Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling
Siang guyssss :D
Happy weekend all, Ok, berhungung siang ini suasana hati gue masih baik dan berbunga-bunga (?) jadi untuk hari ini mungkin gue bakal beberapa part SOL.
hakhakhak :V
ok, enjoy guyssss
“huffftttt” ku hembuskan
nafasku secara kasar, melihat saat ini Rio tengah konsen menyetir. Ya ternyata
Rio tidak bercanda dengan omongannya tadi siang yang akan menjemputku pulang.
bahkan tadi aku sudah di tarik paksa untuk pulang. astaga, kenapa sebenarnya
sama Rio. kenapa jadi aneh gini? Sudahlah aku turuti saja. aku sedang malas
untuk berdebat.
“Fy”
panggil Rio dalam keadaan sedang menyetir
“hmm”
jawabku malas sambil mengurut keningku. merilekskan sejenak fikiranku. karena
jujur masih sedikit bingung dengan perubahan sikap Rio
“loe,
kenapa?” tanya Rio. heyyyy... harusnya aku yang tanya dia kenapa?
“gue
nggak papa. Harusnya gue yang tanya, loe kanapa? Aneh tau nggak”
“gue?
Kenapa? Gue nggak papa” jawab Rio dengan muka polosnya
“tau
ah” ucap ku ketus sambil kembali menatap ke jendela mobil melihat gedung-gedung
berbaris rapi di sana
RIO POV
Aku
masih fokus untuk menyetir. masih tidak ada bahan untuk memulai pembicaraan
dengan Ify. yah.... aku dan Ify sekarang sedang di jalan pulang menuju rumah
kami tentunya.
“huffftttt”
ku dengar hembusan nafas berat Ify sambil mengurut keningnya. apa kepalanya
sakit lagi? atau Ify kelelahan.
“loe,
kenapa?” tanya ku tapi aku masih fokus menyetir
“gue
nggak papa. Harusnya gue yang tanya loe kanapa? Aneh tau nggak” whatttt
apa katanya? Aishhh... padahal aku
sedang mengkhawatirkannya, kenapa aku di bilang aneh. jelas itu membuat ku
bingung
“gue? Kenapa? Gue nggak
papa” jawab ku, kenapa jadi Ify yang mengira aku yang kenapa-kenapa
“tau ah” jawabnya ketus
dan mengalihkan pandangannya ke jendela mobil. Dan itu semakin membuatku
bingung
Hening..... kenapa suasana
seperti ini seperti ini sering terjadi di antara aku dan Ify. sama-sama diam.
larut dalam fikiran masing-masing.
“Ify” panggil ku akhirnya
karena tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Upsss... padahal aku yang
sering buat suasana seperti ini dulu. tapi sekarang aku yang mulai nggak nyaman
dengan suasana yang dulu aku ciptakan. dan sekarang Ify sepertinya yang sudah
terbiasa dengan situasi seperti ini.
“Fy” panggil ku sekali
lagi karena masih tidak ada jawaban dari bibir mungilnya. Lalu ku alihkan
pandanganku ke Ify dan... huftttt, ternyata Ify ketiduran. Bisa-bisanya dia
tadi berniat ingin lembur. lihat padahal sekarang karena terlalu lelahnya Ify
ketiduran.
“dasar keras kepala”
dumelku. namun sedikit senyum mengembang di bibirku saat melihat wajah polos
Ify saat ini. Tenang bagai tanpa beban.
“drttt... drtttt” kurasa
handphone ku bergetar dan langsung ku angkat tanpa melihat siapa yang menelfon
“hallo” sapa ku
“hallo Yo, ini bunda”
“iya bun ada apa?” tanya
ku, ternyata bunda yang menelfon ku
“kamu sama Ify ke rumah
sekarang bisakan? Kebetulan sekarang mama sama papa ada di rumah bunda” jawab
bunda. Aishhhh, ada apa lagi ini
“em... emang ada apaan sih
bun?” tanya ku lagi
“nggak ada apa-apa Yo,
Cuma mau makan malam bareng aja, udah lama kan nggak kumpul-kumpul” jelas bunda
“ok lah bun Rio sama Ify
kesana” jawabku sambil menoleh ke arah Ify yang ternyata masih tidur
“ya udah bunda tunggu ya”
“iya bunda” jawab ku lagi
dan ku lihat bunda sudah memutuskan sambungan
Aku langsung memakirkan
mobil ku ketika sampai di halaman rumah. dan benar ku lihat sekarang mobil papa
terparkir juga di halaman luas rumah bunda. Lalu ku alihkan pandangan ku Ify
yang masih tertidur. Aku memilih untuk menggendongnya karena aku tidak tega
untuk membangunkannya.
“Yo, Ify kenapa? Tanya
papa agak kaget melihatku sedang menggendong Ify saat ini.
“Ify nggak papa kok pa.
tadi Cuma ketiduran waktu jalan kesini jadi Rio gendong aja dari pada Rio
bangunin” jelasku ke papa
“ya udah pa, ayah, Rio
bawa Ify ke kamar dulu” pamit ku karena memang hanya ada ayah dan papa di ruang
tamu. mama sama bunda mungkin lagi siapin makan malam. Mungkin.
Aku langsung membawa Ify
kekamar. kamar Ify yang dulu pastinya saat belum menyandang status nyonya
Haling. Aku langsung merebahkan tubuh Ify ke tempat tidur. namun belum sempat
aku bangun tiba-tiba Ify menarik tanganku. karena tiba-tiba membuat tubuhku
jatuh menimpa Ify.
“DEGHH” tubuh ku langsung
diam. terpaku seakan terhipnotis melihat wajah yang sedang tidur saat ini. aku
rasa sekarang Ify tengah melingkarkan tangannya di pinggang ku. Nyaman, ya aku
merasa nyaman saat tangan Ify melingkar di pinggang ku. sampai akhirnya aku
sadar dengan posisi kami saat ini, aku merubah posisi ku hingga aku sekarang
sedang tidur di samping Ify. masih dengan tangan Ify yang melingkar di pinggang
ku. Aku hanya bisa tersenyum. ini yang aku inginkan setiap hari. merasakan
pelukan Ify yang membuatku nyaman.
“aku sayang kamu” ucap ku
sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangiku untuk menatap
wajahnya
“bahkan dari awal kita
ketemu” ucapku lagi seolah Ify mendengarnya
“jangan pernah tinggalin
aku. dan maaf jika sikap ku selama ini cuek ke kamu”
“cuppp” aku mengecup
puncak kepala Ify. cukup lama aku menciumnya seakan besok aku tidak dapat
melakukannya lagi
“udah nanti lagi”
tiba-tiba suara bunda mengagetkan ku dan ku lihat bunda tersenyum meihat aku
saat ini.
“eh.. bunda” ucap ku
setelah melepas tangan Ify dari pinggangku
“bunda dari tadi udah ketok
pintu tapi nggak di bukain. ya udah bunda langsung aja masuk. kalau gini mah
pantes aja nggak di bukain” jelas bunda sambil menggodaku
“bunda mohon jagain Ify
Yo” ucap bunda tiba-tiba
“bunda tau Ify mungkin
agak keras kepala. suka nggak nurut, tapi bunda mohon kamu jaga Ify ya. buat
bunda” tambah bunda lagi
“pasti bun, Rio pasti
jagain Ify. lagian kalau Rio nggak jagain Ify itu Rio bunuh diri namanya” ucap
ku sedikit bercanda.
“kok gitu?”
“bunda lupa kalau Ify
menantu kesayangan mama sama papa” ucapku dengan nada kesal. tapi hanya candaan
tentunya
“hahahaha.. iya bunda
lupa. ya udah kamu mandi dulu setelah itu bangunin Ify juga kami tunggu di
bawah” ucap bunda sambil mengelus bahuku. Aku hanya tersenyum
“iya bun” jawab ku dan
setelah itu bunda keluar menuju meja makan. Hanya butuh lima belas menit aku
selesai mandi. lalu ku alihkan pandanganku ke Ify yang masih tidur
“Fy” panggil ku sambil
mengelus wajahnya
“Fy” panggil ku lagi
mancoba membangunkan Ify
“nggghhhh” lenguh Ify
sambil menggeliat
“ehh” kagetnya saat aku
sedang duduk di sampingnya
“kita udah di tunggu buat
makan malam” ucapku menjelaskan
“kok...”
“bunda tadi nelfon ngajak
ke sini buat makan malam bareng, lagian mama sama papa juga ada di sini” jelas
ku lagi
“kok nggak kasih tau gue
dulu” ucap Ify
“loe tadi tidur, udah bingungnya
nggak usah lama-lama. loe mandi kita udah di tunggu di bawah” suruh ku, Ify
hanya mengangguk.
Aku dan Ify langsung turun
menuju meja makan. ku lihat papa, mama, ayah dan bunda sudah duduk di sana.
“bundaaaaa.... ayahhhhh”
teriak Ify girang sambil memeluk keduanya
“uhhhhh, anak ayah udah
gede juga nggak malu sama suami kamu” ucap ayah. Ify melepaskan pelukannya dan
langsung menatapku sewot. aku hanya terkekeh
“mamaaa... papaaaa” ucap
Ify lagi dan langsung memeluk keduanya seperti yang di lakukan tadi
“aduhhhh... sayang.. mama
kangen sama kamu” ucap mama, kali ini aku yang kesal. lihatlah, hanya Ify yang
mama sama papa kangenin. Setelah itu Aku dan Ify langsung duduk di meja makan
“gimana Fy? Rio baik-baik
aja kan sama kamu?” tanya papa. aishhhh.... pertanyaan macem apa itu? Ify
langsung menatapku dengan tatapan jahilnya aku pun membalas tatapannya seakan
mengatakan ‘awas kamu Ify bicara yang tidak-tidak’
“Rio? Ishhhhh, baik apa
nya pa. Sering ngomel-ngomel gitu ke Ify” ucapnya
“JTAKKKKK”
“awwww” ringis Ify
kesakitan. hahaha, rasakan sayang sudah menjelek-jelekkan suami mu sendiri
batinku
“kyaaaa, sakit begooooo”
teriak Ify tak terima sambil mengusap kepalanya
“itu derita loe, loe
pengen cepet-cepet jadi janda ngomong gitu didepan mama sama papa?” tanya ku
santai
“ogahhhh, lagian emang
benerkan?” ucapnya lagi, papa sama mama hanya menggelengkan kepalanya melihat
kelakuan kami berdua sedangkan ayah sama bunda hanya terkekeh lucu.
“sudah... sudah... malu
sama umur” sindir ayah ke kami berdua
“Rio duluan ayah” bela Ify
“lanjutin makannya” ucap
mama angkat bicara
IFY POV
Kami semua sedang
berkumpul di ruang keluarga, aku tadi hendak pamit pulang tapi ayah sama bunda
melarang, jadi mau tak mau kami menginap malam ini.
“jadi gimana kapan kalian
berdua kasih kami cucu” ucap mama tiba-tiba
“HA” kaget ku dan Rio
kompak
“iya cucu, kami udah nggak
sabar pengen punya cucu” jelas bunda
“em.... itu... emmm”
“secepatnya” jawab Rio
memotong kata-kata ku, aku terbelalak kaget. astaga Rio dia sedang tidak
tidurkan? apa katanya secepatnya. SECEPATNYA. Aku rasa Rio sudah benar-benar
gila saat ini
“ok tuan muda. papa tunggu
secepatnya” ucap papa membuatku semakin melotot sedangkan Rio mengengguk santai.
Rio benar-benar ingin aku bunuh saat ini
“ya udah Rio sama Ify
pamit dulu mau ke kamar” ucapnya sambil menarik tanganku
“buru-buru amat” tanya
ayah
“pengen buat baby” jawab
Rio asal. aku semakin melotot dan menginjak kakinya
“awwww” ringis Rio aku langsung
melotot dan menatapnya kesal
“hahahaha, ya udah gih”
ucap mama. ntah kenapa malah membuat pipiku memerah malu.
“loe gila Riooooooooooo”
ucap ku sedikit menaikkan nada bicara ku saat kami berdua sudah sampai di kamar
“gue kenapa?” tanya nya
polos. Whattt sekarang dia beracting menjadi orang idiot
“apa-apaan loe tadi bilang
gitu ke mereka?” tanya ku masih kesal
“lahhh, wajar kita suami
istri kan?” ucapnya lagi
“tapi...”
“sretttt” tiba-tiba Rio
merengkuh tubuh ku. memelukku secara erat sangat erat. tangannya di lingkarkan
di pinggangku sedangkan kepalanya di sandarkan di bahuku. Nyaman. Aku berusaha
melepaskan pelukannya tapi Rio semakin mengeratkan pelukannya
“sebentar saja” pinta Rio
akhirnya. aku membiarka saja Rio masih memeluk tubuh ku. toh, aku tidak merasa
keberatan malah aku merasa nyaman. Cukup lama dengan posisi seperti ini akhirnya
Rio melepaskan pelukannya. ehhh ralat bukan melepas tapi hanya mengangkat
kepalanya dari bahuku dan tangannya tetap melingkar di pinggangku
“kita bisa memulai
semuanya dari awal?” tanya Rio. tapi aku masih bingung dengan ucapannya barusan
“kita mulai semua dari
awal. suami istri seperti layaknya suami istri. Aku sayang kamu dan kamu sayang
aku” jelas Rio lagi namun aku masih diam
“ok... aku sekarang mau jujur
sama kamu. aku udah cinta sama kamu sejak awal kita bertemu” ucap Rio. aku
shock mendengarnya. jadi Rio cinta sama aku? Tapi kenapa sikapnya selama ini
cuek dan terkesan tidak peduli dengan ku?
“tapi mungkin kamu bingung
dengan sikap cuek ku selama ini. tapi aku lakuin itu supaya aku tidak semakin
jatuh cinta sama kamu. karena aku fikir kamu tidak cinta sama aku. apa lagi
saat kamu mencoba menolak perjodohan kita dulu. itu semakin membuatku yakin
kamu benar-benar tidak ingin dengan ini semua. dan sejak saat itu aku mulai
bersikap cuek dan tidak perduli dengan mu.” Oh My God. aku bingung sekarang
harus senang, sedih, shock, marah, merasa jadi orang paling bego. Semua menjadi
satu
“tapi itu semua malah
membuat ku semakin cinta sama kamu Fy, dan membuat ku semakin nggak bisa jauh
sama kamu” cerita Rio lagi. entah sejak kapan air mataku sudah turun dan
membasahi pipi ku. senang... tentu saja iya, saat aku tau ternyata Rio
mencintaiku
“heyyyy, kenapa nangis?
aku salah ngomong sama kamu” ucap Rio lembut sambil mengusap air mata ku dengan
ibu jarinya. oh dan bahkan sekarang aku
kamu menjadi gaya bicaranya. Aku baru sadar itu. Aku hanya menggeleng sambil
tersenyum namun air mataku juga semakin deras membasahi pipiku
“aku....”
“aku mau kita memulai
semua nya dari awal” pinta Rio sebelum aku menyelesaikan kata-kataku. Aku diam.
sambil melihat sorot matanya aku takut Rio hanya mengerjaiku saat ini. tapi
nihil aku tidak menemukan kebohongan di sana. matanya benar-benar tulus saat
ini tanpa kebohongan. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tanpa bisa berkata
apa-apa lagi. sungguh ini seperti mimpi bagiku. Aku lihat Rio tersenyum setelah
melihat anggukan setuju dari ku. Aku langsung memeluk Rio erat melampisakan
rasa bahagiaku saat ini membaginya bersama Rio.
“makasih sayang” ucap Rio sambil
mengusap lembut kepalaku, aku semakin mengeratkan pelukanku ke Rio sungguh ini
sangat membuatku bahagia.
Rio melepaskan pelukanku.
lalu matanya menatap ku lembut, sungguh aku benar-benar terpesona dengan
tatapannya saat ini. perlahan Rio mendekatkan wajahnya. jujur jantungku udah
dag-dig-dug nggak karuan. aku masih diam namun lama-lama wajah Rio semakin
dekat dan aku pun memejamkan mata ku. Ku rasa sesuatu lembut menyentuh bibirku
saat ini. aku tau itu bibir Rio. sungguh Rio melakukan ini dengan sangat
lembut. membuatku mendesah. namun itu malah menjadi kesempatan Rio untuk
menelusupkan lidahnya untuk membuat ciuman kami lebih dalam. aku tanpa sadar
mengalungkan kedua tanganku di lehernya. Rio beralih menciumi leherku. membuatku
menegang. dan sudah pasti akan ada kecupan-kecupan lainnya.
Rio menghentikan aksinya
dan menatap mataku seakan meminta izin untuk melakukan lebih dari ini. aku yang
mengerti tatapannya tersenyum kemudian memberi izin kepada Rio. Rio memulai,
dan tidak menahan diri lagi. Aku hanya telaten dalam setiap sentuhan yang Rio
berikan di setiap jengkal kulitku.
Aku rasa ini bukan
waktunya mendeskripsikan. jadi biarkanlah kali ini hanya menjadi privacy aku
dan Rio seutuhnya.
BERSAMBUNG.....
No comments:
Post a Comment