Sunday, May 3, 2015

Scenario Of Love (SOL) Part 3 ~RiFy~

Scenario Of Love (SOL)
Siska Friestiani @siskahaling





IFY POV

        OH MY GOD, please bilang sama aku ini Cuma halusinasiku, heyyy, ini hanya halusinasiku kan? Separah ini kah sakit ku hingga halusinasiku separah ini juga. Tapi tunggu aku rasa ini bukan halusinasi, aku dapat merasakan dengan jelas bagaimana hangatnya bibir Rio yang saat ini menempel di bibir ku, bahkan perlahan mendorong obat yang di bibirnya agar berpindah kebibirku, diam, aku hanya bisa diam. Sampai akhirnya pahitnya obat udah mendominasi di mulutku hingga akhirnya dengan sekuat tenaga aku telan obat laknat tersebut.

        “Gimana? hemmm?” tanya Rio ketika telah melepaskan ciuman, aishh, apa itu bisa di sebut ciuman, tapi yah bagi ku itu ciuman dan yang merebutnya pertama kali adalah Rio, suami ku sendiri. Aku dapat merasakan pipi ku memanas dan tak tau sudah semerah apa saat menangkap pertanyaan Rio tadi seperti berniat menggodaku. Tapi reaksiku masih sama hanya diam.

        “Loe.....” ucapku tertahan karena benar-benar bingung apa yang akan ku katakan sekarang, apa lagi Rio masih menatapku dengan mata indahnya teduh tapi tajam.

        “Tidur, loe perlu istirahat” ucap Rio akhirnya karena aku belum juga melanjutkan kata-kataku, aku hanya menuruti perkatannya saat ini, kejadian tadi sungguh membuatku shock. Hingga akhirnya metaku perlahan merasa lelah, mengantuk, mungkin efek obat tadi yang Rio berikan.
*****

        Pagi ini ku rasa badan ku terasa sedikit segar. perutku tidak sakit lagi, tapi sedikit rasa pusingnya masih terasa. tapi itu sudah sangat baik dari pada kondisiku semalam. Aku langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. ahhhh, segarnya. Saat ku air dingin dari shower langsung mengalir membasuh tubuh lelahku.

        Aku mengendap-ngendap seperti maling saat keluar menuju kamar mandi. Shittt... sejak kapan aku menjadi pelupa. saat ini aku hanya menggunakan handuk putih yang hanya menutupi bagian dada dan paha ku saja. Yapsss sudah pasti aku lupa membawa baju ganti saat ingin mandi tadi. god tolong bantu hambamu ini. tidak mungkin aku berada terus di dalam kamar mandi. apa lagi rasa dingin sudah semakin menusuk di tubuhku mengingat aku hanya menggunakan handuk yang hanya menutupi paha dan dadaku saja. Aku menunduk berharapkepada dewi fortuna dan berdoa semoga Rio masih tidur

        “Mau sampai kapan loe berdiri di situ?” astaga, ternyata dewi fortuna sedang tidak berpihak ke diriku, nyatanya sekarang aku dapat mendengar suara Rio. dan itu artinya...... Rio udah bangun, bunda, bantu Ify bunda. Teriak ku dalam hati

        “Em... gu... e... gue... gue...” ucap ku gelagapan sendiri, sekarang ku lihat Rio yang sedang duduk bersandar di tempat tidur sambil memegang HP nya mengerenyit bingung

        “Apa air nya sebegitu dinginnya sampai buat omongan loe jadi gitu??” tanya Rio lagi. bunda kenapa anakmu jadi bertingkah seperti orang bodoh gini? Batin ku merutuki tingkah bodohku sendiri. dan kali ini ku lihat Rio bangun dari tempat tidur dan perlahan-lahan berjalan mendekatiku. Bundaaaa.... Ify mohon bantu Ify

        “Loe mau ngerangsang gue pagi-pagi gini?” ucap Rio tanpa basa-basi. Aku menundukkan kepala ku semakin dalam. serta meneguk ludahku secara paksa. saat ini Rio benar-benar sangat dekat ku.

        “Aku pria normal sayang, dan kamu sakarang juga berstatus istri ku. apa kamu sengaja pagi-pagi gini bikin aku terangsang” ucap Rio lagi tapi kali ini mengubah gaya bahasanya menjadi aku kamu. Tengkuk ku meremang saat kurasa hembusan nafas hangat Rio menerpa leher ku. Aku masih diam. sudah ku katakan aku akan menjadi wanita paling bodoh jika sedang berhadapan dengan makhluk yang ada di depan ku saat ini, Rio. Perlahan Rio semakin mempertipis jarak antara kami. dan refleks membuat ku mundur. hingga akhirnya tubuhku tidak bisa lagi melangkah untuk mundur lagi karena terhalang pintu kamar mandi yang tadi memang sempat ku tutup. Aku bingung, sangat bingung. apa lagi Rio sekarang semakin mendekat dengan wajahku dan tatapannya tak beralih dari bibirku. Lalu Rio memiringkan wajahnya. entah dapat bisikan dari mana. mataku secara sendirinya tertutup. Dan.......

        “Apa loe mau ngulang ciuman semalam?”

      “Cepat loe ganti baju, gantian gue juga mau mandi” seperti di lempar dari puncak gunung himalaya rasanya aku saat ini. Ify kamu bodoh Ify. kenapa kamu.. aish.... bodoh bodoh. kalau boleh jujur tadi aku rasa Rio mau menciumku tapi. Arghhhh.... bodohhhhhhhhhh!!!!! Aku menatap Rio kesal. sangat kesal. tak perduli saat ini Rio melihat rona merah di wajah ku. heyyy, bukan karena salah tingkah. tapi karena saat ini aku benar-benar kesal.

        “Silahkan” jawab ku santai lalu melangkahkan kaki ku ke lemari pakaian saat ini.

RIO POV

        Aku bangun dari tidur ku sambil menggeliat dan mengucek mataku untuk menormalkan pengelihatanku. ku dengar suara gemericik air dari kamar mandi. apa Ify yang sedang mandi? Itu  sudah pasti mengingat hanya aku dan Ify yang tinggal di sini dan juga aku tidak menemukan Ify di samping ranjang. Aku mengambil handphone ku yang tergeletak di nakas sambil mengecek email ku saat ini karena sewaktu aku tidak masuk semalam aku menyuruh Shilla untuk mengirim semua file ke email.

        “Ceklekk” kudengar suara derit pintu kamar mandi ku buka. ku rasa Ify sudah selesai mandi tapiiiiiiii....... shitttt, mata ku terpaku melihat pemandangan yang ada di depan ku saat ini. gairah ku seketika langsung naik. lihat saja Ify saat ini hanya menggunakan handuk yang hanya menutupi dada dan pahanya. betis putih mulusnya terekspos begitu saja tanpa penghalang. rambut panjangnya yang basah dan tetesan air sisa mandi dengan bebas turun ke leher jenjangnya membuat aku ingin memberi tanda kepemilikan disana. Damn!!! Kenapa dengan keadaan seperti ini Ify lebih terlihat sangat-sangat seksi. Ify jangan salah kan aku jika setelah ini kau benar-benar aku buat menyesal.

        "Mau sampai kapan loe berdiri di situ?” tanya ku berusaha mengontrol diriku saat ini.

        “Em.... gu... e.. gue.. gue...” jawabnya terbata-bata, oh god, kenapa malah membuatnya semakin seksi. membuat ku ingin meraup bibir mungil yang tiap hari selalu menggoda ku setiap mengucapkan kata-kata

        “Apa air nya sebegitu dinginnya sampai buat omangan loe jadi gitu??” ucap ku lagi tapi kali ini sambil melangkah mendekati Ify yang ku lihat semakin menundukkan kepalanya

        “Loe mau ngerangsang gue pagi-pagi gini?” ucap ku tanpa basa-basi. toh aku ngomong yang sejujurnya. Melihat tubuh sintal dengan balutan handuk yang mengekspos kaki dan leher jenjangnya, siapa yang tidak terangsang.

        “Aku pria normal sayang. dan kamu sakarang juga berstatus istri ku. apa kamu sengaja pagi-pagi gini bikin aku terangsang” aku semakin menipiskan jarak antara aku dan Ify. dapat ku rasakan harum vanila menguar dari wangi tubuhnya membuat ku benar-benar melayang saat ini. ku hembuskan nafas berat ku keleher jenjangnya, Ify memundurkan langkahnya mencoba menjauh dariku. tapi aku pun juga nggak lelah untuk mempertipis jarak. hingga akhirnya tubuh Ify tertahan pintu kamar mandi. Aku memiringkan wajahku mendekati bibir mungil Ify. aku lihat Ify perlahan memejamkan matanya.

        “Apa loe mau ngulang ciuman semalam?” ucapku. bahkan suaraku terdengar seperti desahan

“Cepat loe ganti baju, gantian gue juga mau mandi” ucapku ketika berhasil mengontrol semuanya. sedangkan Ify. Entahlah aku tidak begitu memperdulikannya. yang ku tau saat ini dia menatapku kesal

“Silahkan” jawabnya dan langsung menuju ke lemari pakaian sedangkan aku memilih ke kamar mandi.

“Arghhh” erang ku frustasi. bagaimana bisa aku tadi hampir lost kontrol. untung saja tadi aku masih bisa menahannya seperti biasa, jika tidak. Aishhhh... aku tidak ingin membuat Ify semakin membenci ku karena hal bodoh itu bisa terjadi. aku langsung menghidupkan shower dan membiarkan air dingin membasuh tubuhku tanda membuka bajuku terlebih dahulu, setidaknya ini yang tiap hari aku lakukan untuk meredam semua nafsu ku.

Aku melangkahkan kaki ku menuju meja makan. sepertinya mulai sekarang aku harus sarapan dirumah dan makan malam di rumah. yahhh, kalian semua tau hanya itu caranya agar aku bisa mengontrol pola makan istriku yang keras kepala dan ceroboh menurutku. bahkan bila perlu makan siangnya pun aku harus tau. Aku lihat Ify sedang menyiapkan sarapan dimeja makan. hanya ada roti dan susu menu  pagi ini. apa dia lelah memasak karena aku tidak pernah sarapan di rumah hingga saat ini dia hanya menyiapkan roti dan susu saja.

“loe sarapan di rumah?” tanya Ify sambil mengerenyit bingung

“hmmm” jawab ku hanya dengan dehaman karena aku bingung ingin menjawab apa

“loe nggak habis kepentokkan?” tanyanya lagi

“apa gue perlu benturin dulu kepala gue di dinding baru gue sarapan di rumah?” tanya ku sambil memandangnya kesal. namun ku lihat Ify hanya mengangkat kedua bahunya tak mengerti.

Hening. tak ada yang membuka percakapan. mungkin masih terasa canggung karena aku baru kali ketiganya selama dua bulan lebih pernikahan kami aku sarapan dirumah.

“loe hari ini kebutik?” tanya ku ke Ify yang masih asyik menyantap sarapannya

“iya, masih banyak yang harus gue selasaikan” jawab Ify tapi kali ini menghentikan makannya dan beralih menatap lawan bicaranya. Aku.

“gue anter” ucapku lagi dan sudah ku duga Ify pasti bingung. Karena jujur saja aku masih sangat khawatir saat ini. aku selalu mengngingat pesan Gabriel untuk menjaga pola makan dan waktu istirahat Ify.

“loe sajak kapan jadi sok care gini sama gue?” tanya Ify tapi tak ku jawab.

“gue tunggu di mobil” ucap ku dan langsung meninggalkan meja makan.

IFY POV

        Aku masih menyiapkan sarapan pagi ini. ah lebih baik roti dan susu saja kalau Rio nggak sarapan lagi setidaknya aku tidak terlalu kecewa. ku dengar langkah kaki seseorang dan semakin lama semakin dekat. Aku tau itu Rio. tapi kenapa kesini? Apa dia mau sarapan? Ah tapi nggak mungkin. So kalau nggak mungkin apa tujuannya kemari kalau nggak sarapan? Oh sekarang semakin jelas bahwa Rio akan sarapan dirumah karena sekarang Rio sudah mengambil posisi duduk di meja makan.

        “loe sarapan di rumah?” tanya ku memastikan

        “hmmm” jawab Rio hanya dengan deheman

        “loe nggak habis kepentokkan?” tanya ku lagi. wajar aku tanya seperti itu takut saja tadi Rio terpeleset dan kepalanya terbentur lantai kamar mandi.

        “apa gue perlu benturin dulu kepala gue di dinding baru gue sarapan di rumah?” jawabnya lagi tapi dengan menatapku sedikit kesal. Aku hanya mengangkat kedua bahu ku tanda tak mengerti.

        Hening aku dan Rio sama-sama diam hingga akhirnya Rio membuka percakapan.

        “loe hari ini kebutik?” tanya Rio. heyyy saudara sejak kapan Rio menjadi kepo seperti ini?

        “iya, masih banyak yang harus gue selasaikan” jawab ku lagi tapi kali ini berusaha menatap lawan bicaraku

        “gue anter” dangggg!!!! Kali ini aku benar-benar semakin shock mendengarnya. ada apa ini? Ada apa dengan Rio? Kenapa dari semalem sikapnya berubah sedikit lebihh... perhatian menurutku

        “loe sejak kapan jadi sok care gini sama gue?” tanya ku

        “gue tunggu di mobil” ucap Rio tanpa menjawab pertanyaan ku dan langsung pergi meninggalkan meja makan

        Hening lagi dan lagi. Tapi tidak secanggung ketika sarapan tadi karena beruntung suara mesin mobil Rio sedikit memecah keheningan saat ini.

        “Yo” panggil ku untuk menepis rasa hening

        “apa?” jawab Rio tapi masih fokus menyetir

        “gue boleh nanya?” ucap ku lagi sambil menatap Rio yang masih fokus menyetir

        “apa di dahi gue ada tulisan ‘dilarang bertanya?’” jawabnya tapi sekilas menolehkan pandangannya ke aku

        “aishh” desis ku kesal. sepertinya aku lupa sekarang sedang berbicara dengan siapa

        “gue serius”

        “gue juga serius” ucapnya lagi. namun setelah itu kembali hening.

        “loe mau nanya apa?” akhirnya Rio membuka suara. sepertinya dia juga penasaran dengan apa yang ingin aku tanyakan

        “nggak ada” jawab ku akhirnya. tidak mood untuk menanyakannya lagi

        “oh” jawab Rio lagi. dan sekarang rasanya aku ingin melempar Rio dari gedung lantai empat puluh.

        “thanks udah di anter. gue duluan, lo hati-hati” ucap ku setelah sampai dan sebelum keluar dari mobil Rio

        “ya” jawabnya singkat. dan nggak mau berlama-lama lagi berada di dalam mobil Rio. Setelah aku keluar Rio langsung melajukan mobilnya meninggalkan butik dan menuju kantornya. tentu saja.

RIO POV

        Aku melangkahkan kaki ku menuju ruanganku saat ini. kejadian tadi pagi masih terus berputar di kepalaku. sungguh membuat ku benar-benar tidak fokus saat ini.

        “selamat pagi pak” sapa Shilla ramah dengan senyuman yang udah tercetak di bibirnya. namun aku hanya tersenyum tipis untuk membalas sapaannya dan lebih memilih untuk melanjutkan langkahku ke ruanganku yang tinggal empat meter lagi dari ruangan Shilla. Aku bukannya tidak tau bahwa Shilla menyukaiku sejak awal dia bekerja disini. Hey... aku sudah punya istri dan Shilla tau itu. dan sebenarnya aku ingin menolaknya saat itu tapi kulihat kerjanya cukup bagus dan ku urungkan niat ku untuk memilih sekretaris baru. setidaknya aku harus profesional.

        “hufttt” ku hempaskan tubuhku ke kursi kekuasaanku. Ku sandarkan tubuhku dan ku pejamkan mata sejenak. berharap dapat merilekskan fikiranku. Tiba-tiba ku dengar derit pintu ruanganku terbuka. Kulihat papa dan ayah mertuaku sudah berjalan santai dan duduk di sofa ruang kerjaku

        “pantas saja tanpa permisi boss besar datang. tamat riwayatmu Rio” batin ku berkoar karena aku tau pasti papa ku tersayang akan menanyakan keadaan Ify.

        “gimana keadaan menantu papa?” bingo. tebakan ku tidak meleset bukan?

        “udah baikan pa” jawabku seadanya sambil melangkah untuk duduk di sofa

        “kamu tidak menjaganya dengan baik? Apa kata dokter?” ini lebih menegangkan dari pada rapat yang sering ku hadiri. Sungguh.

        “sudah mas adit, saya yakin Rio sudah menjaga Ify dengan baik. hanya saja mungkin Ify yang bandel. saya tau itu karena Ify memang sedikit keras kepala” alhamdulillah, setidaknya aku bisa bersyukur ayah mendukungku saat ini. O ya mas adit adalah panggilan ayah buat papa, papa ku memang berumur tiga tahun lebih tua dari ayah.

        “tu pa ayah aja tau. ishhh, Rio ngerasa bukan anak papa kalo gini” ucap ku sedikit ngambek

        “hahahah” tawa ayah meledak melihat tingkah ku saat ini

        “ayah ngerasa punya menantu berumur tiga tahun Yo dari pada dua puluh lima tahun” ucap ayah di sela tawanya. Jujur ini yang aku suka dari ayah. bijak dan selalu berfikir lebih tenang untuk menanggapi masalah. sebenarnya papa juga gitu. tapi tidak jika sudah menyangkut Ify “Menantu Kesayangannya” garis bawahi itu.

        “tapi yang penting cakep yah” kataku sedikit narsis

        “ehem... papa masih disini” sindir papa karena merasa di cuekin dari tadi. ahhh, ia aku lupa saat ini tuan Haling masih disini. Hihihi

        “maaf pa, lupa” jawabku sambil menampakkan cengiran khas ku

        “kamu fikir papa makhluk gaib, tidak kelihatan?” kesal papa melipatkan kedua tangannya di depan dada

        “mas, aku ngerasa berbesan sama-“

        “anak ABG” potong ku cepat dan..

        “hahahahhahahahaha” tawa ku dan ayah meledak seketika dan papa Cuma memandang kami berdua dengan kesal.

        “baiklah sepertinya anak dan mertuanya sekarang sedang bergembira ria mengerjaiku” kesal papa dan langsung keluar begitu saja dari ruanganku.

        “hahahah... ya udah ayah keluar dulu menyusul papa, sepertinya anak ABG itu benar-benar marah” ucap ayah dan langsung keluar juga meninggalkan ruanganku.

        Huftttt, aku bisa bernafas lega sekarang. papa tidak benar-benar marah, sungguh ini semua karena ayah yang selalu menjadi penengah jika situasi sedang seperti tadi. Aku melihat jam tanganku dan sudah menunjukkan pukul 11:55 dan itu artinya lima menit lagi waktu istirahat. baiklah aku harus ke butik sekarang. jangan heran, bukannya sudah aku katakan bukan, bahkan makan siang Ify pun aku harus tau.

        Aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan Ify. bisa ku tebak pasti Ify masih sibuk dengan coretan-coretan gambarnya saat ini. Dan bingo lagi untuk yang kesekian kalinya karena dugaan ku lagi-lagi benar Ify masih sibuk dengan gambarnya. bahkan Ify tidak sadar saat ini aku sudah duduk di sofa ruangannya.

        “gue datang kesini bukan untuk jadi patung” sindirku karena Ify masih nggak ngeh dengan kehadiran ku.

        “maaf saya sibuk tidak ada waktu buat bergurau dengan anda” ucapnya tapi masih sibuk dengan pekerjaan mencoretnya

        “kyyaaaa!!!!! Istri durhaka. gue kesini bukan ngajain loe bergurau” jerit ku tak terima dengan perkataannya barusan. dan ku lihat Ify kaget saat mengetahui aku sudah duduk di sofa ruang kerjanya saat ini.

        “Rio? Loe ngapain kesini?” tanya Ify keget

        “gue kesini buat ngajak  loe makan siang” jawabku berusaha tenang

        “HA. Gue nggak salah denger? Tumben banget loe perhatian sama gue” ucapnya tapi lebih tepatnya sindiran.

        “nggak usah GR gue Cuma di suruh papa karena gue masih pengen hidup jadi gue turutin permintaannya” yessss..... kamu benar-benar pintar Rio. alasan mu cukup masuk akal. Batin ku

        “kerjaan gue belum siap” jawabnya jutek. sepertinya istriku sedang kesal. Hihihi

        “loe fikir kerjaan gue udah kelar?” jawabku lagi. lihat bagaimana aku bisa tenang kalo begini. tingkat makan saja Ify benar-benar sulit. dan lihat raut mukanya sangat serius. aku takut Ify drop seperti semalam.

        “loe kenapa jadi bawel gini sih?” sewot Ify. entah lah aku pun tidak tau jawabanya yang aku tau aku harus benar-benar menjaga Ify saat ini

        “gue nggak bakalan bawel kalo loe nurut”

        “ya udah iya gue makan bentar lagi loe balik aja ke kantor gih katanya kerjaan loe belum kelar” OMG penulis punya baygon nggak ya. sumpah pengen banget aku racuni rasanya istri ku saat ini. Cuma makan aja susah banget gini. Lalu ku langkahkan kaki ku untuk mendekat ke Ify

        “loe ikut makan sama gue sekarang apa nanti nunggu gue cium” ucap ku langsung sambil menatap dalam mata Ify. aku lihat Ify langsung menutup mulutnya rapat-rapat sambil menggeleng cepat.

        “bagus. harus nurut jadi istri” kata ku sambil menarik tangan kanan Ify meninggalkan ruang kerjanya.

        Aku mengajak Ify untuk makan di restoran terdekat karena mengingat aku harus rapat sama papa dan ayah setelah ini.

        “Fy” panggil ku di sela makan

        “hem” jawabnya berdehem

        “loe pulang seperti biasakan?” tanya ku memastikan karena aku ingin menjemputnya

        “emang kenapa?” tanya Ify

        “gue jemput loe lah” jawab ku sedikit kesal karena Ify sungguh bawel menurutku

        “em.... nggak usah deh. mungkin gue nanti pulangnya agak terlambat” tolak Ify

        “loe lembur?”

        “bisa di bilang gitu”

        “nggak” bantah ku cepat. ku lihat Ify mengerenyit bingung

        “tapi..”

        “nggak usah bantah gue” ucap ku telak. langsung membuat Ify bungkam.

IFY POV

        Aku duduk di sofa ruang kerja ku. Bingung. itu yang bisa ku katakan saat ini. sudah dari semalam sikap Rio berubah. mulai dari lebih perhatian, sarapan di rumah, ngajak makan siang bareng. Tidak  bukannya aku tidak senang. Tapi... ya kalian semua tau lah bagaimana sikap Rio sebelumnya dan entah ada angin apa sekarang sikapnya mulai berubah. Tapi aku nggak bisa nyangkal ada rasa nyaman saat semua sikap Rio mulai berubah ke aku. Ya tuhan semoga ini menjadi awal yang baik buat rumah tangga ku dan Rio.

No comments:

Post a Comment

KLARIFIKASI KKN DESA PENARI LANGSUNG DARI SUMBERNYA @SIMPLEM81378523

Untuk kalian yang mau tau klarifikasi KKN Desa Penari. Silahkan Tonton Video di Vlog Bang Radit.