Sunday, May 3, 2015

Scenario Of Love (SOL) Part 6 ~RiFy~

Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling

 Hasil gambar untuk rify

      Dua bulan sudah hubungan ku terjalin manis dengan Ify. sarapan bersama, makan siang bersama. bahkan sekarang Ify hampir setiap hari ke kantor ku, awalnya aku berniat untuk menjemputnya setiap ingin kekantor karena taxi tidak aman menurut ku. berbahaya, namun Ify menolak, dengan alasan takut manggangu pekerjaan ku. so, aku hanya bisa menurutinya saja saat ini karena sifat keras kepala ku tetap saja kalah jika berhadapan dengan sikap keras kepalanya.

        “Ceklekk” ku dengar suara derit pintu terbuka. sudah aku tebak pasti Ify. karena hanya Ify, papa dan ayah yang masuk ke ruangan ku tanpa permisi.

        “Rio” panggil Ify manja dan tiba-tiba langsung duduk di pangkuan ku. whyyy, ada apa dengan Ify? kenapa sifatnya manja sekali. sangat berbeda dengan Ify  biasanya yang sedikit pemalu

        “Kamu kenapa sayang?” tanya ku sambil mengusap kepalanya sayang

        “Kita nggak usah makan siang ya hari ini” pinta Ify. Mata ku langsung melebar

        “NO” tolak ku tegas. bagaimana bisa aku menuruti permintaannya yang satu ini

        “Pleasee” pinta Ify memasang jurus andalannya menangkupkan tangan nya di depan dada dan memasang puppy eyes nya

        “NO, kamu harus makan sayang” tolak ku lagi. aku berusaha agar tidak terpengaruh dengan tatapan matanya saat ini. karena jujur aku selalu saja luluh jika sudah seperti ini

        “Ishhhh” ngambek Ify mengembungkan kedua pipi nya ingin rasanya aku mencubit gemas. tapi aku urungkan, aku tau mood Ify saat ini sedang tidak bagus bisa makin marah jika aku malakukannya

        “Kamu kenapa sih sayang?” tanya ku, heran baru kali ini Ify bertingkah seperti ini

        “Ok,,, tapi aku mau makan rujak aja” apa katanya? Rujak? astaga, dengan keadaan perut belum di isi Ify mau makan rujak. tidak, maagnya bisa kambuh nanti.

        “Nggak aku nggak mau kamu makan rujak tapi perut kamu masih kosong, siap makan baru kita makan rujak” tawar ku. sungguh aku khawatir dengan Ify saat ini

        “Ok, janji?” tanya Ify wajah nya terlihat bersemangat

        “Janji” jawab ku pasrah
***

        Ify tengah menyantap rujaknya saat ini dengan lahap, selesai makan siang tadi Ify langsung menarikku ke kedai kecil pinggir jalan yang memang menjual berbagai macam rujak

        “Yo” panggil Ify ku lihat rujak di piringnya hanya tinggal sedikit

        “Iya” jawab ku langsung karena dari tadi aku memang sedang memperhatikannya

        “Aku mau lagi” pinta Ify. Apa katanya? lagi?

        “Nggak. kamu udah habis satu porsi rujak dan aku nggak akan izinin kamu makan lagi” jawab ku tegas

        Pelit” ucapnya. astaga aku benar-benar bingung sekarang dengan sikap Ify, aku tidak mengizinkan karena aku takut maag Ify kambuh, apa lagi tadi Ify hanya makan sedikit

        “Udah kita pulang. besok lagi” ucapku dan langsung menarik Ify menuju mobil

        Diam. Ify hanya diam selama perjalanan menuju butik. Ya aku berniat mengantarnya kembali ke butik sekarang. Heyyy, apa Ify marah? Jujur aku takut jika Ify benar-benar marah. tapi bagaimana lagi aku melakukan Ini semua untuknya.

        “Aku mau pulang” ucap Ify buka suara. Aku? Aku hanya mengangguk mengiakan. sepertinya aku harus merayu nanti. Ify benar-benar marah.

        Ify langsung turun begitu saja ketika sampai di rumah. bahkan tanpa menunggu ku. huffttt, ku hela nafas barat ku. lalu ku susul Ify yang sudah lebih dulu masuk rumah. Aku langsung saja menuju kamar karena aku yakin Ify ada di sana. bingo!!!! Ify ada di kamar dalam keadaan sedang terlelap. aku melangkahkan kaki ku untuk mendekatinya. Aku pun mengikuti Ify tidur di sampingnya. Tidak berniat lagi kembali ke kantor.

        “Kamu kenapa sayang? Bikin khawatir tau nggak” ucapku seolah Ify mendengarnya. Lalu ku kecup puncak kepala Ify sebelum akhirnya aku pun tertidur.
********

        Aku terbangun dari tidurku saat ku rasa sesuatu hilang dari samping ku. benar, kemana Ify? Apa sedang mandi? Tapi aku tidak mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Lalu kemana Ify. Aku pun bangun untuk mencari Ify. saat dekat dapur aku mendengar suara di sana dan ku cium harum masakan. Ya, nggak salah lagi pasti ini Ify yang sedang masak buat makan malam.

        Ku lihat Ify masih fokus ke acara memasaknya hingga akhirnya Ify membalikkan badan dan menyadari aku ada di sini

        “Ehhh, udah bangun?” tanya Ify dengan senyum manis yang mengembang seperti biasa. Aneh, apa Ify sudah tidak marah? Bodo deh bukannya ini lebih baik?

        “Udah, mmm, wangi banget. kamu masak apa?’ tanya ku dan langsung mengambil posisi duduk di meja makan

        “Semur ayam kesukaan kamu *ngarang :p* ” jawab Ify sambil mengambilkan makanan untukku

        “Makasih sayang” ucapku dan hanya dapat anggukan dari Ify. Aku masih asyik menyantap makanan ku. hingga akhirnya aku sadar Ify tidak mengambil makanannya. malah asyik memakan buah apel

        “Kamu nggak makan?” tanya ku sambil menatap Ify yang masih asyik menyantap buah apelnya

      "Enggak laper, lagian ini aku lagi makan kan?” jawab Ify sambil menunjukkan apelnya yang sudah Ify makan beberapa gigitan

        “Ck, kamu harus makan Ify” ucap ku, sambil mengambilkan nasi untuknya.

        “Nggak mau, aku nggak laper Rio” tolak Ify lagi dan lagi

        “Harus pokoknya aku suapin deh” tawar ku. ku lihat Ify sedikit berfikir

        “Em, iya deh” jawab Ify dan membuat ku tersenyum senang mendengarnya. Aku dengan telaten menyuapi Ify hingga ku tinggalkan makanan ku yang masih tersisa.

        “Udah Yo” tolak Ify saat baru tiga suap yang masuk ke perutnya

        “Satu lagi” pinta ku menyodorkan sesendok nasi

        “Nggak mau” Tolak Ify dan malah memakan apel nya lagi. ya ampun sejak kapan Ify maniac sama buah. dari tadi siang hanya buah-buahan yang masuk keperutnya. Namun tiba-tiba Ify langsung berlari ke wastafel yang tidak jauh dari dapur sambil menangkup mulutnya. Aku pun dengan langkah tergesa mengikuti Ify.

        “Huekkk... huekkk” terdengar suara muntah Ify dan membuat ku langsung mempercepat langkah ku

        “Huekkk... huekkk” Ify masih berusaha memuntahkan isi di dalam perutnya, ya sedikit nasi dan apel yang Ify makan tadi sempat keluar lagi. ada apa dengan Ify? Ya tuhan jangan terjadi apa-apa dengan istriku. Aku pun memilih untuk membantu memijit-mijit tengkuknya.

“Kamu kenapa sayang? sakit? Kita ke rumah sakit ya?” ucap ku masih terus memijat tengkuk Ify. ku lihat Ify menggeleng pelan

“Nggak papa Yo, huekkkk” nggak papa katanya. aku benar-benar khawatir sekarang Ify bodoh.

“Gimana aku mau percaya kamu nggak papa, kamu muntah-muntah gini” ucap ku kali ini menyandarkan kepala Ify ke dada ku dan ku usap keringat yang keluar di dahi nya kerena acara muntah-muntahnya tadi

“Ke kamar aja Yo, aku Cuma mau istirahat” ucap Ify lemas, lihat wajahnya terlihat pucat. Aku mengangguk mengiakan keinginannnya. aku membopong Ify ke kamar menidurkan tubuhnya di tempat tidur lalu kutarik selimut untuk menyelimuti tubuhnya aku pun ikut tidur di sampingnya sambil merengkuh tubuhnya
******

Pagi ini aku bangun lebih awal. Aku memandangi wajah damai Ify yang sedang terlelap dalam tidurnya. Sejak tadi malam Ify masih  muntah-muntah hingga membuat jam tiga tadi Ify baru tertidur. Kondisi seperti ini yang sangat aku khawatirkan

Aku membelai wajah Ify. tangan ku, ku ulurkan untuk membelai pipinya. Ify benar-benar seperti malaikat jika sedang terlelap seperti ini. Wajah Ify yang terlihat pucat namun tidak sedikit pun melunturkan kecantikannya.

Belaian tangan ku di pipi Ify terhenti saat ku lihat tidur Ify sedikit terusik karena ulahku. Ify melenguh pelan sebelum membuka ke dua matanya.

“Rio” aku tersenyum lalu ku usap lagi pipinya pelan

“Pagi sayang” ku lihat Ify tersenyum walau terlihat sedikit lemah

“Pagi” jawab Ify

“Udah enakan?” tanya ku ke Ify. Aku lihat Ify memejamkan matanya sesaat, lalu menggeleng pelan

“Badan ku masih terasa lemes banget” jawab Ify dan aku percaya itu jawaban jujurnya. karena aku lihat pun seperti itu. lalu Ify mencoba untuk duduk.

“Arghhhh” erang Ify pelan. membuat ku seketika panik

“Kamu nggak papa?” tanya ku panik, Ify memejamkan matanya, sebelah tangannya menompang kepalanya yang aku rasa terasa sakit, dan kening Ify mengkerut menahan sakit.

“Kita ke rumah sakit” ucap ku yang udah nggak tahan lagi melihat keadaan Ify sekarang

“Aku nggak papa Yo” tolak Ify. dan tangannya di gunakan untuk menahan tanganku saat aku hendak beranjak dari tempat tidur

“a\Aku Cuma sedikit pusing Yo, nggak usah khawatir, sedikit istirahat juga akan sembuh” astaga, Ify aku benar-benar khawatir melihat kondisinya seperti ini dan dia bilang apa? Nggak usah khawatir? Jangan gila kamu Ify

IFY POV

Aku tau saat ini Rio menahan semua ego nya untuk mengikuti permintaan ku agar tidak pergi ke rumah sakit. tapi sungguh aku tidak mau Rio terlalu mengkhawatirkan ku. lagi pula sudah aku katakan dari awal bukan aku tidak suka dengan bau rumah sakit

Aku tersenyum tipis, mengabaikan sakit kepala ku yang sangat amat menyiksa, aku sendiri juga tidak tau kenapa dengan kondisi tubuh ku saat ini. Aku mengusap lembut pipi Rio. tidak aku hiraukan raut marah di wajahnya.

“Aku nggak suka bau rumah sakit, kamu tau kan? Aku Cuma butuh istirahat dan kamu temenin aku saat ini itu sudah cukup untuk aku” ucap ku lagi, ku lihat Rio menghela nafasnya. aku tau sekarang\ Rio harus mengalah lagi untuk menuruti keras kepala ku.

“Huekk” Tiba-tiba aku merasa perut ku sangat mual, aku menutup mulut ku dengan tangan kanan ku sedangkan tangan kiri ku, aku gunakan untuk mencengkaram lengan Rio

“Fy, kamu nggak papa?’ tanya Rio dengan nada panik. mungkin kerena cengkraman tangan ku di lengannya. Aku tidak menjawab melainkan berlari dan berusaha menuju kamar mandi kamar kami. Aku langsung memuntahkan isi perut ku di wastafel kamar mandi, namun tidak ada yang aku keluarkan.

Aku rasa tangan Rio memijit pelan tengkuk ku, untuk membantuku mengeluarkan isi perut ku yang nyatanya tidak ada yang keluar. Aku mencengkaram wastafel kuat dengan tubuh yang sudah bergetar. mencoba menahan berat tubuh ku saat ini. Dan aku rasa aku akan jatuh jika tangan Rio tidak menyanggah tubuh ku saat ini.

“Kita ke rumah sakit” ucap Rio dengan nada datar dan tenang, tapi aku tau saat ini Rio sedang tidak ingin di bantah.

“Aku nggak pa...”

“Demi tuhan Ify aku nggak mau di bantah sekarang” ucap Rio dengan nada yang lebih tinggi. Rahangnya mengatup keras dan sekarang benar-benar nggak bisa di bantah

RIO POV

“Demi tuhan Ify aku nggak mau di bantah sekarang” ucap ku dengan nada bicara yang lebih tinggi, bagaimana tidak Ify tetap menolak aku bawa ke rumah sakit. ‘aku nggak papa Rio’ aiiishhhh masih sempat-sempatnya Ify bilang dia nggak papa padahal sekarang berdiri saja tidak mampu jika aku tidak menyanggah tubuhnya, jadi bagaimana mungkin aku bisa percaya kalau sekarang dirinya sedang tidak apa-apa.

“Aku nggak papa Yo, ok kita ke rumah sakit kalo besok kondisi aku belum juga baikan, gimana?” tawar Ify

“Lebih cepat, lebih baik sayang” bantah ku lagi

“Pleaseee” ok, aku akan luluh jika sudah begini, kenapa Ify selalu seperti ini, hingga aku tidak bisa untuk menolak semua permintaannya. akhirnya aku mengangguk walau aku tidak begitu yakin, ku lihat Ify tersenyum, mungkin senang karena berhasil meluluhkan ku lagi saat ini

“Tapi kalau besok kamu masih seperti ini aku sendiri yang akan langsung membawa kamu ke rumah sakit. Ngerti?” ucap ku lagi setelah  aku sudah bisa mengontrol rasa kesal ku ke Ify karena sikap keras kepalanya

“Hemm. Ok” jawab Ify lemah dan yang sampai saat ini masih bersandar di dada ku, karena untuk berdiri saja Ify akan limbung tanpa sandaran.

Aku mengangkat Ify ke tempat tidur, dengan hati-hati aku merebahkan Ify ke tempat tidur, setelah itu aku menarik selimut untuk menghangatkan tubuh Ify.

“Yo” panggil Ify

“Ya” jawab ku

“Sini” ucap Ify sambil menepuk-nepuk tempat tidur di sampingnya, aku tersenyum dengan sikap manja Ify lalu aku pun tidur di samping Ify sambil memeluknya, mengusap punggungnya lembut untuk memberikan rasa nyaman

“Jangan bikin aku khawatir lagi ngerti?”

“Hemm”

“Kamu harus janji besok kalau kamu masih seperti ini kita ke rumah sakit”

“Hemm” jawab Ify dari tadi hanya dengan deheman. Aku masih menemani Ify, sampai akhirnya aku mendengar dengkuran halus yang berarti Ify sudah tidur. Aku melepaskan pelukan tangan Ify di pinggang ku dengan hati-hati, takut jika nanti akan mengusik tidurnya, lalu ku ambil handphone ku di atas nakas, menghubungi seseorang.

“Hallo yah” sapa ku ketika sambungan telefon ku terhubung

“..............”

“Yah, tolong ayah sama papa nanti handle dulu pekerjaan Rio hari ini ya yah, Rio nggak bisa ke kantor sekarang Ify sakit”

“.............”

“Rio juga kurang tau yah, tapi dari semalam Ify mual-mual aja, Rio bawa ke rumah sakit juga nggak mau”

“.........”

"Iya,  makasih ya yah, Rio tutup dulu telfonnya yah” ucap ku memutuskan sambungan telefon ku, ya, tadi aku menelfon ayah, aku rasa aku tidak perlu menjelaskan kenapa aku memilih menelfon ayah dari pada papa.

BERSAMBUNG.....

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.