Wednesday, May 6, 2015

Scenario Of Love (SOL) Part 10 END ~RiFy~

Scenario Of Love
Siska Friestiani @siskahaling

 




Aku dan Ify hanya diam dari tadi, tidak ada yang membuka pembicaraan, karena aku telah membuat Ify marah karena kesalahanku, aku lupa akan janji ku ke Ify menemaninya ke baby shop untuk membeli perlengkapan bayi, jujur aku akui aku memang lupa karena aku bertemu dengan Agni teman SMA ku dulu, dan Agni pun saat itu meminta untuk makan siang sebentar, dan ternyata Ify juga saat itu sedang berada di restoran yang sama tempat aku makan siang bersama Agni. Ok! Aku rasa kalian tau apa yang terjadi selanjutnya. Yapsss Ify marah, sangat marah, aku sudah berusaha menjelaskan ke Ify namun sepertinya hanya di anggap angin lalu oleh Ify. Karena sedikit punIfy tidak mempercayai penjelasanku.

“Sayang, aku sama Agni beneran nggak ada hubungan apa-apa, tadi kebetulan aja aku sama Agni ketemu terus....”

“Terus kamu sampai lupa sama janji kamu” potong Ify dan membuat ku diam seribu bahasa, karena memang apa yang dikatakan Ify benar.

“Sayang maaf” ucap ku kali ini benar-benar pasrah, harus bagaimana lagi aku menjelaskannya ke Ify.

Ify masih tak memperdulikanku, Ify melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ify marah, Ify benar-benar marah, ya tuhan aku benar-benar tidak bisa di benci oleh istriku sendiri, rasanya aku lebih memilih mati dari pada Ify membenciku.

“Argghhhh.... Riooooo” teriak Ify dari dalam kamar mandi, membuatku kaget dan langsung menghampiri Ify ke kamar mandi

“Ifyyyy” pekikku saat melihat Ify terduduk dan mengalir darah di betisnya, tanpa banyak bertanya aku langsung membopong Ify dan membawanya ke rumah sakit

“Arrghhhh,,,, Riooooo. Sakiiittttt” jerit Ify kesakitan dan keringat membasahi dahinya, wajahnya pun sudah terlihat pucat. Membuat ku semakin panik dan mempercepat langkahku menuju mobil

“Iya sayang. Tahan ya, kita ke rumah sakit” jawabku panik, apa lagi melihat Ify yang semakin kesakitan

Hanya lima belas menit aku dan Ify sampai di rumah sakit, karena terlalu panik, aku sendiri yang membawa Ify ke ruang UGD, dan tak berapa lama datang seorang dokter dan dua orang suster yang akan menangani Ify

“Maaf pak, bapak silahkan menunggu di luar” tahan seorang suster saat aku ingin menemani Ify di dalam

“Tapi sus”

“Maaf pak” potong suster tersebut dan menutup pintu UGD.

Aku diam, ingin rasanya aku menangis sekarang saat melihat Ify yang kesakitan seperti itu. Rio, kamu benar-benar suami yang bodoh, bagaimana bisa Ify jadi seperti ini, andai saja aku tidak menerima ajakan Agni, pasti Ify tidak akan marah karena salah paham, dan tidak akan terjadi seperti ini, tuhan aku mohon selamatkan istri dan anakku, jika perlu aku rela memberikan nyawaku ke mereka.

Entah sejak kapan air mata ku menetes. Ya aku menangis, aku tidak peduli orang-orang menatap ku aneh, fikiranku sekarang hanya ada Ify dan anakku.

“Tiba-tiba dokter keluar, aku langsung menghapus air mataku dan bergegas menghampirinya.

“Gimana dok?” tanya ku tergesa, dan rasanya aku sulit untuk bernafas saat aku lihat dokter keluar dengan wajah kecewa

“Maaf pak, istri bapak mengalami pendarahan akibat terjatuh yang istri anda alami, dalam kasus ini sulit untuk menyelamatkan keduanya” bagaikan tertimpa beton 100 kilo rasanya saat dokter menjelaskan keadaan Ify kepada ku, kenapa jadi seperti ini, apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau kehilangan anakku dan lebih amat sangat tidak ingin jika aku kehilangan Ify

“Kami akan melakukan tindakan operasi, namun kami ingin meminta persetujuan anda terlebih dahulu, silahkan bapak tanda tangani surat persetujuannya” ucap dokter dan setelah itu seorang suster menyerahkan map biru.

“Selamatkan keduanya dok” mohon ku, kali ini untuk berdiri saja rasanya aku tak mampu, aku menunduk air mata ku pun semakin deras menetes

"Akan kami usahakan semampu kami pak” ucap dokter tersebut dan pergi ke ruang operasi.

Satu jam sudah operasi berjalan, aku benar-benar merasa seperti suami yang tidak berguna, bahkan aku tidak bisa melakukan apa-apa saat istri ku sedang berjuang bertaruh nyawa di dalam sana. Tuhan kau mohon untuk kali ini, selamatkan istri dan anakku, ambil saja nyawaku sebagai gantinya. Aku rela tuhan sangat rela.

Tiga jam akhirnya dokter keluar.

“Bagaimana dok, istri dan anak saya selamatkan?” tanya ku langsung, bahkan mungkin dokter belum sempat mengambil nafasnya, aku tidak peduli.

“Anak anda kali-laki dan anak anda selamat" terima kasih tuhan

"tapi maaf, istri ada tidak dapat tertolong”

“JEDARRRRR” bagai tersambar petir di siang bolong rasanya saat aku mendengar pernyataan dokter barusan. Gak ini gak mungkin, Ify gak mungkin ninggalin aku, ya ini gak mungkin.

Aku langsung masuk ke ruangan Ify, dan langsung mendapati suster sedang melepaskan infus dan masker oksigen Ify, gak aku masih gak percaya Ify pergi, tapi melihat yang ada dihapanku sekarang benar-benar Ify, wajahnya pucat, raut mukanya tenang dan sedikit senyum mengembang di bibirnya. Dan lagi-lagi aku menangis, bahkan saat ini lebih menyakitkan dari apapun.

Aku menggenggam tangan Ify, dingin, itu yang pertama kali aku rasakan, lalu ku usap puncak kepala Ify sayang. Tuhan jangan siksa aku seperti ini.

“hey sayang” panggil ku ke Ify berharap Ify meresponnya

“kamu gak mau lihat jagoan kita Fy? Dia laki-laki Fy, dan aku yakin tampan seperti aku” ucap ku lagi bercerita ke Ify, namun sama mata bulat itu masih saja tertutup, bibir yang selalu tersenyum kepada ku kini terkatup dengan pucatnya.

“Sayang kamu udah janji kan gak akan ninggalin aku, kamu pasti bangunkan setelah ini, kamu janji kan?” aku masih terus berbicara ke Ify, masih sama Ify masih diam

“Ify kamu harus bangun sayang aku dan anak kita masih membutuhkan kamu, aku mohon Fy, aku mohon” pasrah, mungkin itu yang bisa ku lakukan

“Gak Fy, kamu gak boleh pergi, Fy, Ify, Ify”


“IFYYYYYYY”

Aku tersentak dari tidurku, nafasku terengah-engah, seluruh tubuhku terasa lemas, aku bernafas lega saat mengetahui aku sedang berada di kamar, ternyata semuanya hanya mimpi, sebuah peristiwa buruk yang pernah aku alami. Padahal sudah tiga tahun yang lalu, kenapa aku masih memimpikannya, malah sekarang lebih dan sangat amat buruk.

“Udah bangun” suara lembut itu tiba-tiba terdengar di telingaku, suara wanita yang sudah empat tahun lebih menemani hidupku. Aku hanya mengangguk lalu tersenyum untuk menjawab pertanyaannya

“Kamu kenapa?” tanya Ify yang telah duduk di ranjang tepatnya di sampingku

“Gak papa” jawab ku singkat, sambil merengkuh tubuhnya ke pelukannku

“Gio udah bangun?” tanya ku lagi

“Belum, Gio masih di kamarnya” jawab Ify aku hanya mengangguk

“Ya udah aku mau bangunin Gio dulu, kamu bersih-bersih dulu, sarapannya udah aku siapin” suruh Ify, masih seperti dulu, Ify yang selalu perhatian dan penyayang, gak ada yang berubah

“Biar aku aja yang bangunin Gio, kamu tunggu di bawah aja” tawarku dan hanya di jawab anggukan kepala dari Ify

Aku melangkahkan kaki ku ke kamar Gio, anakku dan Ify yang sekarang sudah berumur tiga tahun

“Heyy jagoan” ucap ku sambil mengelus kedua pipi gembul Gio, Gio Raditya Haling tepatnya, dan dapat ku lihat Gio bangun dari tidurnya saat jari-jari ku mengganggu tidurnya

“Papa” ucap Gio dan setelah itu menggeliat

“Hey jagoan ayo bangun mama sudah menunggu di bawah buat sarapan” ajakku lagi ketika kali ini Gio sudah membuka kedua  matanya

“Endong” pinta Gio sambil mengulurkan kedua tangannya, aku hanya tersenyum lalu menggendongnya dan membawanya ke meja makan.

“Pagi sayang” sapa ku ke Ify yang sedang duduk di meja makan

“Pagi” jawab Ify tersenyum, lalu aku menyerahkan Gio ke Ify

“Gimana tidurnya hari ini sayang? Nyenyak?” tanya Ify ke Gio dan Gio hanya mengangguk di bahu Ify karena saat ini Gio sedang menumpukan kepalanya di bahu Ify

“Ya udah cepet selesaiin sarapannya kita akan jalan-jalan papa akan libur hari ini” ucap ku dan kulihat Gio mendongakkan kepalanya daari bahu Ify

“Eneyan pa?”  tanya Gio dengan logat cedalnya

“Beneran sayang, kita jalan-jalan hari ini” ucap ku lagi

“Holeeee” girang Gio di pengkuan Ify

“Ya udah kita sarapan, baru siap-siap pergi” ucap Ify mencium pipi kanan Gio

********

Aku membawa keluarga kecil ku taman komplek, terkesan biasa? Aku akui memang ia, tapi di sinilah tempat favorit jagoan kecilku, karena dia akan menemukan banyak teman baru karena memang di taman ini banyak pasangan keluarga yang berkunjung di taman ini.

“Pa, papa, tuyun Io bica alan cendili” pinta Gio menarik-narik bajuku, aku hanya tersenyum lalu menurunkan Gio dari gendonganku

“Jangan lari-lari sayang” teriak Ify memperingati Gio, namun sepertinya tidak di tanggapi oleh Gio

“Huh, anak kamu terlalu aktif, kadang aku sendiri kualahan menhadapinya” gerutu Ify karena Gio tak menanggapi nasehatnya

“Heyy, biarkan hari ini jagoanku bermain sesukanya, bukanya jarang kita seperti ini?’ ucapku menenangkan Ify

“Iya tapi nanti kalau Gio jatuh gimana Yo,”

“Dia anak laki-laki, dan dia bahkan bisa menjaga kamu saat aku tidak ada, dia akan bangkit lagi saat dia jatuh, karena dia putra Mario sayang” jelasku lagi

“Makasih” ucap Ify menatap ku lembut

“Buat?” tanya ku sedikit kurang mengerti dengan ucapan terima kasihnya

“Buat semuanya, kamu udah jadiin aku wanita yang sempurna, setelah memiliki suami sseperti kamu dan mendapatkan jagoan kecil yang menambah satu lagi pangeran dalam hidupku” ucap Ify

“Gak, aku yang seharusnya berterima kasih sama kamu, udah menemani hari-hari ku selama ini dan merelakan nyawamu untuk anakku dan makasih, makasih untuk semuanya, kalian berdua adalah dua malaikat yang di kirim tuhan untuk ku, dan aku janji akan menjaga kalian berdua”

“Kamu dan Gio, dua malaikat yang selalu menjadi udara dan denyut nadi ku Fy, jika udara dan denyut nadi itu nggak ada lagi itu sama aja aku nggak bisa hidup karena semua orang membutuhkan udara untuk bernafas, dan udara ku itu kamu dan Gio” tambahku lagi sambil melihat Gio yang asyik berlari sana sini bersama teman-temannya, pemandangan yang membuat hati ku berdesirdan bersorak bahagia

“Dan kamu tau? kamu dan Gio itu nyawa ku hidup ku tergantung pada kalian” ucap Ify singkat, namun semuanya sudah membuat ku tersenyum bahagia mendengar pernyataannya.

“Aku sayang kamu” ucap Ify yang tengah memelukku dan menyandarkan kepalanya di dadaku

“Aku sangat dan sangat sayang sama kamu” balas ku dan dapat ku rasakan pelukan Ify semakin erat.

‘Terima kasih buat semuanya, aku janji akan selalu menjaga kalian dengan nyawaku sendiri’


        END

Ayo ucapkan selamat tinggal buat cerbung gaje gue yang satu ini. Maaf untuk ketidak sukaan dalam cerbung ini, tapi ini murni dari kegajean otak gue, hehehe.

Terima kasih untuk yang udah baca dari awal sampai akhir dan setia menunggu setiap next partnya. Endingnya kurang menarik? Ya gue tau itu *bungkuk-bungkuk manis*

Selamat berjumpa di cerbung-cerbung gaje gue selanjutnya guysssss...

LOVE YOU :*

8 comments:

  1. Fiiiuuhhh kereennnn kak siska :D dalam dua jam aku baca sampek end huuuuuwaaaaahh :D jangan lupa milov nya dilanjut kk :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha. makasih udah mampir :)
      makasih juga buat jejaknya :D
      MiLov? emmm.... gue pikirin deh :p
      wkwkwkwk

      Delete
  2. eh gila kak yg part 9 pendek banget ckck.. tapi enjoy bagus wakaka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Part 9 Itu part dadakan, jadi maklum kalau pendek pake banget.
      ehhh, BDW makasih buat kunjungannya, makasih juga buat jejaknya :D

      Delete
  3. bagus+keren+biasa aja=good job...:)

    ReplyDelete
  4. Like๐Ÿ‘
    Oh iya please kelarin cerbung MM sama LOCC nya atuh. Penasaran ini๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    ReplyDelete

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.