Friday, May 15, 2015

Love Story Of Twin Brother (Lost Winer's) Part 6 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's
Siska Friestiani @siskahaling

yeyeyeyey, 4 part lagi part 10. gue post sampai part 10 
dulu ya :D
*********

Ify kembali melanjutkan aktifitasnya di dapur yang sempat terusik dengan kehadiran Gabriel tadi. Sedangkan Gabriel lima belas menit yang lalu memilih untuk mandi dan dengan tidak berdosanya meninggalkan Ify di dapur dengan keadaan dapur yang sudah seperti kapal pecah.

“sumpah, kalau bukan karena majikan gue udah gue cincang tu bocah” dumel Ify sambil menghias kuenya yang memang tinggal di plating.

“siapa yang mau loe cincang Fy” Ify diam. Bungkam seribu bahasa. Bagaimana mungkin dirinya terlalu bego saat ini. Perlahan Ify membalikkan tubuhnya dan pelan-pelan menatap orang yang saat ini ada di hadapannya.

“eh.. heheh. Loe Yel, udah siap mandinya?” ucap Ify seperti orang bego, sedangkan Gabriel sendiri sudah ingin tertawa melihat Ify saat ini. Tapi sebisa mungkin Gabriel memasang wajah dinginnya.

“siapa yang mau loe cincang Alyssa Saufika Umari?” tanya Gabriel dengan nada yang sangattttt lembut, membuat Ify merinding sendiri mendengarnya.

“oh.. I... I.. Tu. Kucing te.. tetangga sebelah. Iya kucing tetangga sebelah” jawab Ify bingung sendiri

“Kucing?” ulang Gabriel

“iya” jawab Ify polos

“kucing Fy? Ulang Gabriel sekali lagi

“iya”

“loe samain gue sama kucing?”

“I..”

“I... Itu loe yang ngomong Yel. Bukan gue”

“uuuuu..... berani ya sekarang”

“a...a...aaa.. Gabriel Stevent, sakittt” teriak Ify saat hidungnya di cubit gemas oleh Gabriel

“Kakkkk Ifyyyyyyy” suara cempreng Deva membuat Ify dan Gabriel menoleh ke arahnya. Dengan wajah melas Deva menghampiri Gabriel dan Ify

“kak, gue laper” lapor Deva tak lupa sambil menyomot sepotong kue yang Ify susun di piring

“noh, gue udah masak, ada di meja makan” jawab Ify kembali menyusun kue di piring

“ya udah ayo Dev kita makan” ajak Gabriel dan langsung menarik Deva ke meja makan

“ayo kak. Loe lebih pengertian ternyata dari kakak gue” Ify langsung mencibir sinis mendengar pertanyaan Deva barusan

“punya adek satu aja ngenesnya minta ampun”

“gue gak budeg kak” sahut Deva. Membuat Ify semakin dongkol

******

Ify membuka pintu kamar Rio dengan hati-hati. Tidak ingin menggangu penghuninya yang sedang terlelap. Tak lupa ditangannya membawa nampan berisikan makanan buat Rio. Tanpa suara Ify melangkah mendekati Rio yang masih terlelap di sofa

“hemmm. Loe lebih menyenangkan saat loe cuek, jutek ke gue Yo. Dari pada loe yang kayak gini” cerita Ify sambil menatap wajah polos Rio saat tidur

“gue boleh sentuh loe nggak?”

“em... boleh kali ya” ucap Ify dan perlahan-lahan mengarahkan tangannya ke puncak kepala Rio

“cepat sembuh Mario” ucap Ify dengan senyum di bibirnya tak lupa tangannya mengelus puncak kepala Rio.

“nghhhh” Rio menggeliat dari tidurnya saat merasakan usapan lembut di puncak kepalanya. Sedangkan Ify langsung menghentikan aktifitanya saat kegiatannya barusan mengusik tidur Rio.

“Ify” lirih Rio sambil mengerjap-ngerj
apkan matanya mencoba memperjelas pandangannya saat ini.

“gue ganggu?” tanya Ify sedikit tak enak

“gak” Rio mencoba bangun dari posisi tidurnya

“masih pusing Yo?” tanya Ify tak lupa punggung tangannya menyentuh kening Rio

“sedikit” jawab Rio singkat dengan tubuh ia sandarkan di sandaran sofa dan mata yang terpejam

“loe makan dulu deh Yo, gue udah masakin tadi buat loe” tawar Ify

“tenang aja, bukan bubur kok” potong Ify cepat saat Rio ingin membuka suara. Rio hanya melengos, sedangkan Ify sudah terkekeh lucu melihat wajah Rio

“gue suapin apa makan sendiri ni?” tanya Ify. Tangannya masih memegang piring berisi makanan.

“terserah loe” jawab Rio jutek. Pasalnya ia kesal, karena Ify bawel sekali menurutnya. Apa dengan kondisi seperti ini dirinya harus makan sendiri. Sebernarnya makan sendiri pun Rio sudah bisa, namun Rio ingin sedikit bermanja-manja saat ini.

“makan sendiri aja ya” jail Ify sambil menaik turunkan alisnya. Sedangkan Rio sudah menatap kesal Ify

“hahaha. Ok gue suapin, tapi loe harus minta sendiri ke gue” tantang Ify

“ogah, lagian gue nggak laper” tolak Rio yang rasa gengsinya masih tingkat akut

“yaelah gitu aja gengsi loe Yo” cibir Ify

“ya udah kalau nggak mau, gue bawa lagi aja kebelakang. Gue yakin Iyel kalau nggak Deva ada yang mau nambah” sindir Ify sambil melirik Rio yang saat ini masih memasang wajah biasanya. Padahal kalau boleh jujur perutnya sudah terasa lapar. Apalagi makanan yang Ify bawa cukup menggugah seleranya.

“ck. Sayang banget, kasih Iyel aja kali ya. Kali aja mau” ucap Ify ngomong sendiri sambil bangun dari posisi duduknya

“Gue mau Fy, suapin gue” ucap Rio akhirnya saat Ify sudah berdiri dan melangkah beberapa langkah

“apa Yo?” tanya Ify

“gue mau, loe suapin gue” ucap Rio lagi dengan suara pelan, namun sudah cukup terdengar oleh Ify

“aduhhh. loe kalau ngomong yang kencengan gue nggak denger” ucap Ify lagi berniat menggoda Rio. Kini Ify sudah duduk di samping Rio dan meletakkan piring di meja sofa. Rio sendiri sudah mengumpati Ify yang sedang sengaja menggodanya.

“gue mau, loe suapin gue” ucap Rio penuh penekanan

“coba seka-“

“Alyssa, gue mau, loe suapin gue” Rio langsung saja menarik Ify dan berbicara tepat di telinga Ify dengan suara yang sangat lembut. Ify dapat merasakan deru nafas Rio di telinganya dan aroma parfum khas Rio yang menyengat di indra penciumannya. Karena posisi saat ini Ify berada tepat di atas tubuh Rio. Baik Ify dan Rio sama-sama diam. Sama-sama mencoba mengontrol detak jantung masing-masing. Rio sendiri bingung kenapa dirinya bisa melakukan ini.

“gimana? Udah dengar?” ucap Rio buka suara saat sudah bisa mengontrol detak jantungnya

“ha?” tanya Ify yang masih shock

“gimana? Udah dengar?” tanya Rio ulang

“emmm-“

“apa perlu gue ulang lagi?” kini gantian Rio yang menggoda Ify. Dalam hati Ify sudah ingin teriak, dan mengumpati Rio yang gantian menggodanya

“hahaha.... ya udah suapin gue” suruh Rio disela-sela tawanya. Merasa lucu jika Ify sedang salting seperti ini. Ify langsung saja mengambil piring yang sempat ia letakkan di meja sofa tadi. Tangannya mulai menyendokkan nasi dan menyuapi Rio. Rio dengan senang ahti menerima suapan dari Ify, apalagi memang perutnya sudah terasa lapar

“loe udah makan?” tanya Rio saat Ify menyuapinya

“belum” jawab Ify namun tanganya sibuk menyiapkan sesendok nasi lagi untuk Rio. Sedangkan Rio membelalakkan matanya. Bagaimana mungkin Ify menyuruhnya makan sedangkan dirinya sendiripun belum makan.

“loe nyuruh gue makan tapi loe sendiri belum makan?” tanya Rio tak percaya

“gue gampang lah, siap ini gue juga bisa makan kan?”

“loe ngejawab aja ya”

“lah loe nanya, ya ialah gue jawab

“terserah loe deh, pokoknya gue nggak mau tau, sekarang loe harus makan. Siniin piringnya.” Pinta Rio sambil meraih piring yang berada di tangan Ify

“gue bisa nanti Yo” tolak Ify saat Rio sudah menyodorkan sesendok nasi ke Ify

“makan”

“Gue bis-“

“Ify” potong Rio sambil menatap Ify tajam. Mau tak mau Ify menerima suapan dari Rio.

*******

“Dev” panggil Gabriel di sela-sela makannya

“iya kak?” Deva menghentikan sejenak aktivitas makannya

“ulang tahun kak Ify kapan?”

“6 desember kak” jawab Deva walaupun dirinya sedikit bingung dengan pertanyaan Gabriel

“kak Ify paling suka sama apa? Tanya Gabriel lagi

“kak Ify paling suka sama mawar putih” jawab Deva semakin bingung

“Cuma itu aja? Ada yang lain?”

“kak Ify juga suka sama pantai. Emang kenapa sih kak?” tanya Deva balik akhirnya karena dirinya sudah penasaran kenapa Gabriel menanyakan tentang Ify Stevano Saufika Rfm

“gak papa sih Dev, gue Cuma pengen tau aja. Kalau yang kak Ify benci?”

“kak Ify gak ada yang di benci, tapi kak Ify paling takut sama gelap, bisa di bilang kak Ify takut gelap.”

“ohhh... thanks Dep” ucap Gabriel sambil mencubit hidung Deva

“ck. Sakit kak, loe kira hidung gue apaan” sewot Deva tak terima

“ehh.. ngomong-ngomong loe suka sama kak Ify kak?” tanya Deva

“jiahhh, loe Dev masih bocah nanyanya kayak gitu”

“gue serius kak nanyanya” kesal Deva karena Gabriel menganggap dirinya sedang bercanda

“kenapa sih emangnya Dev?” tanya Gabriel penasaran

“kak, gue nanya loe butuhnya jawaban, bukan pertanyaan balik”

“hufttt. Kayaknya iya Dev”

“kayaknya?”

“ok. Ok. Iya Deva Ekada gue suka sama kakak loe” ralat Gabriel

“sejak kapan?” tanya Deva mengintrogasi Gabriel

“gue ngerasa jadi tersangka loh Dev, sumpah” sindir Gabriel saat pertanyaan Deva mulai keman-mana

“gantian kak, loe tadi udah introgasi gue tentang kak Ify, sekarang gantian gue yang introgasi loe” balas Deva tak mau kalah

“ck, serah loe deh” pasrah Gabriel

“ya udah jadi sejak kapan kak loe mulai suka sama kak Ify?” tanya Deva ulang

“gue juga nggak tau, tiba-tiba aja rasa suka gue datang untuk Ify” jawab Gabriel seadanya karena dirinya juga tidak tau kapan dirinya mulai menyukai Ify. Karena yang ia tau Ify beda dari gadis-gadis lainnya

“oh”

“Cuma oh doang? Loe tadi ngotot nanya ke gue jawabannya Cuma oh doang? Gue merasa tersanjung Dev” sinis Gabriel ke Deva

“terus gue harus apa kak?” polos Deva

“tau ah. Bodo terserah loe” kesal Gabriel dan memilih meanjutkan makannya

‘Kak Rio, Kak Ify, Kak Iyel. Kok jadi gini sih? Kalau kak Gabriel suka sama kak Ify kak Rio gimana? Mereka berdua sama-sama baik, bahkan sangat baik. Kenapa harus gini sih? Aisshhh. Bodo ah, kenapa jadi gue yang galau sih? Lagian gue yakin kak Ify tau mana yang terbaik.” Batin Deva berbicara sendiri meninggalkan makanannya yang masih tersisa di piringnya.

***********

absurd kan?
makin anehkan?
makin gaje kan? kayak gue makin gaje squint emotikon
part 7 nya besok ya. siap gue tes toefl.
do'ain gue.
hehehhe...

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.