Friday, May 15, 2015

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's) Part 5 ~RiFy~

Love Story Of Twin Brother's (Lost Winer's)
Siska Friestiani @siskahaling

udah part 5 aja ni. hahahahaha..... gu ngebut ni ngepostnya typo harap maklum

******

Dua puluh menit Rio, Ify, dan Deva sampai tujuan. Rio langsung memarkirkan mobilnya dihalaman rumah, setelah mobilnya terparkir sempurna Rio turun dan disusul Ify dan Deva.

“kak ini beneran rumah loe kak? Sumpah gede banget” kagum Deva mengamati rumah mewah di hadapannya

“siapa bilang ini rumah gue, ini rumah bokap, nyokap gue. Gue aja masih numpang” jawab Rio

“cishhh, bahasa loe minta di bogem kak” sewot Deva membuat Rio terkekeh geli.

“ya udah ayo masuk” ajak Rio. Deva langsung ngacir ke dalam, meninggalkan Rio dan Ify.

“Dedep yang punya rumah duluan woy” teriak Ify melihat Deva yang sudah ngacir duluan. Namun sepertinya Deva tidak mengindahkan ucapannya. Ify menatap kesal adiknya semata wayang itu, sedangkan Rio mengambangkan senyumnya saat melihat dua orang kakak beradik ini.

“arghhh” erang Rio tiba-tiba sambil memegang kepalanya.

“loe kenapa Yo?” tanya Ify yang kebetulan masih di belakang Rio

“ha... gue gak papa Fy, rada pusing aja, Ayo” ajak Rio berjalan duluan menuyusul Deva yang sudah histeris di dalam

“beneran gak papa kan Yo?” tanya Ify ulang yang masih belum yakin dengan jawaban Rio

“KAK RIOOOO... INI AMAZING BANGET KAK”

“Dedep” geram Ify saat mendengar teriakan Deva di dalam, membuat obrolannya dengan Rio terganggu. Mau tak mau Ify menyusul Rio dan Deva yang sudah masuk duluan.

“Kak, ini keren banget kak sumpah” Deva mengalihkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan rumah Rio, dirinya masih benar-benar kagum melihat kemewahan rumah Rio.

“ya udah ayo ke kamar gue, loe bisa PS kan? Kita ngegames sekarang” ajak Rio

“beneran kak? Ya udah ayo tunggu apa lagi” Deva langsung nyelonong pergi. Namun belum beberapa langkah, Deva menghentikan langkahnya

“kak” panggil Deva

“hemm”

“kamar loe yang mana?” tanya Deva polos

“hahaha, loe sih belum-belum nyelonong duluan. Kamar gue di atas” jawab Rio lalu merangkul bahu Deva menuju kamarnya

“o iya Fy, bawain minum sama camilan ya ke kamar gue” pinta Rio

“gue sirup dingin aja ya kak” tambah Deva seenak jidatnya. Sedangkan Ify sudah spechlees sendiri melihat tingkah majikan dan adik durhakanya tersebut

“bentar lagi gue bakal di intimidasi sama majikan dan adek gue sendiri” dumel Ify kesal dan langsung menuju dapur untuk mengambilkan pesanan dua orang menyebalkan itu setidanya menurut Ify.

Selesai menyiapkan minuman dan beberapa cemilan Ify langsung menuju kamar Rio, dilihatnya keduanya asyik bermain PS tanpa memperdulikan dirinya sedikit pun.

“Yo” panggil Ify namun sepertinya tidak ada respon dari Rio yang masih asyik bermain PS.nya

“Dev” panggil Ify ke Deva karena Rio tak menjawab panggilannya

“apaan sih kak, gue lagi sibuk ni” jawab Deva dengan nada kesal. Heyy, seharusnya disini dirinya yang kesal kenapa malah adik durhaka itu yang kesal. Dan apa katanya? Sibuk? Hahaha.. Ify sendiri sudah ingin mencincang dan memutilasi adiknya itu. Untung saat ini otaknya masih waras dan level sabarnya belum mencapai level akhir.

“kak Rio loe curang, masak gue dari tadi kalah mu-“

“RIOOOOO... DEVAAAAA” teriak Ify dengan suara sepuluh oktafnya. Saat ini level kesabarannya benar-benar sudah habis melihat tingkah bodoh majikan dan adiknya itu.

“BERISIK” teriak Rio dan Deva kompak membuat Ify spechlees untuk yang keberapa kalinya melihat tingkah keduanya.

“Loe berdua pernah ngerasain sendal gue nggak?” geram Ify tak lupa menatap tajam dua mahkluk menyebalkan itu

“enakan rasain stik PS kak dari pada sendal loe, sumpah” balas Deva tak kalah sinis dengan nada bicara Ify tadi. Rio sendiri sudah meletakkan stik PS.nya dan menghampiri Ify yang sedang duduk di sofa kamarnya. Entah kenapa kepalanya masih terasa sakit sejak tadi. Ify melihat saja Rio yang sedang duduk di sampingnya dan menyeruput sirup dinginnya.

“Loe kenapa Yo? Muka loe pucet gitu?” tanya Ify sedikit khawatir saat melihat wajah pucat Rio. Rio kaget saat mendengar pertanyaan Ify. Apa wajahnya terlihat sekali kalau saat ini dirinya sedang tidak enak badan

“nggak tau Fy, rada pusing aja kepala gue” jawab Rio yang memang dirinya sendiri pun tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Ify menempelkan punggung tangannya ke dahi Rio. Ify langsung tersentak kaget saat merasakan panas di punggung tangannya

“loe demam Rio” panik Ify sendiri

“loe mau kemana?” tanya Rio saat Ify bangkit dari duduknya

“ya ambil kompresan lah, loe nggak dengar tadi gue bilang apa?” jawab Ify

“gue nggak mau, loe fikir gue anak kecil pake acara di kompres segala” tolak Rio mentah-mentah

“eh loe fikir Cuma anak kecil yang butuh di kompres waktu sakit? Lebih baik loe diam aja di sini, duduk manis, istirahat” ceramah Ify dan langsung pergi ke dapur mengambil kompresan. Rio menghembuskan nafas beratnya, menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa dan memejamkan matanya sejenak untuk menetralisir rasa sakit di kepalanya.

“loe kenapa kak?” tanya Deva yang sekarang sudah duduk di samping Rio. Rio kembali membuka kedua matanya saat mendengar suara Deva

“nggak tau rada pusing aja kepala gue” jawab Rio seadanya

“kak Ify tadi khawatir banget ya sama loe kak” ucap Deva tiba-tiba sambil menyomot kue yang Ify bawa tadi

“maksud loe?” tanya Rio yang kurang mengerti dengan pernyataan Deva barusan

“ya, tadi kak Ify khawatir banget sama loe kak. sama persis saat kak Ify khawatir waktu gue sakit” jelas Deva

“terus kenapa?” tanya Rio lagi seperti orang bodoh tingkat akut

“nggak nyangka gue, ternyata loe bego juga kak. Ckck” remeh Deva saat Rio nggak ngeh dengan apa yang dia maksud.

“sok pinter loe” balas Rio sambil melempar bantal sofa ke arah Deva

“loe ngeremehin gue? Gini-gini gue selalu dapat peringkat pertama tau”

“loe lagi promosi? Sorry gue nggak minat” ucap Rio dan kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

“kak” panggil Deva

“hemm” dehem Rio dengan mata yang masih terpejam

“kalau misalnya kakak gue suka sama loe gimana kak?” Rio langsung membuka kedua matanya kembali mendengar pertanyaan Deva barusan

“loe ngelucunya yang bermutu dikit bisa?” sinis Rio ke Deva

“loe fikir gue ngelucu kak? Nggak, loe bisa buk-“

“cklekk” Deva menghentikan ucapannya saat pintu kamar Rio terbuka dan detik itu juga keluar lah sosok Ify yang datang.

“loe bisa buktiin omongan gue kak” sambung Deva lalu bangkit dari duduknya

“mau kemana Dev?” tanya Ify yang sedang meletakkan kompresan dan beberapa alat lainnya(?) dimeja sofa

“keluar kak, mau keliling-kelili
ng rumah kak Rio. Sayang rumah segede ini gak di kelilingin” jawab Deva dan kembali melanjutkan langkahnya.

“kak Rio, loe buktiin omongan gue ya” tambah Deva sebelum benar-benar keluar dari kamar Rio. Ify mengerutkan kening bingung mendengar ucapan Deva, sedangkan Rio Cuma melengos.

“maksud setan kecil tadi apa Yo?” tanya Ify yang kini sudah duduk di sofa dengan Rio yang sudah berbaring di sofa.

“mana gue tau” jawab Rio. Ify hanya berkerut kening

“Yo, loe makan dulu deh, baru minum obat” suruh Ify menyuapkan sesendok bubur

“bubur? Berasa nggak punya gigi gue”

“loe tinggal makan aja susah banget ya, nurut aja deh” kesal Ify.

“baru tau gue loe bawel juga, kenapa nggak loe keluarin bawel loe waktu loe di bully sama Shilla” ucap Rio sambil menerima suapan dari Ify

“loe fikir kalau gue ngelawan gue bakal menang? Bahkan Shilla bisa kapan aja bikin beasiswa gue di cabut. Loe nggak lupa kan kalau orang tua Shilla punya nama di SMA Jingga?” jelas Ify panjang lebar, Rio hanya mengangguk paham

“ya setidaknya loe nggak diem aja Fy”

“kenapa jadi bahas Shilla sih?” heran Ify sendiri

“ya udah loe minum obat dulu gih, nih” tambah Ify dan menyerahkan sebutir obat ke Rio. Dengan sedikit terpaksa Rio menerima obat dari Ify, setidaknya tidak membuat bawelnya Ify keluar lagi

“kok di kompres lagi sih? Gue kan udah minum obat Fy” tolak Rio saat Ify mengompres dahinya

“yaelah Yo, loe sensi amat sama di kompres, pengen cepet sembuh nggak sih?”

“harus ya emang?”

“loe diem, atau gue tinggal keluar sekarang” ancam Ify, dan entah kenapa Rio langsung diam dan tidak memprotes lagi

“gini kan enak, nurut” ucap Ify dengan tangan yang masih memperbaiki letak kompresan di dahi Rio

“Fy”

“ya?”

“loe mau kemana?” tanya Rio saat Ify bangkit dari duduknya

“gue ke dapur bentar, mau kembaliin mangkok bubur, kenapa?” tanya Ify

“ha. Emmm.. nggak papa” jawab Rio tergagap

“ya udah gue ke dapur dulu, loe istirahat, jangan bandel” ingat Ify

“iya-iya, siap dokter Ify” jawab Rio dan membuat Ify terkekeh lucu mendengar jawaban Rio.



Gabriel datang membawa setoples cemilan kesukaannya. Apalagi kalau bukan nastar. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti saat melihat seorang bocah yang tengah menonton di ruang TV, dengan rasa penasaran Gabriel mendekati bocah itu.

“hallo” sapa Gabriel dan mengambil posisi duduk di samping bocah itu yang tak lain dan tak bukan adalah Deva.

“eh.. hallo kak” jawab Deva sedikit canggung

“kak Gabriel kan?” tanya Deva

“iya” jawab Gabriel

“kenalin kak, aku Deva adiknya kak Ify” kenal Deva dan mengulurkan tangannya ke Gabriel dengan senang hati Gabriel menerima uluran tangan Deva

“oh, adiknya Ify. Kak Iyel aja Dev biar lebih singkat dan akrab” ucap Gabriel

“oh.. ok kak” jawab Deva

“oh iya. BDW loe tadi kok tau nama gue Dev?” tanya Gabriel dengan gaya bahasa loe-guenya

“kak Ify sama kak Rio yang kasih tau kak. Heheh. O iya kak Iyel sama kak Rio beneran kembar ya? Sama-sama cakep” cerita Deva membuat Gabriel tersenyum melihat tingkah polos Deva

“hahaha, bisa aja loe Dev” kekeh Gabriel dan mengacak puncak kepala Deva.

“eh.. udah pulang Yel?” ucap Ify yang kebetulan saat itu lewat ingin ke dapur

“Yoi” jawab Gabriel tak lupa dengan senyum manisnya

“ya udah gue ke dapur dulu sekalian gue buatin minum” ucap Ify dan langsung melangkah menuju dapur. Sepuluh menit Ify kembali dengan membawa dua gelas sirup dingin.

“Fy? Rio mana?” tanya Gabriel yang dari tadi tidakmelihat saudara kembarnya itu

“di kamarnya Yel, lagi istirahat. Tadi Rio demam” jelas Ify

“Demam? Tumben banget? Padahal Rio jarang sakit” heran Gabriel

“ya ampun Yel, Rio juga manusia kali, wajar kalau suatu saat Rio sakit.” Ucap Ify

“iya juga sih” jawab Gabriel

“gue lihat Rio dulu ya?” pamit Gabriel

“nanti aja Yel, sekarang Rio lagi tidur” tahan Ify

“tapi..”

“percaya sama gue, Rio tadi juga udah gue rawat kok, biarin Rio istirahat dulu” ucap Ify dan hanya di balas anggukan oleh Gabriel. Deva? Entahlah bocah bermata belo itu memmilih diam dan sedikit kesal saat di acuhkan oleh Gabriel dan Ify.

“mendingan gue liatin kak Rio tidur di kamar dari pada di kacangin” kesal Deva dan langsung ngibrit kekamar Rio.

Deva masuk dengan sedikit mengendap-ngendap. Takut jika suaranya menggangu sang empunya kamar terbangun. Stelah berhasil masuk Deva mengambil posisi duduk di sebelah Rio yang sedang tertidur di sofa kamar.

“cepat sembuh kak biar ada yang jailin gue lagi” ucap Deva sambil menetap wajah pucat Rio yang sedang terlelap

“kenapa gue bisa ngerasa sedeket ini ya kak sama loe? kita kan baru ketemu kak?” tambah Deva lagi

“pokoknya loe harus cepet sembuh kak, loe ada janji sama gue buat basket bareng” ucap Deva lagi lalu memilih tidur di sofa yang ada di kamar Rio



“yakkkkk, Gabriel Stevent loe bikin muka gue kotor” teriak Ify saat Gabriel mencolekkan tepung ke wajahnya.

“hahaha, loe lebih lucu Fy, aura cantik loe lebih kelihatan, sumpah” ucap Gabriel dan kembali mencolekkan tepung ke wajah Ify

“Yel, loe tadi ngajak buat kue kan?kenapa jadi perang tepung gini?” kesal Ify

“hehehe, maap Py, Maap” cengir Gabriel dan membentuk jarinya menjadi huruf V

“kena” ucap Ify yang langsung mencolekkan adonan kue ke wajah Gabriel

“wahhh, loe dendam Fy. Ayo kita perang sekarang” ucap Gabriel dan kembali mencolekkan tepung ke wajah Ify

“loe curang Yel, gue baru sekali loe udah tiga kali” ucap Ify tak terima

“hahahah, ya udah sini gue bersihin” ucap Gabriel sambil membersihkan wajah Ify dengan tisu. Pipi Ify sendiri sudah memerah saat jarak dirinya dan Gabriel sedekat ini.

“udah, cantik lagi deh” ucap Gabriel dan membuat pipi Ify memanas

“loe juga sini deh, biar gue bersihin” Ify mengambil tisu dan membersihkan wajah Gabriel.

“berasa lagi pacaran Fy” ceplos Gabriel

“yeee. itu mah maunya loe”

“hehehe” cengir Gabriel dan membuat Ify tertawa melihat tingkahnya.

******

absurd ceritanya?
harap maklum, gue buatnya ngebutttttt!!!
L+C nya di tunggu guysssssss smile emotikon

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.