Sunday, May 3, 2015

Scenario Of Love (SOL) Part 4 ~RiFy~

Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling

Siang guyssss :D
Happy weekend all, Ok, berhungung siang ini suasana hati gue masih baik dan berbunga-bunga (?) jadi untuk hari ini mungkin gue bakal beberapa part SOL.
hakhakhak :V
ok, enjoy guyssss


Hasil gambar untuk rify


“huffftttt” ku hembuskan nafasku secara kasar, melihat saat ini Rio tengah konsen menyetir. Ya ternyata Rio tidak bercanda dengan omongannya tadi siang yang akan menjemputku pulang. bahkan tadi aku sudah di tarik paksa untuk pulang. astaga, kenapa sebenarnya sama Rio. kenapa jadi aneh gini? Sudahlah aku turuti saja. aku sedang malas untuk berdebat.

        “Fy” panggil Rio dalam keadaan sedang menyetir

        “hmm” jawabku malas sambil mengurut keningku. merilekskan sejenak fikiranku. karena jujur masih sedikit bingung dengan perubahan sikap Rio

        “loe, kenapa?” tanya Rio. heyyyy... harusnya aku yang tanya dia kenapa?

        “gue nggak papa. Harusnya gue yang tanya, loe kanapa? Aneh tau nggak”

        “gue? Kenapa? Gue nggak papa” jawab Rio dengan muka polosnya

        “tau ah” ucap ku ketus sambil kembali menatap ke jendela mobil melihat gedung-gedung berbaris rapi di sana

RIO POV

        Aku masih fokus untuk menyetir. masih tidak ada bahan untuk memulai pembicaraan dengan Ify. yah.... aku dan Ify sekarang sedang di jalan pulang menuju rumah kami tentunya.

        “huffftttt” ku dengar hembusan nafas berat Ify sambil mengurut keningnya. apa kepalanya sakit lagi? atau Ify kelelahan.

        “loe, kenapa?” tanya ku tapi aku masih fokus menyetir

        “gue nggak papa. Harusnya gue yang tanya loe kanapa? Aneh tau nggak” whatttt apa  katanya? Aishhh... padahal aku sedang mengkhawatirkannya, kenapa aku di bilang aneh. jelas itu membuat ku bingung
       
“gue? Kenapa? Gue nggak papa” jawab ku, kenapa jadi Ify yang mengira aku yang kenapa-kenapa

“tau ah” jawabnya ketus dan mengalihkan pandangannya ke jendela mobil. Dan itu semakin membuatku bingung

Hening..... kenapa suasana seperti ini seperti ini sering terjadi di antara aku dan Ify. sama-sama diam. larut dalam fikiran masing-masing.

“Ify” panggil ku akhirnya karena tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Upsss... padahal aku yang sering buat suasana seperti ini dulu. tapi sekarang aku yang mulai nggak nyaman dengan suasana yang dulu aku ciptakan. dan sekarang Ify sepertinya yang sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

“Fy” panggil ku sekali lagi karena masih tidak ada jawaban dari bibir mungilnya. Lalu ku alihkan pandanganku ke Ify dan... huftttt, ternyata Ify ketiduran. Bisa-bisanya dia tadi berniat ingin lembur. lihat padahal sekarang karena terlalu lelahnya Ify ketiduran.

“dasar keras kepala” dumelku. namun sedikit senyum mengembang di bibirku saat melihat wajah polos Ify saat ini. Tenang bagai tanpa beban.

“drttt... drtttt” kurasa handphone ku bergetar dan langsung ku angkat tanpa melihat siapa yang menelfon

“hallo” sapa ku

“hallo Yo, ini bunda”

“iya bun ada apa?” tanya ku, ternyata bunda yang menelfon ku

“kamu sama Ify ke rumah sekarang bisakan? Kebetulan sekarang mama sama papa ada di rumah bunda” jawab bunda. Aishhhh, ada apa lagi ini

“em... emang ada apaan sih bun?” tanya ku lagi

“nggak ada apa-apa Yo, Cuma mau makan malam bareng aja, udah lama kan nggak kumpul-kumpul” jelas bunda

“ok lah bun Rio sama Ify kesana” jawabku sambil menoleh ke arah Ify yang ternyata masih tidur

“ya udah bunda tunggu ya”

“iya bunda” jawab ku lagi dan ku lihat bunda sudah memutuskan sambungan

Aku langsung memakirkan mobil ku ketika sampai di halaman rumah. dan benar ku lihat sekarang mobil papa terparkir juga di halaman luas rumah bunda. Lalu ku alihkan pandangan ku Ify yang masih tertidur. Aku memilih untuk menggendongnya karena aku tidak tega untuk membangunkannya.

“Yo, Ify kenapa? Tanya papa agak kaget melihatku sedang menggendong Ify saat ini.

“Ify nggak papa kok pa. tadi Cuma ketiduran waktu jalan kesini jadi Rio gendong aja dari pada Rio bangunin” jelasku ke papa

“ya udah pa, ayah, Rio bawa Ify ke kamar dulu” pamit ku karena memang hanya ada ayah dan papa di ruang tamu. mama sama bunda mungkin lagi siapin makan malam. Mungkin.

Aku langsung membawa Ify kekamar. kamar Ify yang dulu pastinya saat belum menyandang status nyonya Haling. Aku langsung merebahkan tubuh Ify ke tempat tidur. namun belum sempat aku bangun tiba-tiba Ify menarik tanganku. karena tiba-tiba membuat tubuhku jatuh menimpa Ify.

“DEGHH” tubuh ku langsung diam. terpaku seakan terhipnotis melihat wajah yang sedang tidur saat ini. aku rasa sekarang Ify tengah melingkarkan tangannya di pinggang ku. Nyaman, ya aku merasa nyaman saat tangan Ify melingkar di pinggang ku. sampai akhirnya aku sadar dengan posisi kami saat ini, aku merubah posisi ku hingga aku sekarang sedang tidur di samping Ify. masih dengan tangan Ify yang melingkar di pinggang ku. Aku hanya bisa tersenyum. ini yang aku inginkan setiap hari. merasakan pelukan Ify yang membuatku nyaman.

“aku sayang kamu” ucap ku sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangiku untuk menatap wajahnya

“bahkan dari awal kita ketemu” ucapku lagi seolah Ify mendengarnya

“jangan pernah tinggalin aku. dan maaf jika sikap ku selama ini cuek ke kamu”

“cuppp” aku mengecup puncak kepala Ify. cukup lama aku menciumnya seakan besok aku tidak dapat melakukannya lagi

“udah nanti lagi” tiba-tiba suara bunda mengagetkan ku dan ku lihat bunda tersenyum meihat aku saat ini.

“eh.. bunda” ucap ku setelah melepas tangan Ify dari pinggangku

“bunda dari tadi udah ketok pintu tapi nggak di bukain. ya udah bunda langsung aja masuk. kalau gini mah pantes aja nggak di bukain” jelas bunda sambil menggodaku

“bunda mohon jagain Ify Yo” ucap bunda tiba-tiba

“bunda tau Ify mungkin agak keras kepala. suka nggak nurut, tapi bunda mohon kamu jaga Ify ya. buat bunda” tambah bunda lagi

“pasti bun, Rio pasti jagain Ify. lagian kalau Rio nggak jagain Ify itu Rio bunuh diri namanya” ucap ku sedikit bercanda.

“kok gitu?”

“bunda lupa kalau Ify menantu kesayangan mama sama papa” ucapku dengan nada kesal. tapi hanya candaan tentunya

“hahahaha.. iya bunda lupa. ya udah kamu mandi dulu setelah itu bangunin Ify juga kami tunggu di bawah” ucap bunda sambil mengelus bahuku. Aku hanya tersenyum

“iya bun” jawab ku dan setelah itu bunda keluar menuju meja makan. Hanya butuh lima belas menit aku selesai mandi. lalu ku alihkan pandanganku ke Ify yang masih tidur

“Fy” panggil ku sambil mengelus wajahnya

“Fy” panggil ku lagi mancoba membangunkan Ify

“nggghhhh” lenguh Ify sambil menggeliat

“ehh” kagetnya saat aku sedang duduk di sampingnya

“kita udah di tunggu buat makan malam” ucapku menjelaskan

“kok...”

“bunda tadi nelfon ngajak ke sini buat makan malam bareng, lagian mama sama papa juga ada di sini” jelas ku lagi

“kok nggak kasih tau gue dulu” ucap Ify

“loe tadi tidur, udah bingungnya nggak usah lama-lama. loe mandi kita udah di tunggu di bawah” suruh ku, Ify hanya mengangguk.


Aku dan Ify langsung turun menuju meja makan. ku lihat papa, mama, ayah dan bunda sudah duduk di sana.

“bundaaaaa.... ayahhhhh” teriak Ify girang sambil memeluk keduanya

“uhhhhh, anak ayah udah gede juga nggak malu sama suami kamu” ucap ayah. Ify melepaskan pelukannya dan langsung menatapku sewot. aku hanya terkekeh

“mamaaa... papaaaa” ucap Ify lagi dan langsung memeluk keduanya seperti yang di lakukan tadi

“aduhhhh... sayang.. mama kangen sama kamu” ucap mama, kali ini aku yang kesal. lihatlah, hanya Ify yang mama sama papa kangenin. Setelah itu Aku dan Ify langsung duduk di meja makan

“gimana Fy? Rio baik-baik aja kan sama kamu?” tanya papa. aishhhh.... pertanyaan macem apa itu? Ify langsung menatapku dengan tatapan jahilnya aku pun membalas tatapannya seakan mengatakan ‘awas kamu Ify bicara yang tidak-tidak’

“Rio? Ishhhhh, baik apa nya pa. Sering ngomel-ngomel gitu ke Ify” ucapnya

“JTAKKKKK”

“awwww” ringis Ify kesakitan. hahaha, rasakan sayang sudah menjelek-jelekkan suami mu sendiri batinku

“kyaaaa, sakit begooooo” teriak Ify tak terima sambil mengusap kepalanya

“itu derita loe, loe pengen cepet-cepet jadi janda ngomong gitu didepan mama sama papa?” tanya ku santai

“ogahhhh, lagian emang benerkan?” ucapnya lagi, papa sama mama hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kami berdua sedangkan ayah sama bunda hanya terkekeh lucu.

“sudah... sudah... malu sama umur” sindir ayah ke kami berdua

“Rio duluan ayah” bela Ify

“lanjutin makannya” ucap mama angkat bicara

IFY POV

Kami semua sedang berkumpul di ruang keluarga, aku tadi hendak pamit pulang tapi ayah sama bunda melarang, jadi mau tak mau kami menginap malam ini.

“jadi gimana kapan kalian berdua kasih kami cucu” ucap mama tiba-tiba

“HA” kaget ku dan Rio kompak

“iya cucu, kami udah nggak sabar pengen punya cucu” jelas bunda

“em.... itu... emmm”

“secepatnya” jawab Rio memotong kata-kata ku, aku terbelalak kaget. astaga Rio dia sedang tidak tidurkan? apa katanya secepatnya. SECEPATNYA. Aku rasa Rio sudah benar-benar gila saat ini

“ok tuan muda. papa tunggu secepatnya” ucap papa membuatku semakin melotot sedangkan Rio mengengguk santai. Rio benar-benar ingin aku bunuh saat ini

“ya udah Rio sama Ify pamit dulu mau ke kamar” ucapnya sambil menarik tanganku

“buru-buru amat” tanya ayah

“pengen buat baby” jawab Rio asal. aku semakin melotot dan menginjak kakinya

“awwww” ringis Rio aku langsung melotot dan menatapnya kesal

“hahahaha, ya udah gih” ucap mama. ntah kenapa malah membuat pipiku memerah malu.

“loe gila Riooooooooooo” ucap ku sedikit menaikkan nada bicara ku saat kami berdua sudah sampai di kamar

“gue kenapa?” tanya nya polos. Whattt sekarang dia beracting menjadi orang idiot

“apa-apaan loe tadi bilang gitu ke mereka?” tanya ku masih kesal

“lahhh, wajar kita suami istri kan?” ucapnya lagi

“tapi...”

“sretttt” tiba-tiba Rio merengkuh tubuh ku. memelukku secara erat sangat erat. tangannya di lingkarkan di pinggangku sedangkan kepalanya di sandarkan di bahuku. Nyaman. Aku berusaha melepaskan pelukannya tapi Rio semakin mengeratkan pelukannya

“sebentar saja” pinta Rio akhirnya. aku membiarka saja Rio masih memeluk tubuh ku. toh, aku tidak merasa keberatan malah aku merasa nyaman. Cukup lama dengan posisi seperti ini akhirnya Rio melepaskan pelukannya. ehhh ralat bukan melepas tapi hanya mengangkat kepalanya dari bahuku dan tangannya tetap melingkar di pinggangku

“kita bisa memulai semuanya dari awal?” tanya Rio. tapi aku masih bingung dengan ucapannya barusan

“kita mulai semua dari awal. suami istri seperti layaknya suami istri. Aku sayang kamu dan kamu sayang aku” jelas Rio lagi namun aku masih diam

“ok... aku sekarang mau jujur sama kamu. aku udah cinta sama kamu sejak awal kita bertemu” ucap Rio. aku shock mendengarnya. jadi Rio cinta sama aku? Tapi kenapa sikapnya selama ini cuek dan terkesan tidak peduli dengan ku?

“tapi mungkin kamu bingung dengan sikap cuek ku selama ini. tapi aku lakuin itu supaya aku tidak semakin jatuh cinta sama kamu. karena aku fikir kamu tidak cinta sama aku. apa lagi saat kamu mencoba menolak perjodohan kita dulu. itu semakin membuatku yakin kamu benar-benar tidak ingin dengan ini semua. dan sejak saat itu aku mulai bersikap cuek dan tidak perduli dengan mu.” Oh My God. aku bingung sekarang harus senang, sedih, shock, marah, merasa jadi orang paling bego. Semua menjadi satu

“tapi itu semua malah membuat ku semakin cinta sama kamu Fy, dan membuat ku semakin nggak bisa jauh sama kamu” cerita Rio lagi. entah sejak kapan air mataku sudah turun dan membasahi pipi ku. senang... tentu saja iya, saat aku tau ternyata Rio mencintaiku

“heyyyy, kenapa nangis? aku salah ngomong sama kamu” ucap Rio lembut sambil mengusap air mata ku dengan ibu jarinya. oh  dan bahkan sekarang aku kamu menjadi gaya bicaranya. Aku baru sadar itu. Aku hanya menggeleng sambil tersenyum namun air mataku juga semakin deras membasahi pipiku

“aku....”

“aku mau kita memulai semua nya dari awal” pinta Rio sebelum aku menyelesaikan kata-kataku. Aku diam. sambil melihat sorot matanya aku takut Rio hanya mengerjaiku saat ini. tapi nihil aku tidak menemukan kebohongan di sana. matanya benar-benar tulus saat ini tanpa kebohongan. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa lagi. sungguh ini seperti mimpi bagiku. Aku lihat Rio tersenyum setelah melihat anggukan setuju dari ku. Aku langsung memeluk Rio erat melampisakan rasa bahagiaku saat ini membaginya bersama Rio.

“makasih sayang” ucap Rio sambil mengusap lembut kepalaku, aku semakin mengeratkan pelukanku ke Rio sungguh ini sangat membuatku bahagia.

Rio melepaskan pelukanku. lalu matanya menatap ku lembut, sungguh aku benar-benar terpesona dengan tatapannya saat ini. perlahan Rio mendekatkan wajahnya. jujur jantungku udah dag-dig-dug nggak karuan. aku masih diam namun lama-lama wajah Rio semakin dekat dan aku pun memejamkan mata ku. Ku rasa sesuatu lembut menyentuh bibirku saat ini. aku tau itu bibir Rio. sungguh Rio melakukan ini dengan sangat lembut. membuatku mendesah. namun itu malah menjadi kesempatan Rio untuk menelusupkan lidahnya untuk membuat ciuman kami lebih dalam. aku tanpa sadar mengalungkan kedua tanganku di lehernya. Rio beralih menciumi leherku. membuatku menegang. dan sudah pasti akan ada kecupan-kecupan lainnya.

Rio menghentikan aksinya dan menatap mataku seakan meminta izin untuk melakukan lebih dari ini. aku yang mengerti tatapannya tersenyum kemudian memberi izin kepada Rio. Rio memulai, dan tidak menahan diri lagi. Aku hanya telaten dalam setiap sentuhan yang Rio berikan di setiap jengkal kulitku.

Aku rasa ini bukan waktunya mendeskripsikan. jadi biarkanlah kali ini hanya menjadi privacy aku dan Rio seutuhnya.

BERSAMBUNG.....



No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.