Gue Cinta Lo Mario!
@siskahaling
*******
Rio
perlahan-lahan mulai mencoba membuka kedua matanya, dan yang pertama kali ia
rasakan hanyalah rasa nyeri di bagian dadanya dan semua tubuhnya pun terasa
sakit. Rio merasa tangannya di genggam oleh seseorang, bahkan genggaman tangan
itu terasa hangat dan menenangkan, Rio perlahan mencoba untuk menolehkan
kepalanya ke samping kanan.
Senyum
Rio langsung mengembang saat mengetahui Ify lah yang saat ini menggengam
tangannya, apa Ify selama ini menjaganya? Apa Ify khawatir ke dirinya? Hah,
memikirkan itu membuat Rio bahagia rasanya, jika memang itu benar. Rio mencoba
bangun untuk mengubah posisinya setidaknya menjadi duduk, namun sepertinya
untuk melakukan itu pun ia masih lemas, akhirnya Rio memilih untuk tetap tidur
sambil mengelus puncak kepala Ify.
“loe
pasti capekan karena jagain gue selama ini? Hihihi, kok gue jadi kepedean gini
ya” gumam Rio tangannya masih sibuk mengusap lembut rambut gadisnya
“nghhhh”
Ify melenguh dari tidurnya saat merasakan usapan lembut di puncak kapalanya
sebelum akhirnya Ify membuka kedua matanya.
“gue
ganggu tidur loe ya?” tanya Rio saat Ify bangun dan masih diam menatapnya, Ify awalnya masih tidak percaya dengan apa
yang ia lihat, namun suara Rio barusan menyadarkannya bahwa ini benar-benar
nyata, dan entah kenapa air matanya turun, air mata bahagia tentunya
“loh,
kenapa nangis?” tanya Rio heran melihat Ify malah manangis, dan detik itu juga
Ify langsung memeluk Rio erat, bahkan Rio sedikit meringis saat luka habis
operasinya sedikit terasa nyeri karena pelukan Ify yang terlalu erat.
“loe
lama banget tau gak tidurnya” kesal Ify dalam pelukannya
“gue..
gue.. takut saat loe tidur dan gak bangun-bangun Yo, gue takut kalau gue
kehilangan orang yang gue sayang lagi” ucap Ify sambil terisak, Rio
mengembangkan senyumnya saat Ify mendengar ucapan Ify, ‘orang yang di sayang?
Apa sekarang Ify udah bisa mencintai gue’ batin Rio
“gue
udah janji kan Fy gak bakalan ninggalin loe? gue akan sebisa gue untuk selalu
ada buat loe dan selalu di samping loe” ucap Rio, tanganya sudah mengelus
punggung Ify, mencoba untuk menenangkan Ify.
“loe
kenapa lakuin itu Yo?, seharusnya loe gak perlu cegah peluru itu dari gue”
“gue
udah bilangkan kalau gue akan selalu ada untuk loe dan ngelindungin loe, lebih
baik gue yang mati Fy dari pada gue harus kehilangan loe”
“loe
bodoh tau gak”
“iya,
gue bodoh dan menjadi sangat bodoh itu karena loe Fy” Ify spechless
mendengarnya, bahkan tak bisa di pungkiri hatinya sangat bahagia saat ini.
“udah
jangan nangis, segitu cintanya ya sama gue?” Rio ingin kembali menggoda Ify,
entah kenapa ia merindukan wajah kesal Ify ketika dia menggodanya
“hemm,
gue sangat cinta sama loe,” jawab Ify di luar dugaan Rio, Rio udah shock
setengah mati mendengar jawaban Ify, benar-benar bukan Ify rasanya. Dan awalnya
ingin membuat Ify salting malah dirinya sekarang yang merasa salting kerena
pengakuan Ify barusan
“kenapa
diam?”
“ha,
emm...emmm gak papa, hehehe” jawab Rio benar-benar seperti orang bodoh
“loe
janjikan Yo gak bakalan ninggalin gue?” tanya Ify tiba-tiba
“ia
sayang”
“janji”
“promise”
jawab Rio mantab, karena memang hidupnya sakarang hanya untuk Ify.
“ehemmm,
gitu ya, sampai lupa sama kita-kita” ucap seseorang yang sudah berdiri di depan
pintu kamar rawat Rio dan sudah ada beberapa orang lainnya ternyata
“ganggu
aja loe Vin” ucap Rio seolah-olah kesal, lalu mencoba duduk dan di bantu oleh
Ify
“ya
elah, gue kira loe koma seminggu gak rese’ lagi, ternyata malah makin parah”
cibir Alvin
“Rioooooooo,
kita kangen tau gak” ucap Sivia dan Shilla kompak dan langsung memeluk Rio,
Sivia di sebelah kanan dan Shilla di sebelah kiri, sedangkan Ify, Alvin dan
Tristan cengo seketika
“awwww...
kyaaaa, sakit gilakk” teriak Rio saat Sivia sedikit keras menekan bahu kanan
Rio yang ada luka tembaknya
“hehehe,
sorry, sorry Yo, terlalu girang gue” jawab Sivia dan diangguki oleh Shilla
“loe
gak niat jadi jomblo kan?” tanya Ify sinis
“kenapa?”
tanya Shilla bingung
“loe
kagak lihat noh peliharaan loe berdua” sambil menunjuk Alvin dan Tristan dengan
dagunya
“peliharaan,
loe fikir kita berdua kucing” ucap Alvin tak terima
“bukan
ya, sorry, habisnya mirip” jawab Ify tak berdosa, sedangkan Tristan dan Alvin
hanya geleng-geleng melihatnya, namun dalam hati tersenyum melihat Ify sekarang
sudah kembali.
“hallo
Yo, lumayan juga loe komanya” ucap Tristan dan menghampiri Rio dan disusul
Alvin disampingnya
“welcome
to my brother” ucap Alvin dan Rio hanya tersenyum melihat keduanya.
******
Rio
sudah di izinkan pulang hari ini, karena memang keadaan Rio sudah membaik dan
luka tembaknya pun sudah mulai kering. Rio mengemas semua pakaian gantinya, dan
di bantu dengan Ify, Alvin-Sivia mereka berdua sedang duduk di sofa ruang inap
Rio, Tristan-Shilla memilih untuk ke kantin rumah sakit untuk sarapan dan kedua
orang tua Rio pun sudah kembali ke luar negri intuk melanjutkan pekerjaan
mereka yang sempat terbengkalai.
Setelah
semua selesai mereka berkumpul di parkir rumah sakit.
“jadi
gimana? Kita langsung pulang?” tanya Alvin ke semua teman-temannya
“gue
langsung pulang aja deh, kalau loe semua mau jalan-jalan dulu, gak papa, gue
bisa sendiri, entar supir gue, biar gue suruh jemput” jawab Rio
“beneran
loe gak papa Yo?” tanya Tristan ragu
“loe
fikir gue balita kak” sewot Rio
“kurang
lebih gitu” jawab Tristan dan Alvin kompak, Rio Cuma mencibir
“ya
udah gue sama Shilla pergi dulu, gue mau bahagiain calon istri gue du.....”
“awwww,
kamu apa-apaan sih sayang, sakit tau” ringis Tristan saat Shilla mencubit
pinggangnya
“kakak
jangan bikin malu aku, ayok” Shilla langsung menarik paksa tangan Tristan,
ucapan Tristan tadi membuat ia malu setengah mati.
“ya
udah bye semua, calon gue udah gak sabar lagi” Shilla yang mendengar langsung
menjitak kepala Tristan kuat, sedangkan Tristan hanya meringis pasrah saat
pinggang dan kepalanya sudah menjadi korban kekerasan kekasihnya. Sedangkan
Rio, Ify, Alvin, Sivia hanya geleng kepala melihat pasangan tersebut
“terus
loe berdua kenapa masih disini?” tanya Rio ke Alvin dan Sivia
“emang
kenapa?” tanya Sivia polos
“loe
berdua gak berniat ganggu kencan gue sama Ify kan?” tanya Rio watados
“cishhh,
najis ganggu loe berdua, pasangan aneh” gidik Alvin dan langsung menarik Sivia
pergi
“kyaaaaakkk!!!
Dasar kodok sipitttttt, sini loe” teriak Rio emosi, sedangkan Ify terkekeh
melihatnya
“peduli
gitu sama ucapan loe, bye pesekkkkkkk” balas Alvin tak kalah keras agar Rio
dapat mendengarnya
“aishhhh,
mimipi apa gue bisa sahabatan sama tu bocah” ratap Rio
“gue
gak lagi jualan kacang loh Yo” ucap Ify pura-pura ngambek
“ya
ialah pacar Rio Haling bukan penjual kacang” jawab Rio polos, Ify dalam hati
merutuki semua kebodohan Rio, niat hanya berpura-pura, malah Rio
benar-benarmembuatnya kesal
“loe
nyebelin Riooooo” geram Ify dan langsung memukul bahu kanan Rio dan membuat Rio
sedikit kesakitan
“awww,
sakit Fy”
“ya
ampun, ya ampun, sorry Yo, gue lupa, beneran deh gue lupa, sorry ya” sesal Ify mengelus
bahu kanan Rio, tiba-tiba ide jail Rio datang, dan membuatnya tersenyum dalam
hati
“sakit
banget ya” tanya Ify merasa semakin bersalah saat Rio semakin meringis
kesakitan
“hemm’
dehem Rio sambil memasang wajah manjanya *ya ampun, sumpah pasti itu imut
banget :*
“sorry
ya Yo, gue bener-bener lupa” sesal Ify lagi, Rio sebenarnya ingin tertawa
melihat wajah bersalah Ify, namun sebisa mungkin ia tahan
“ya
udah kita pulang, itu supir loe udah datang” ajak Ify, Rio hanya mangangguk.
Mereka
berdua telah berada di dalam mobil, tidak ada yang membuka percakapan, Rio
hanya menyandarkan kepalanya di bahu Ify, dan Ify membiarkan saja.
“Yo”
panggil Ify
“Yo”
panggil Ify lagi karena Rio tidak menjawab
“Ri..”
Ify langsung menghentikan ucapannya saat melihat Rio sudah tertidur di
pundaknya. Ify yang melihat hanya tersenyum, tersenyum yang mungkin hanya
dirinya sendiri yang tau maksud senyum dari bibir manisnya itu. Dalam hati Ify
terus bersyukur saat tuhan mengirimkan satu malaikatnya untuk kembali menemani
hari-harinya.
“I
Love You” lirih Ify kemudian memperbaiki posisi kepala Rio agar tidurnya lebih
nyaman.
“I
Love You Too”
******
“Vi”
panggil Alvin saat ini sedang tidur di rerumputan taman, dan pangkuan Sivia
sebagai bantalan
“hem”
dehem Sivia, sambil mengelus lembut rambut Alvin
“kalau
kita nikah, kamu mau nya punya anak berapa?” tanya Alvin kemana-mana
“kyaaa!!!
Kenapa ke situ-situ pertanyaanya” ucap Sivia kesal
“kan
aku Cuma nanya” jawab Alvin polos
“pertanyaannya
gak mutu” ucap Sivia
“ya
gak papa, kalau aku pengannya punya anak 11, terus aku ajarin main bola semua
biar jadi team kesebelasan”
“Vinnnnn”
geram Sivia
“huh,
punya 11 anak, pasti menyenangkan”
“Alvinn”
Sivia semakin kesal mendengar celotehan Alvin, dirinya masih sabar untuk tidak
menendang Alvin sekarang juga
“terus
habis itu kita honeymoon nya di..”
“adu
duhhh” aduh Alvin saat Sivia menjambak keras rambutnya
“kyaaa,
sakit sayang”
“ngayal
lagi yang gak-gak”
“gak,
sayang, aduh, ampun, iya-iya ampun, aduh, sakit sayang”
“sakit?”
tanya Sivia lembut
“iya
lah, kamu jambak rambut aku” jawab Alvin mengelus kepalanya yang terasa panas
akibat jambakan maut Sivia
“masih
mending baru aku jambak, gak aku tendang dari sini”
“yaelah
sadis amat sama calon suami”
“hibis
kamu ngeselin, udah ngomongnya gak jelas, siapa yang gak kesel coba, masih
mending kamu aku jambak gak aku...” Sivia langsung diam saat tiba-tiba Alvin
mencium kilat bibir Sivia
“nah,
ginikan enak diem” ucap Alvin lalu memejamkan matanya di pangkuan Sivia, Sivia
sendiri pipinya sudah sangat merah, antara malu, spechless, senang, semuanya
menjadi satu.
******
“kak
Tian aduk yang bener adonannya” kesal Shilla saatTristan mengaduk asal adonan
kuenya
“capek
sayang” eluh Tristan manja, tapi memang keringatnya sudah membasahi dahinya,
dan wajahnya sudah kotor dengan tepung.
“tadi
katanya kakak mau bantuin Shilla” ucap Shilla yang kini menyusun tempat cetakan
kue.
“iya
sih”
“ya
udah aduk yang bener tu adonan” suruh Shilla
“habis
ini gak mau tau, aku mau dapat bayaran” ucap Tristan
“bayaran?
Loh Shilla kan gak maksa kakak buat bantuin, kan kakak sendiri yang minta”
“sayang”
panggil Tristan manja
“capek”
“ya
udah duduk gih”
“ishhh”
kesal Tristan, sedangkan Shilla sudah ingin tertawa melihat Tristan saat ini, rambutnya
acak-acakan, wajahnya sudah kotor jarena tepung, dan keriangatnya sudah menetes
dari tadi di dahinya
“chuuuppp”
“udah
kan?” Tristan langsung diam seribu bahasa saat Shilla mencium pipi kanannya,
karena ini baru pertama kalinya Shilla menciumnya terlebih dahulu
“kak”
panggil Shilla kerena Tristan masih diam
“ha,
ia” jawabTristan gelagepan
“hahahaha”
tawa Shilla, Tristan yang tidak terima langsung mencelekkan terigu di pipi
Shilla
“kyaaa.
Kak, muka Shilla kotor” teriak Shilla
“hahahaha,
siapa suruh berani ketawain aku” jawab Tristan semakin gencar melempar Shilla
dengan tepung
“kak
Tian resekkkkkkkk”
To Be Continue....
No comments:
Post a Comment