Scenario Of Love
Siska Friestiani @siskahaling
Aku dan Ify hanya diam
dari tadi, tidak ada yang membuka pembicaraan, karena aku telah membuat Ify
marah karena kesalahanku, aku lupa akan janji ku ke Ify menemaninya ke baby
shop untuk membeli perlengkapan bayi, jujur aku akui aku memang lupa karena aku
bertemu dengan Agni teman SMA ku dulu, dan Agni pun saat itu meminta untuk
makan siang sebentar, dan ternyata Ify juga saat itu sedang berada di restoran
yang sama tempat aku makan siang bersama Agni. Ok! Aku rasa kalian tau apa yang
terjadi selanjutnya. Yapsss Ify marah, sangat marah, aku sudah berusaha
menjelaskan ke Ify namun sepertinya hanya di anggap angin lalu oleh Ify. Karena
sedikit punIfy tidak mempercayai penjelasanku.
“Sayang, aku sama Agni
beneran nggak ada hubungan apa-apa, tadi kebetulan aja aku sama Agni ketemu
terus....”
“Terus kamu sampai lupa
sama janji kamu” potong Ify dan membuat ku diam seribu bahasa, karena memang
apa yang dikatakan Ify benar.
“Sayang maaf” ucap ku kali
ini benar-benar pasrah, harus bagaimana lagi aku menjelaskannya ke Ify.
Ify masih tak
memperdulikanku, Ify melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ify marah, Ify
benar-benar marah, ya tuhan aku benar-benar tidak bisa di benci oleh istriku
sendiri, rasanya aku lebih memilih mati dari pada Ify membenciku.
“Argghhhh.... Riooooo”
teriak Ify dari dalam kamar mandi, membuatku kaget dan langsung menghampiri Ify
ke kamar mandi
“Ifyyyy” pekikku saat
melihat Ify terduduk dan mengalir darah di betisnya, tanpa banyak bertanya aku
langsung membopong Ify dan membawanya ke rumah sakit
“Arrghhhh,,,, Riooooo.
Sakiiittttt” jerit Ify kesakitan dan keringat membasahi dahinya, wajahnya pun
sudah terlihat pucat. Membuat ku semakin panik dan mempercepat langkahku menuju
mobil
“Iya sayang. Tahan ya, kita
ke rumah sakit” jawabku panik, apa lagi melihat Ify yang semakin kesakitan
Hanya lima belas menit aku
dan Ify sampai di rumah sakit, karena terlalu panik, aku sendiri yang membawa Ify
ke ruang UGD, dan tak berapa lama datang seorang dokter dan dua orang suster
yang akan menangani Ify
“Maaf pak, bapak silahkan
menunggu di luar” tahan seorang suster saat aku ingin menemani Ify di dalam
“Tapi sus”
“Maaf pak” potong suster
tersebut dan menutup pintu UGD.
Aku diam, ingin rasanya
aku menangis sekarang saat melihat Ify yang kesakitan seperti itu. Rio, kamu
benar-benar suami yang bodoh, bagaimana bisa Ify jadi seperti ini, andai saja
aku tidak menerima ajakan Agni, pasti Ify tidak akan marah karena salah paham,
dan tidak akan terjadi seperti ini, tuhan aku mohon selamatkan istri dan
anakku, jika perlu aku rela memberikan nyawaku ke mereka.
Entah sejak kapan air mata
ku menetes. Ya aku menangis, aku tidak peduli orang-orang menatap ku aneh,
fikiranku sekarang hanya ada Ify dan anakku.
“Tiba-tiba dokter keluar,
aku langsung menghapus air mataku dan bergegas menghampirinya.
“Gimana dok?” tanya ku
tergesa, dan rasanya aku sulit untuk bernafas saat aku lihat dokter keluar
dengan wajah kecewa
“Maaf pak, istri bapak
mengalami pendarahan akibat terjatuh yang istri anda alami, dalam kasus ini
sulit untuk menyelamatkan keduanya” bagaikan tertimpa beton 100 kilo rasanya
saat dokter menjelaskan keadaan Ify kepada ku, kenapa jadi seperti ini, apa
yang harus aku lakukan, aku tidak mau kehilangan anakku dan lebih amat sangat
tidak ingin jika aku kehilangan Ify
“Kami akan melakukan
tindakan operasi, namun kami ingin meminta persetujuan anda terlebih dahulu,
silahkan bapak tanda tangani surat persetujuannya” ucap dokter dan setelah itu
seorang suster menyerahkan map biru.
“Selamatkan keduanya dok”
mohon ku, kali ini untuk berdiri saja rasanya aku tak mampu, aku menunduk air
mata ku pun semakin deras menetes
"Akan kami usahakan
semampu kami pak” ucap dokter tersebut dan pergi ke ruang operasi.
Satu jam sudah operasi
berjalan, aku benar-benar merasa seperti suami yang tidak berguna, bahkan aku
tidak bisa melakukan apa-apa saat istri ku sedang berjuang bertaruh nyawa di
dalam sana. Tuhan kau mohon untuk kali ini, selamatkan istri dan anakku, ambil
saja nyawaku sebagai gantinya. Aku rela tuhan sangat rela.
Tiga jam akhirnya dokter
keluar.
“Bagaimana dok, istri dan
anak saya selamatkan?” tanya ku langsung, bahkan mungkin dokter belum sempat
mengambil nafasnya, aku tidak peduli.
“Anak anda kali-laki dan
anak anda selamat" terima kasih tuhan
"tapi maaf, istri ada tidak dapat tertolong”
“JEDARRRRR” bagai
tersambar petir di siang bolong rasanya saat aku mendengar pernyataan dokter
barusan. Gak ini gak mungkin, Ify gak mungkin ninggalin aku, ya ini gak
mungkin.
Aku langsung masuk ke
ruangan Ify, dan langsung mendapati suster sedang melepaskan infus dan masker
oksigen Ify, gak aku masih gak percaya Ify pergi, tapi melihat yang ada
dihapanku sekarang benar-benar Ify, wajahnya pucat, raut mukanya tenang dan
sedikit senyum mengembang di bibirnya. Dan lagi-lagi aku menangis, bahkan saat
ini lebih menyakitkan dari apapun.
Aku menggenggam tangan
Ify, dingin, itu yang pertama kali aku rasakan, lalu ku usap puncak kepala Ify
sayang. Tuhan jangan siksa aku seperti ini.
“hey sayang” panggil ku ke
Ify berharap Ify meresponnya
“kamu gak mau lihat jagoan
kita Fy? Dia laki-laki Fy, dan aku yakin tampan seperti aku” ucap ku lagi
bercerita ke Ify, namun sama mata bulat itu masih saja tertutup, bibir yang selalu tersenyum kepada ku kini terkatup dengan pucatnya.
“Sayang kamu udah janji
kan gak akan ninggalin aku, kamu pasti bangunkan setelah ini, kamu janji kan?”
aku masih terus berbicara ke Ify, masih sama Ify masih diam
“Ify kamu harus bangun
sayang aku dan anak kita masih membutuhkan kamu, aku mohon Fy, aku mohon”
pasrah, mungkin itu yang bisa ku lakukan
“Gak Fy, kamu gak boleh
pergi, Fy, Ify, Ify”
“IFYYYYYYY”
Aku tersentak dari tidurku,
nafasku terengah-engah, seluruh tubuhku terasa lemas, aku bernafas lega saat
mengetahui aku sedang berada di kamar, ternyata semuanya hanya mimpi, sebuah
peristiwa buruk yang pernah aku alami. Padahal sudah tiga tahun yang lalu,
kenapa aku masih memimpikannya, malah sekarang lebih dan sangat amat buruk.
“Udah bangun” suara lembut
itu tiba-tiba terdengar di telingaku, suara wanita yang sudah empat tahun lebih
menemani hidupku. Aku hanya mengangguk lalu tersenyum untuk menjawab
pertanyaannya
“Kamu kenapa?” tanya Ify
yang telah duduk di ranjang tepatnya di sampingku
“Gak papa” jawab ku
singkat, sambil merengkuh tubuhnya ke pelukannku
“Gio udah bangun?” tanya
ku lagi
“Belum, Gio masih di
kamarnya” jawab Ify aku hanya mengangguk
“Ya udah aku mau bangunin
Gio dulu, kamu bersih-bersih dulu, sarapannya udah aku siapin” suruh Ify, masih
seperti dulu, Ify yang selalu perhatian dan penyayang, gak ada yang berubah
“Biar aku aja yang
bangunin Gio, kamu tunggu di bawah aja” tawarku dan hanya di jawab anggukan
kepala dari Ify
Aku melangkahkan kaki ku
ke kamar Gio, anakku dan Ify yang sekarang sudah berumur tiga tahun
“Heyy jagoan” ucap ku
sambil mengelus kedua pipi gembul Gio, Gio Raditya Haling tepatnya, dan dapat ku lihat Gio bangun dari
tidurnya saat jari-jari ku mengganggu tidurnya
“Papa” ucap Gio dan
setelah itu menggeliat
“Hey jagoan ayo bangun
mama sudah menunggu di bawah buat sarapan” ajakku lagi ketika kali ini Gio
sudah membuka kedua matanya
“Endong” pinta Gio sambil
mengulurkan kedua tangannya, aku hanya tersenyum lalu menggendongnya dan
membawanya ke meja makan.
“Pagi sayang” sapa ku ke
Ify yang sedang duduk di meja makan
“Pagi” jawab Ify
tersenyum, lalu aku menyerahkan Gio ke Ify
“Gimana tidurnya hari ini
sayang? Nyenyak?” tanya Ify ke Gio dan Gio hanya mengangguk di bahu Ify karena
saat ini Gio sedang menumpukan kepalanya di bahu Ify
“Ya udah cepet selesaiin
sarapannya kita akan jalan-jalan papa akan libur hari ini” ucap ku
dan kulihat Gio mendongakkan kepalanya daari bahu Ify
“Eneyan pa?” tanya Gio dengan logat cedalnya
“Beneran sayang, kita
jalan-jalan hari ini” ucap ku lagi
“Holeeee” girang Gio di
pengkuan Ify
“Ya udah kita sarapan,
baru siap-siap pergi” ucap Ify mencium pipi kanan Gio
********
Aku membawa keluarga kecil
ku taman komplek, terkesan biasa? Aku akui memang ia, tapi di sinilah tempat
favorit jagoan kecilku, karena dia akan menemukan banyak teman baru karena
memang di taman ini banyak pasangan keluarga yang berkunjung di taman ini.
“Pa, papa, tuyun Io bica
alan cendili” pinta Gio menarik-narik bajuku, aku hanya tersenyum lalu
menurunkan Gio dari gendonganku
“Jangan lari-lari sayang”
teriak Ify memperingati Gio, namun sepertinya tidak di tanggapi oleh Gio
“Huh, anak kamu terlalu
aktif, kadang aku sendiri kualahan menhadapinya” gerutu Ify karena Gio tak
menanggapi nasehatnya
“Heyy, biarkan hari ini
jagoanku bermain sesukanya, bukanya jarang kita seperti ini?’ ucapku
menenangkan Ify
“Iya tapi nanti kalau Gio
jatuh gimana Yo,”
“Dia anak laki-laki, dan
dia bahkan bisa menjaga kamu saat aku tidak ada, dia akan bangkit lagi saat dia
jatuh, karena dia putra Mario sayang” jelasku lagi
“Makasih” ucap Ify menatap
ku lembut
“Buat?” tanya ku sedikit
kurang mengerti dengan ucapan terima kasihnya
“Buat semuanya, kamu udah
jadiin aku wanita yang sempurna, setelah memiliki suami sseperti kamu dan
mendapatkan jagoan kecil yang menambah satu lagi pangeran dalam hidupku” ucap
Ify
“Gak, aku yang seharusnya
berterima kasih sama kamu, udah menemani hari-hari ku selama ini dan merelakan
nyawamu untuk anakku dan makasih, makasih untuk semuanya, kalian berdua adalah
dua malaikat yang di kirim tuhan untuk ku, dan aku janji akan menjaga kalian
berdua”
“Kamu
dan Gio, dua malaikat yang selalu menjadi udara dan denyut nadi ku Fy, jika
udara dan denyut nadi itu nggak ada lagi itu sama aja aku nggak bisa hidup
karena semua orang membutuhkan udara untuk bernafas, dan udara ku itu kamu dan
Gio” tambahku lagi sambil melihat Gio yang asyik berlari sana sini bersama
teman-temannya, pemandangan yang membuat hati ku berdesirdan bersorak bahagia
“Dan
kamu tau? kamu dan Gio itu nyawa ku hidup ku tergantung pada kalian” ucap Ify
singkat, namun semuanya sudah membuat ku tersenyum bahagia mendengar
pernyataannya.
“Aku
sayang kamu” ucap Ify yang tengah memelukku dan menyandarkan kepalanya di
dadaku
“Aku
sangat dan sangat sayang sama kamu” balas ku dan dapat ku rasakan pelukan Ify
semakin erat.
‘Terima
kasih buat semuanya, aku janji akan selalu menjaga kalian dengan nyawaku
sendiri’
END
Ayo
ucapkan selamat tinggal buat cerbung gaje gue yang satu ini. Maaf untuk ketidak
sukaan dalam cerbung ini, tapi ini murni dari kegajean otak gue, hehehe.
Terima
kasih untuk yang udah baca dari awal sampai akhir dan setia menunggu setiap next
partnya. Endingnya kurang menarik? Ya gue tau itu *bungkuk-bungkuk manis*
Selamat
berjumpa di cerbung-cerbung gaje gue selanjutnya guysssss...
LOVE
YOU :*
Fiiiuuhhh kereennnn kak siska :D dalam dua jam aku baca sampek end huuuuuwaaaaahh :D jangan lupa milov nya dilanjut kk :D
ReplyDeleteHahaha. makasih udah mampir :)
Deletemakasih juga buat jejaknya :D
MiLov? emmm.... gue pikirin deh :p
wkwkwkwk
eh gila kak yg part 9 pendek banget ckck.. tapi enjoy bagus wakaka
ReplyDeletePart 9 Itu part dadakan, jadi maklum kalau pendek pake banget.
Deleteehhh, BDW makasih buat kunjungannya, makasih juga buat jejaknya :D
bagus+keren+biasa aja=good job...:)
ReplyDeletekeren kak (y)
ReplyDeletebagus.. karya yang luar biasa
ReplyDeleteLike๐
ReplyDeleteOh iya please kelarin cerbung MM sama LOCC nya atuh. Penasaran ini๐๐