ingin cerita kepadanya.

“iya yang loe tanya matanya pada buta. Hahahah” jawab Rio. Gabriel hanya menatap kesal saudara kembarnya itu.

“kapan loe terbuka sama gue Yo” batin Gabriel

**********
BERSAMBUNG......

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.