Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling
RIO POV
Aku tebangun dari tidurku
saat cahaya matahari menyilaukan mataku. ku rasa ada yang memeluk pinggangku
saat ini dan benar saja, Ify sedang tidur sambil memelukku dan menyadarkan
kepalanya di dadaku. dapat ku rasakan hangat nafas Ify menerpa dada ku. Senyumku yang mengembang semakin mengembang
saat mengetahui sekarang Ify benar-benar menjadi milikku seutuhnya. mengingat
apa yang telah kami lakukan semalam. bahkan aku sudah menyentuh setiap bagian
tubuh Ify tanpa terkecuali. apa lagi saat ku lihat tanda kepemilikan ku di
leher jenjangnya. Ahhhh.... aku bahagia sekarang, sungguh sangat bahagia.
“nggghhhh” ku dengar Ify
menggeliat bangun sepertinya belaian tanganku di wajahnya membuat tidurnya
terganggu
“pagi honey” sapa ku
tersenyum melihat Ify saat ini masih berusaha menyetarakan penglihatannya
dengan cahaya matahari yang mengenai kornea matanya
“pagi” jawab Ify khas
suara bangun tidur. danggg!!! Itu sangat seksi
“Fy” panggil ku serak.
bagaimana tidak saat ini Ify sedang memainkan jarinya di dadaku.
“apa” tanya Ify
menghentikan aksinya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap ku
“makasih” ucap ku akhirnya
bingung ingin berbicara apa
“buat?” tanya Ify bingung
“semuanya” jawabku lagi
sambil mencium kening Ify, Ify hanya tersenyum lalu mengeratkan pelukan nya ke
tubuhku. Shittt!!! Apa Ify tidak tau gerakannya selalu membuat nafsuku semakin
naik, apa lagi saat ini kami sama-sama dalam keadaan polos. Hening aku dan Ify
masih merasakan pelukan di tubuh masing-masing. Hingga akhirnya Ify melepaskan
pelukannya
“Yo, aku mau mandi dulu”
ucap Ify hendak bangun sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut
“eitsss, tunggu” ucap ku
menahan Ify
“apa?” tanya Ify kembali
duduk
“morning kiss nya” ucap ku
lagi. ku lihat Ify mendelik
“apaan? Nggak pake morning
kiss” ucap Ify
“yahhh, nggak asyik”
ucapku sedikit kecewa
“sejak kapan suami ku jadi
omes gini?” gidik Ify ngeri
“yang penting morning kiss
dulu” ucapku sedikit mamanjakan nada bicaraku, kulihat Ify memutar kedua bola
matanya. aku tau Ify lagi kesal sekarang, tapi aku suka itu
“cuupp” cium Ify di pipi
kanan ku dan langsung ngacir ke kamar mandi. Aku tertawa melihat tingkah Ify
yang selalu menggemaskan.
IFY POV
Aku langsung berlari
menuju kamar mandi setelah mencium pipi kanan Rio. oh god... ternyata begitu
sifat asli Rio. batin ku berkoar-koar. tiba-tiba pikiranku beralih ke kejadian
semalam, dimana aku dan Rio. Emm... aku rasa aku tidak perlu bercerita. cukup
hanya aku dan Rio yang tau. Hihihihi. Setelah dua puluh menit berada di kamar
mandi aku pun keluar sudah ganti baju tentunya menggunakan kaos biru polos dan
celana pendek selutut. Aku lihat Rio sedang asyik dengan handphonenya.
“udah siap?” tanya Rio
sambil meletakkan handphonennya di nakas samping tempat tidur.
“udah, gih kamu mandi”
suruh ku ke Rio
“mandiin” ucap Rio manja,
seketika membuat pipi ku memerah
“nggak mau” ucapku sambil
mengalihkan tatapan ku dari Rio supaya Rio tidak mengetahui sudah seberapa
merah pipi ku karena kata-kata frontalnya. Lalu Rio berdiri dan berjalan santai
menuju kamar mandi
“kyaaaa.. Rio” teriak ku
saat Rio hanya menggunakan celana boxer
seketika Rio berhenti dan menatapku heran
“kenapa?” tanya nya
bingung
“kenapa nggak pake baju”
ucap ku sambil menutup kedua mataku, dan ku dengar langkah Rio mendekat
“ngapain aku tutupin?
Bukannya kamu udah lihat semuanya?” tanya Rio sambil melepaskan tangan ku yang
menangkup wajahku. lalu di letakkan kedua tangan ku supaya beralih melingkar di
pinggangnya. Aku pasrah sekarang Rio akan menggodaku karena ku yakin pipi ku
sudah semerah tomat.
“heyy, kenapa harus malu,
kamu udah liat semua dan begitu pun aku”
ucap Rio lagi. Arggghhhh Rio membuat ku gila saat ini, apalagi sikap
frontalnya dan ku harap Rio tidak mendengar degup jantung ku saat ini
“Rioooo.. Ifyyyy. Bangun
sayang udah jam tujuh kita sarapan dulu” ucap seseorang di luar dan ku yakin
itu bunda. Ohhh bunda thanksssss.
“Yo, bunda udah manggil,
gih kamu mandi” ucap ku sambil mendorong tubuhnya supaya menjauh
“ok” ucap Rio patuh.
tapiii.....
“cuppp” Rio mencium
bibirku sekilas setelah itu melenggang ke kamar mandi. Sedangkan aku masih
spechless dan setelah itu tersenyum mengingat semua tingkah Rio yang sangat
berbeda dari sebelumnya.
Aku dan Rio langsung
memilih menuju maja makan disana sudah ada bunda dan ayah
“pagii” sapa ku dan Rio
kompak
“pagi sayang” jawab bunda
“papa sama mama mana?”
tanya Rio ke siapa pun yang akan menjawab pertanyaannya
“papa sama mama udah
pulang semalem waktu kalian bikin baby” ceplos ayah. Astaga ayahhh. geramku
dalam hati. aku lihat Rio salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak
gatal sedangkan aku sudah malu setengah mati
“isssshhhh, ayah apaan
sih?” sewotku karena sungguh ayah bikin aku sangat-sangat malu saat ini
“hahahaha... ya udah makan
dulu gih. Oya kamu ke kantor nanti Yo?” tanya ayah ke Rio
“ia yah, tapi Rio mau ke
rumah dulu mau ganti baju” jawab Rio, ku lihat ayah hanya mengangguk
*****
RIO POV
Ify
merebahkan tubuhnya di tempat tidur, sedangkan aku memillih untuk mengganti
baju ku dengan baju formal ke kantor.
“kamu
ke butik” tanya ku ke Ify hanya deheman yang ku dapat sebagai jawaban. Lalu ku
lihat Ify bangun dan berjalan ke arah ku
“sini
aku bantuin” ucap Ify mengambil alih dasi yang akan ku pakai, lalu dengan
dengan senyum yang masih tercetak di bibirnya Ify memakaikan dasi ku. tuhan,
biarkan suasana seperti ini terus terjadi setiap hari, sungguh ini membuat
hatiku hangat. merasakan hidup ku saat ini benar-benar indah.
“selesai”
ucap Ify lalu tersenyum kembali melihat cukup puas dengan hasilnya saat ini.
Lalu tangan Ify beralih melingkar di pinggang ku dan detik berikutnya Ify sudah
memelukku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Ify saat ini.
“kamu
mau goda aku” tanya ku kepada Ify, dan aku dapat rasakan gelengan kepalanya di
dadaku
“nggak,
aku Cuma pengen aja peluk kamu” ucap Ify tanpa melepas pelukannya. Kembali aku
tersenyum di buat Ify, lalu ku usap punggung Ify dan ku cium puncak kepalanya,
menghirup aroma strawberry yang menguar di rambut Ify membuat ku merasa tenang.
******
Aku
memberhentikan mobil ku setelah sampai di butik Ify.
“hati-hati”
ucap nya sebelum keluar dari mobil namun ku cegah saat tangan Ify sudah ingin
membuka pintu mobil
“apa?”
tanya Ify karena aku mencegahnya
“ucapan
makasihnya mana?” tanya ku sambil menunjuk bibir ku dengan jari telunjukku
“kyaaaaaa.....
nggak ada tadi pagi kamu udah curi dari aku, nggak ada lagi” tolak Ify
“yahhh,
ya udah aku ngambek” ucap ku membuat nada bicara dan raut wajahku seperti orang
ngambek. Ku lihat Ify tak memperdulikannya Ify tetap membuka pintu mobil, namun
sebelum keluar.
“cuupp”
“makasih
sayang” ucap Ify lalu melangkah pergi menuju butik. Aku spechless, semua
tingkah Ify benar-benar membuat ku semakin jatuh cinta kepadanya. Lalu detik
berikutnya aku sadar dan langsung tersenyum sambil menyentuh pipi kiri ku.
“I
Love You” ucap ku dan langsung beranjak pergi.
*******
Aku
melangkah menuju kantor dengan senyum yang masih mengembang. ku lihat tatapan
dari karyawanku. mungkin mereka bingung denganku saat ini. masa bodo mereka
tidak perlu tau aku kenapa saat ini.
“pagi
pak” sapa salah satu karyawanku
“pagi”
jawabku sambil tersenyum. ku lihat dia kaget karena aku membalas sapaannya
karena memang dulu aku membalas sapan dari karyawan-karyawanku hanya dengan senyum
tipis, tidak untuk hari ini, ahhhhh..... Ify benar-benar orang yang bisa
membuatku seperti ini.
IFY POV
Aku
masuk keruangan ku saat ini. siap dengan coretan-ceretan ku di lembar kertas
putih yang tertumpuk di meja ku. Senyumku masih mengembang. mengingat hubungan
ku dan Rio yang mulai membaik. Ah, ralat sudah membaik malah. Aku berfikir
sejenak, apa nanti jam makan siang aku ke kantor Rio aja. sekalian aku mau
lihat apa reaksinya saat aku datang ke sana. aku pun mau lihat kantor Rio,
yahhh aku memang belum pernah kesana mengingat bagaimana dulu hubungan ku dan
Rio nggak ada harmonis-harmonisnya. DULU.
*******
Aku
datang dua puluh menit sebelum jam makan siang karena aku takut Rio lebih dulu
menjemputku sebelum aku ke sana. Aku melangkah dengan tenang. aku tau semua
karyawan Rio semua menatapku bingung, itu sudah pasti. karena yang mereka tau
Rio sudah menikah tapi mereka tidak tau siapa istrinya.
“permisi”
ucap ku ke seorang wanita yang aku yakin adalah sekretaris Rio karena hanya
berjarak sekitar empat meter dari ruangan Rio.
“iya.
anda cari siapa?” tanya sekretaris tersebut
“pak
Rio nya ada?” tanya ku lagi. namun malah wanita tersebut melihat ku dari atas
sampai bawah. heyyy, nggak sopan
“maksud
anda pak Mario?” tanyanya lagi
“ya”
jawab ku singkat. jujur aku kurang suka melihat sekretaris Rio.
“pak
Mario sibuk” jawabnya ketus lalu melanjutkan pekerjaannya. Wow begini seorang
sekretaris melayani tamu boss nya?
“terserah”
jawab ku langsung berjalan menuju ruangan Rio tanpa memperdulikannya karena
menghadapi orang seperti ini hanya membuang-buang tenaga
“saya
bilang pak Mario sibuk jadi tolong anda jangan mengganggu beliau atau saya
panggilkan security untuk mengusir anda” hahahaha. aku ingin tertawa rasanya.
Ok sepertinya aku harus membuatnya bungkan saat ini juga
“apa
seperti ini kamu memperlakukan istri boss kamu” ucap ku telak. Bungkam. hanya
itu saat ini yang ku lihat. wanita itu bungkam tak berkata apa-apa
“saya
harap cukup saya tamu boss kamu yang kamu perlakukan seperti ini” ucap ku lagi
dan langsung beranjak pergi dari sana meninggalkan sekretaris Rio yang masih
mematung.
Aku
memasuki ruang kerja Rio. Wow... itu kata pertama yang aku ucapkan, simple
seperti kepribadian Rio tapi terkesan mewah. mata ku langsung menangkap sebuah
foto berukuran besar. mata ku langsung terbelalak saat mengetahui itu adalah
foto pernikahan kami. sejak kapan Rio memasangnya? Pandanganku ku alihkan ke
Rio. Ku lihat Rio masih serius dengan pekerjaannya. bahkan saat seperti ini pun
Rio masih terlihat seksi. Aishhh, apa yang kamu fikirkan Ify. Aku melangkahkan
kaki ku mendekati meja Rio. sepertinya Rio belum sadar dengan kedatangnku.
“ehem”
dehem ku menarik perhatian Rio. Namun Rio masih diam tak merespon. Aishhhh,
orang ini.
“Yo”
panggil ku lagi dan kali ini Rio mengalihkan pandangannya ke aku
“Ify”
kaget Rio saat mengetahui aku sudah ada di depannya, aku lihat Rio buru-buru
bangun, meletakkan kertas yang baru di pegang secara asal dan langsung bergegas
menghampriku setelah itu aku sudah berada dalam dekapan Rio
“kamu
kenapa nggak bilang mau ke sini?” tanya Rio namun tangannya masih melingkar
erat di pinggang ku aku pun sudah meletakkan ke dua tanganku di dada bidangnya
“aku
Cuma iseng aja ke sini. sekalian mau lihat-lihat aja” jawab ku
“just
that?” tanya Rio lagi sepertinya masih kurang puas dengan jawaban ku
“yahhh,
just that. Emang kamu kira kenapa?” tanya ku memancing Rio
“aku
kira kamu kangen aku” jawab Rio polos. astaga suami ku ini sudah tidak gengsi
lagi ternyata
“hahaha,
iya deh aku ngaku, aku ke sini kangen kamu sama sekalian kasih kejutan aja”
jawab ku jujur. Ku lihat Rio tersenyum dan setelah itu mencium kilat bibirku.
Heyyyy, sudah dua kali Rio mencurinya.
RIO POV
Aku
masih berkutat dengan pekerjaan ku saat ini, dengan kertas-kertas yang tiap
hari aku sentuh. mungkin jika aku menjadi Ify aku akan cemburu karena suaminya
lebih lama menghabiskan waktumya bersama kertas-kertas ini.
“ehem”
aku merasa ada suara orang berdehem. tapi aku tidak menggubrisnya. Karena bisa
jadi itu hanya kuping ku yang salah dengar
“Yo”
tunggu aku kenal suara ini seperti suara...
“Ify”
ucap ku merasa suprise. ketika melihat Ify yang datang. bahkan sekarang sedang
tersenyum manis. rasa lelah ku hilang seketika itu juga dan secara asal ku
letakkan kertas-kertas yang berada di tangan ku dan langsung bergegas mendekati
Ify. Dan langsung ku tarik ke dalam dekapan ku.
“kamu
kenapa nggak bilang mau ke sini?” tanya ku masih dengan tangan melingkar di pinggangnya.
Sumpah aku masih nggak percaya Ify datang ke kantor untuk pertama kalinya
“aku
Cuma iseng aja ke sini, sekalian mau lihat-lihat aja” jawab Ify
“just
that?” tanya ku lagi jujur aku masih kurang puas dengan jawabannya
“yahhh,
just that. Emang kamu kira kenapa?” tanya Ify balik
“aku
kira kamu kangen aku” ujar ku jujur. karena aku mau alasan Ify ke sini karena
kangen sama aku
“hahaha,
iya deh aku ngaku, aku ke sini kangen kamu sama sekalian kasih kejutan aja”
jujur Ify akhirnya, kali ini aku langsung tersenyum mendengar jawabanya dan
setelah itu aku cium sekilas bibir mungilnya. Aku mengajak Ify untuk duduk di
sofa setelah Itu aku meletakkan kepala ku untuk tidur di pangkuannya. Aku
memejamkan mataku saat Ku rasa tangan halus Ify membelai lembut kapala ku
membuat hati ku tenang.
“Yo”
panggil Ify
“hem”
dehem ku menjawab panggilannya dengan mata ku masih terpejam masih menikmati
belaian di kepala ku
“itu
foto kapan kamu pasang?” tanya Ify. Oh.. ya... aku lupa aku belum cerita ke
kalian kalo tadi pagi aku memasang foto pernikahan ku dan Ify
“tadi
pagi” jawab ku lagi
“tokk...tokk..
tokk”
“masuk”
ucap ku tapi posisi ku masih tidur di pangkuan Ify, setelah itu masuk lah
Shilla sambil membawa berkas berwarna biru muda *warna kesukaan author #nggak
tanya *
“permisi
pak” ucap Shilla sambil menunduk. why tumben sekali Shilla seperti ini
“ya
ada apa Shill” tanya ku lagi. sedangkan Ify memilih diam
“ada
berkas yang harus bapak tanda tangani mengenai proyek bersama perusahaan Adrian
Corp” jawab Shilla sambil meletakkan berkas tersebut di meja sofa. Aku pun
langsung bangun dari tidur ku dan langaqsung menandatangani berkas tersebut.
“makasih
pak, permisi. Em, permisi buk ” pamit Shilla ke aku dan aku rasa juga ke Ify.
Ify membalas hanya dengan senyuman
“tunggu
Shill” cegah ku
“ada
apa pak?” tanya Shilla membalikkan tubuhnya kembali
“apa
saja jadwal saya hari ini” tanya ku
“hanya
meeting dengan pak Ray, mengenai kerja sama yang di singapore pak setelah jam
makan siang” jawab Shilla, aku hanya mengangguk
“baik
lah, kamu boleh kembali ke ruangan kamu sekarang”
“baik
pak, permisi” ucap Shilla namun aku tidak menjawab, aku lebih memilih tidur
lagi dipangkuan Ify
“kamu
udah makan?” tanya ku memainkan jari-jari lentik Ify
“belum”
jawab Ify, danggg!!!! Aku lupa Ify nggak boleh telat makan, sekarang aku malah
bermanja-manja dengan Ify .
“ya
udah ayo kita makan” ajak ku dan bangkit dari posisi tidur ku
“di
restoran semalem” pinta Ify dan aku langsung mengangguk setuju membuat senyum
Ify mengembang
“ayokkk”
ajaknya langsung menarik tangan ku semangat. Lagi-lagi aku hanya tersenyum
melihat tingkah Ify.
BERSAMBUNGGG.........
Kok part 4 nya nggak ada kak?😂
ReplyDelete