Scenario Of Love
Siska Friestiani @siskahaling
Aku masih di sibukkan
dengan beberapa dokumen yang harus aku siapkan untuk rapat sore ini, setelah
aku memecat Shilla aku harus mencari sekretaris baru dan aku memilihnya
sangat-sangat memilih, aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi, kejadian
dimana aku hampir ke hilangan istri ku dan bahkan anakkku. Mungkin menurut
kalian aku terlalu lebay, entahlah, aku hanya trauma dengan kejadian beberapa
bulan lalu, dan aku masih teringat jelas bagaimana peristiwa itu terjadi. Ahh,
sudahlah membicarakan itu membuat ku kembali merasa takut
Drtttt... drtttt...
Dering handphone ku
berbunyi, aku melihat “My Love Ify” tertera di layar handphone, tanpa menunggu lama
lagi aku langsung menekan tombol ok untuk mengangkat panggilan.
“Hallo sayang” sapa ku
terlebih dahulu
“Riooo” panggil Ify manja
dapat ku bayangkan bagaimana raut wajah imutnya saat ini.
“Iya sayang” jawab ku
selembut mungkin
“Kamu udah selesai belum
kerjanya?” tanya Ify di sebrang sana
“Belum sayang, masih ada
satu rapat lagi yang harus aku hadiri kenapa? Kamu mau aku pulang sekarang?”
tanya ku ke Ify, karena jika Ify meminta pasti aku melakukannya dan membatalkan
rapat ku hari ini.
“Emm, gak usah Yo, kamu
selesain aja dulu kerjaan kamu, tapi kamu janji selesai rapat kamu harus
langsung pulang” pinta Ify dan aku tersenyum mendengarnya, walau pun Ify sejak
kahamilannya ini sangat manja, namun dia selalu mengerti kondisi ku dan aku
bersyukur untuk itu.
“Ok, janji, selesai rapat
aku langsung pulang, kamu udah makan?” tanya ku ke Ify, karena Ify paling
bandel jika sudah di suruh makan.
“Udah, tadi mama kesini
terus bikinin aku sup” jawab Ify lagi
“Ya udah, baik-baik di
rumah, tunggu aku, tapi kamu langsung istirahat aja kalau udah capek, jangan
maksain diri, ngerti?” masehat ku.
“Iya, ia” jawab Ify
“Ya udah aku rapat dulu
sayang, I Love You”
“I Love You Too” jawab Ify
dan setelah itu memutuskan sambungan.
IFY POV
Aku masih duduk di sofa
sambil menggonta-ganti chanel Televisi untuk mencari acara yang sedikit
menarik, namun nyatanya tak ada satu pun yang menarik hati ku untuk melihatnya.
“Rio pulang malem gak ya?”
gumam ku sendiri.
“aishhh, Ify bodoh, kenapa
gak di telfon aja” ucap ku lagi sambil mengambil handphone di atas meja sofa
dan menekan tombol 1 untuk langsung menghubungi Rio.
“Hallo sayang” sapa Rio,
setelah panggilan tersambung
“Riooo” panggil ku sedikit
manja mungkin, karena aku benar-benar kangen dengan orang yang berada di
sebrang sana
“Iya sayang” jawab Rio
lembut, membuat ku seketika tersenyum senang mandengar responnya yang tidak
merasa terganggu dengan tingkah manjaku beberapa hari ini, heyy, ini bukan
keinginanku, tapi entah kenapa aku selalu ingin bermanja-manja dengan Rio, entahah.
“Kamu udah selesai belum
kerjanya?” tanya ku ke Rio
““Belum sayang, masih ada
satu rapat lagi yang harus aku hadiri kenapa? Kamu mau aku pulang sekarang?”
jawab dan tanya Rio, namun aku langsung menggeleng-gelengkan kepala seolah-olah
Rio dapat melihatnya
“Emm, gak usah Yo, kamu
selesain aja dulu kerjaan kamu, tapi kamu janji selesai rapat kamu harus
langsung pulang” pinta ku, ya aku tidak mau terlalu egois dan memetingkan Rio,
aku tidak mau Rio membatalkan rapatnya hari ini dan pasti akan membuatnya harus
membuat jadwal baru dan kedepannya akan membuatnya semakin sibuk. Padahal
walaupun aku meminta nya pasti Rio akan menurutinya. Tapi sekali lagi akuu gak
mau terlalu egois.
“Ok, janji, selesai rapat
aku langsung pulang, kamu udah makan?” jawab dan tanya Rio, aku senang
ditangah-tengah kesibukannya Rio masih berusaha memperhatikanku, apa lagi masalah makan, karena jujur aku kadang
suka lupa apa lagi sekarang kehamilanku ini sering membuatku semakin tak bernafsu
makan, tapi saat itu pula Rio terrus memaksaku untuk makan.
“Udah, tadi mama kesini
terus bikinin aku sup” jawab ku, karena memang tadi mama sempat ke sini dan
menawariku sup, karena kata mama sayur-sayuran bagus untuk kandunganku saat
ini, apa lagi sekarang sudah memasuki bulan ke lima.
“Ya udah, baik-baik di
rumah, tunggu aku, tapi kamu langsung istirahat aja kalau udah capek, jangan
maksain diri, ngerti?” ceramah Rio panjang lebar
“Iya. Ia” jawabku asal
karena aku sudah mulai kesal jika sudah seperti ini
“Ya udah aku rapat dulu
sayang, I Love You”
“I Love You Too” jawab ku
dan setelah itu memutuskan sambungan telefon
Aku merebahkan kembali
tubuhku di sofa, berharap Rio cepat menyelesaikan rapatnya dan langsung pulang
ke rumah, karena aku benar-benar meridukannya. Hingga akhirnya tanpa aku sadari
aku tertidur di sofa.
RIO POV
Aku merenggangkan otot ku
sejenak untuk merilekskan tubuhku, setelah itu aku langsung menyambar jas,
kunci mobil dan handphone, setelah itu bergegas menuju parkiran untuk pulang,
karena aku tidak ingin membuat Ify semakin lama menunggu ku.
Dua puluh menit aku telah
sampai di rumah, ku lihat semua lampu di rumah masih hidup, apa Ify masih menungguku?
Aku pun langsung bergegas masuk dan mengetuk pintu, namun beberapa kali aku
mengetuknya tidak ada tanda-tanda Ify akan membukannya, aku memilih membuka
pintu dan benar lagi-lagi Ify tidak menguncinya saat dirinya sedang di rumah
sendiri, ya ampun kapan penyakit cerobohnya bisa hilang. Batinku
“Ify, aku pulang sayang”
panggil ku namun tak ada jawaban
“Ify, aku pul-“ ucapanku
terhenti saat aku melihat Ify tertidur di sofa panjang dengan televisi yang
masih menyala. Aku geleng-geleng sendiri melihatnya, padahal aku tadi sudah
mengatakan langsung istirahat jika memang sudah lelah, namun nyatanya Ify masih
menunggu hingga tertidur di sofa.
“Punya istri satu aja
bandel banget sih?” geramku lalu mencubit pelan hidung Ify
“Hey sayang” ucap ku
sambil mengelus perut Ify yang sudah mulai membesar
“Gimana hari ini?
Menyenangkan dengan mama kamu?” tanya ku lagi menyapa malaikat kecilku di dalam
perut Ify
"Makasih udah jaga mama
untuk papa hari ini”
“Papa sayang kamu” ucap ku
lalu mencium perut Ify
Aku mengendong Ify menuju
kamar kami di lantai dua, dan ku tidurkan Ify diranjang kamar dengan hati-hati
berharap tidurnya tidak terusik, lalu setelah membersihkan diri aku langsung
berbaring di samping Ify sambil menikmati wajah tenangnya jika sedang tidur
seperti ini.
Wajahnya benar-benar
menenangkan jika seperti ini,hati ku sedikit berdesir saat mengingat bagaimana
awal mula pernikahan ini terjadi, benar kata mama cinta akan tumbuh karena
terbiasa, dan seperti nya aku sudah terbiasa dengan hidupku yang hampir setahun
ini, di temani Ify dansebentar lagi akan ada malaikat kecil lagi yang menambah
anggota di keluarga kecilku. Hingga akhirnya aku merasa ngantuk dan tertidur
karena memang tubuhku sudah lelah.
*******
Pagi ini Ify memintaku
untuk menemaninya jalan-jalan, untung saja kerjaan ku hari hanya memeriksa
beberapa File kontrak dengan Adrian Corp, jadi tanpa banyak berfikir aku
langsung mengiakan ajakan Ify dan ku lihat Ify langsung tersenyum bahagia saat
tidak merasa ada penolakan dari ku.
“Udah siap?” tanya ku ke
Ify
“Hemm” jawab Ify sambil
mengangguk-anggukkan kepalanya
“Kamu mau kemana?” tanya
ku ke Ify, karena aku akan menuruti saja Ify akan mengajak kemana
“Ke taman” jawab Ify dan
tanpa menunggu lagi aku langsung menjalankan mobil menuju taman kompleks.
Hanya butuh lima belas
menit untuk aku dan Ify sampai disana, ku lihat taman ini tidak terlalu ramai,
hanya ada beberapa pasangan suami istri yang sedang bermain dengan anak-anak
mereka, dan bahkan masih ada yang sedang hamil, sama seperti keadaan aku dan
Ify.
Aku mengajak Ify untuk
duduk di kursi panjang di taman, dan menambah sejuk karena bangku tersebut di
bawah pohon yang cukup rindang.
“Yo” panggil Ify, setelah
itu menyandarkan kepalanya di bahuku
“Iya sayang” jawabku dan
melingkaran tangan kananku di pinggang Ify
“Aku mau ice cream” tunjuk
Ify ke pedagang es cream
“Ya udah ayo kita beli”
ajak ku dan menggenggam tangan Ify dan membawanya di pedagang ice cream, namun
belum sampai di tempat Ify merintih saat seorang anak kecil menabraknya dan
kepalanya tepat menabrak perut Ify
“Awww” ringis Ify membuat
ku seketika panik
“Kamu gak papa sayang?”
tanya ku panik
“Aku gak papa Yo” jawab
Ify lalu perhatiannya beralih ke anak kecil yang menabraknya tersebut, dan aku
pun mengikuti menatap anak kecil tersebut
“Ian” kaget ku saat
mengetahui anak kecil tersebut adalah Ian anak Iel sahabat ku. Aku pun langsung
mengangkatnya ke gendonganku
“Kamu kenal anak ini Yo?”
tanya Ify menatap Ian yang sedang di gendongan ku.
“Iya Fy, ini Ian, anaknya
sahabat aku Iel” jawabku. Ku lihat Ify mengelus sayang rambut Ian
“Ian kesini sama siapa
sayang?” tanya Ify lembut
“Ian kecini cama mama cama
papa ante” jawab Ian lucu membuat Ify tersenyum, sedangkan dadaku berdesir
melihatnya.
“Terus mama sama papa Ian
mana?” tanya ku menoleh kanan-kiri mencari Iel.
“Itu” tunjuk Ian ke arah
Iel dan Sivia yang sedang berjalan ke arah mereka
“Wahh, udah cocok loe Yo
jadi bapak” ucap Iel langsung saat baru nyampek
“Hahaha, ia dong” jawab ku
“Hallo Ify, gimana keadaan
loe? sehat?” tanya Iel ke Ify sedangkan Ify hanya mengangguk
“Oh ia Fy, kenalin, ini
Sivia istri gue” ucap Iel, memperkenalkan Sivia kepada Ify
“Sivia”
“Ify” jawab Ify
“O iya, berhubung lagi
kumpul bagaimana kalau kita makan bareng, ya bisa di bilang double date” usul
Iel aku memikir sejenak lalu mengangguk setuju.
“Boleh deh, gue juga
setuju, lagian jarang kesempatan bisa kumpul gini lagi” jawab ku
“Ian sini gendong papa
sayang” ucap Iel mengulurkan tangannya, namun Ian menggeleng
“Ian au cama om Lio pa,
Ian kangen tau uda ama Ian ndak temu om Lio” tolak Ian membuat ku terkekeh lucu
“Loe apain anak gue Yo,
sampek gak mau ikut papa nya” kesal Iel
“Mana gue tau, anak loe
kan pinter, nyari yang lebih cakep” jawabku
“Kyaaa, apa-apaan loe Rio,
cakepan juga gue” ucap Iel gak gak terima
“Itu kata loe kan?” balas
ku lagi
“Kyaaaaa!!!!! Kenapa
kalian berdua seperti anak kecil” Teriak Ify dan Sivia berbarengan. Membuat aku
dan Iel seketika langsung diam.
“Ya udah ayo berangkat
makan” ajakku dan langsung pergi dengan menggendong Ian dan menggengam tangan
Ify
“Riooooo, anak Gue” teriak
Iel tak terima, namun tak ku gubris
*******
Aku dan Ify sudah berada
di dalam kamar, Ify meminta buru-buru pulang karena mengeluh kepalanya sedikit
pusing
“Masih pusing sayang? Kita
kerumah sakit ya” ajakku sambil terus memijat kepala Ify, namun Ify masih terus
menolak
“Aku gak papa Yo, Cuma
sedikit pusing aja” jawab Ify keukeuh
“Kamu yakin?” tanya ku
lagi ke Ify
“Iya sayang” jawab Ify
lembut dan mengelus pipiku burusaha meyakinkan pada ku bahwa dirinya memang
tidak apa-apa
“Aku cinta kamu” ucap Ify
tiba-tiba membuatku sedikit terkejut, dan detik berikutnya aku tersenyum
“Aku sangat dan sangat
cinta sama kamu, jangan tingggalin aku, sayang” balasku dan mencium lembut dahi
Ify
“Aku janji selalu berusaha
untuk selalu ada di samping kamu, tapi aku juga tidak bisa menolak jika
tuhan..”
Aku langsung membungkam
bibir Ify dengan bibir ku, aku tau kata apa yang selanjutnya akan Ify ucapkan,
pertamanya aku hanya menempelkan saja, namun lama-lama aku mulai mencoba
menelusup ke dalam ,dan memberikan gigitan-gigitan kecil di bibir Ify hingga
akhirnya Ify membuka mulutnya dan aku langsung saja menelusupkan lidah ku lebih
dalam, dan aku dapat merasakan Ify membalas ciumanku dengan mennghisap bibir
bawahku.
Drttt... drttt
Suara dering handphone ku
membuat ku dan Ify tersentak dan dengan amat tak rela aku melepaskan pagutan ku
di bibir manis Ify yang selalu membuatku candu.
“Hallo, ia pa” jawab ku
pada papa di sebrang sana
“.............”
“Ify ada, papa mau bicara
sama Ify?” tanya ku
“.............”
“Ya sudah pa nanti Rio
sampein ke Ify”
“.........”
“Iya pa.” Jawab ku dan ku
dengar sambungan ku telah terputus
“Siapa Yo? Papa?” tanya
Ify setelah aku kembali meletakkan handphone di atas nakas
“Iya sayang, besok kata
papa mereka semua akan ke sini” ucapku
“Beneran?” tanya Ify
memastikan
“Beneran sayang, ya udah
kamu istirahat gih,” ucapku dan menidurkan Ify
“Good night sayang” ucap
ku dan aku pun tertidur dengan posisi memeluk Ify.
BERSAMBUNG.........
No comments:
Post a Comment