Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
******
Shilla
dari tadi masih mondar-mandir di depan pintu, dinginnya malam ditambah hujan
yang turun dan makin menambah hawa dingin pun tidak di hiraukannya, fikirannya
masih fokus ke Tristan yang dari tadi pagi belum pulang juga sampai sekarang.
“Shill”
panggil Ify yang kebetulan lewat dan melihat Shilla yang masih berdiri di depan
pintu
“ia”
jawab Shilla seadanya
“kak
Tian belum pulang juga?” tanya Ify yang hanya di jawab gelangan dari Shilla,
Ify menghembuskan nafasnya. Tadi sore Shilla sempat cerita ke Ify masalah foto
tersebut
“gue
yakin kak Tian baik-baik aja sekarang. Bentar lagi juga pulang, kamu nunggu di
ruang tamu aja Shill disini dingin, entar loe sakit” ucap Ify tidak tega
melihat Shilla yang dari tadi berdiri di
depan pintu. Kalau boleh jujur dirinya pun sangat mencemaskan kakak nya, namun
Ify besikap tenang tidak ingin Shilla semakin panik jika dirinya pun panik.
“gak
Fy, aku mau nunggu kak Tian sampai pulang, lagian kak Tian kayak gini juga
gara-gara aku” jawab Shilla keras kepala. Ify hanya diam, dia tidak bisa
berbuat apa-apa sekarang.
“ya
udah terserah loe aja Shill, gue kedalam dulu ya” pamit Ify dan di angguki oleh
Shilla
Shilla
kembali menatap ke luar, masih menunggu seseorang yang sedari tadi ia tunggu,
hingga akhirnya sebuah mobil sport putih terlihat di depan pagar, dan tak
berapa lama seseorang keluar dengan keadaan basah kuyup dengan tubuh yang
mengigil, Shilla langsung menghampir orang tersebut, tidak perduli tubuhnya
basah karena air hujan yang ia pedulikan adalah orang tersebut yang tak lain
adalan Tristan.
“kak
Tian” pekik Shilla saat melihat tubuh Tristan sedikit oleng dan ingin ambruk.
Shilla langsung menahan tubuh Tristan walau sedikit kesulitan. Shilla dapat
merasakan tubuh Tristan yang menggigil dan tangan Tristan yang terasa sangat
dingin di genggamannya.
“mang
Asep” teriak Shilla ketika telah sampai di ruang tamu. Setelah itu terdengar
suara langkah kaki tergesa dari arah dapur
“ia
non” jawab mang Asep
“mang,
tolong gantiin baju kak Tian ya mang, Shilla mau ke dapur dulu
“baik
non” jawab mang Asep membawa Tristan ke kamar.
Shilla
berlari ke dapur, tak berapa lama Shilla berlari menuju kamar Tristan dengan
membawa kompresan dan susu hangat.
“makasih
mang” ucap Shilla sembari meletakkan kompresan dan susu hangat di atas nakas
“sama-sama
non, kalau gitu mamang pamit kebelakang dulu” jawab mang Asep dan langsung
diangguki oleh Shilla
Shilla
menyelimuti Trisatan dan setelah itu meningkatkan serajat AC agar hangat lalu
menarik kursi dan mensejajarkan duduknya dengan Tristan, Shilla mengambil
kompresan dan mengambil handuk kecil setelah itu sedikit memeras handuk tersebut
dan meletakan di atas dahi Tristan.
“kak
maafin Shilla kak” ucap Shilla menggenggam lembut tangan Tristan yang dingin
“semua
foto itu gak seperti apa yang kakak lihat kak, Shilla Cuma sayang sama kakak,
please kakak percaya sama Shilla” ucap Shilla lagi dan kini air matanya sudah turun
membasahi pipi mulusnya.
“Shilla”
panggil seseorang membuat Shilla langsung mengapus air matanya
“kak
Tian kenapa?” tanya orang itu lagi yang sudah pasti Ify
“kak
Tian demam Fy, tadi pulang-pulang badannya udah basah semua” jawab Shilla dan
kini mengelus rambut Tristan
“ya
udah loe istirahat gih, biar gue yang gantian namanin kak Tian” tawar Ify dan sudah pasti di tolak Shilla
“gak
Fy, aku mau nemenin kak Tian, gara-gara aku kak Tian kayak gini” jawab Shilla
“loe
besok sekolah Shill” jawab Ify lagi
“kamu
juga besok sekolah Fy, jadi kamu aja yang istirahat, kak Tian biar aku yang jaga” pinta Shilla lagi,
kini Ify pasrah membiarkan Shilla yang menemani Tristan
“ya
udah gue balik ke kamar dulu” pamit Ify yang hanya di balas anggukan oleh
Shilla
Ify
memilih kembali ke kamarnya, jujur tubuhnya sedikit lelah karena seharian tadi
ia habiskan untuk jalan-jalan bersama Rio, namun itu tidak masalah baginya,
hari ini sungguh hari yang menyenangkan baginya, apa lagi ia habiskan bersama
Rio.
“aishhh”
desis Ify saat bayangan wajah Rio kembali hadir dalam fikirannya
“tidur
Ify, tidur, selamat tidur Ify” ucap Ify dan tak berapa lama matanya terpejam.
~~~~~~
Ify
merasa dirinya berada di suatu tempat yang asing, namun sangat indah, hingga
akhirnya Ify memilih mengitari tempat indah tersebut sampai akhirnya
pandangannya jatuh kepada seseorang yang sedang berdiri menghadapnya, dengan
pakaian serba putih, orang yang sangat dan sangat ia Rindukan, dan kini orang
itu berdiri di depannya dan bahkan terlihat lebih dan bahkan sangat tampan dari
terakhir yang dia lihat. Ify masih diam Ify kembali mengucek kedua matanya
takut dirinya salah lihat.
“heyy,
kenapa diem, gak kangen sama cowok tampan yang ada dihadapan kamu my sweety?”
ucap orang itu dan merentangkan kedua tangannya. Kini Ify tersadar dari
keterkejutannya dan detik berikutnya Ify langsung berlari memeluk sosok yang
sangat ia rindukan itu.
“Iellllll”
teriak Ify dan langsung menghambur di pelukan orang yang ia panggil Iel
tersebut.
“kamu
kenapa baru dateng? Aku kangen tau” ucap Ify manja masih terus memeluk Iel dan
Iel pun mengelus puncak kepala Ify sayang
“maaf
sayang, aku baru bisa nemuin kamu sekarang, gimana Rio?” tanya Iel membuat Ify
melepaskan pelukannya dan menatap Iel heran, bagaimana Iel bisa tau? Batin Ify
“Rio?”
tanya Ify memastikan
“ia
Rio, dia jaga kamu dengan baikkan?” tanya Iel lagi kini kerutan di dahi Ify
semakin bertambah
“jangan
heran gitu, aku tau kamu lagi deket sama Rio, karena sesuai janji aku, walaupun
kita udah gak bisa sama lagi tapi aku akan selalu tetap jagain kamu, selalu
berada di sisi kamu” jelas Iel yang mengerti ketidak mengertian Ify
“maaf”
ucap Ify akhirnya. Kini giliran Iel yang bingung
“buat?”
tanya Iel
“aku
udah jalan sama orang lain, dan itu artinya aku gak setia sama kamu, maaf udah
ngecewain kamu” ucap Ify dan air matanya pun jatuh.
“kamu
gak ngecewain aku sayang, aku malah seneng lihat kamu udah mulai bisa menerima
orang lain lagi, biar aku selalu menjadi bintang kamu yang tersimpan di tempat
yang hanya ada aku di dalamnya. Dan sekarang kamu sudah mendapatkan matahari
kamu Fy, yaitu Rio. Seseorang bisa hidup tanpa bintang Fy, tapi seseorang tidak
akan bisa hidup tanpa adanya matahari.” Jelas Iel, sedangkan Ify masih mencerna
setiap perkataan Iel tersebut
“jangan
sia-siain Rio, dia sayang banget sama kamu, ngerti?” tambah Iel lagi
“tapi
kamu?” ucap Ify ragu
“aku
akan selalu ada buat kamu Ify, kamu lebih membutuhkan Rio sekarang dari pada
aku Fy, dan aku juga tau kamu juga sayangkan sama Rio?” ucap Iel lagi, membuat
pipi Ify memerah. Iel hanya terkekeh melihatnya.
“ya
udah, aku pergi dulu, kamu baik-baik, jangan ngerepotin orang-orang. Ngerti?”
ucap Iel menyentil hidung Ify pelan
“kamu
mau kemana lagi Yel? Aku kan masih kangen sama kamu” ucap Ify kembali memeluk
Iel
“aku
harus pergi sayang, lagian kamu sudah ada Rio?” ucap Iel menggoda Ify
“ihhh,
gak mulai deh” kesal Ify namun senyum manis mengembang di bibirnya
~~~~~~
Ify
terbangun dari tidurnya saat dering jam beker berbunyi nyaring di kamarnya,
namun pagi ini dia bangun dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
“makasih”
ucap Ify
“makasih
Yel, kamu akan jadi bintang gue yang terus bersinar buat gue, dan loe bener Rio
adalah matahari gue, matahari yang....”
“matahari
yang akan buat gue selalu hidup karena cahaya nya” lanjut Ify.
********
Tristan
terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari menelusup dari celah jendela
kamarnya membuat sedikit menyilaukan pandangannya. Tristan mencoba bangun dari
tidurnya namun genggeman di tangannya membuatnya mengurungkan niat nya
“Shilla?”
kaget Tristan saat mengetahui Shilla tertidur sambil menggenggam tangannya
dengan posisi duduk di kursinya
“udah
bangun kak?” tanya Ify yang tiba-tiba datang, sedangkan Tristan hanya menoleh
sekilas dan kembali memandang Shilla yang masih tertidur
“Shilla
yang jagain kakak dari tadi malam” jawab Ify yang sepertinya tau maksud
kakaknya itu.
“Shilla
sayang banget sama kakak” tambah Ify lagi
“soal
foto itu, itu semua Cuma salah paham kak” Tristan langsung beralih menatap Ify
dengan heran
“Shilla
udah cerita ke Ify kak, menurut Ify kakak Cuma salah faham, Alvin sama Shilla
memang saling kenal kak, tapi itu dulu, dan sekarang Shilla Cuma sayang sama
kakak, lagi pula Alvin udah dapat pengganti Shilla” jelas Ify panjang lebar
“jadi...”
“jadi
kakak Cuma salah faham, pelukan di cafe samalam Cuma untuk tanda persahabatan
aja kak” potong Ify
“jadi
kakak udah salah sama Shilla, kakak juga udah salah gak percaya sama Shilla dan
gak mau dengarin penjelasan Shilla dulu” sesal Tristan
“ya
udah baik-baik sama Shilla, Ify tau kakak sayang sama Shilla. Jangan
ngambek-ngambek kayak anak ABG kak. Hahahaha” ledek Ify dan langsung ngacir
keluar. Tristan hanya geleng-geleng melihat tingkah Ify.
“maafin
aku Shill” ucap Tristan mengelus puncak kepala Shilla
“nghhhh”
gumam Shilla lalu detik berikutnya pun terbangun dari tidurnya
“eh,
kak Tian. Udah bangun kak? Maaf Shilla ketiduran, masih ada yang sakit? Kepala kakak
masih pusing?” cerocos Shilla sedangkan Tristan hanya tersenyum penuh arti saat
melihat Shilla begitu mengkhatirkannya
“eh”
kaget Shilla saat tiba-tiba Tristan menariknya duduk di pangkuan Tristan
“maaf”
ucap Tristan menatap lembut Shilla, membuat Shilla hanya bisa diam saat di
tatap seperti itu, jantungnya pun sudah berdetak tak karuan
“kakak
gak salah sama Shilla, justru Shilla yang salah udah bikin kakak sakit kayak
gini” jawab Shilla
“maaf
kakak sempat gak percaya sama kamu, maaf kakak gak mau dengerin penjelasan kamu
dulu, maaf kakak mungkin terlalu egois untuk kamu” ucap Tristan Shilla yang
mendengar ingin menangis rasanya, bukan tangis sedih atau kecewa, tapi tangis
haru saat mendengar semua ucapan Tristan untuknya.
“ia
kak Shilla udah maafin kakak, kita berdua salah kak, kita sama-sama salah,
kakak juga udah maafin Shilla kan?”
“selalu
sayang, aku selalu maafin kamu” jawab Tristan dan langsung membuat Shilla
memeluk kekasih nya tersebut
“badan
kakak masih anget, kakak masih pusing?” cemas Shilla
“gak
aku udah baikan, ya udah kamu mandi gih, udah jam enam, ntar telat
kesekolahnya” ucap Tristan
“tapi
kakak....”
“aku
udah gak papa sayang, beneran deh. Ya udah siap-siap habis itu kakak antar ke
sekolah”
“gak
usah kak, Shilla bareng mang Asep aja kakak masih sakit, kakak istirahat aja,
bentar Shilla ambilin sarapan dulu untuk kakak, kakak belum makan dari tadi
malam kan?” tanya Shilla. Sedangkan Tristan dalam hati tersenyum, betapa
beruntung nya dirinya mendapat kekasih yang sangat perhatian kepadanya, dan
bodohnya dirinya sempat marah dan tidak percaya kepada Shilla.
*******
Alvin
sudah duduk di cagiva birunya. Menunggu seseorang keluar dari rumahnya
tersebut, sudah sekitar lima belas menit menunggu tapi orang yang ia tunggu pun
belum muncul juga.
“Sivia
kemana sih? Apa Sivia gak sekolah ya. Atau...” gumaman Alvin langsung berhenti
saat menemui sosok Sivia keluar dari rumahnya lengkap dengan seragam SMA
Jingga. Sedangkan Sivia sedikit terkejut saat mengetahui Alvin sudah berdiri di
depan rumahnya dan memasang senyumnya seperti biasa.
“pagi
bawel” sapa Alvin
“loe
ngapain pagi-pagi udah disini?” tanya Sivia
“gue
jemput loe, buat berangkat bareng” jawab Alvin
“sorry,
gue gak bisa” jawab Sivia
“mang
ujang, ayo berangkat” teriak Sivia. Ingin rasanya ia cepet-cepet menghilang
dari Alvin
“Vi,
gue punya salah loe?” tanya Alvin serius. Sivia hanya diam
“Via
gue tanya gue punya salah sama loe. loe kenapa dari semalem jauhin gue? Please
kasih tau gue kalau gue emang punya salah sama loe, jangan diem gini buat gue
semakin merasa bersalah sama loe karena udah buat loe marah sama gue.” Cerita
Alvin panjang lebar
“gue
Cuma gak mau ngerusak hubungan loe sama Shilla, bukannya loe udah balikan sama
Shilla? Kenapa masih berusaha deketin gue? Loe mau buat hati gue semakin sakit
Vin, udah cukup Vin, gue gak mau semakin sakit hati gara-gara loe, lebih baik
loe sekarang pergi jemput Shilla dari pada di sini Cuma buang-buang waktu loe
buat nunggu gue untuk berangkat bareng sama gue” ucap Sivia mengeluarkan semua
uneg-unegnya. Setelah itu Sivia langsung masuk mobil karena kebetulan mang
ujang sudah menunggu.
“loe
salah Vi, loe pasti salah paham,” gumam Alvin. Namun detik berikutnya senyum
manis mengembang di bibirnya
“apa
loe cemburu Vi? Gue harap loe memang cemburu Vi, karena itu artinya gue ada
kesempatan buat dapetin loe” ujar Alvin lalu menjalankan cagivanya dan beranjak
dari sana.
*******
“Pagi Rio” sapa Ify sambil tersenyum
manis ketika Rio telah datang untuk menjemputnya
“ha,
eh,, pagi” jawab Rio sedikit kaget dengan reaksi Ify yang lain dari pada
biasanya
“kok
ada yang beda ya” ucap Rio sambil mengetuk-ngetukan telunjuknya di dagu.
Sedangkan Ify mengerenyit bingung
“
ha ia, jelas aja beda” ucap Rio saat mengetahui ada sedikit yang berbeda
“srettt”
“kyaaaaa!!!!
Kenapa di lepas Rio” teriak Ify tak terima. pasalnya dia sudah capek-capek
mengucir rapi rambutnya namun Rio dengan tak berdosanya Rio melepas kuciran
tersebut
“loe
lebih cantik kalau rambut loe di gerai Fy, sumpah” jawab Rio sambil merapikan
sedikit poni Ify, sedangkan Ify pipinya sudah bersemu merah dan jantungnya pun
sudah berdetak tak karuan
“finish”
ucap Rio setelah menata sedikit rambut Ify
“jadi
berangkat gak ni?” tanya Rio karena Ify dari tadi masih diam
“ja..
jadi lah” jawab Ify gugup
“hahahahaha”
tawa Rio meledak melihat Ify saat ini
“loe
makin cantik Fy kalau pipi loe merah gitu” goda Rio membuat Ify semakin salting
“loe
apaan sih, gak usah godain gue” kesal Ify melipatkan tangannya di depan dada
“gue
gak godain loe, gue beneran. Tu. Tu liat makin chubby tau gak” ucap Rio lagi
semakin gencar untuk menggoda Ify
“Mario
Stevano Aditya Haling. Gue rasa loe masih pengen hidup untuk hari ini” ancam
Ify dan seketika membuat tawa Rio berhenti
“ampun
honey, pangeran mu ini gak akan buat putrinya marah lagi” ucap Rio
“
apa Yo? Pangeran? Hahahah,,, kalau gue sih cocok-cocok aja jadi ratu, tapi
kalau loe, gue rasa masih di ragukan untuk jadi seorang pangeran” ucap Ify memasang
senyum mengejek
“
ya..”
“ya
apa? Udah loe gak pantes buat jadi pangeran” potong Ify
“bukan
itu maksud gue. Kita”
“jadi
apa, udah ah capek berdebat sama loe”
“maksud
gue kita udah mau telat gara-gara loe ngajak ribut mulu Ify” geram Rio dan
langsung menarik Ify untuk naik ke cagivanya.
To Be Continue......
No comments:
Post a Comment