Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's)
Siska Friestiani @siskahaling
ini langsung aja part 3 nya :D
@@@@@
“kak Ifyyyyyyyyyyy” teriak Deva berlari menuju Ify yang baru saja
pulang, Ify sendiri heran saat melihat Deva lain dari biasanya, karena
Deva biasanya tidak seperti ini saat dirinya pulang ke rumah
“yakkk, Dedep loe mau bunuh gue? Gue gak bisa nafas woy” ucap Ify sedikit kesulitan karena Deva langsung memeluk Ify erat
“hehehe, sorry kak Deva terlalu bahagia hari ini” cengir Deva baru sadar pelukannya ke kakaknya tersebut terlalu erat
“heh, loe seneng kanapa sih? Palingan juga seneng baru di cium sama banci di pangkalan” ucap Ify dengan gaya tengilnya
“yakkkkkkk, itu bibir pengen gue jahit, sumpah” sinis Deva saat kakaknya bisa di bilang saat ini sedang merusak mood bagusnya
“kayak berani aja loe sama gue” remeh Ify mengacak-acak rambut bocah bermata belo itu
“gue serius kak Ify gue lagi seneng, loe jangan ngerusak mood gue
kenapa?” kesal Deva sambil merapikan rambutnya yang baru saja menjadi
korban kakaknya
“hahaha, ok-ok serius ni, loe lagi seneng
kenapa Dev?” tanya Ify mencoba mulai serius, lalu menjatuhkan tubuhnya
di kursi ruang tamu
“ok, loe tunggu di sini sebentar kak” jawab
Deva lalu berlari menuju kamarnya. Dan Ify memilih itu memejamkan
matanya sejenak untuk merilekskan otot-otonya yang sudah terasa kaku.
“TARAAA” teriak Deva yang tiba-tiba datang lalu memperlihatkan sesuatu
ke Ify. Ify sendiri kaget dengan apa yang Deva perihatkan
“bola
basket? Loe dapet dari mana? Loe gak nyolongkan?” tanya Ify
bertubi-tubi, wajar saja Ify bertanya seperti itu, dari mana pula Deva
mendapatkan benda bulat berwarna orens itu
“yakkkkkk!!!!! Loe
dari tadi bikin gue gedek mulu kak. Ok gue jawab semua pertanyaan loe.
pertama, iya ini bola basket, loe kagak rabunkan? Kenapa masih tanya
juga. Kedua, gue dapat bola basket ini karena gue di kasih kak Rio,
orang yang sangat baik yang tadi sore ngajakin gue main basket. Ketiga
gue anaknya bapak Aditya Umari dan ibu Lyssa Naraya, jadi nggak mungkin
gue nyolong” ucap Deva panjang kali lebar kali tinggi sama dengan rumus
mencari Volume *apa ini -_-*
“heheheh, sorry Dedep, kan gue
kagak tau, makannya gue nanya” jawab Ify sambilmemasang wajah
imut-imutnya berharap Deva tidak marah
“muka loe minta di bayar kak” sinis Deva membuat Ify langsung melenyapkan ke imutan wajahnya
“ehhh, tadi siapa Dev yang ngasih bola ini ke loe?” tanya Ify
“kak Rio” jawab Deva yang kini sedang mendrible bola barunya itu
“Rio? Apa Mario Stevano?’ batin Ify
“ahh, gak mungkin, nama Rio didunia ini banyak dan gak mungkin Rio itu” tambah Ify dalam hati
******
Sebuah rumah bak istana megah dengan pagar yang menjulang tinggi, dan
siapa yang tidak mengetahui pemilik rumah itu, Ferdy Stev pemilik Stev
Crop. Yang memiliki dua orang anak laki-laki kembar, siapa lagi kalau
bukan Gabriel Stevent dan Mario Stevano
“jadi lusa papa sama mama mau ke eropa?” tanya Gabriel yang kini tengah ingin menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya
“hemmm, ada cabang perusahaan yang harus papa urus disana” jawab laki-laki setengah baya. Ferdy Stev, ayah Gabriel dan Rio.
“terus kita disini sama siapa? Bik Nem kan lagi pulang kampung, masak
iya Gabriel sama Rio mau makan masak sendiri” keluh Gabriel, sedangkan
Rio memilih diam.
“gak dong sayang, mama akan carikan pembantu
untuk kalian berdua, bila perlu yang dua puluh empat jam siap untuk
membantu mempersiapkan kebutuhan kalian” ucap tante Manda. Gabriel
berfikir sejenak, sedangkan Rio masih saja diam, hingga akhirnya sebuah
pertanyaan terlontar dari bibirnya
“berapa lama pa?” tanya Rio yang kini telah selesai menyantap makan malamnya
“papa gak tau Yo, tapi papa sama mama janji jika semua urusan sudah kelar, papa sama mama akan langsung pulang” jawab Om Ferdy
“gimana?’ tanya tante Manda, menanyakan kepastian persetujuan kedua anaknya
“terserah mama sama papa aja deh” jawab Gabriel dan Rio kompak.
*********
Hari ini minggu, dimana semua urusan sekolah di liburkan. Namun tidak
dengan Ify, waktu libur seperti ini dia pergunakan untuk bekerja di cafe
lebih awal dari jam biasanya, kerena Ify tidak ingin mensia-siakan
waktunya. Baginya sedetik tetap lah waktu, dan sedetik itu juga tidak
bisa di mundurkan kembali.
“kak Ify Deva bantuin kakak kerja ya” pinta Deva yang kini sedang menyantap sarapannya
“gak usah Dev, kamu di rumah aja” tolak Ify
“tapi kan kak...”
“gak ada tapi-tapian” bantah Ify, karena Ify tidak ingin jika Deva
harus ikut bekerja, dan itu otomatis akan memecah konsentrasinya,
“ya udah kakak pergi dulu, kalaukamu mau pergijangan lupa rumahnya di kunci” pamit dan pesan Ify. Deva hanya mengangguk lalu mencium tangan kakaknya
“assalamu’alaik
“wa’alaikum salam” jawab Deva yang terus menatap punggung kakaknya yang semakin menjauh dan akhirnya menghilang di balik pintu
“makasih buat semua yang udah loe lakuin kak”
“Deva sayang kakak”
******
Ify berjalan santai sambil bersenandung kecil di bibirnya, memang jarak cafe tempat Ify bekerja tidaklah terlalu jauh dari rumahnya. Jadi Ify memilih untuk berjalan kaki selain itu dirinya juga mendapat dua keuntungan yang pertama untuk menghemat uang tentu saja dan yang kedua dirinya juga bisa sekalian berolahraga dengan berjalan kaki.
“tolong!!!! Tolong” Ify menghentikan langkahnya sejenak saat teriakan minta tolong terdengar di indra pendengarannya,
“tolonggg!!!!” Ify langsung memicingkan matanya, sat ia melihat seorang ibu-ibu paruh baya sedang tarik-menarik tas dengan seorang laki-laki, yang udah pasti itu adalah pencopet.
Ify bingung, harus apa dirinya sekarang, dirinya jugatidak mungkin melawan orang itu, mau minta tolong juga entah kenapa dari tadi tidak ada seorang pun yang lewat, dan yang lebih tidakmungkin lagi jika dirinya tidak menolong ibu-ibu itu, hah.. dirinya bukan orang gila, dirinya masih waras, tidak ungkin ia meninggalkan ibu-ibu itu. Ify bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang
“ayo Ify berfikir, berfikir” gumam Ify ke dirinya sendiri. Di sela-sela kepanikan Ify melihat sebatang kayu yang tergeletak dipinggir jalan, tanpa menunggu lama lagi Ify langsung mengambil kayu itu. Ya, dia sekarang tau apa yang ia lakukan.
“BUKKK” Ify langsung memukul tengkuk orang dengan sekuat tenaga yang ia punya, tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan orang itu selanjutnya. Setelah itu Ify langsung menarik ibu-ibu itu pergi dari sana, saat orang laki-laki itu ambruk sambil mengerang kesakitan.
“Tante gak papa?” tanya Ify sambil mengatur nafasnya yang sedikit tersengal-senga
“gak, gak papa. Makasih nak” jawab orang itu
“o ya nama kamu siapa?” tanya orang itu setelah mengontrol nafasnya. Kini keduanya sedang duduk dibangku dibawah pohon yang cukup rindang.
“nama saya Ify Tan” jawab Ify
“Manda, panggil aja tante Manda” jawab orang itu ternyata Tante Manda
“ha, i... iya tan” jawab Ify sedikit canggung
“tante ngapain jam segini ada di sini?” tanya Ify penasaran
“tante lagi cari orang untuk kerja di rumah tante, buat ngurus kebutuhan anak tante, ya bisa di bilang pembantu” jawab Tante Manda. Ify hanya mengangguk paham
“kamu masih sekolah?” tanya tante Manda
“masih tante” jawab Ify
“dimana?
“di SMA Jingga” jawab Ify lagi
“wahhh, sama dong, kebetulan anak tante juga sekolah disana” ucap tante Manda
“wahhhh, kebetulan banget tan” jawab Ify tersenyum
“oya tan, Ify pergi dulu ya, Ify harus berangkat kerja dulu” pamit Ify
“kerja?” bingung tante Manda
“iya tan, Ify kerja di cafe dekat sini” jawab Ify lagi
“emm,,, tantepunya tawaran buat kamu Fy, bagimana kalau kamu kerja di rumah tante buat urusin keperluan anak tante” tawar tante Manda
“aduh, gimana ya tan,” ucap Ify bingung, tawaran ini membuatnya sedikit bingung’’
“tenang aja, kamu masih bisa sekolah kok” ucap tanta Manda lagi
“kamu juga bisa sekalian tinggal disana” tawar tante Manda lagi
“emmm, tapi maaf tan, Ify gak bisa kalau tinggal disana,soalnya Ify punya adek yang masih butuh Ify”
“kamu juga bisa sekalian ajak adik kamu tinggal disana. Gimana?” tanya tante Manda lagi.
“tapi tan, itu terlalu berlebihan, Ify gak enak kalau harus tinggal di sana” jawab Ify sedikit tak enak dengan tawaran tante Manda
“ya, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih tante” jawan Tante Manda
“tapi tan...”
“ok” jawab Ify akhirnya pasrah
“ya udah kita ke rumah tante sekarang, sekalian tante kenalin sama anak tante” ajak tante Manda dan hanya di balas anggukan oleh Ify
******
Rio masih duduk santai di ruang tamu sambil mengotak-atik BB.nya, libur ini dirinya habiskan untuk bersantai di rumah, sedangkan saudara kembarnya Gabriel memilih untuk keluar entah kemana.
“ting tong” Rio sedikit menggeram kesal saat suara bel mengganggu aktifitas menontonnya, dengan malas Rio melangkahkan kakinyanya membukakan pintu
Rio diam terpaku saat mengetahui seseorang yang berdiri di depan pintu rumahnya saat ini, begitupun sebaliknya dengan orang itu, sama-sama diam, saling tatap, entah apa yang ada di fikiran mereka masing-masing.
“Rio”
"Ify"
******
gimana? aneh? gue akui ini aneh, karena gue bener-bener bingung mau gimana nemuin Ify sama tante manda.
hehehehe
No comments:
Post a Comment